Pulang Sekolah

"Ngantuk banget!!!", Rara menguak lalu menyilangkan kedua tangannya di atas meja dan meletakkan kepala di atas silangan tangannya. "Kalau ibu datang, colek ya Sil.... ngantuk banget rasanya, semalam aku tidur jam 2" ucap Rara dengan suara lemas dan mata terpejam.

"Memangnya kamu ngapain? Tidur koq selarut itu? Kamu chattan ya sama Tono?" Tanya Silvi pada sahabatnya dengan nada menggoda sembari mengelus-elus kepala sahabatnya.

"Apaan sih kamu Sil, siapa juga yang chattan sama Tono, ngga'lah!!! Tono bukan tipeku, kau tahu itu kan imut? Dari dulu kan sudah ku bilang, Tono bukan tipeku, ingat?!!! Rara mengangkat kepalanya dan mendongakkan ya tepat di wajah sahabatnya itu.

Silvi membelalakkan matanya pada Rara,"Iiih segitunya...iya deh aku nyerah, aku tahu kamu punya kekasih hayalan sayangku, teruslah menghayalkannya, moga saja kekasih khayalanmu itu segera datang dan menaklukkan hati si cantik ini" dengan sigap Silvi lalu mengecup jidat sahabatnya.

Mereka berdua saling berpelukan. Mereka memang sudah bersahabat sejak kecil, selalu bercanda...dan saling menjaga satu sama lain

"Uuups udah ah, ntar yang lain penasaran", ucap Silvi. "Oh ya, pulang sekolah kamu dijemput tidak? Kalau tidak, pulang bareng aku aja ya...soalnya aku bawa motor tuh, dibeliin sama mama biar aku ndak dijemput lagi" ucap Silvi dengan melirik Rara yang lagi asyik memejamkan mata di atas silangan tangannya.

Rara hanya menganggukkan kepalanya.

"Assalamualaikum anak-anak!!" Sapa seorang lelaki tua di depan pintu kelas.

Lelaki itu tak lain adalah Pak Iwan, dia adalah seorang staf di sekolah ini.

"Waalaikumsalam Pak" Semuanya menyahut selain Rara yang sudah tidak sadar dengan apa yang terjadi, dia sudah terlelap.

"Apa ibu Thania sudah menyampaikan apa saja yang harus kalian bawa besok?" Lanjut pak Iwan dengan suara lantangnya. Meskipun sudah tua tapi pak Iwan masih kuat, termasuk suaranya yang masih kedengaran lantang.

Salah seorang siswi menyahut, yang tak lain adalah ketua kelas, " Belum pak, dari tadi ibu Thania belum kembali dari ruang guru, tadi sempat masuk tapi hanya sebentar lalu dia keluar lagi". "Apa saja yang harus kami bawa besok pak? supaya pulang sekolah sebentar kami bisa menyiapkannya", lanjut Rini sang ketua kelas.

Rini adalah anak yang lincah, cerdas dan juga cerewet dibanding teman-temannya, makanya pada pemilihan ketua kelas beberapa bulan lalu dialah yang terpilih.

"Besok kalian bawa fhoto copy kartu keluarga dan pas fhoto 3 x 4 sebanyak 5 lembar, latar biru ya!!!, dan tolong dimasukkan di map tulang warna biru, besok wajib dibawa, adapun yang tidak hadir hari ini tolong dikasih info ya, karena ini wajib, besok harus siap semua, tanpa terkecuali" Jawab pak Iwan dengan gaya khasnya, tangan kiri di belakang pinggang dan tangan kanannya yang selalu memegang pulpen, dia hentak-hentakkan naik turun, layaknya seorang profesor.

"Baik pak!!! Seru seisi kelas termasuk Rara yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Ingat baik-baik, besok harus dibawa semua ya, tidak ada alasan, assalamualaikum!!" Pak Iwan keluar dari kelas dan berjalan menuju ruang guru.

Seketika suasana kelas menjadi ribut kembali.

"Wadduhh...bagaimana nih, kartu keluargaku hilang hari itu, belum sempat diurus sampai sekarang, bagaimana ini?" Ucap Rara dengan nada kecut.

"Kenapa juga sebelum-sebelumnya tidak diusahakan Ra', padahal kau tahu sendiri kan kalau kartu keluarga itu sangat penting" Sahut Silvi layaknya seorang guru mengajari siswinya.

"Mama nih!!! itu kan urusan orang tua tapi mama tidak pernah merhatiin!", sahut Rara denganencibirkan bibirnya.

Silvi nampak sedang berfikir,"Gini saja Ra', besok kau suruh mamamu urusin cepat, tapi sebelumnya mamamu harus ke sekolah dulu ngasih info pada pak Iwan, bagaimana menurutmu?", lanjut Silvi memberi saran sahabatnya.

Rara melirik ke flapon kelasnya sembari memikirkan pendapat sahabatnya, "Oh iya, betul juga Sil, sepertinya apa yang kau katakan paling tepat, semoga saja pengurusan kartu keluarganya cepat dan mama bisa langsung bawa ke sekolah sebelum kita pulang, kamu memang sahabatku yang ter the best" ucap Rara sembari berdiri dan memeluk erat kepala sahabatnya yang lagi duduk dan memainkan handphonenya.

"Hati-hati kalau ngomong, ntar ada yang cemburu kalau kamu bilang aku yang ter the best!!" timpal Silvi dengan tawanya yang lucu.

Mereka berdua saling tatap dan tertawa cekikikan, seolah yang ada di ruangan itu hanya mereka berdua.

"Assalamualaikum", tiba-tiba ibu Thania berada di depan pintu.

"Anak-anak, kalian bisa pulang sekarang, karena guru-guru ada rapat mendadak dengan kepala sekolah, jangan lupa besok dibawa kelengkapannya ya, tadi pak Iwan sudah kesini kan?" ucap bu Thania yang cantik, membuat mata Tono tidak bisa berkedip.

"Baik Bu, siap!!!" sahut hampir seisi ruangan.

"Horeee kita pulang!!!", seru Rara tanpa sadar suaranya kedengaran seisi ruangan.

Melihat tingkah Rara, ibu Thania menggelengkan kepala sembari tersenyum.

Setelah ketua kelas menyiapkan teman-temannya, merekapun antri keluar dari ruangan menuju ke rumah masing-masing.

"Ra', kamu dijemput tidak? Ikut aku yu'!! Aku sudah siapkan helmnya", ajak Silvi dengan menarik tangan sahabatnya.

"Tunggu Sil, aku telfon papa dulu", sahut Rara sambil memencet tombol handphonenya.

"Oh iya pa, kalau begitu Rara pulang bareng Silvi aja" seru Rara' menjawab papanya.

Papa Rara tidak sempat menjemput karena harus mengantar istrinya ke rumah mertuanya di kampung.

"Asyik deh kalau gitu, kita pulang bareng nih sama gadis cantik, anggun, mempesona", seru Silvi memeluk sahabatnya sembari berjalan berpelukan layaknya pasangan kekasih.

Silvi menunggangi motor maticnya dengan penuh hati-hati, jalanan macet sana-sini.

Bruummm...bruummm....

"Kita singgah dulu yu'!!!", tanpa mengharapkan jawaban, Silvi lalu menghentikan motornya disebuah cafe cantik di pinggir danau.

Cafe itu sangat ramai, mereka berdua hampir saja keduluan dengan dua orang yang baru saja datang, kursi kosong yang tersedia tinggal dua, yang diduduki oleh Silvi dan Rara.

Mereka berdua berbincang, saling curhat-curhatan sampai lupa waktu, akhirnya mereka pulang setelah maghrib dengan membawa rasa lelah dan rasa puas karena telah menghabiskan hari itu dengan saling curhat-curhatan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!