BAB IV Salah Paham

Tanio memasuki ruang keluarga untuk menemukan Nuna yang tengah bermain dengan Nino.

"Nona."

Nuna mendongak dan melihat undangan yang ada di depannya.

"Keluarga Anderson mengadakan perjamuan besok malam."

Alis Nuna terangkat, "Sangat terburu - buru?"

Undangan jamuan makan yang diterima Nuna biasanya memiliki jarak waktu satu minggu hingga satu bulan dari acara. Karena mereka tahu bahwa orang - orang di lingkungan bisnis mempunyai jadwal yang padat.

Tanio membiarkan Nonanya membuka undangan sambil dia menjelaskan, "Jamuan ini untuk mengenalkan putra Kepala Keluarga Anderson Haykal Anderson yang baru kembali dari luar negeri."

Nuna menutup undangan dan meletakkannya di meja. "Tolong hubungi Catlin dan Adora untuk acara besok."

"Baik, Nona. Saya akan mempersiapkannya sekarang."

Nino menarik baju Nuna.

"Ada apa, Nino?" tanya Nuna dengan lembut.

Kedua mata Nino yang berair menatapnya penasaran, "Nino mau ikut."

Nuna mengusap rambut halus adiknya. "Nanti kalau Nino sudah tumbuh lebih tinggi, kakak ajak Nino, oke?"

Kalimat ini lagi? Nino cemberut. "Nino sudah tumbuh dua cm."

"Wah, Nino kita hebat." Nuna mencium pipi bulat itu. "Bagaimana kalau minggu depan kakak ajak Nino ke taman bermain?"

Nino tergoda, "Oke, janji."

"Janji." Keduanya menautkan jari kelingking dan mencap segel janji di ibu jari.

◾◾◾

Sudah ada banyak orang saat Nuna masuk ke dalam rumah Keluarga Anderson. Dia mengenakan gaun hitam panjang off shoulder yang menampilkan bahu bulatnya, gaun itu juga memiliki sayatan di sisi kiri sehingga menampilkan kaki jenjangnya dengan baik.

"Halo, Nona Callista." Seorang pria berjas hitam mendatangi Nuna yang sedang minum di sudut ruangan.

"Halo, Tuan Jeremy," Nuna membalas sopan.

"Panggil saja saya Gio. Bolehkah saya memanggil anda, Nuna?"

"Tentu."

"Datang sendiri Nuna?" Gio membuka percakapan.

"Ya."

"Masih SMA ya tahun ini?"

"Ya."

"Kelas dua?"

"Ya."

Gio mengusap permukaan gelas yang di tangannya. Dia mulai kesal sekarang. Percakapan apa yang menyerupai interograsi ini? Mengapa gadis ini tidak bertanya apapun?

"Anda tidak mengajukan pertanyaan?"

Nuna berkedip bingung. "Saya tidak punya."

"Um. Baiklah, kalau begitu saya permisi. Senang bertemu denganmu, Nuna."

"Ya."

Setelah Gio pergi, Nuna berjalan ke balkon dan menumpu kedua sikunya di pagar pembatas. Menikmati pemandangan taman hijau yang dihiasi lampu warna - warni.

Rigel baru saja pulang dan dia tahu acara perjamuan makan telah dimulai. Maka dari itu, dia mencari jalan masuk lain ke kamarnya untuk menghindari ditegur orangtuanya. Rigel memanjat dinding dengan hati - hati dan berhasil meraih pagar balkon. Kedua matanya membulat ketika melihat wajah gadis diperbesar di depannya. Tangannya tanpa sengaja tergelincir dan tubuhnya kehilangan keseimbangan.

Rigel menutup mata bersiap jatuh namun tubuhnya tertahan dan dia ditarik ke depan. Rigel membuka mata dan menemukan tangan gadis itu mencengkram kaos nya. Rigel buru - buru memegang pagar balkon dengan kuat.

"Penyusup?" Suara gadis itu terdengar manis di telinga Rigel.

"Bukan! Bukan!" Rigel menjawab dengan panik. "Gue putra pemilik rumah!"

Nuna menatap curiga remaja laki - laki di tangannya. "Benarkah?"

"Ya, gue berani sumpah!"

Nuna membebaskan kaos remaja itu.

Rigel menghela nafas lega. Namun tiba - tiba dia melihat heels hitam mendorong dadanya dengan kuat. Rigel menatap kosong langit malam tanpa bintang saat dirinya melayang jatuh.

Buk. Rigel mengumpat, merasakan beberapa tulang nya patah.

Setelah menendang remaja asing itu, Nuna kembali ke dalam ruangan menikmati beberapa camilan yang tersedia di meja. Dia mengamati beberapa pengawal yang tersebar di ruangan. Dengan banyaknya penjaga di sini, mereka masih bisa kecolongan?

Hidangan di jamuan ini lumayan enak, sayang sekali keamanannya sangat buruk!

Nuna mengingat penampilan remaja tadi, rambut yang dicat semerah api,tindik di telinga, kaos yang teksturnya kasar saat dia pegang, dan celana jeans penuh lubang. Dengan penampilan seperti itu, dia pikir dia bisa menipunya dan menyusup ke dalam? Darimana keberaniannya berasal?

"Selamat malam, Tuan dan Nyonya. Kami memohon maaf kepada para tamu atas ketidakhadiran putra kami. Kami baru saja mendapat kabar bahwa dia sedang dirawat di rumah sakit. Sekali lagi kami memohon maaf dan undur diri di tengah acara. Perjamuan makan akan di jadwal ulang.bSilakan untuk para tamu menikmati hidangan dan hiburan yang kami sediakan," ucap Haykal Anderson, Kepala Keluarga Anderson yang berdiri di tengah tangga.

Setelah membuat pengumuman, dia menggandeng istrinya keluar rumah.

Rumah sakit? Nuna memiliki firasat buruk, dia segera mengecek balkon dan tidak menemukan jejak penyusup tadi di area taman. Dia merenung. Remaja itu bukan penyusup?

◾◾◾

Di pagi hari, Nuna memiliki kantung mata hitam di wajahnya. Semalam dia meminta Tanio untuk mencari informasi terkait putra Kepala Keluarga Anderson. Dan benar saja penyusup itu benar - benar putra mereka!

Nuna agak skeptis awalnya. Dia mengenal beberapa orang dari keluarga cabang Anderson. Seperti aktor Theo Anderson, penyanyi Mia Devana, ada juga presenter Putri Ayu. Intinya keluarga mereka memiliki penampilan di atas rata - rata dan kebijaksanaan dalam kepribadian mereka.

Nuna tidak ingin mengomentari fisik seseorang. Namun penampilan remaja itu sama sekali tidak mencerminkan kebijaksanaan dari Keluarga Anderson. Terutama rambut merah terang itu, Nuna merasakan ilusi matanya sakit saat melihatnya tadi malam.

Namun mau bagaimanapun, fakta berbicara keras. Remaja itu memang sama dengan yang ada di foto pada lampiran yang Nuna terima. Membuatnya tidak bisa tidur semalaman karena dia telah menendang putra satu - satunya mereka.

Nuna akhirnya mengambil keputusan. Dia mengajukan izin ke sekolah dan meminta Tanio untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat remaja itu dirawat. Lebih baik meminta maaf sekarang sebelum mereka meminta pertanggung jawaban ke kakek. Keluarga Anderson sangat berpengaruh di kalangan bisnis, dia tidak ingin menambah beban pikiran kakeknya yang telah pensiun.

◾◾◾

Saat Nuna membuka pintu rawat inap VIP, suara tawa tiba - tiba berhenti.

Rigel yang sedang menonton acara komedi terhenti, menatap ngeri kepada pengunjung yang memasuki kamarnya. Dia masih mengingat dengan jelas sepatu hitam yang mendorong tubuhnya. "Lo, Lo ngapain ke sini?" tanyanya dengan gugup.

Nuna meletakkan buah yang dia bawa di meja. Lalu dia membungkuk sedikit, "Saya meminta maaf telah menyebabkan anda terluka."

Rigel hendak memarahi pelaku atas kecelakaannya. Tetapi suaranya tertahan di tenggorokan ketika melihat dengan jelas wajah gadis itu.

Gadis di depannya memiliki wajah mungil yang mungkin hanya seukuran telapak tangannya, alisnya tebal, bulu matanya panjang dan lentik, kedua pupil matanya sehitam tinta dan bibirnya berwarna merah muda.

"Saya bersedia bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan."

Rigel menekuk sudut mulutnya. "Gue enggak kekurangan uang."

"Lalu bagaimana agar anda memaafkan saya?"

"Itu.." Rigel menatap bibir merah muda Nuna.

Nuna memperhatikan arah tatapan remaja itu. Dia mengambil langkah mundur. "Mohon jangan meminta hal diluar batas."

"Hal di luar batas apa?" tanya Rigel bingung. "Gue cuma mau tanya, merk lipstik lo apa?"

"Saya tidak memakai lipstik."

"Lo enggak bohong? Serius itu warna asli?"

"Ya."

Hening sejenak.

Nuna bertanya, "Bagaimana kalau saya mencarikan lipstik dengan warna ini?"

Rigel melambaikan tangan santai,, menolak. "Enggak usah." Dia diam - diam menekan tombol berhenti di ponselnya. Pertanyaan terkait lipstik tadi merupakan hasil kalah taruhan dengan teman - temannya sehingga Rigel harus mencari gadis untuk ditanyai merk lipstik apa yang di pakai.

Dia lega akhirnya tugasnya selesai tanpa tahu bahwa Nuna mengira dia memiliki hobi khusus.

Tuan Muda Anderson ternyata suka memakai lipstik?

Nuna menyimpulkan ya, itu pasti. Tetapi Tuan Muda ini malu dengan preferensinya jadi dia tidak menunjukkan minatnya lagi.

"Gue udah maafin lo, jadi tenang aja. Keluarga gue enggak akan nuntut lo."

"Baik. Terima kasih. Kalau begitu saya pamit. Selamat beristirahat. Semoga lekas sembuh," ucap Nuna kemudian keluar dari ruangan.

"Pergi gitu aja?" gumam Rigel heran. Setidaknya beri dia ketulusan dengan tinggal di sini merawatnya sebentar, oke? Dia tiba - tiba merasakan penyesalan di wajah gadis itu palsu.

◾◾◾

Cerita sampingan

*Rigel : Tolong tendang selembut mungkin!

Nuna : Tentu (mengganti sepatu dengan alas kaki bergerigi)

Rigel* : !!!

Episodes
1 Bab I Undangan Makan Malam
2 BAB II Sapu Tangan 7 Juta
3 BAB III Makan Malam 'Keluarga'
4 BAB IV Salah Paham
5 BAB V Permintaan Maaf Ditolak
6 BAB VI Siswa Baru
7 Bab VII Tanggung Jawab!
8 BAB VIII Telepon dari Sekolah
9 BAB IX Anggota Baru Tim Basket
10 BAB X Surat Perjanjian Kompensasi
11 BAB XI Keraguan Datang
12 BAB XII Pekan Olahraga
13 BAB XIII Praktek Lari
14 BAB XIV Eternal Squad vs Jealousy Squad
15 BAB XV Tim Basket SMA Menang
16 BAB XVI Makan Siang Bersama
17 BAB XVII Lomba Memanah
18 BAB XVIII Kebenaran Terungkap
19 BAB XIX Equestrian, Show Jumping
20 BAB XX Lomba Memasak
21 BAB XXI Enam Bintang
22 BAB XXII Malam Penghargaan
23 BAB XXIII Liburan ke Bali
24 BAB XXIV Balapan Mobil
25 BAB XXV Explore Bali
26 BAB XXVI Jangan Keluar Malam Sendirian
27 BAB XXVII Gangguan di Jalan Tol
28 BAB XXVIII Olahraga Air yang Menyenangkan!
29 BAB XXIX Belanja Oleh - Oleh
30 BAB XXX Tantangan Lagi
31 BAB XXXI Balap Motor
32 BAB XXXII Percakapan Rahasia
33 BAB XXXIII Olimpiade Summer
34 BAB XXXIV Babak Final
35 BAB XXXV Pergi ke Sekolah?
36 BAB XXXVI Melukis Bersama
37 BAB XXXVII Rencana Mark
38 BAB XXXVIII Jalan-jalan ke Aquarium
39 BAB XXXIX Tantangan 1 vs 1
40 BAB XL Pergi ke Taman Bermain
41 BAB XLI Balap Motor
42 BAB XLII Suka?
43 Pengumuman
44 BAB XLIII Kencan Pertama
45 BAB XLIV Pertemuan Tak Terduga
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab I Undangan Makan Malam
2
BAB II Sapu Tangan 7 Juta
3
BAB III Makan Malam 'Keluarga'
4
BAB IV Salah Paham
5
BAB V Permintaan Maaf Ditolak
6
BAB VI Siswa Baru
7
Bab VII Tanggung Jawab!
8
BAB VIII Telepon dari Sekolah
9
BAB IX Anggota Baru Tim Basket
10
BAB X Surat Perjanjian Kompensasi
11
BAB XI Keraguan Datang
12
BAB XII Pekan Olahraga
13
BAB XIII Praktek Lari
14
BAB XIV Eternal Squad vs Jealousy Squad
15
BAB XV Tim Basket SMA Menang
16
BAB XVI Makan Siang Bersama
17
BAB XVII Lomba Memanah
18
BAB XVIII Kebenaran Terungkap
19
BAB XIX Equestrian, Show Jumping
20
BAB XX Lomba Memasak
21
BAB XXI Enam Bintang
22
BAB XXII Malam Penghargaan
23
BAB XXIII Liburan ke Bali
24
BAB XXIV Balapan Mobil
25
BAB XXV Explore Bali
26
BAB XXVI Jangan Keluar Malam Sendirian
27
BAB XXVII Gangguan di Jalan Tol
28
BAB XXVIII Olahraga Air yang Menyenangkan!
29
BAB XXIX Belanja Oleh - Oleh
30
BAB XXX Tantangan Lagi
31
BAB XXXI Balap Motor
32
BAB XXXII Percakapan Rahasia
33
BAB XXXIII Olimpiade Summer
34
BAB XXXIV Babak Final
35
BAB XXXV Pergi ke Sekolah?
36
BAB XXXVI Melukis Bersama
37
BAB XXXVII Rencana Mark
38
BAB XXXVIII Jalan-jalan ke Aquarium
39
BAB XXXIX Tantangan 1 vs 1
40
BAB XL Pergi ke Taman Bermain
41
BAB XLI Balap Motor
42
BAB XLII Suka?
43
Pengumuman
44
BAB XLIII Kencan Pertama
45
BAB XLIV Pertemuan Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!