Ranti sudah selesai menyiapkan bekal untuk dibawa oleh Atlas. Dan memang biasanya laki-laki itu selalu membawa bekal ke kantor dan yang menyiapkan itu adalah Ranti walaupun Ranti tahu kalau Atlas sama sekali tidak tahu tentang hal itu.
"Ranti," panggil mamah dengan nada pelan sembari masih sibuk menyiapkan piring diatas meja makan.
"Iya mah!"
"Kamu memang tidak memiliki niat untuk kuliah yah? Mamah sebenarnya sangat ingin kamu melanjutkan pendidikan mu nak."
Ranti tersenyum sembari menggeleng kearah mamah "Ranti gak mau nyusahin mamah dan mas Atlas lagi mah, tamat SMA saja sudah sangat syukur mah heheh."
Mamah menggeleng dengan cepat karena apa yang Ranti ucapkan itu benar-benar tidak benar sama sekali. Sebab sejak ia datang ke rumah itu saat ia menduduki bangku SMP kelas satu Ranti sama sekali tidak pernah sekalipun menyusahkan kehidupan keluarga Atlas.
Ia malah menolong mereka dan bertahan bersama mereka saat kebangkrutan mendatangi keluarga Atlas. Ia setia bersama dengan mereka bahkan hampir saja putus sekolah karena mereka tidak mampu untuk membayar uang sekolah Ranti.
Gadis itu sama sekali tidak pernah menyusahkan mereka karena ia benar-benar ia selalu saja berusaha untuk melunasi segala keperluan nya tanpa meminta kepada keluarga Atlas. Gadis itu diam-diam bekerja saat sepulang sekolah dan mengumpulkan uang itu untuk biaya sekolah nya.
"Kamu sekali pun tidak pernah menyusahkan kami sayang,mamah malah malu karena sudah berjanji kepada almarhumah mamah mu untuk selalu menjaga mu namun mamah selalu saja gagal karena kamu sangat tangguh dan kuat hingga tidak butuh mamah lagi."
"Mamah pengen kamu melanjutkan pendidikan kamu dan untuk masalah biaya kamu tidak perlu khawatir sayang,suamimu sekarang sudah sukses dan mampu untuk melakukan itu untuk mu."
Ranti memegang tangan mamah sembari tersenyum menggeleng "Ranti udah cukup dengan lulusan SMA saja mah. Sekarang Ranti sudah memiliki banyak sekali kesibukan baik itu mengurus suami dan juga Aska putraku mah. Aku gak mau lalai dalam mengurus mereka hanya karena melanjutkan pendidikan ku mah,"ucap Ranti dengan pelan walaupun sebenarnya terasa berat dalam lisannya.
Mamah terdiam dan mencoba untuk menghargai keputusan yang telah Ranti buat. Sebab jika ia memaksakan kehendak nya maka Ranti Yulia akan merasa tidak nyaman dalam menjalani nya.
"Kalau begitu mamah dukung apapun keputusan mu nak,tapi ingat kalau kamu berubah pikiran maka mamah akan mewujudkan nya untuk mu."
Ranti tersenyum mengangguk dan ia benar-benar merasa paling beruntung di dunia karena dipertemukan dengan keluarga Atlas yang sudah seperti keluarga untuk nya.
"Oh iya,kamu ikut Atlas saja ke kantor yah. Bawa bekal ini dan bantu ia untuk memenuhi kebutuhannya di sana."
"Apakah boleh mah? Tapi Ranti masih harus bekerja di toko bunga mah!"
Mamah menggeleng dengan cepat "Mamah sudah mengajukan surat pengunduran dirimu disana nak. Maaf yah mamah melakukan nya tanpa memberitahu mu, saat ini kamu sudah sah menjadi istrinya Atlas dan bukankah lebih baik kamu melayani nya saja tanpa harus bekerja. Sebab untuk urusan keuangan itu sudah menjadi tanggung jawab Atlas sepenuhnya."
Ranti Benar-benar sangat setuju dengan kalimat bahwa ia lebih baik melayani Atlas sepenuhnya karena ia adalah istri sahnya seki. Namun untuk masalah uang ia benar-benar tidak akan sanggup jika hanya bergantung kepada Atlas.
"Ta,,tapi mah!"
"Kamu menurut saja dengan mamah,oh iya kok mereka lama banget. Aska udah mau masuk nih,"ucap mamah dengan cepat hingga Ranti sampai lupa ingin mengatakan apa.
"Aku keatas dulu yah mah mau liat mas Atlas sama Aska sekalian berkemas untuk ikut mas Atlas ke kantor."
Mamah tersenyum dan ia terdiam sejenak sembari tersenyum kembali melihat Ranti Yulia menaiki tangga.
"Pah! Lihatlah kita sudah mendapatkan seorang putri dan menantu yang sangat baik,papah juga ikut senang kan?" Gumam mamah seolah sedang bernostalgia karena merindukan almarhum papah Atlas yang meninggal dua tahun yang lalu.
Atlas sudah selesai berkemas dengan setelan yang ia siapkan sendiri karena ia benar-benar menolak memakai setelan yang sudah di siapkan oleh Ranti untuk nya.
Ranti Benar-benar tidak mengerti dengan sikap Atlas yang benar-benar sangat jauh berbeda dengan yang ia kenal. Namun ia masih mencoba untuk tetap berpikir positif mungkin saja Atlas sedang memiliki masalah hingga tidak mood untuk melakukan apapun dan bahkan melihat kearah Ranti saja ia benar-benar terlihat sangat enggan.
"Mas,kita antar Aska lebih dulu kan?" Tanya Ranti setelah ia juga sudah selesai berkemas.
"Kita berangkat yah Bang. Ayok biar papah gendong,"Ucap Atlas dengan cepat tanpa membalas dan menghiraukan Ranti yang langsung terdiam itu.
"Pagi mah!" Sapa Atlas kepada mamah yang sudah duduk diatas kursi tepat di depan meja makan.
"Pagi ganteng nya mamah,ehh kok Aska masih di gendong sih? Katanya udah jadi Abang."
"Biarin kan sayang, Abang Abang juga masih boleh kok digendong hehehe." Ucap Atlas dengan pelan mendudukkan Aska diatas kursi.
"Nanti ada dedek Jangan digendong lagi yah? Malu sama dedek!" Ucap mamah tersenyum.
"Dedek? Abang mau punya dedek nek."
"Uhuk,,,".
Ranti yang sedang minum langsung tersedak karena mendengar itu dari Aska,biar bagaimanapun ia benar-benar gugup mendengar itu karena beberapa isi pikirannya sudah Traveling kemana-mana.
Atlas melirik tajam kearah Ranti hingga gadis itu langsung terdiam dan menunduk. Ia benar-benar baru kali ini melihat tatapan tidak bersahabat dari Atlas kearahnya. Biasanya laki-laki itu masih menatapnya dengan tatapan hangat walaupun ia memang sejak aw tidak terlalu terbuka dengan Ranti.
"Oh iya kapan nih ngasih cucu kedua buat mamah? Aska juga pengen punya dedek tuh!"
Ranti semakin terdiam dan tidak berani melihat kearah Atlas yang sekilas ia lihat sudah berubah air mukanya. Ia terlihat tidak senang dan juga semakin badmood.
"Aku kenyang mah,Abang udah selesai makan belum?" Tanya Atlas kearah Aska yang memang sudah menyelesaikan makannya.
"Eughh," Ucap Aska dengan cepat.
Ranti bisa merasakan kalau Atlas benar-benar tidak nyaman dengan pertanyaan sang mamah. Ia bahkan tidak menjawab nya sama sekali dan malah ingin segera meninggalkan meja makan.
"Yasudah kalian berangkat lah, oh iya kamu bawa istri kamu ke kantor saja mulai sekarang. Dia pasti akan berguna untuk mu disana dan memenuhi segala kebutuhan kamu,"ucap mamah dan Ranti juga tersenyum mengangguk.
Atlas benar-benar sudah menahan emosinya sejak semalam dan pagi ini ia benar-benar mendapatkan banyak sekali hal menyebalkan yang mengarah kepada Ranti. Apa lagi kali ini?.
"Aku tidak perlu dia di kantor mah, aku bisa melakukan segalanya sendiri disana."
"Sudahlah jangan membantah mamah, kalian berangkatlah nanti terlambat."
"Mah! Kenapa mamah sangat keras kepala sekali?" Kesal Atlas karena keegoisan mamahnya.
"Tidak apa mah aku akan tinggal saja, mungkin lain kali saja aku ikut dengan mas Atlas ke kantor."
"Tidak akan ada lain kali itu dalam kamusku, aku berangkat dengan Aska sebentar lagi dia akan masuk."
"Kamu ikut dengan suamimu sekarang yah,"ucap mamah masih tetap teguh pada prinsip nya.
"Ta,,tapi mah a,,"
"Kamu juga ikut-ikutan melawan mamah? Apa kalian sepakat untuk melawan mamah?"
Ranti langsung bergetar karena ia sama sekali tidak berniat untuk melawan mamah. Ia hanya tidak ingin Atlas semakin membencinya karena melawan keinginan nya.
"CK,, menyebalkan!"
Atlas lebih dulu berlalu dengan menggendong Aska yang kebingungan melihat suasana itu. Yang ia lihat mereka sedang melakukan perbincangan dan ia masih kurang tahu apa sebenarnya yang mereka debatkan.
"Kamu cepat ikuti suamimu sayang," ucap mamah dengan pelan.
Mau tidak mau Ranti akhirnya menurut dengan hati yang was-was.
...🤎 Bersambung🤎...
Kasian banget jadi Ranti soalnya serba salah banget. Mau nurut mamah takut sama Atlas mau nurut Atlas Ranti gamau melawan mamah.
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Saya Manda
sabar Ranti semua pasti ada hikmahnya ya kan besty.lanjut tour
2023-08-27
0
Amanda
ksian Ranti☹️
2023-03-12
0
Amanda
kaian Ranti serba salah yah
2023-03-12
0