Lama semakin lama kedekatan Miranda dan Brian mulai tercium oleh Revan,ayahnya.Revan mulai mengingatkan jika Miranda harus fokus pada kuliahnya.Ia tidak diperbolehkan menjalin hubungan dengan pria sebelum tamat kuliah.Namun tak mungkin hati bisa dipungkiri karena semakin lama perasaan Miranda kepada Brian tidak bisa di bendung lagi.Hanya Brian yang ada di setiap ia membutuhkan tempat bersandar dan mencurahkan segenap kegundahannya selama ini.Bahkan hanya Brian yang bisa menenangkan dan memberi solusi di setiap masalah yang dihadapinya.Sebelumnya Petra juga sebagai adik masih bisa diandalkan,tetapi setelah dia di angkat sebagai asisten dosen,untuk pulang bersama saja sudah tidak bisa.Sering kali Petra justru mempercayakan Miranda kepada Brian yang akhirnya menumbuhkan satu perasaan di antara mereka.
"Mir,boleh aku bicara?"tanya Brian.
"ehmm...boleh!"jawabnya sambil menatap langit siang itu.
Saat itu mereka tengah duduk di kursi taman di kampus mereka.
"Petra pernah bertanya padaku saat di rumah makan waktu itu."ucapnya terputus.
"Lalu?"tanya Miranda penasaran.
"Dia menanyakan tentang perasaanku kepadamu saat itu,tapi aku bingung harus menjawab apa!"ungkapnya.
"Kemudian apa jawabanmu?"selidik Miranda.
"Saat itu aku hanya menjawab tidak tahu apa yang kurasakan."jelasnya.
"Ouwh...begitu!"sela Miranda.
"Tapi setelah aku mengenal lebih dekat kamu,aku mulai merasa kalau aku sayang kamu."ucapnya sambil meraih tangan Miranda dan menggenggamnya.
"Aku juga dari awal bertemu denganmu sudah menyukaimu,tetapi niatku segera kuurungkan karena Petra pernah bercerita jika kamu sama sepertinya lebih terobsesi untuk menjadi yang terbaik di kampus."ucap Miranda menjelaskan.
"Kalau begitu mungkinkah kita bisa memulai hubungan?ehm,maksudku pacaran?"tanyanya lagi.
"Rasanya cukup sulit Brian,karena Papa memintaku untuk fokus pada kuliahku karena setelah kelulusan aku akan meneruskan bisnis Papaku."terang Miranda.
"Aku janji hal ini tidak akan mempengaruhi nilai kita,kita bisa belajar bersama khan!"bujuknya.
"Baiklah,tapi tolong sembunyikan dulu hubungan ini dari orang lain!"pinta Miranda.
"Oke,aku setuju!"jawab Brian.
Miranda tak pernah mengira sebelumnya jika ternyata Brian memiliki perasaan yang sama dengannya.Sudah sekian lama ia menyimpan perasaan itu dan baru sekarang rasa itu terbalaskan.Tetapi hubungan sembunyi-sembunyi ini tidak mudah untuk di jalani.Ia khawatir lambat laun hubungan mereka akan ketahuan juga pada akhirnya.
Hingga sampai semester akhir Miranda dan Brian masih bisa mempertahankan hubungan mereka.Dari semua orang yang di kenal hanya Petra yang mengetahui tentang hubungan mereka.Dengan Petra,Miranda maupun Brian bisa terbuka menceritakan hubungan mereka,tetapi untuk sahabat Miranda yang lain,Miranda maupun Brian belum bisa percaya.Setiap kali mereka membuat janji Petra selalu menemani Miranda bertemu Brian.Petra pun mendukung hubungan mereka karena Miranda semakin semangat dalam menimba ilmu.Tiada hari tanpa belajar dan Miranda merasa nyaman meski harus bergelut dengan buku setiap hari.Brian seperti menjadi penyemangat baginya untuk mencapai peringkat tertinggi.
Ujian kelulusan akan dilaksanakan minggu depan.Petra,Brian,dan Miranda mulai giat belajar agar lulus sesuai harapan.Tak ada lagi waktu untuk bisa bersantai dalam menghadapi ujian kali ini.Saat ujian berlangsung mereka telah siap bertempur dengan mahasiswa lain untuk bersaing memperoleh nilai yang terbaik.Hingga hari penentuan kelulusan tiba,mereka bersemangat untuk melihat hasil kerja keras mereka selama ini.Di mading kampus terpampang hasil ujian dan Miranda menempati peringkat pertama di fakultasnya.Petra dan Brian mendapatkan nilai seimbang jadi mereka berdua sama-sama mendapatkan nilai terbaik.Mendengar hal itu membuat Miranda girang bukan main sehingga tanpa sadar ia memeluk Brian di depan kelima sahabatnya.
"Aku senang sekali kita lulus dengan nilai terbaik."serunya sambil terus memeluk dada bidang Brian.
"I,i,iya aku juga."jawab Brian gugup.
Setelah menyadari situasi saat itu Miranda tiba-tiba melepaskan pelukannya pada Brian.
"Maaf ya,aku tak sengaja!"ucap Miranda sambil tersipu malu.
"Iya,tak apa!"jawab Brian singkat dan mereka saling bertemu pandang.
Mereka memang masih menyembunyikan hubungan mereka,jadi di saat mereka bersama banyak orang mereka akan bertindak sebatas teman biasa,tetapi jika itu hanya dengan Petra mereka bisa lebih terbuka.Acara kelulusan pun dilaksanakan di suatu hotel ternama dan berlangsung secara meriah.Miranda begitu memukau dengan make up khas jawa memakai sanggul dan kebaya berwarna gold di dalam dan jubah wisuda di luarnya.Petra dan Brian mengenakan kemeja putih di dalam dan jubah wisuda di luar dengan celana kain hitam serta sepatu fantofel hitam.Brian terpesona melihat kecantikan Miranda dengan dandanannya itu.
"Air liurmu menetes tuh!"goda Petra.
"Segitunya lihat pacar sendiri!"tambah Petra.
"Cantik tahu!"ungkap Brian.
"Memang.Baru tahu kalau dia cantik!"seru Petra.
Tak hanya Brian yang menatap Miranda kagum tetapi kelima sahabatnya pun tak menyangka jika Miranda bisa secantik itu.
"Aduh Neng,sudah seperti pengantin saja!"celetuk Putri.
"Iya,auranya itu lho terpancarkan!"tambah Sasi.
"Wah,tak rugi nih yang jadi pacar kamu nanti."imbuh David.
"Kalau boleh sih aku mau daftar."goda Ferdi.
"Maaf sudah sold out!"ucap Petra yang membuat Miranda,Verlan,dan Brian terkejut mendengarnya.
Miranda dan Brian saling melempar pandangan dan tersipu malu mendengar perkataan Petra,Di sisi lain Verlan semakin di buat gerah dengan ucapan Petra.
"Memang siapa ganteng pacarnya?"tanya Sasi genit.
"Mau tahu saja urusan orang!"jawab Petra ketus.
Akhirnya perbincangan mereka usai karena acara segera di mulai.Satu persatu mahasiswa di panggil untuk menerima ijazah kelulusan serta mendapatkan penghargaan dari kampus bagi yang berprestasi.Dengan bangga kedua kakak beradik mendapatkan penghargaan bersama dan memberikan sambutan mereka.Tak lupa ucapan terima kasih mereka berikan kepada kedua orang tua,dosen serta segenap kawan-kawan yang telah membantu mereka.Sudah pasti Revan dan Nadia yang pada saat itu menyempatkan hadir di tengah-tengah acara merasa bangga kepada kedua anaknya.Mereka bersyukur semua harapan mereka bisa terwujud dan sebentar lagi Miranda dan Petra siap masuk menjadi direktur cabang perusahaan Mandala Grup membantu ayahnya yang memimpin kantor pusat Mandala Grup.Usai acara,mereka langsung pulang untuk beristirahat setelah masing-masing telah membersihkan diri.
Seminggu setelah kelulusan,Miranda dan Petra bersiap memegang anak perusahaan milik ayahnya.Petra ditugaskan sebagai direktur utama sedangkan Miranda lebih memilih sebagai wakil direktur.Miranda seakan tidak mau jauh dari adiknya sehingga ia memutuskan untuk satu kantor dengan Petra.Di tengah kesibukan mereka mengurus perusahaan membuat Miranda dan Brian jarang bertemu.Brian kini menjabat sebagai wakil direktur Berham Grup perusahaan milik kakeknya.Di banding dengan Mandala Grup,Berham Grup adalah perusahaan di bawah Mandala Grup.Mandala Grup adalah perusahaan berskala internasional sedangkan Berham Grup masih berskala nasional.Namun karena kegigihan Brian dalam mengelola perusahaan membuat Berham Grup sedikit demi sedikit mengembangkan sayapnya di dunia internasional.Meski Miranda dan Brian jarang bertemu mereka masih menjalin komunikasi yang sangat baik.Di sela kesibukannya,mereka masih menyempatkan bertemu jika ada waktu luang.
"Kak,Brian udah berhasil memajukan usahanya sampai dunia internasional lho."ucap Petra.
"Iya Kakak tahu,dia sangat berbakat di dunia bisnis seperti kamu."puji Miranda pada Petra.
"Ini juga berkat ide-ide Kakak.Kita tak boleh kalah nih dari Brian!"seru Petra penuh semangat.
"Jiwa bersaingmu masih bergelora ya!"ucap Miranda.
Mereka saling memandang lalu tersenyum bersama,kemudian melanjutkan kembali pekerjaan mereka.Kerja sama mereka sangat baik dalam perusahaan dan jika Petra diharuskan keluar kota,Miranda cepat dan tanggap menggantikan posisi adiknya sehingga perusahaan tetap konsisten berdiri.
2 tahun berlalu,Miranda masih belum siap memberitahukan hubungannya dengan Brian kepada orang tuanya.Ibunya mulai sering mempertanyakan tentang pernikahan kepadanya.Dengan berbagai alasan ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.Miranda belum siap jika harus menikah di usia muda karena ia lebih fokus pada perusahaan yang di kelola bersama adiknya itu.Ia masih menikmati hubungannya dengan Brian meski harus jarang bertemu,tetapi dengan begini mereka bisa saling merasakan rindu ketika berada jauh dari mata.Saat bertemu kembali mereka akan memiliki kesan tersendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments