Mobil Lamborjini hitam masuk ke gerbang sekolah berwarna kuning itu. Semua mata tertuju pada mobil mewah itu. Tiba di parkiran, Syahril turun dari mobilnya, tiba-tiba dua orang gadis mendekatinya.
"Koq kamu telat Ril hari ini? Aku udah lama nunggu kamu", ucap Lia dengan nada yang sangat manja.
"Emang kenapa kau nunggu aku? ada yang penting kah?", tangkis Syahril dengan wajah cuek sembari menatap gadis-gadis yang lewat dan melambaikan tangan padanya.
Syahril adalah siswa baru kelas XI di sekolah ini, perawakannya yang tampan dan penampilannya yang keren dan menarik, membuat hampir semua cewek-cewek di sekolah ini ngefens padanya.
Gayanya sedikit kelihatan sombong, tapi sebenarnya dia anak yang baik.
"Ngga ada sih, aku cuma kangen sama kamu Ril", sahut Lia sembari mendekati Syahril dan mencoba memegang tangannya.
Melihat usaha Lia yang ingin memegang tangannya, Syahril dengan sigap mengelak dan berjalan menuju pintu depan sebelah kiri mobilnya.
Syahril membuka pintu untuk Rara dan mengulurkan tangannya ke Rara. Rara menerima uluran tangan Syahril dan kemudian keluar dari mobil mewah itu.
"Kita udah sampai dari tadi Ra', apa kamu ketiduran? koq ngga' turun dari mobil?", tanya Syahril dengan suara lembutnya.
"Ehh ngga' Ril, aaaku tadi lagi ngerapihin baju kamu", jawab Rara agak kaku.
Melihat pemandangan itu, Lia yang selama ini mengejar Syahril kelihatan sangat marah, dia menggigit bibir tipisnya dan mengepal tangannya.
"Siapa dia Ril? Apa dia sepupu kamu? Apa dia serumah dengan kamu?", tanya Lia penasaran.
Mendengar itu, Syahril hanya diam dan seolah tidak mendengar pertanyaan Lia.
Kelihatan wajah Lia semakin memerah terbakar api cemburu.
"Sudahlah Lia, kita masuk yu'! Bel udah berbunyi tuh, ntar kita telat masuknya. Lagian jam pertama ini kan jamnya pak Ali yang sangat itu, habis kita kalau sedikit saja terlambat masuk kelasnya", ajak Rista teman Lia.
Syahril tidak perduli dengan kelakuan Lia, dia malah asyik memandangi wajah cantik Rara.
"Yu' kita masuk!, kamu kelas berapa Ra'?", tanya Syahril penasaran.
Dengan wajah tertunduk malu, Rara menjawab pertanyaan Syahril,"Kelas Xb. Maaf Ril aku duluan ya, takut terlambat", berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya.
Syahril memegang tangan Rara sekilas dan melepaskannya. Syahril mengikutinya dari belakang.
Rara tidak menyadari kalau Syahril mengikutinya.
Setelah mengetahui kelas Rara, Syahril pun berjalan menuju kelasnya.
"Assalamualaikum pak, maaf saya terlambat", ucap Syahril pada pak gurunya yang terkenal dengan ketegasannya.
Sama sekali tidak ada raut wajah takut di wajahnya.
"Memangnya kenapa kamu terlambat? dan bajumu koq kotor amat?", jawab pak Ali sembari menanyakan tentang baju Syahril yang kelihatan kotor dan basah.
"Tadi saya salah parkir di jalan pak, pas saya turun ternyata ada genangan air, jadinya begini deh pak", jawab Syahril dengan santainya.
"Ya sudah duduk sana!! Sebentar kalau jam istirahat, kau bersihkan dulu bajumu itu!", perintah pak Ali pada cowok ganteng itu.
"Baik pak!", timpal Syahril seraya mengangkat tangan kanannya, hormat pada pak Ali.
Melihat kelakuan Syahril, pak Ali menggelengkan kepala dan bergumam,"Dasar anak zaman sekarang!".
Melihat kedatangan Syahril, Lia kelihatan bersemangat, dia kemudian berdiri dan menanti Syahril yang akan duduk di samping bangkunya.
Syahril sedikitpun tidak menoleh ke arah Lia.
Duuhh sebel!!, sudah dijemput layaknya artis, tetap tidak perduli", gumam Lia yang kelihatan sangat berharap perhatian dari Syahril.
Melihat tingkah teman sebangkunya, Rista hanya menggelengkan kepalanya.
Sementara di kelas Rara, ternyata guru yang masuk jam pertama belum datang.
"Hai Rara!!", sapa ketiga sahabatnya spontan.
"Hai bestie-bestieku sayang!!!, timpal Rara dengan sikap centilnya.
"Eh Lina, kamu udah sembuh?", tanya Rara pada sahabatnya.
"Alhamdulillah bestieku, berkat do'a kalian semua, aku cepat sembuhnya", jawab Lina penuh semangat.
"Tumben agak lambat hari ini?", tanya Silvi penasaran.
"Ntar aku ceritakan sedetil-detilnya, tapi kalian jangan cemburu ya?!!", tangkis Rara dengan nada nakal sembari mengerlingkan sebelah matanya pada ketiga sahabatnya.
"Ceila...kepedean amat sih gadis yang satu ini, mentang-mentang cantik.... tapi aku tidak kalah cantik koq dengan dia", timpal Silvi sembari mengangkat kedua tangan dan menyilangkannya di dadanya.
Melihat tingkah empat sahabat itu memang membuat orang yang mungkin baru melihat mereka, merasa kalau keempat sahabat ini sering bertengkar, padahal sebaliknya, semua tingkah mereka itu semata-mata hanyalah sebuah kekonyolan dan mereka masing-masing sudah tahu itu.
Bel istirahat berbunyi....
"Mana tuh yang mau nyeritain sesuatu dengan sedetil-detilnya?, sekarang nih waktunya", ledek Silvi sembari melirik kepada ketiga sahabatnya dengan senyum gombalnya.
"Wadduh perutku sakit nih, aku ke toilet dulu ya, kebelet nihh!!", seru Rara seketika setelah mendengar candaan Silva.
"Ikuuttt, aku juga mau buang air rasanya!", timpal Lina yang sebenarnya penasaran saja dengan tingkah sahabatnya yang tiba-tiba sakit perut.
"Sana sendiri, aku duluan, udah kebelet nih!!!", ucap Rara yang sebenarnya hanya berpura-pura sembari berlari kecil keluar ruangan dan memegang perutnya yang sebenarnya tidak sakit.
Sebenarnya Rara penasaran dengan si Syahril tadi,"Moga-moga aja aku ketemu dengan dia", gumam Rara.
"Hai Ra'!", tiba-tiba seseorang menegurnya dari belakang.
Rara menoleh ke belakang dan kaget bercampur senang melihat pemilik suara itu.
"Ssssyahril....kaget aku, kirain siapa?!" sahut Rara sembari tersipu malu.
"Kamu mau kemana sendirian?", tanya Syahril penuh perhatian.
Mendengar pertanyaan itu, Rara terlihat sangat senang merasa diperhatikan oleh cowok yang ternyata seperti apa yang dia khayalkan selama ini.
"Ke toilet Ril, aku kebelet jadi ngga' sempat bareng teman", sahut Rara tersipu malu.
"Oh ya?!, kebetulan aku juga pengen ke toilet, bareng yu'!!!", timpal Syahril dan menarik tangan Rara dengan mesrah.
Tak ayal lagi, Rara senang banget dengan perlakuan cowok tampan dan keren itu.
Tanpa sadar ada empat mata yang sedari tadi merhatiin mereka dengan geramnya.
Suasana sekolah kuning ini sangat ramai karena para siswa hampir semua berada di luar kelas.
Sekolah dengan pemandangan yang sangat asri. Terdapat banyak pohon rindang di hampir setiap sudut dan di bawahnya terdapat beberapa kursi tempat duduk, sejuk banget, jika duduk di bawah pohon.
Sementara di kelas, Silvi, Lina dan Eni dibuat penasaran oleh tingkah sahabatnya.
"Kita harus ikutin tuh si Rara, sepertinya ada yang mencurigakan, ada U di balik B", ucap Eni penasaran sembari menatap langit-langit kelasnya dan mencibirkan bibirnya yang imut.
"Saya juga berfikiran begitu Ni', sebaiknya kita ikutin Rara!!!", usul Lina sembari melirik Eni dan Silvi.
"Kalian aja deh, aku lagi ada kesibukan nih, ntar aku dengar hasilnya aja", tangkis Silvi yang lagi asyik dengan handphonenya.
"Uuuuhhhh..... gitu deh si Silvi, oke Lin...kita aja yang jalan kalau gitu", lanjut Eni seraya menarik tangan Lina dan berjalan keluar kelas.
Silvi masih saja sibuk dengan handphonenya dan tidak menghiraukan kedua sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments