Ranti tidak sengaja menendang kaki ranjang milik Atlas hingga tidur nya terganggu karena merasakan sedikit perih di ibu jarinya.
"Akhhh,"pekik Ranti pelan.
Dengan enggan Ranti bangkit dari tidurnya. Ia sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kedinginan meskipun sudah dibalut dengan selimut yang tebal ia masih saja merasa kedinginan karena berada diatas lantai yang ia balut dengan sebuah kain panjang.
"Rasanya tubuh ku remuk semua,"gumam Ranti dengan sedikit peregangan.
Ia bangkit dengan perlaha dan melihat kearah Atlas yang masih terlelap itu. Wajahnya masih saja sama tampan nya bahkan setelah pagi menyapa.
"Sangat tampan tapi juga menyebalkan!" Rutuk Ranti kemudian berjalan kearah pintu melihat apakah pintu masih terkunci.
"Akhh syukurlah," gumam Ranti dengan senang karena pintu sudah tidak terkunci lagi. Ia jadi penasaran mamah membuka kuncinya jam berapa tadi?.
Ranti pun membuka pintu dengan perlahan namun ia malah dikagetkan oleh mamah yang berdiri di depan pintu sembari menempelkan telinganya di dekat pintu.
"Mamah?" Kaget Ranti karena melihat kehadiran mamah disana sembari tersenyum cengengesan kepada nya.
"Pagi menantu cantik mamah,"sapa mamah dengan ramah.
Ranti tersenyum kikuk kearah mamah sembari melihat dengan penuh kebingungan karena masih pagi buta begini mamah sudah ada disana seperti sedang menguping saja.
"Pa,,pagi mah!"
Mamah melihat kearah Ranti dengan pelan,ia tersenyum licik saat melihat penampilan Ranti yang hanya ditutupi sebuah sweater sampai ke pahanya seolah baru saja memakai nya setelah melalui malam pertama nya dengan Atlas. Begitu lah kira-kira isi pikiran mamah.
"Ke,, kenapa mamah tersenyum seperti itu?" Bingung Ranti karena benar-benar tidak mengerti dengan sikap mertuanya itu.
Karena mereka sudah lama tinggal bersama Ranti benar-benar sangat dekat dengan mamah sebab mamah sempat menjadi mamahnya sendiri sebelum menikah dengan Atlas.
"Tidak ada, Kenapa wajahmu terlihat sangat pucat begitu?" Tanya mamah dengan pelan.
"Aah tidak apa mah, hanya pegal-pegal sedikit kok."
Mamah seketika tersenyum lagi mendengar Jawaban Ranti seolah mengatakan kalau ia sangat kelelahan karena kegiatan nya dengan Atlas semalaman.
"Pegal-pegal yah? Mamah bisa mengerti itu hmmm. Kalau begitu lanjut istirahat saja sayang."
Ranti buru-buru menggeleng Kate ia benar-benar tidak memiliki waktu untuk itu.
"Sebentar lagi Aska masuk kelas mah,aku mau mandiin Aska dulu."
Mamah menggeleng dengan cepat dan menahan langkah Ranti "Masalah Aska biar mamah aja sayang,kamu kembali saja ke kamar dan hari ini kalian seharusnya beristirahat bukan? Biar ada energi untuk nanti malam hehehe."
Ranti sedikit ngeleg mendengar itu namun ia sadar kemana arah pembicaraan mamahnya mertuanya.
"Ihh mamah apaan sih? Aku benar-benar ingin memandikan Aska mah."
"Yasudah kamu ke kamar dulu bangunin Aska, dia juga pasti senang dimandiin sama mamahnya."
"Ma,,mamah?" Tanya Ranti dengan pelan dan melihat kearah mamah.
"Iya mamah! Bukankah sekarang kamu adalah ibu bagi Aska? Dia pasti sangat senang karena memiliki mamah sebaik kamu nak."
Ranti tersenyum senang mendengar itu, walaupun Aska bukanlah darah dagingnya namun karena sejak kecil ia sudah lama menjaga serta merawat Aska ia benar-benar sudah seperti seorang ibu bagi Aska.
"Sejak ia kecil kamu sudah menjadi seorang ibu untuk nya, ibunya begitu tega meninggalkan nya saat ia masih sangat kecil dan sekarang ia sudah masuk TK kamu lah yang menjadi seorang ibu untuk nya. Dia benar-benar akan senang karena sejak dahulu hingga sekarang kamu selalu berada di sisi nya."
Ranti hampir saja menangis mendengar itu karena ia benar-benar sangat menyayangi Aska tanpa alasan apapun itu. Ia bahkan sempat bolos sekolah beberapa kali untuk menjaga Aska.
"Kalau begitu kamu cepat mandikan Aska. Mamah mau siapin sarapan dulu," ucap mamah dengan cepat.
"Biar aku aja mah, aku gak bakal lama kok mandiin sama bajuin Aska."
Mamah menggeleng dengan cepat karena ia benar-benar tidak ingin Ranti melakukan segala hal yang ia bahkan masih sanggup untuk melakukan nya.
"Biar mamah aja, Aska kayaknya udah bangun tuh."
Mau tidak mau Ranti akhirnya menurut dan berjalan kearah kamar mamah untuk melihat Aska yang benar saja sudah terbangun dan melihat kearah Ranti yang baru saja datang.
"Aska sayang udah bangun yah? Mandi yuk bang?" Ajak Ranti dengan lembut hingga Aska tersenyum dan mengangguk.
"Aska dah bangun mah hehehe," ucap anak itu dengan suara kecilnya.
Ranti langsung terhenti saat mendengar laki-laki cilik yang selama ini memanggilnya kakak kini beralih memanggil nya dengan sebutan mamah.
Jantung nya berdetak sangat kencang dan ia benar-benar sampai meneteskan air mata karena mendengar kata mengharukan itu dari Aska.
Rasanya segala ketakutan dan juga pikirannya yang kacau tiba-tiba buyar karena mendengar kata itu dari Aska dan belum lagi saat melihat senyuman itu ia benar-benar merasa dunia sangat merestui hubungan mereka.
"Iya sayang, mandi bareng mamah yuk?".
"Eughh."
Aska melompat kedalam gendongan Ranti dengan sangat kegirangan. Ia benar-benar sangat senang berada di dekat Ranti karena sikap lembut dan kehangatan yang selama ini ia dapatkan sudah pasti dari sosok Ranti.
"Nanti masuk kelas jangan nakal yah bang, pulang nanti mamah jemput yah."
"Iya mah, nanti Abang gak nakal dan harus menurut kepada guru hehehe.".
"Pintar banget anak mamah," ucap Ranti dengan senang.
Aska juga tersenyum sangat senang karena selalu saja mendapatkan kehangatan dari Ranti. Walaupun sejak ia masih bayi ditinggalkan oleh mamah kandungnya ia sama sekali tidak pernah sekalipun kekurangan kasih sayang sebab ada Ranti yang selalu ada untuk nya.
"Siapa yang ngajarin Abang buat manggil mamah?" Tanya Ranti dengan pelan.
"Nenek bilang kalau Abang harus manggil mamah hehehe,"ucap Aska dengan pelan.
Anak itu sangat cerdas dan juga penurut dan memang semua itu sepadan dengan semua sikap Ranti hingga Aska dengan sangat mudah memanggil nya dengan sebutan mamah bahkan dihari pertama ia menjadi ibu bagi Aska. Aska bahkan tidak perlu dipaksa dan ia dengan sangat bersedia untuk memanggil Ranti dengan sebutan mamah.
"Abang sayang gak sama mamah?" Tanya Ranti dengan pelan.
"Emmbb, Abang sayang sama mamah." Ucap Aska dengan pelan sembari merentangkan tangannya kearah Ranti.
Ranti benar-benar terharu dan menghambur kedalam pelukan kecil itu. Benar-benar sebuah kejutan dan juga hadiah terbesar baginya mendapatkan Aska yang begitu menyayangi nya dan begitu juga dengan Aska pasti sangat bersyukur karena mendapatkan mamah sebaik Ranti.
Mamah yang baru saja datang dari dapur hendak memanggil Ranti dan Aska seketika tersenyum dari luar mendengar percakapan antara Ranti dan Aska yang begitu melegakan itu. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana mengucapkan rasa syukur karena mendapatkan Ranti untuk menjadi menantu nya.
"Mandinya udah nih bang, sekarang kita ngapain nih?" Tanya Ranti dengan pelan mencoba untuk memancing akal Aska.
"Pakai baju sekolah mah heheh."
"Pintar nih anak mamah, sekarang kita pakai baju sekolah yah."
Mamah langsung keluar dari kamar karena tidak ingin menganggu kemesraan antara Ranti dan Aska.
"Kalau sampai saat itu Atlas tidak jadi menikah dengan Ranti mungkin ia akan menyesal seumur hidup karena melepaskan gadis sebaik Ranti." Gumam mamah dengan penuh rasa syukur.
"Entah kenapa rasanya segala beban dan kesulitan hidupku menghilang hanya karena melihat kedekatan mereka."
...🤎 Bersambung🤎...
Aaaa terharu banget sama Aska,masih kecil aja udah sayang banget sama Ranti. Atlas nih ahh malah kek bocah kelakuan nya.
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Saya Manda
sabar ya Ranti entar atlas bucim dia kan sudah 5 tahun duda ya kan besty.
2023-08-27
0
Amanda
baguss cerita nya
2023-03-12
0
Rice Btamban
lanjutkan Thor
2022-06-13
1