Setelah acara makan malam selesai. Yeza segera kembali ke kamarnya. Yeza segera membuka kembali foto dirinya sewaktu kecil bersama orang tuanya.
Tak berapa lama Daniel memasuki kamar putrinya, lalu mendekat di mana Yeza berada.
"kau merindukan mama sayang?" tanya Daniel yang sudah duduk di samping Yeza sembari mengelus kepala Yeza dengan lembut
Yeza menoleh lalu memandang papanya.
"Yeza merindukan mama dan papa.. Yeza merindukan kehangatan pelukan mama dan papa." dalam hati Yeza berucap. Ingin sekali Yeza bisa bicara lagi seperti dulu.
Daniel segera memeluk putri tercintanya. "Papa juga sangat merindukan mama. Sepertinya ada yang sengaja membuat mama terbunuh. Papa yakin itu nak." ucap Daniel.
Daniel berkesimpulan seperti itu bukan tanpa alasan. Karena pada waktu itu yang diserang hanya istrinya. Bukan dirinya, mereka langsung mengikat dirinya sedangkan sang istri langsung ditusuk. Mereka hanya mengambil beberapa barang berharga. Tidak seperti rampok rampok pada umumnya. Yang menguasai semua harta saat melakukan aksi perampokan.
Yeza menangis di pelukan sang papa. Yeza akan membalas siapapun orang itu yang sudah membunuh mamanya di depan mata Yeza sendiri. Yeza masih ingat wajah pria jahat itu. Sampai kini Yeza masih mengingat wajah pria itu. Pria itu ada bekas luka di pipi kirinya. Dan bola mata pria itu sudah rusak.
"Yeza tidur yaa.. Besok Yeza harus sekolah. Ingat pertahankan semua apa yang harus menjadi milik Yeza. Termasuk nilai terbaik setiap ahir tahun. Mama pasti bangga jika tau Yeza anak yang pinter." ucap Daniel lagi.
Daniel segera menghapus air mata Yeza. "Jangan bersedih.. Papa sayang sama Yeza, Yeza adalah anak mama dan papa, tak ada siapapun yang bisa menggeser Yeza dari hati papa termasuk mama Desi dan Anggi." hibur Daniel.
Daniel segera membawa Yeza berbaring. Lalu memberi selimut untuk putrinya.
"Tidur yang nyenyak sayang." ucap Daniel. Lalu segera pergi meninggalkan putri tercintanya
Daniel mengambil foto yang ada dalam dekapan Yeza. "Ma.. Papa sangat merindukan mama. Andai mama masih ada disini. Mungkin kebahagiaan kita akan jauh lebih sempurna." batin Daniel.
"Paa.." panggil Desi
Daniel menoleh dan memandang Desi. Lalu meletakkan kembali bingkai foto itu. "Maafin Aku sayang.." ucapnya
"Desi ngerti mas.. Tapi Desi mohon.. Jangan duain Desi. Desi sangat mencintai mas. Desi nggak ingin di hati mas masih ada mbak Ghina. Desi istri mas sekarang.. Bukan mbak Ghina." ucap Desi dengan suara parau nya. "Desi adalah manusia biasa mas.. Desi juga bisa memiliki perasaan sakit dan cemburu saat suami Desi merindukan wanita lain." ucapnya lagi.
Desi pikir Daniel sudah bisa melupakan mendiang istrinya. Namun dugaannya salah..
Justru Daniel tetap memberi tempat istimewa buat Ghina dan juga Yeza.
Cemburu.. Jelas Desi sangat cemburu pada wanita yang tinggal namanya.
Daniel memang sangat mencintai Ghina mendiang istrinya. Karena Ghina lah wanita yang rela memberikan kebahagiaan untuk suaminya.
Daniel ingat saat orang tua Daniel menolak Ghina. Bukan kebencian yang Ghina tunjukkan pada orang tuanya. Melainkan kasih sayang yang tulus yang Ghina tunjukkan pada kedua orang tua Daniel.
"Maafin mas dek. Bukan maksud mas untuk menduakanmu. Mas juga sangat menyayangimu dan juga putri kita." ucapnya
Daniel memeluk Desi. Lalu mengecup kening sang istri. "Kita tidur sekarang yaa.. Besok mas harus berangkat pagi." ujar Daniel.
Mereka segera keluar meninggalkan kamar Yeza. Dan melangkah menuju kamar mereka.
...***...
"Kak.. Bangun.." teriak Anggi. Yang sudah berada di kamar Yeza.
Yeza segera duduk dan mengerjap ngerjapkan matanya. Memandang Anggi yang sudah berpakaian sangat rapi.
"Papa sudah berangkat. Aku dan mama mau jalan jalan. Kamu harus berangkat sekolah sendiri." ucap Anggi
"Papa.. Kenapa tidak menunggu Yeza bangun pa.. Kenapa papa tinggalin Yeza." ucapnya dalam hati.
"Anggi sayang.. Buruan sayang.. Kita sudah di tunggu om Haris." teriak Desi dari bawah.
"Iya ma.." teriaknya
Anggi segera turun kebawah menyusul mamanya.
"Yez.. Kamu berangkat sendiri yaa.. Biar di antar bik Ndari naik angkut. Nih uangnya." ucap Desi saat melihat Yeza sudah ada di bawah. Sembari melemparkan uang 50 rb untuk naik angkot.
Yeza hanya mengelus dada melihat sikap mama tirinya. Lalu segera kembali ke kamar untuk mandi. Agar tidak telat kesekolahnya. Yeza melihat meja belajarnya.
Yeza melihat ada surat dari papanya.
"Sayang.. Maafin papa nggak sempet pamit sama kamu. Papa buru buru karena sudah di tunggu bos. Kamu jaga dirimu baik baik yaa dirumah. Kalo butuh apa apa jangan sungkan bilang sama mama Desi." begitulah pesan dari papa Yeza.
Yeza segera menaruh kembali suratnya. Dan segera mandi. Yeza tak pernah bolos sekolah. Apalagi Yeza punya cita cita ingin menjadi Chef yang terkenal.
Keterbatasan nya tidak membuat Yeza minder. Justru dengan keterbatasan itulah Yeza bangkit dan ingin selalu menunjukkan kehebatannya pada papa tercinta.
Setelah ritual mandi selesei, Yeza segera keluar dari kamar dan mencari bik Ndari.
"Non.. Bibik sudah siapin Non sarapan. Ayuk Non sarapan dulu." ucap bik Ndari.
Yeza segera duduk di tempat duduk yang sudah disiapkan. "Rumah sebesar ini jadi sepi. Dulu sering ramai saat ada mama kakek dan nenek. Sekarang bagaimana kabar mereka.?" tanya Yeza dalam hati.
Yeza segera mengambil kertas beserta pena. Lalu menuliskan sesuatu untuk bik Ndari.
"bik.. Nanti pulang sekolah. Yeza pingin ngunjungi makam mama. Apa bibik mau mengantar?" tanyanya
Bik Ndari tersenyum lalu mengangguk. "Iya Non, bibik akan mengantar kemanapun Non akan pergi." ucapnya.
Yeza sudah selesei sarapan. Mereka segera keluar untuk berangkat sekolah. Biasanya bik Ndari akan meninggalkan Yeza setelah sampai sekolah. Baru nanti jam pulang sekolah bik Ndari akan menjemputnya. Karena Desi tidak pernah mau jemput. Alasannya beda jalur dari sekolahan Anggi.
Mereka segera nyetop mini bus yang lewat depan rumahnya. Berdempet dempetan dengan penumpang lain. Itu sudah menjadi jadwal setiap hari yang harus Yeza lalui.
Saat Yeza mau duduk. Yeza melihat seorang pria yang tangannya sudah celemeran ingin masuk ke tas penumpang lain. Yeza menduga bahwa pria itu seorang yang akan berbuat jahat. Yeza tak melanjutkan duduknya. Melainkan melangkah kedepan dimana seorang pria tengah melakukan aksinya.
Brughhh..
Yeza sengaja menabrak pria itu agar gagal. Memang gagal namun pria itu menatap dendam pada Yeza.
Yeza segera membungkukan badanya untuk minta maaf. Pria itu segera berdiri dan langsung menyambar tas kecil milik Yeza. Lalu segera turun. Sedangkan Yeza tidak menyadarinya jika tasnya sudah disambar.
"Non Yeza.. Non Yeza tasnya tadi di ambil oleh orang yang tadi Non tabrak." ujar bik Ndari
Yeza segera mencari tasnya. Benar... Tasnya sudah tidak ada. "Pria itu benar benar lincah aksinya." batin Yeza
Sedangkan tas sekolah, bik Ndari yang selalu membawanya.
"Bagaimana Non.. Di tas itu ada identitas Non loh." ujar bik Ndari lagi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
enungdedy
klo memang papany curiga klo istrinya dibunuh kno gk diselidiki dri dulu??malah nikah dam skg yeza pun udh besar
2023-12-04
1
wil wil
aku baca nya jadi gemes sama mama tirinya yeza ya..😏
2023-09-16
0
Xyylva Xyylva
Yg laki laki begini (Daniel) menjijikkan ngaku cinta sama istrinya (Ghina) tapi bisa nikah lagi...bukannya malah cari info kematian istrinya ehkkh malah nafsunya aja yg dipikirin...pasti istrinya dibunuh sama adik sepupunya istri kedua nya daniel (Desi )Yg korba malah anaknya kasihan anaknya...bapaknya enak nafsunya terpenuhi buktinya bisa punya anak lagi...
DANIL GAK USAH NGAKU CINTA KALAU BISA NIKAH LAGI SAMA WANITA LAIN
2022-11-14
1