Bab 3 Pertemuan pertama

Sore itu Petra mendapatkan kunjungan dari teman kampusnya,Brian.Ia bermaksud untuk membicarakan tugas kuliah yang akan dikerjakan bersama.Mereka berbincang-bincang di ruang tamu dan kebetulan Miranda baru saja pulang dari belanja di supermarket dekat rumah bersama seorang asisten rumah tangga.Melihat paras oriental Brian membuat dunianya teralihkan sejenak.Dia menatap kagum pada si pemilik wajah nan rupawan di hadapannya.Setelah sadar ia langsung menuju dapur untuk menaruh barang belanjaan yang di bawanya sambil sesekali melirik Brian yang masih asyik mengobrol dengan Petra.Kemudian ia menyuguhkan jus buah dan camilan kepada Petra dan Brian sebagai teman mengobrol.

"Silahkan dicicipi makanannya!"ucap Miranda tanpa melihat ke arah Brian.

"Makasih Kak,baik banget.Oya Brian,kenalin ini Kakak aku namanya Miranda!"ucap Petra mengenalkan.

"Kak,ini sahabatku Brian yang sering temenin aku di kampus."terang Petra.

"Brian."ucap Brian memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

"Miranda."ucap Miranda sambil menjabat tangan Brian.

Cukup lama berjabat tangan akhirnya mereka berdua melepaskan tangan masing-masing.

"Ya sudah,kalian lanjut saja ya,aku tinggal dulu!"pamit Miranda malu-malu sambil beranjak pergi.

"Itu sungguh kakakmu Petra?"tanya Brian ragu.

"Iyalah,apa perlu tes DNA biar kamu yakin?"canda Petra.

"Bukannya dia primadona kampus ya!"ucap Brian.

"Tak tahu lah.Oya tapi jangan bilang-bilang ya kalau dia kakakku soalnya kami lagi sandiwara jadi sepasang kekasih di kampus.Entah apa tujuannya aku hanya ikut dia saja!"seru Petra pada Brian.

"Oke."jawabnya singkat.

Mereka pun kembali dengan materi mata kuliah yang sempat di bahas sebelumnya.Sepulangnya Brian dari rumahnya,Miranda menyerbu sang adik dengan banyak pertanyaan tentang Brian.

"Brian teman sekelas kamu Petra?" tanyanya.

"Iya,kenapa?naksir ya?"goda Petra.

"Tampan ya!pasti sudah punya pacar!"ungkap Miranda.

"Belum,dia itu seperti aku lagi kejar nilai ujian yang terbaik,jadi belum kepikiran punya pacar!"tegas Petra.

"Ouwh..begitu."jawab Miranda.

Kemudian ia beranjak pergi meninggalkan Petra di kamarnya.

Pertama kali melihat Brian membuat hati Miranda berdetak kencang.Ingin mengenal tetapi malu dibuatnya.Untung Petra sangat peka,tanpa di minta langsung memperkenalkan Brian dengannya.Perkenalan itu sungguh berkesan bagi Miranda juga bagi Brian.Semenjak saat itu mereka jadi sering bertemu di kampus atau saat Brian berkunjung ke rumah dengan alasan menemui Petra.Waktu itu Miranda harus menunggu Petra lagi karena Miranda pulang lebih awal.Ia memutuskan menunggu Petra di samping kelas Petra.Tak sedikit mahasiswa yang mencoba mendekatinya saat ia tengah menunggu adiknya selesai mata kuliah.Tetapi ia tak menghiraukan mereka dengan mengalihkannya membaca buku yang dipegangnya.Saat tengah asyik membaca,seorang pria dari fakultas lain mendekati dan memaksanya untuk berkenalan.Miranda mencoba menolak namun ia bertindak kasar padanya.Brian yang kebetulan kembali dari toilet dan akan masuk ke dalam kelas,melihat kejadian itu segera menolong Miranda yang mulai merasa ketakutan dan dengan segera berlindung di belakang tubuh kekar Brian.Brian mencoba mengusir pria tersebut dan usahanya berhasil.

"Kenapa belum pulang?"tanya Brian pada Miranda.

"Aku menunggu Petra."jawabnya.

"Kenapa tak mengajak teman Kalau memang perlu teman?"tanyanya sekali lagi.

"Mereka semua sudah pulang."jawab Miranda masih dengan sedikit ketakutan.

"Lain kali,jangan sendiri kalau mau menunggu.Sebaiknya kamu tunggu di depan kelas saja lebih aman karena bisa terlihat dari dalam kelas."sarannya.

"Iya,terima kasih sudah mau bantu aku dan maaf sudah merepotkan."ucap Miranda.

"Iya sama-sama,aku senang bisa bantu kamu."jawabnya.

Tanpa terasa jam kuliah Petra selesai dan Brian masih setia menunggu Miranda hingga sang adik menyelesaikan mata kuliahnya.Melihat mereka membuat Petra bertanya-tanya.

"Dari mana kamu sampai jam kuliah selesai tidak masuk kelas lagi?"tanya Petra pada Brian.

"Kebetulan waktu aku mau masuk aku melihat Miranda di paksa seseorang jadi aku bantu dia."jelas Brian.

"Memang apa yang dilakukannya?"tanya Petra pada Miranda.

"ehm,itu,dia mau minta kenalan,tapi aku tak meresponnya,lalu ia memaksaku hingga tanganku di tarik-tarik!"terang Miranda gugup.

"Mulai besok suruh Pak Wayan sopir kita jemput Kakak saja daripada Kakak harus tunggu aku pulang dan hal ini terjadi lagi!"ucap Petra dengan geram.

"Aku tidak mau,aku mau pulang sama kamu!"ucap Miranda dengan air mata yang sudah di ujung mata.

"Atau begini saja,kalau Petra pulang telat kamu minta jemput saja sama sopir jadi kalau pas sama jam pulangnya kalian bisa barengan!"ucap Brian memberi ide.

"Oke deh,lain kali begitu saja atau kalau tidak minta temenin teman-teman Kakak saja buat temenin sampe aku pulang mungkin paling lama cuma 30 menit!"ujar Petra.

Miranda hanya menganggukan kepala tanda mengerti atas ucapan adiknya.Setelahnya Petra mengajak sang Kakak pulang ke rumah.Dalam perjalanan Miranda lebih banyak diam tidak seperti biasanya.Sesampainya di rumah Miranda langsung masuk ke dalam kamar dengan Petra yang mengikutinya sampai ke kamarnya.

"Apa perlu kita pakai jasa bodyguard buat Kakak?"tawar Petra.

"Tak usah lah,aku tak mau ruang gerakku terbatas."tolaknya.

"Ya sudah,Kakak istirahat dulu,besok biar ku cari orangnya!"seru Petra.

"Jangan,biarkan saja.Toh Brian udah memperingatkannya kok!"cegahnya.

"Wah,telat nih aku mau jadi pahlawan!"goda Petra.

"Sempat-sempatnya kamu godain Kakak!"ujarnya kesal.

"Ya maaf,pacaran saja sama Brian biar aman!"godanya lagi.

"Bodoh ah,malas tanggapi kamu!"balasnya.

Setelah puas mengerjai kakaknya,Petra beranjak pergi dari kamar kakaknya berpindah ke kamarnya sendiri.

Di dalam kamar ia tersenyum sendiri mengingat wajah kakaknya yang tersipu malu saat ia membicarakan tentang Brian.Sepertinya Kakaknya mulai menyukai temannya itu,entah bagaimana dengan perasaan Brian pada Kakaknya.Hari itu Miranda mengurung diri di kamar bahkan untuk makan pun ia ingin makanannya di antar ke kamar oleh pelayan.Sepertinya ia masih trauma dengan kejadian di kampus.Meski wajahnya tak lagi murung tetapi dia masih enggan keluar kamar.

Keesokan paginya Miranda dan Petra sudah sama-sama bersiap pergi ke kampus.Saat tengah sarapan,Petra mencoba bicara pada Miranda.

"Kakak yakin mau pergi ke kampus?"tanya Petra.

"Iya,mudah-mudahan saja aku tak bertemu dia lagi!"harap Miranda.

"Apa perlu aku pindah fakultas saja dengan Kakak biar aku bisa menjaga Kakak?"tawar Petra.

"Tak perlu lah,aku mungkin harus lebih kuat lagi agar tak diremehkan."yakin Miranda.

"Okelah,lain kali kalau mau menunggu bisa masuk kelasku saja,nanti aku minta ijin dosen."sarannya.

"Boleh juga idenya,sekalian aku bisa belajar sama kamu."ucap Miranda penuh semangat.

Petra hanya tersenyum mendengar ucapan kakaknya.Ia tahu sebenarnya yang membuat semangat kakaknya adalah bisa bertemu Brian saat menunggunya pulang.Tapi hari ini mereka memiliki jam kelas yang sama jadi kemungkinan mereka jam pulangnya pun bersama.Seperti biasa,sesampainya dikampus mereka masuk ke kelas masing-masing.Baru saja sampai depan kelas miranda di berondong pertanyaan dari Kelima sahabatnya.

"Mir,kamu tak apa-apa?"tanya Sasi.

"Iya,katanya ada yang ganggu kamu ya kemarin pas jam kelas usai?"tambah Putri.

"Kurang ajar banget itu orang!"seru David geram.

"Iya,selesai kelas kita cari saja tuh orang!"ajak Ferdi.

"Sudah tak usah,sudah beres juga kok!"cegah Miranda.

"Mulai hari ini biar aku temenin kamu sampai pulang!"ucap Verlan tiba-tiba.

"Tak usah nanti ngerepotin."tolaknya halus.

"Kalau begitu kita temenin rame-rame saja!"ajak Sasi.

"Iya,mending begitu saja."seru David setuju.

"Iya,terserah kalian saja."jawab Miranda pasrah.

Karena hari itu Petra pulang lebih awal jadi Miranda tidak perlu menunggunya lebih dulu.Mereka segera pulang ke rumah karena masing-masing memiliki tugas kuliah yang harus diserahkan esok harinya.

Sampai di rumah mereka langsung mengurung diri di kamar masing-masing untuk menyelesaikan tugas dari dosen.Hanya saat makan siang dan makan malam mereka baru keluar kamar tapi setelah menyelesaikan makannya mereka kembali lagi ke kamar masing-masing.Paginya mereka akan kembali ke kampus untuk menyerahkan tugas dan setelah menyelesaikan kuliah mereka bisa pulang bersama.

Hari demi hari mereka disibukkan dengan tugas yang menumpuk.Rasa lelah tak sempat dirasakan agar tugas segera terselesaikan.Kini saat ujian pun telah tiba,Miranda dan Petra memutuskan untuk belajar bersama saling bertukar pikiran dan saling melontarkan pendapat mereka.Dengan begini semua menjadi terasa lebih mudah karena mereka bisa mencari jalan tengah untuk pendapat masing-masing.Menjelang ujian semester ini perubahan Miranda terlihat pesat,dari awalnya dia sangat malas menjadi rajin,juga semakin fokus dalam menjalani kuliahnya.Nadia sang ibu menjadi senang melihat perubahan Miranda.

Semenjak sering belajar bersama Petra,Miranda jadi ikut rajin seperti Petra.Bahkan nilai Miranda cukup tinggi untuk mata kuliahnya.Ayahnya pun semakin terobsesi untuk menjadikan Miranda dan Petra menjadi penerus bisnisnya.Usianya yang tak lagi muda membuatnya cepat lelah jika harus bepergian ke luar kota.

Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Masuk Universitas
3 Bab 3 Pertemuan pertama
4 Bab 4 Pernyataan cinta sahabat
5 Bab 5 Perasaan yang sama
6 Bab 6 Rencana Verlan
7 Bab 7 Lamaran paksa
8 Bab 8 Kejutan dari kekasih
9 Bab 9 Pengantin pria tidak datang
10 Bab 10 Kondisi sebenarnya
11 Bab 11 Menjalankan jebakan
12 Bab 12 Menikah sederhana
13 Bab 13 Pengintaian mencurigakan
14 Bab 14 Penculikan Miranda
15 Bab 15 Si dingin jatuh cinta
16 Bab 16 Mendapatkan hati pujaan
17 Bab 17 Telah dijodohkan
18 Bab 18 Terbukanya rencana di balik perjodohan
19 Bab 19 Kecemburuan Putri
20 Bab 20 Kepindahan Miranda dan suaminya
21 Bab 21 Kegalauan Petra
22 Bab 22 Rey beraksi
23 Bab 23 Pertemuan dua keluarga membongkar siasat busuk
24 Bab 24 Penyesalan seorang ayah
25 Bab 25 Keinginan melamar Putri
26 Bab 26 Kejutan untuk Putri
27 Bab 27 Rencana pernikahan Putri dan Petra
28 Bab 28 Serangan yang terbaca
29 Bab 29 Pernikahan Putri dan Petra
30 Bab 30 Kembalinya Miranda ke kantor
31 Bab 31 Undangan perayaan
32 Bab 32 Bertemu Ardi
33 Bab 33 Kembalinya Petra ke kantor
34 Bab 34 Kesibukan di kantor
35 Bab 35 Kejutan dari Miranda
36 Bab 36 Menginap di rumah Papa Revan
37 Bab 37 Pengganggu
38 Bab 38 Berkunjung ke rumah Brian
39 Bab 39 Liburan bersama
40 Bab 40 Akhir liburan di pantai
41 Bab 41 Petra celaka
42 Bab 42 Petra siuman
43 Bab 43 Kesembuhan petra
44 Bab 44 Kepulangan Petra dari rumah sakit
45 Bab 45 Masalah baru
46 Bab 46 Rencana untuk kembali bekerja
47 Bab 47 Miranda pingsan
48 Bab 48 Petra kembali ke kantor
49 Bab 49 Kehamilan Putri
50 Bab 50 Putri tak ingin berdekatan dengan Petra
51 Bab 51 Persalinan Miranda
52 Bab 52 Miranda melahirkan putranya
53 Bab 53 Kebahagiaan seutuhnya
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Masuk Universitas
3
Bab 3 Pertemuan pertama
4
Bab 4 Pernyataan cinta sahabat
5
Bab 5 Perasaan yang sama
6
Bab 6 Rencana Verlan
7
Bab 7 Lamaran paksa
8
Bab 8 Kejutan dari kekasih
9
Bab 9 Pengantin pria tidak datang
10
Bab 10 Kondisi sebenarnya
11
Bab 11 Menjalankan jebakan
12
Bab 12 Menikah sederhana
13
Bab 13 Pengintaian mencurigakan
14
Bab 14 Penculikan Miranda
15
Bab 15 Si dingin jatuh cinta
16
Bab 16 Mendapatkan hati pujaan
17
Bab 17 Telah dijodohkan
18
Bab 18 Terbukanya rencana di balik perjodohan
19
Bab 19 Kecemburuan Putri
20
Bab 20 Kepindahan Miranda dan suaminya
21
Bab 21 Kegalauan Petra
22
Bab 22 Rey beraksi
23
Bab 23 Pertemuan dua keluarga membongkar siasat busuk
24
Bab 24 Penyesalan seorang ayah
25
Bab 25 Keinginan melamar Putri
26
Bab 26 Kejutan untuk Putri
27
Bab 27 Rencana pernikahan Putri dan Petra
28
Bab 28 Serangan yang terbaca
29
Bab 29 Pernikahan Putri dan Petra
30
Bab 30 Kembalinya Miranda ke kantor
31
Bab 31 Undangan perayaan
32
Bab 32 Bertemu Ardi
33
Bab 33 Kembalinya Petra ke kantor
34
Bab 34 Kesibukan di kantor
35
Bab 35 Kejutan dari Miranda
36
Bab 36 Menginap di rumah Papa Revan
37
Bab 37 Pengganggu
38
Bab 38 Berkunjung ke rumah Brian
39
Bab 39 Liburan bersama
40
Bab 40 Akhir liburan di pantai
41
Bab 41 Petra celaka
42
Bab 42 Petra siuman
43
Bab 43 Kesembuhan petra
44
Bab 44 Kepulangan Petra dari rumah sakit
45
Bab 45 Masalah baru
46
Bab 46 Rencana untuk kembali bekerja
47
Bab 47 Miranda pingsan
48
Bab 48 Petra kembali ke kantor
49
Bab 49 Kehamilan Putri
50
Bab 50 Putri tak ingin berdekatan dengan Petra
51
Bab 51 Persalinan Miranda
52
Bab 52 Miranda melahirkan putranya
53
Bab 53 Kebahagiaan seutuhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!