"Lo mikirin apa sih Khal." gumannya dengan membuang pandang dari Hana yang tidak sadarkan diri dan berlalu menuju kekamar mandi.
"Hah plisss ini sama sekali gak mempan." lelaki tersebut nampak prustasi saat suhu tubuhnya sama sekali tidak turun dan malah semakin panas.
Lelaki itu bangun dari dalam bak mandi dan keluar kembali keruang utama dan masih terlihat jelas dimatanya jika wanita yang bersamanya masuk kedalam rumah itu matanya masih tertutup. Dia menelan silivanya saat melihat tubuh seksi itu hingga tanpa sadar kakinya berjalan mendekat dan berjongkok dihadapan wanita itu.
"Gak asing dia dimata gue." tangan yang mulai merambat kemana mana menyentuh tubuh wanita itu dengan lembutnya. Tanpa sadar lelaki itu menikmatinya dan membopong wanita tersebut menuju kekamar yang tidak terkunci dirumah tersebut.
Keinginan ingin meniduri wanita itu semakin diubub ubun sehingga lelaki melepaskan seluruh penutup tubuhnya setelah itu melepaskan penutup tubuh wanita yang masih tidak sadarkan diri diatas ranjang. Wajah cantik dan tubuh yang mulus membuatnya semakin menginginkan wanita itu.
"Dia adalah wanita milik aku." ucap lelaki tadi dan melakukan keinginannya.
Keesokan paginya.
"Ah **** kepala gue sakit." ketus lelaki tadi dengan memegang kepalanya dan menatap kesamping.
"Ken...." apa yang dilakukannya tadi malam terekam jelas ditelinganya membuat dia menatap lekat wanita yang sudah ditiduri olehnya.
"Kenapa gue bisa nidurin dia." guman lelaki itu yang kembali mengingat kejadian yang membuatnya meniduri wanita yang ada disampingnya saat ini.
"Ah **** gue inget, Kemarin ada yang ngasih gue obat abis itu gue dikejer sama bodyguard mama dan ketemu sama dia dan....." ucapannya terpotong melihat wanita yang tanpa busana disampingnya.
"Dia kayak gak asing dimata gue." guman lelaki itu kembali dengan menatap lekat wanita yang masih tertidur nyenyak tanpa busana disebelahnya itu.
Mulut yang berbicara tidak asing dan memasang wajah bingung sontak tiba tiba membentuk sebuah senyuman tampan. "Iya, Dia punya gue." ucapnya dengan mengusap lembut wajah wanita yang masih tertidur nyenyak itu.
"Mandi dulu aja, Abis itu siapin air mandi buat dia." ucap lelaki tadi yang langsung bangkit dari tidurnya dan menutup begus bagus tubuh wanita yang sudah ditidurinya tadi malam.
"Aku mandi dulu." bisiknya dengan mencium pucuk kepala wanita tersebut dan berlalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Bibirnya terus saja tersenyum mengingat apa yang terjadi tadi malam, Kejadian yang teringat jelas dibenaknya sebab saat melakukan hubungan badan dirinya sadar. "Gue dapet." gumannya dengan wajah girangnya sehingga hanya beberapa puluh menit saja dia berada didalam kamar mandi dan setelah itu keluar kembali dan terlihat wanitanya masih tertidur nyenyak.
Senyum diwajah lelaki itu sama sekali tidak pudar dan duduk disamping wanitanya tersebut. Dengan lembut tangannya mengusap wajah cantik itu. "Sa...."
Drittttt....
Ponselnya berbunyi dan membuat raut wajahnya seketika berubah menjadi kesal dan mematikan telpon tersebut dan kembali mengusap wajah wanita yang ada dihadapannya tersebut namun ponselnya masih kembali berbunyi sehingga membuatnya berdiri dan menjauh untuk mengangkat telpon.
"Kenapa?, Gue gak lagi dikantor dan ini...."
"Tuan, Eyang menyuruh anda untuk pulang sekarang juga." bisik asisten pribadinya dari balik telpon.
"Enggak, Gue masih ada urusan." ketusnya yang hendak mematikan telpon.
"Tuan, Eyang bilang jika anda tidak pulang beliau akan menghentikan suntikan dana kepada perusahaan kita." balasnya yang membuat lelaki tersebut mengurungkan niatnya untuk mematikan telpon.
Lelaki tadi menoleh kebelakang dan masih terlihat jelas jika wanita yang ditidurinya tadi malam masih nyaman dialam mimpi. "Gue pulang." lelaki itu langsung mematikan telpon dan berjalan mendekat kearah wanitanya.
"Tidur kayak gini terus sampe urusan selesai, Aku bakalan balik lagi." bisiknya dengan memberikan sebuah kecupan didahi Hana dan berlalu meninggalkannya.
Tubuh Hana bergerat saat mendengar suara pintu tertutup. "Ah." kakinya langsung menyatu saat merasakan sakit yang sangat sakit.
Matanya langsung terbuka dan sontak langsung duduk. Kejadian semalam yang terasa mimpi bisa diingat olehnya dengan tangannya yang melihat tubuhnya dan terlihat tubuhnya tidak mengenakan apapun. "Hah." tubuh yang mematung seketika saat sadar jika mimpi yang menurutnya adalah kenyataan.
"Gue bakalan tanggung jawab." ucapan lelaki yang menidurinya tadi malam teringat jelas dibenaknya sehingga Hana langsung berdiri namun kembali duduk akibat kesakitan.
"Hah, Mama." air mata seketika mengalir deras saat keperawanannya direnggut oleh lelaki asing yang saat ini kabur.
Wanita tersebut marah, Kesal dan sedih saat apa yang sudah dijaga olehnya selama bertahun tahun ini diambil oleh lelaki yang sama sekali tidak diketahuinya namun dis tidak bisa berbuat apa apa dan terus saja menangis hingga satu jam berlalu dan merasa saat menggerakkan kaki tidak sakit lagi dia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kekamar mandi namun langkah kakinya terhenti tepat dilemari disamping ranjang yang ada nomor telpon dan juga nama lelaki.
"Haikhal +62xxxxxxxxxx."
"Nomor siapa?." gumannya dan langsung teringat akan lelaki tadi malam dan langsung mengambil ponselnya dan menghubungi nomor tersebut.
Nomor tersebut terhubung membuat Hana meremas kertas yang digenggamannya. "Halo, Ini siapa?." terdengar suara lelaki disebrang telpon.
"Lo masih nanya gue siapa, Lo abis nidurin gue lo langsung.....Hikssss." Hana kembali menangis saat hendak memarahi lelaki tersebut.
"Hana?, Eh jangan nangis." jawab Haikhal dari sebrang telpon dengan wajah panik saat Hana menangis.
"Lo udah ngambil keperawanan gue yang udah gue jaga bertahun tahun buat suami gue, Hikssss dan lo malah...."
"Iya iya, Aku bakal tanggung jawab dan nikahin kamu, Tadi aku pergi karna ada urusan mendadak, Nanti selesai urusan ini aku balik lagi kerumah, Kita urus perni....."
"Gue belum mau nikah." teriak Hana dengan isakan yang semakin menjadi jadi membuat Haikhal semakin panik dan hawatir akan terjadi sesuatu.
"Kenapa? Kamu tadikan minta aku tanggung jawab, Jadi nanti kita urus...."
Tut...tutt..tut
Hana memutuskan panggilan tersebut dan membuang ponselnya dan kembali membatu, Menangis tanpa henti. "Haikhal." Eyang Werti bersama menantu pilihannya mendekat.
"Eyang gak mau tau pokoknya kamu harus nikah sama Shindi." tegas Eyang.
"Enggak, Saya memiliki kekasih dan saya tidak mau dijodohkan." tegas Haikhal pula.
"Kamu udah punya...."
"Bukan urusan anda." pelotot Haikhal kepada Shindi yang mencoba bertanya kepribadiannya.
"Saya permisi jika tidak ada lagi yang harus dibicarakan." Haikhal melangkahkan kakinya meninggalkan neneknya tersebut.
"Kamu langkahin aja kaki satu langkah Eyang bakal stol seluruh dana keperusahaan kamu." egas Eyang Werti kepada Haikhal namun Haikhal masih terus saja berjalan.
"Haikhal." teriak Eyang Werti namun Haikhal sama sekali tidak memperdulikannya dan masuk kedalam mobilnya.
"Nak...."
"Mama, Udah cukup mama yang nikah sama orang yang gak mama cintai dan akhirnya orang itu nyakitin mama, Jangan sampai nanti Haikhal nikah sama orang yang gak Haikhal cintai dan ngebiarin anak anak Haikhal nanti mentalnya hancur cuma karna...."
"Mama ngerti sayang, Mama juga ngedukung keputusan kamu, Tentang perusahaan...."
"Haikhal bakal kerja keras supaya ada infestor baru yang mau investasi keperusahaan Haikhal." jawab Haikhal saat ibunya yang memikirkan perusahaan.
"Mama boleh ketemu sama calon kamu sayang?." Herlin tersenyum lebar menatap anaknya.
"Nanti Haikhal bawa kerumah, Mama istirahat dulu aja dirumah." jawab Haikhal dengan senyumnya.
"Huh." Hana membuang nafas panjang dan masuk kedalam lift untuk menuju keruangan ibunya. Saat lift berhenti dilantai tujuan dia langsung keluar dan berjalan menuju ruangan sang ibu dengan tubuh yang hangat dingin saat berniat hendak memberitahukan apa yang terjadi dia membuka ruangan tersebut.
Plakkk...
Mata Hana membulat saat ibunya ditampar oleh wanita yang diduga adalah istri pertama ayahnya. Dengan amarah Hana langsung menampar balik pipi wanita itu. "Ah." terdengar rengekan kesakitan dari istri pertama ayahnya dan dia langsung menatap kepada siapa yang menamparnya.
"Anak ****** berani kamu...." Julia mengangkat tangannya hendak menampar Hana dan dengar segera ditahan tangan tersebut olehnya.
"Saya akan membalas siapapun yang menyakiti ibu saya." tegas Hana dengan melototkan matanya kepada Julia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments