Bab 2 Masuk Universitas

Setelah melewati berbagai tes dan dinyatakan lolos,Miranda berhasil masuk universitas dengan jurusan bisnis manajemen sedangkan Petra lebih menyukai fakultas hukum dan memutuskan untuk mempelajari bisnis secara otodidak.Kegiatan ospek sudah dilaksanakan,kini awal masuk untuk mahasiswa baru demi pendalaman materi.Miranda dan Petra pergi bersama dan kemudian berpisah di ujung koridor kampus menuju kelas masing-masing.Suasana baru,kelas baru,teman baru,dan dengan tampilan baru.Awalnya Miranda agak canggung dengan keadaan sekitarnya,namun karena ia termasuk orang yang mudah bergaul,maka dengan cepat ia telah mendapatkan teman baru.Tampilan Miranda saat kuliah terlihat lebih dewasa di banding dulu.Dengan polesan make up natural,kemeja lengan pendek,dan celana jeans panjang warna hitam serta rambut panjang terurai dan keriting di ujungnya membuat banyak pria terpesona dengannya.Bukan hanya teman seangkatan saja yang terhipnotis oleh kecantikannya,bahkan kakak senior serta pria dari fakultas lain pun mengidolakannya.

Beberapa hari berlalu dia memiliki 5 sahabat dekat,3 pria dan 2 wanita.Verlan,David,Ferdi,Putri,dan Sasi nama sahabat dekat Miranda.Mereka adalah teman satu fakultas dan satu kelas.Kemana pun Miranda berada mereka berlima selalu menemani.Terkadang mereka menghabiskan waktu bersama-sama seharian untuk melepaskan kejenuhan di sela kesibukan kuliah.Seperti hari itu mereka berencana untuk pergi berjalan-jalan bersama sepulang kuliah.Tak lupa Miranda mengajak Petra sang adik untuk ikut bersamanya.

"Petra,sini!"panggil Miranda saat melihat Petra berjalan di hadapannya.

"Ada apa?"tanyanya singkat.

"Ikut jalan yuk!bosan nih kuliah melulu!"ajak Miranda.

"Boleh,tapi masih ingat khan janjinya?"seru Petra mengingatkan.

"Iya,iya."jawabnya.

"Siapa Mir?bening amat nih wajahnya?"bisik Putri pada Miranda.

"Ada deh,mau tahu saja kamu!"jawab Miranda.

"Pacar kali ya,ganteng!"tambah Sasi sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Kalau iya kenapa?kalau bukan kenapa?"goda Miranda kepada Putri dan Sasi.

"Kalau iya,patah hati sedunia nih."jawab Sasi.

"Sudahlah,jadi pergi tidak?"potong Miranda.

"Jadilah!"jawab mereka serempak.

Verlan tampak kesal melihat kedekatan Miranda dengan Petra.Miranda memang sengaja merahasiakan jika Petra adalah adiknya.Di samping Petra itu pria jenius,ia tampan,tingginya lebih dari Miranda,kekar dengan postur tubuh proporsional.Siapa yang tidak iri melihat kesempurnaan paras kedua bersaudara itu.Ketika jalan bersama pun andai mereka bukan saudara pasti sangat serasi sekali.

Miranda justru membuat keadaan menjadi seperti perkiraan sahabatnya.Ia bergelayut manja di lengan Petra sambil mengerlingkan mata sebagai tanda agar Petra mau bekerja sama.Petra yang menyadari maksud dari kakaknya hanya terdiam dan sesekali membalasnya dengan menggandeng tangan Miranda.Suasana terasa panas bagi Verlan melihat kemesraan Miranda dan Petra.Sejak awal kuliah memang Verlan sudah menaruh hati pada Miranda,tapi ia tidak berani mengungkapkannya sehingga ia putuskan untuk bersahabat dengan Miranda supaya bisa selalu dekat dengannya.Mereka pergi ke suatu pusat perbelanjaan untuk berjalan-jalan sebentar,kemudian berhenti di suatu tempat untuk makan siang.Mereka memesan makanan kesukaan masing-masing dan mulai makan ketika makanan telah disajikan di atas meja tempat duduk mereka.Di sela makan Miranda sempat menyuapi Petra dan sebaliknya juga dengan Petra.

"Ada komisi buat ini khan?"bisik Petra di telinga sang kakak usai menyuapinya.

"Bisa di atur!"jawabnya lirih.

Sikap usil mereka membuat yang lain iri,terlebih Verlan semakin membara dalam hatinya.

"Aku pamit pulang dulu ya teman-teman!ada urusan mendadak!"pamit Verlan tiba-tiba karena terbakar api cemburu.

"Mendadak sekali?"tanya Putri.

"Iya,barusan ada pesan dari Mama suruh aku cepat pulang!"bohongnya.

"Oke,hati-hati di jalan ya!"jawab David.

Ia hanya menganggukan kepala sambil berlalu dari sana.

"Cemburu tuh dia!"bisik Petra.

"Jangan sok tahu kamu!"balas Miranda.

"Jelas sekali dia itu suka Kakak."bisik Petra lagi.

"Kami cuma sahabat kok!"jelas Miranda.

"Itu menurut Kakak,tapi Kak Verlan punya rasa lebih!"terangnya.

"Sudahlah kita makan saja terus kita pulang capek nih!"seru Miranda lagi.

Setelah selesai makan mereka pamit pulang ke rumah masing-masing.Putri,Sasi dan David naik mobil Ferdi sedangkan Miranda dan Petra naik motor sport Petra seperti saat berangkat tadi.Sesampainya di rumah mereka berdua duduk di sofa ruang tamu sambil berbincang-bincang sebentar.

"Gila ya,usil banget nih Kakak!"seru Petra.

"Habis pada mau tahu saja sih!" jawab Miranda puas.

"Memangnya Kakak tidak cerita tentang aku?"tanya Petra.

"Tidak lah,cukup jadi rahasia kita berdua.Nanti kalau sudah waktunya pasti aku cerita."ungkap Miranda.

"Terserahlah,tapi jangan lupa ada hal yang harus di bayar!"seru Petra mengingatkan.

"Iya aku mengerti.Memang berapa yang kamu mau?"tanya Miranda.

"Bukan uang,tapi nilai mata kuliah!"ucapnya dengan senyum khasnya.

"Gawat nih,salah kira aku!"ucap Miranda sambil menepuk dahinya.

Melihat kakaknya yang frustasi Petra beranjak pergi meninggalkan kakaknya sendiri menuju kamar tidurnya untuk membersihkan diri di kamar mandi dalam kamarnya.Miranda masih bersandar pada sofa ruang tamu sambil memejamkan mata hingga dikejutkan oleh suara ibunya.

"Kenapa Mir?"tanya ibunya.

"Tak apa-apa Ma,lagi capek saja.Ya sudah Miranda ke kamar dulu ya Ma,mau mandi dulu biar segar!"pamitnya sambil berlalu menuju kamarnya.

Setelah membersihkan diri ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang luas miliknya.Tanpa terasa ia memasuki alam mimpi hingga pagi menyapa.Di balik tirai kamar yang sedikit terbuka,fajar mulai mengintip dari sela-sela tirai menyinari sedikit wajah cantiknya dan membuatnya tersadar dari mimpinya.Segera ia bersiap untuk pergi kuliah.Petra sudah berada di meja makan untuk sarapan ketika Miranda baru saja turun dari tangga.

"Udah selesai dandannya!"tanya Petra santai sambil mengunyah roti sebagai sarapannya.

"Iya maaf,kamu sudah lama menunggu ya?"tanya Miranda merasa bersalah.

"Lumayan."jawabnya singkat.

Miranda lalu mengambil roti dan diolesi selai strawberry kesukaannya kemudian mengajak Petra berangkat ke kampus.Petra yang sudah menyelesaikan makannya pun beranjak mengikuti kakaknya yang telah lebih dulu menuju halaman rumah.

"Mau naik mobil atau motor nih Kak?"tanya Petra.

"Motor saja biar kelihatan romantis!"jawab Miranda sambil memainkan matanya.

"Masih lanjut sandiwaranya?"ucap Petra jengah.

"Iya,sampai Kakak bertemu pujaan hati!"jawabnya.

"Tapi ingat kuliah,nilai-nilainya!"ujar Petra mengingatkan.

"Iya!"jawabnya bosan berkali-kali diingatkan.

Mereka pun segera berangkat menuju kampus.Seperti biasa mereka berpisah di ujung koridor kampus menuju kelas masing-masing dan di depan kelas,Petra sudah di tunggu Brian sahabatnya.Sedangkan Miranda sudah di tunggu Putri dan Sasi.Verlan,David,dan Ferdi sudah lebih dulu masuk ke dalam kelas.

Sejak kuliah Miranda lebih fokus dalam menerima materi kuliah karena janjinya untuk bersaing nilai dengan adiknya akan ia penuhi.Ia tak ingin menyusahkan adiknya lagi seperti saat SMA dulu,jadi ia memutuskan untuk berusaha sebaik mungkin.Miranda juga mulai membatasi diri untuk keluar rumah terlalu lama dan tidak terlalu sering.Setelah jam kuliah usai Miranda langsung menunggu Petra di taman kampus.Sebelumnya ia telah mengirim pesan melalui ponselnya kepada Petra jika ia menunggunya di taman kampus.Kebetulan saat itu Miranda lebih dulu pulang di banding Petra.Sambil menunggu,ia membuka kembali buku mata kuliahnya dan mulai membaca.Ia seorang diri berada di sana tanpa teman-temannya yang telah pamit pulang terlebih dahulu.Tiba-tiba seorang pria menyapanya dan membuatnya terkejut.

"Belum pulang Mir?"tanya pria tersebut.

Miranda menoleh ke arah asal suara yang ternyata adalah Verlan.

"Belum,lagi nunggu Petra!"jawabnya.

"Pacar kamu itu?"selidik Verlan.

"Anggap saja begitu!"jawabnya santai.

"Benar dia pacar kamu?"tanyanya ulang seakan penasaran.

"Bukan."jawabnya singkat.

Sekian lama mereka saling diam.Miranda hanya melirik sekilas ke arah Verlan.

"Mau aku antar pulang dulu?"ucap Verlan menawarkan diri.

"Tak usah,sebentar lagi dia udah selesai kok!"seru Miranda.

"Ya sudah aku pulang dulu ya!"pamitnya.

"hmm...hati-hati."balasnya.

15 menit kemudian Petra menghampiri Miranda di taman kampus.Miranda masih asyik membaca sehingga ia tidak menyadari kedatangan Petra saat itu.

"Rajin amat Kak!"ejek Petra.

"Gara-gara kamu nih,jadi mengebut aku!"ungkapnya kesal.

"Idih,kok jadi aku yang kena!"jawab Petra.

"Habis kamu mintanya kita bersaing nilai,kamu sih otaknya encer,sedangkan aku tak sepintar kamu!"gerutu Miranda.

"Ya ampun,bawel melulu nih nanti mirip ibu-ibu lho kebanyakan bawel!"canda Petra.

"Biarin!"serunya.

"Pulang aja yuk!lanjut baca di rumah saja nanti aku temenin deh!"tawar Petra.

Miranda mengangguk pelan sambil memasukkan bukunya ke dalam tas dan beranjak menuju parkiran kampus bersama Petra.Setelah berhasil menaiki motor sport Petra,mereka berlalu pulang ke rumah.

Seperti rencana sebelumnya sepulangnya dari kampus mereka belajar bersama.Melihat kedekatan mereka kedua orang tuanya merasa senang.Dengan ditemani minuman jus buah kesukaannya dan camilan buatan ibunya mereka menghabiskan waktu seharian untuk membahas mata kuliah masing-masing.Sesekali mereka melempar canda sebagai pengobat bosan.Hingga senja tiba mereka baru selesai mengulas materi kuliah dan beranjak menuju kamar masing-masing untuk mandi dan bersiap makan malam.Malam ini mereka hanya makan malam bertiga karena Revan ayahnya harus lembur karena banyaknya pekerjaan.Usai makan mereka berniat menemani ibunya agar tidak merasa kesepian.Mereka memutuskan untuk menonton televisi favorit mereka hingga ayahnya pulang ke rumah.Hingga tengah malam mereka masih terjaga menunggu kepulangan ayahnya hingga tak di sangka ibunya tertidur di sofa.Sesaat kemudian pintu ruang tamu mulai terbuka dan seseorang masuk ke dalam rumah yang ternyata adalah ayah mereka.

"Kalian belum tidur?"tanya Revan.

"Belum Pa,lagi temenin Mama,tapi Mama ketiduran.Tadinya Petra mau gendong Mama ke kamar,tapi tiba-tiba Papa pulang."jelas Miranda.

"Sudah biar Papa saja yang gendong.Kamu tolong bawakan tas Papa!"ucap Revan kepada Miranda.

"Iya Pa!"jawab Miranda sambil mengekor ayahnya menuju kamar utama.

Petra pun mengikuti mereka,setelahnya Miranda dan Petra kembali ke kamar masing-masing setelah Miranda meletakkan tas kerja ayahnya di sofa kamar tidur utama.Petra dan Miranda langsung tertidur pulas di kamar masing-masing.

Pagi menjelang dengan sinar matahari memancarkan cahayanya menerangi bumi.Suara kicau burung bersahut-sahutan dan desir angin menerpa dedaunan menambah syahdu suasana pagi itu.Bertepatan hari ini hari libur Miranda dan Petra berencana untuk mengajak ibunya berjalan-jalan.Kali ini mereka memilih taman sebagai tujuannya sekaligus untuk berolahraga pagi bersama-sama.Mereka berkeliling taman menikmati udara segar pagi hari.Senyum menghiasi wajah mereka di pagi itu.Setelah lelah mengitari sekeliling taman mereka beristirahat sejenak di kursi taman sambil berbincang.Matahari mulai terik,mereka beranjak pulang.Mereka senang akhirnya dapat meluangkan waktu bersama di sela kesibukan kuliahnya.Sejenak mereka melepas lelah dengan duduk di tangga menuju lantai atas sambil mensejajarkan kaki.Kemudian mereka bertiga beranjak mandi untuk menghilangkan keringat yang menempel di tubuh masing-masing.Miranda dan Petra kembali berkutat dengan buku-bukunya karena sebentar lagi ujian semester akan dilaksanakan.Mereka pun bersiap mempelajari materi yang diberikan dosen agar mencapai nilai maksimal.

Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Masuk Universitas
3 Bab 3 Pertemuan pertama
4 Bab 4 Pernyataan cinta sahabat
5 Bab 5 Perasaan yang sama
6 Bab 6 Rencana Verlan
7 Bab 7 Lamaran paksa
8 Bab 8 Kejutan dari kekasih
9 Bab 9 Pengantin pria tidak datang
10 Bab 10 Kondisi sebenarnya
11 Bab 11 Menjalankan jebakan
12 Bab 12 Menikah sederhana
13 Bab 13 Pengintaian mencurigakan
14 Bab 14 Penculikan Miranda
15 Bab 15 Si dingin jatuh cinta
16 Bab 16 Mendapatkan hati pujaan
17 Bab 17 Telah dijodohkan
18 Bab 18 Terbukanya rencana di balik perjodohan
19 Bab 19 Kecemburuan Putri
20 Bab 20 Kepindahan Miranda dan suaminya
21 Bab 21 Kegalauan Petra
22 Bab 22 Rey beraksi
23 Bab 23 Pertemuan dua keluarga membongkar siasat busuk
24 Bab 24 Penyesalan seorang ayah
25 Bab 25 Keinginan melamar Putri
26 Bab 26 Kejutan untuk Putri
27 Bab 27 Rencana pernikahan Putri dan Petra
28 Bab 28 Serangan yang terbaca
29 Bab 29 Pernikahan Putri dan Petra
30 Bab 30 Kembalinya Miranda ke kantor
31 Bab 31 Undangan perayaan
32 Bab 32 Bertemu Ardi
33 Bab 33 Kembalinya Petra ke kantor
34 Bab 34 Kesibukan di kantor
35 Bab 35 Kejutan dari Miranda
36 Bab 36 Menginap di rumah Papa Revan
37 Bab 37 Pengganggu
38 Bab 38 Berkunjung ke rumah Brian
39 Bab 39 Liburan bersama
40 Bab 40 Akhir liburan di pantai
41 Bab 41 Petra celaka
42 Bab 42 Petra siuman
43 Bab 43 Kesembuhan petra
44 Bab 44 Kepulangan Petra dari rumah sakit
45 Bab 45 Masalah baru
46 Bab 46 Rencana untuk kembali bekerja
47 Bab 47 Miranda pingsan
48 Bab 48 Petra kembali ke kantor
49 Bab 49 Kehamilan Putri
50 Bab 50 Putri tak ingin berdekatan dengan Petra
51 Bab 51 Persalinan Miranda
52 Bab 52 Miranda melahirkan putranya
53 Bab 53 Kebahagiaan seutuhnya
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Masuk Universitas
3
Bab 3 Pertemuan pertama
4
Bab 4 Pernyataan cinta sahabat
5
Bab 5 Perasaan yang sama
6
Bab 6 Rencana Verlan
7
Bab 7 Lamaran paksa
8
Bab 8 Kejutan dari kekasih
9
Bab 9 Pengantin pria tidak datang
10
Bab 10 Kondisi sebenarnya
11
Bab 11 Menjalankan jebakan
12
Bab 12 Menikah sederhana
13
Bab 13 Pengintaian mencurigakan
14
Bab 14 Penculikan Miranda
15
Bab 15 Si dingin jatuh cinta
16
Bab 16 Mendapatkan hati pujaan
17
Bab 17 Telah dijodohkan
18
Bab 18 Terbukanya rencana di balik perjodohan
19
Bab 19 Kecemburuan Putri
20
Bab 20 Kepindahan Miranda dan suaminya
21
Bab 21 Kegalauan Petra
22
Bab 22 Rey beraksi
23
Bab 23 Pertemuan dua keluarga membongkar siasat busuk
24
Bab 24 Penyesalan seorang ayah
25
Bab 25 Keinginan melamar Putri
26
Bab 26 Kejutan untuk Putri
27
Bab 27 Rencana pernikahan Putri dan Petra
28
Bab 28 Serangan yang terbaca
29
Bab 29 Pernikahan Putri dan Petra
30
Bab 30 Kembalinya Miranda ke kantor
31
Bab 31 Undangan perayaan
32
Bab 32 Bertemu Ardi
33
Bab 33 Kembalinya Petra ke kantor
34
Bab 34 Kesibukan di kantor
35
Bab 35 Kejutan dari Miranda
36
Bab 36 Menginap di rumah Papa Revan
37
Bab 37 Pengganggu
38
Bab 38 Berkunjung ke rumah Brian
39
Bab 39 Liburan bersama
40
Bab 40 Akhir liburan di pantai
41
Bab 41 Petra celaka
42
Bab 42 Petra siuman
43
Bab 43 Kesembuhan petra
44
Bab 44 Kepulangan Petra dari rumah sakit
45
Bab 45 Masalah baru
46
Bab 46 Rencana untuk kembali bekerja
47
Bab 47 Miranda pingsan
48
Bab 48 Petra kembali ke kantor
49
Bab 49 Kehamilan Putri
50
Bab 50 Putri tak ingin berdekatan dengan Petra
51
Bab 51 Persalinan Miranda
52
Bab 52 Miranda melahirkan putranya
53
Bab 53 Kebahagiaan seutuhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!