Ranti merapikan seragam sekolah Aska sembari mencium pipi putranya itu dengan sangat lama. Ia benar-benar menyayangi Aska lebih dari apapun dan lebih dari siapapun yang tahu. Ia benar-benar bersyukur diumurnya yang saat ini ia diberikan hadiah berupa Aska yang menjadi putranya walaupun Aska sama sekali bukanlah darah dagingnya sendiri.
"Abang dah ganteng nih, sekarang ngapain yah?" Tanya Ranti dengan kebiasaan ingin akal anak itu berkembang.
"Bangunin papah baru makan mah,"ucapnya dengan cepat sembari kegirangan.
"Pintar banget sih bang,cium mamah dulu dong."
Aska dengan cepat mendaratkan sebuah kecupan dipipi Ranti kemudian Ranti segera bertepuk tangan seolah Aska sudah melakukan hal yang sangat besar.
"Bisa sendiri kan kesana sayang? Mamah mau buat bekal untuk papah dulu yah." Tanya Ranti saat menurunkan Aska di dekat tangga.
"Euhhgg." Aska dengan cepat mengangguk karena ia benar-benar sudah biasa melakukan hal itu.
Karena alarm terbaik untuk Atlas adalah putra kecilnya itu. Kalau mamah dan Ranti yang membangunkan nya maka ia akan berdumal lebih dahulu serta akan menunjukkan kekesalan nya. Berbeda dengan Aska biar bagaimanapun ia tidak akan berkutik kalau Aska yang turun tangan.
"Biar aku aja mah yang nyiapin bekal untuk mas Atlas hehehe."
"Kamu benar-benar istri yang berbakti sayang, entah bagaimana bukan kamu yang sejak dulu menjadi istrinya Atlas. Akhh andai saja kamu lebih cepat tumbuh maka semua kejadian masa lalu tidak akan terjadi pada Aska juga Atlas,"ucap mamah dengan pelan sembari menatap sendu kearah Aska yang kini sudah membuka pintu kamar milik Aska.
Aska dengan kaki kecilnya berjalan kearah ranjang yang disana Atlas masih saja terlelap dengan nyaman seolah tidak ada beban sama sekali.
Kaki kecil itu perlahan mencoba untuk naik keatas tempat tidur walaupun beberapa gagal karena posisinya yang tinggi namun ia kini berhasil dengan percobaan yang kesekian kalinya. Ia bahkan sempat merasa kesal karena selalu saja kesulitan menggapai tempat tidur itu.
"Pah,, bangun,,," ucapnya dengan pelan dan menggoyangkan tubuh Atlas hingga laki-laki bergerak gusar namun masih menutup matanya.
"Papah bangun,, masa kalah sih sama ayam jagooo. Papah bangun..."
Atlas mencoba untuk mengabaikan suara putra kecilnya dan masih saja mencoba untuk masuk ke dalam selimut namun Aska dengan cepat menahan nya dengan tangan kecil itu.
"PAPAH BANGUNNN,,,"
Atlas langsung tersenyum kearah Aska karena seperti biasa kalau dua kali Atlas tak mengindahkan ucapannya maka ia akan bersuara keras sembari mencubit telinga papahnya.
"Mas Atlas suka sekali membuat Aska kesal mah hehe. Sekarang mas Atlas pasti sudah duduk dihadapan Aska yang cemberut kearahnya,"ucap Ranti seolah sudah hafal suasana itu.
"Dua-duanya sama keras kepala tuh,kamu yang sabar yah menghadapi mereka."
Ranti tersenyum sembari mengangguk karena ia benar-benar menyayangi keduanya dan tidak ada alasan untuk ia tidak sabar. Bahkan terkadang sikap menyebalkan mereka membuat Ranti semakin menyayangi mereka.
"Aku senang sekali memiliki mas Atlas dan Aska mah. Semoga Aska dan mas Atlas juga merasakan hal yang sama,"ucap Ranti dengan sangat tulus.
Mamah mengangguk tersenyum "Mamah minta maaf karena meminta hal sebesar ini kepada mu sayang, entah bagaimana mamah benar-benar hanya menginginkan mu untuk menjadi istri serta ibu bagi mereka berdua. Mamah benar-benar tidak bisa jika itu harus orang lain lagi,"ucap mamah dengan seksama.
Ranti menggeleng kemudian tersenyum "Mamah tidak usah minta maaf, aku malah makasih mah. Aku benar-benar senang dengan semua keputusan ini mah."
Mamah merentangkan tangannya kearah Ranti seolah mengisyaratkan untuk Ranti segera memeluk nya dan Ranti dengan cepat menghambur kedalam pelukan mamah sekaligus mertuanya itu.
Ia benar-benar merasakan hidupnya Benar-benar utuh saat ini, kehidupan nya yang selama ini begitu suram ternyata akan berbuah secepat ini. Kebahagiaan nya benar-benar datang dengan tidak terduga bahkan lebih dari yang ia bayangkan. Perasaan kehilangan segalanya benar-benar pudar karena ia mendapatkan segalanya saat ini baik seorang ibu,suami bahkan anak. Apakah masih ada hal lain yang membahagiakan untuknya selain itu?.
"Wahh sejak kapan nih Abang udah disini? Udah rapi dan ganteng juga. Wahh papah kalah jauh nih,"ucap Atlas tersenyum mencoba untuk menggoda Aska yang kesal itu.
"Papah malas dan juga benar-benar bandel. Kata guru Abang jangan nakal pah."
Atlas tertawa pelan namun buru-buru kicep karena ditatap kesal oleh Aska. Ia benar-benar tidak tahan melihat ekspresi putranya itu.
"Papah janji gak bandel lagi deh, Abang jangan ngadu sama Bu guru yah!"
"Aska sebel sama papah."
Bibir nya mengerucut kedepan sembari membuang pandangannya dari Atlas hingga laki-laki itu hampir saja tertawa lepas karena melihat itu.
"Putra ganteng papah ngambek nih ceritanya?"
Aska dengan cepat menggeleng kemudian melihat kearah papah nya.
"Papah udah janji yah gak bandel lagi? Aska gak mau nanti papah dimarahi ibu guru."
Atlas dengan cepat mengangguk karena ucapan putranya itu benar-benar sangat lucu "Iya bang papah janji deh. Jangan ngadu sama Bu guru yah!"
Aska dengan cepat mengangguk "Karena papah udah janji,Aska gak akan ngadu kok pah."
"Baik banget sih putra papah nih,oh iya udah rapi aja nih jadi tambah ganteng,siapa yang mandiin sama makein bajunya?" Tanya Atlas dengan pelan.
Aska tersenyum kearah papahnya dan langsung mengangguk karena ia disebut ganteng oleh papahnya.
"Mamah yang makein pah,mamah sama nenek udah dibawah nungguin papah bangun."
"Ma,,mamah?" Bingung Atlas karena baru kali ini ia mendengar kata itu dari mulut Aska langsung.
"Mamah Ranti pah, Aska dimandiin sama mamah. Mamah lagi siapin bekal buat papah dibawah."
Atlas langsung memasang wajah tidak enak saat mendengar itu dari mulut Aska putra tunggalnya itu.
"Apa yang ia lakukan kepada putraku hingga memanggil nya seperti itu? Baru sehari saja dia sudah lancang mempengaruhi putraku." Kesal Atlas semakin menaruh kebencian terhadap Ranti Yulia bahkan tidak tahu apapun itu.
"Itu kakak kamu sayang bukan mamah," ucap Atlas mencoba untuk mengajari Aska.
Aska dengan cepat menggeleng karena ia juga tidak mungkin salah menurut nya.
"Papah udah nikah sama mamah,mamah Ranti itu mamah Aska."
Atlas benar-benar frustasi karena hal itu, ia lupa putranya benar-benar sudah mengerti hal itu. Walaupun Aska masih menduduki taman kanak-kanak namun usianya sudah seharusnya masuk SD hanya saja waktu itu Atlas belum membiarkan Aska untuk masuk SD karena badannya yang sedikit mungil dibandingkan anak-anak seumurannya.
"Kamu mas mau bantah papah sih?"
"Papah bandel sih,"ucap Aska dengan wajah polosnya.
Atlas benar-benar kehabisan kata-kata karena putranya benar-benar sangat teguh akan pendiriannya. Dan memang Aska sedikit lebih dewasa pemikiran nya jika dibandingkan dengan usianya. Mungkin karena ia menyadari bahwa ia memiliki keluarga yang sempat tidak utuh karena banyak hal.
Aska masih kecil dan masih dalam keadaan membutuhkan ASI ditinggal oleh Nita mamah kandung Aska. Ia tega meninggalkan anak setampan Aska dalam keadaan masih bayi dan setelah itu ia tidak ada kabar sama sekali.
Sejak bayi yang membantu Atlas serta mamah dalam membesarkan Aska adalah Ranti Yulia memang sudah lama tinggal dengan mereka. Banyak hal dan juga waktu yang sudah Ranti habiskan bersama dengan Aska hingga kedekatan mereka sudah tidak bisa lagi diusik.
Bahkan Atlas sendiri seringkali tidak bisa mencegah untuk mereka semakin dekat apalagi saat ini gadis itu bahkan sudah menjadi ibu untuk Aska.
"Sial,gadis itu benar-benar sudah gila. Apa yang ia katakan hingga anak ini berkata demikian,"gumam Atlas dengan kesal.
"Papah mandi yah, nanti terlambat kerja."
"Ahh iya bang. Abang kebawah yah tungguin papah."
"Gamau,aku mau nungguin papah disini hehehe."
"Yaudah papah mandi dulu yah bang. Abang main game di hp papah aja."
Aska dengan cepat menggeleng karena ia benar-benar tidak suka memainkan game " Kata Bu guru jangan main game," ucap Aska pelan.
Atlas Benar-benar seringkali kalah telak karena ucapan putranya yang sangat cerdas.
Ia dengan cepat memasuki kamar mandi untuk menyegarkan diri dan juga mencerahkan pikiran nya karena masih pagi ia sudah dibuat kesal oleh Ranti yang bahkan tidak melakukan apapun kepada nya.
"Akhh anak itu, kenapa dia benar-benar sangat ahli dalam membuat ku kesal? Apa dia benar-benar semenyebalkanwini? Kenapa dia baru memperlihatkan sifat aslinya sekarang? Akhh sial." Umpat Atlas Benar-benar tidak terima karena Ranti sudah mengajarkan Aska untuk memanggilnya mamah.
Padahal nyatanya bukan Ranti yang mengajari Aska melainkan mamah yang melakukan itu.
...🤎 Bersambung🤎...
...Aduhhh Atlas kamu jangan asal nuduh aja gimana sih? Salah faham nanti yang rugi pasti Ranti tuh. Akhh ngeselin banget sih kamu Atlas....
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Saya Manda
awas loh atlas etar cemburu sama Aska yg di utamakan ya kan besty lajut tour
2023-08-27
0
Amanda
sombongnya atlas🙁
2023-03-12
0
Yucha Radja
sombong skli atlas😴🙏
angkuh skli sifatnya
2022-08-19
0