Biarkan Aku Mencinta
Kisah dari seorang wanita bernama Miranda.Di mana waktu itu ia masih seorang pelajar SMA kelas 3.Ia merupakan pelajar dengan tingkat kepandaian sedang-sedang saja.Kehidupannya yang cukup mewah membuatnya tidak begitu memikirkan tentang nilai-nilai sekolah.Ia berpikir jika dengan bisnis yang dimiliki keluarganya dia tidak perlu bersusah payah dalam menuntut ilmu.Menyepelekan dalam urusan sekolah sudah menjadi kebiasaannya setiap hari.Dia tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang adik laki-laki yang berusia 2 tahun di bawahnya.Namun berbanding terbalik dengan sang kakak,sang adik Petra sangat pandai dalam hal pelajaran.Tak jarang ia mendapatkan peringkat pertama di kelasnya.Mereka berdua sama-sama memiliki paras rupawan dengan tubuh proporsional yang di warisi dari kedua orang tuanya.Di rumah megah yang berdiri kokoh dan luasnya bisa mencapai lapangan golf itu berjejer 3 mobil mewah dan sebuah motor sport di sisinya.2 satpam menjaga di depan dan beberapa pegawai dipekerjakan di dalamnya.3 orang pelayan dan 2 orang asisten rumah tangga.Tetapi hanya nyonya rumah yang bernama Nadia sering berada di rumah tetapi sang suami Revan lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor karena padatnya pekerjaan.Sore setelah matahari mulai lelah menyinari bumi dan mulai beranjak ke peraduannya Miranda dan Petra baru pulang sekolah.Miranda yang sudah jelas lebih suka bermain-main pasti akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dengan ketiga sahabat wanitanya Lia,Siska,dan Sisi.Sepulang sekolah ia tidak langsung pulang ke rumah justru sibuk mempercantik diri di salon atau makan di sebuah restoran di salah satu mall.Beda dengan Petra yang sibuk menyelesaikan tugas kelompoknya dengan belajar bersama di salah satu rumah teman sekolahnya.Kelulusan Miranda tinggal beberapa bulan lagi tetapi seakan tidak ada beban sama sekali dia terus menghabiskan waktu di luar rumah bersama sahabatnya.Ini membuat Nadia sang ibu menjadi kesal karena sikapnya.Sore itu saat Miranda baru saja pulang ke rumah ia di hadang ibunya.
"Dari mana saja kamu?"tanya Nadia.
"Biasa Ma,habis jalan-jalan sama teman-teman!"jawabnya enteng.
"Kamu tahu bukan kalau sebentar lagi ujian akhir sekolah?"jelas sang Ibu.
"Tahu Ma,terus memangnya kenapa?"serunya.
"Mir,apa kamu mau kamu tidak lulus jika kamu terus begini?"terang Nadia.
"Ya tidak Ma"jawabnya.
"Terus kapan kamu mau berubah?setidaknya kamu mau belajar sedikit buat persiapan ujian bukan malah keluyuran tidak jelas begini!"ucap Nadia.
"Halah,masih lama juga Ma,tak perlu khawatirlah!"ucapnya enteng.
"Terserah kamu tapi Mama pastikan kalau kamu tidak lulus kamu bakal Papa kirim ke asrama!"ancam ibunya.
"Ma,tega ya Mama!"teriaknya saat sang ibu meninggalkannya.
"Bukannya itu maumu?".Jawab ibunya.
Nadia hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkah putrinya yang semakin hari semakin membangkang.Awalnya ia tidak setuju dengan keputusan Revan suaminya untuk memasukkan Miranda ke asrama tetapi setelah dipertimbangkan mungkin memang perlu tindakan lebih tegas lagi agar anaknya bisa berubah.
Miranda hanya bisa termenung menatap langit-langit kamarnya mendengar ancaman ibunya.Ia menatap sekitar kamar tidurnya dan mengamati satu persatu.
"Aku tak bisa membayangkan kehilangan semua ini kalau harus tinggal di asrama."batinnya.
Dalam kegalauan hatinya ia berusaha merenung dan mencerna setiap perkataan ibunya hingga tanpa sadar ia tertidur nyenyak.Hari mulai petang dan berganti malam Miranda masih nyenyak di atas ranjang favoritnya.Berkali-kali pintu di ketuk dari luar namun tak kunjung ada jawaban dari sang pemilik kamar.Hingga makan malam tiba Petra memanggil sang kakak agar segera turun karena ia mulai lapar.
"Kak,waktunya makan malam nih.Lapar tahu nungguin kakak dari tadi!"keluhnya dari luar kamar sambil terus mengetuk karena tidak ada jawaban dari kakaknya.
"Kak kalau masih tak mau keluar aku dobrak nih pintunya!"ancam Petra.
"Iya-iya,sebentar ganggu saja kamu!"serunya sambil bangkit dari ranjang dan bergegas keluar.
"Gila ya kalau tidur kebo banget.Sudah di tungguin Mama sama Papa tuh di bawah!"ucap Petra setelah pintu mulai terbuka.
"Bawel!"ucapnya ketus.
Adiknya terus berlalu dari hadapannya menuju ruang makan di ikuti oleh Miranda di belakangnya.Mereka segera makan bersama sambil sesekali mengobrol ringan.
"Petra,bagaimana sekolahnya?"tanya Revan.
"Baik Pa,3 bulan lagi kenaikan kelas jadi banyak tugas yang harus diselesaikan."terangnya.
"Kalau kamu Mir?"tanya ayahnya.
"Baik juga Pa,bulan depan ujian akhir berlangsung."jawabnya.
"Papa harap kamu bisa serius menjalani ujian ini!"pinta ayahnya.
"Iya Pa!"jawabnya.
"Jangan iya-iya saja ya Mir,ingat kalau tidak lulus siap-siap kamu masuk asrama!"seru ibunya.
"Iya Ma...!"jawabnya.
Setelah makan malam berakhir Miranda pergi menuju taman samping untuk menikmati angin malam.Cuaca malam itu cukup cerah dengan bintang bertaburan di tambah bulan sabit melengkung indah di langit.Angin berhembus perlahan menerpa wajah cantiknya yang terpejam dengan sesekali menarik napas dalam dan menghembuskannya secara pelan.
"Lagi apa Kak?"tanya Petra sambil menepuk pundak kakaknya.
"Kaget tahu.Lagi merenung!"jawabnya asal.
"Mau di bantu buat belajar?"tawar Petra
"Boleh sih,otak kamu khan jenius siapa tahu aku bisa juara kelas."serunya sambil tersenyum lebar.
"Okelah mulai besok kita belajar bersama ya!"seru Petra.
"Oke,pulang sekolah ya...!" jawabnya.
Petra hanya menganggukkan kepala sambil beranjak masuk ke dalam rumah.Kamar tidur Miranda dan Petra saling berhadapan tetapi mereka jarang menghabiskan waktu bersama karena perbedaan sifat masing-masing.Petra lebih suka mengurung diri di dalam kamar untuk belajar dan Miranda tidak betah seharian harus berada di dalam rumah.Tetapi kali ini dengan ancaman dari orang tuanya membuatnya harus betah di rumah agar mencapai nilai maksimal.Terlebih lagi adiknya sudah menawarkan untuk membantunya belajar jadi mau tidak mau dia harus bertahan tidak keluar rumah paling tidak hingga ujian kelulusan usai.Keesokan harinya usai pulang sekolah Miranda yang gemar berjalan-jalan tiba-tiba pulang lebih awal.Di susul Petra yang kemudian sampai di rumah tepat setelah kakaknya pulang.
"Tumben kalian sudah pulang?"tanya ibunya.
"Iya Ma,mau belajar bersama takut masuk asrama nih Kakak!"ejek Petra.
"Asal bicara!"jawab Miranda ketus.
"Bercanda Kak."serunya sambil tertawa.
"Nggak lucu."ujarnya.
"Jadi nggak nih?"tanya Petra.
"Ya jadilah,sudah pulang juga."jawabnya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk belajar di ruang tengah karena kalau di kamar Miranda takut akan ketiduran nanti.Dengan telaten Petra mengajari sang kakak yang kesulitan dan menjawab setiap pertanyaan yang Miranda tak mengerti.Meski Petra masih kelas 1 SMA tetapi tingkat kecerdasannya di atas rata-rata sehingga dengan sekali membaca saja dia bisa mengerti apa yang di maksud.Awalnya ia di ajukan agar bisa segera naik tingkatan sebelum waktunya tetapi ia tidak bersedia karena takut kakaknya merasa tersaingi olehnya.Jadi ia memilih untuk menjalaninya secara normal seperti siswa pada umumnya.Hingga hari demi hari mereka lewati dengan belajar bersama.Hal ini membuat ibunya merasa senang karena Miranda yang dulu pemalas menjadi rajin sejak belajar dengan adiknya.Ayahnya yang saat itu pulang kerja sampai dibuatnya heran karena Miranda lebih fokus belajar bersama dengan adiknya.Meski tak setegas guru di sekolah saat mengajar tetapi penjelasan yang Petra berikan lebih mudah dipahami oleh Miranda.Waktu yang di tunggu pun tiba.Hari ini ujian akhir sekolah berlangsung dan para siswa telah menyiapkan diri.Miranda cukup tegang menghadapinya meski sebulan terakhir telah belajar giat.Untungnya ia dapat menjawab soal dengan lancar dan apa yang dipelajarinya tidak sia-sia.Hingga hari terakhir ujian ia dapat mengerjakan soal dengan lancar.Miranda cukup lega karena ujian telah selesai tinggal menunggu pengumuman kelulusan saja.Ia belum berani keluar rumah untuk bersenang-senang karena hasil ujian belum diberikan.Ia masih takut jika ia tiba-tiba gagal dalam ujian kali ini.Setelah menunggu 2 minggu,akhirnya hasil ujian diumumkan dan Miranda mendapat peringkat ke 5 di sekolahnya.Ia merasa beruntung mempunyai adik jenius seperti Petra.Tak lupa ia ucapkan terima kasih kepada adiknya yang setiap hari membantunya dalam belajar.
"Makasih banyak ya kamu mau membantu Kakak belajar!"ucapnya dengan riang.
"Iya sama-sama.Aku ikut senang mendengarnya."jawab Petra.
"Nanti Kakak traktir deh."janji Miranda.
"Nggak usah,mending Kakak janji kita kuliah bersaing nilai bagaimana?"ajak Petra.
"Nggak lah,malas mau kuliah mending di rumah dulu saja."tolaknya.
"Yakin nggak mau kuliah?banyak yang ganteng lho!"seru Petra.
"Nanti deh pikir-pikir dulu!"ucapnya.
Seperti yang diketahui Miranda sangat malas berpikir jadi ia kira kuliah membutuhkan otak yang lebih lagi dari waktu SMA.Baginya setelah lulus SMA inilah saatnya untuk bersenang-senang.Tetapi apa yang di harapkannya tidak sesuai kenyataan secara diam-diam ayahnya telah mendaftarkannya ke sebuah universitas ternama.Kembali ia harus belajar agar lulus tes masuk perguruan tinggi.Ia pun menuruti kemauan orang tuanya walau dengan berat hati.Hasilnya pun akan keluar usai acara wisuda di sekolahnya minggu depan.Acara wisuda pun berjalan lancar dan para siswa telah siap melepas sebutan siswa menjadi mahasiswa saat mereka siap masuk perguruan tinggi.Petra yang naik tingkatan dengan jalur akselerasi ingin segera lulus mengikuti kakaknya masuk perguruan tinggi yang sama dengan Miranda.Usai tes jalur akselerasi ia pun dinyatakan lulus dengan nilai sempurna dan siap untuk bersaing dengan kakaknya.Keputusannya untuk masuk perguruan tinggi bersama dengan kakaknya mendapat dukungan dari kedua orang tuanya terlebih lagi ia masuk dengan jalur beasiswa dari sekolahnya.Bangga sudah pasti kedua orang tuanya merasakannya apa lagi Miranda dan Petra akan menjadi pewaris bisnis Revan sang ayah.Pagi itu Miranda mendapatkan kiriman surat lewat pos yang bertuliskan Universitas Pelita Jaya.Sudah dipastikan ini adalah hasil yang menyatakan lulus atau tidaknya masuk perguruan tinggi tersebut.Dengan tergesa-gesa ia membuka amplop yang di terima.
"Ma,aku lulus!"teriaknya usai membaca isi amplop tersebut.
"Selamat ya sayang!"ucap ibunya.
"Sekarang deh traktirnya!"sambung Petra.
"Kamu juga di terima di sini khan.Jadi traktir juga dong!"balas Miranda.
"Mana ada aku janji traktir.Khan Kakak yang janji padaku!"seru Petra.
"Ya sudah kita impas lah!"serunya
"Sudah siap bersaing!"seru Petra sambil menunjukkan senyum menantang.
"Aku nggak yakin deh.Kamu khan jenius banget sampai masuk universitas dengan jalur beasiswa mana bisa aku menyaingimu?"seru Miranda lemas.
"Coba saja dulu!"ujarnya.
ia hanya mengangguk menanggapinya.Entah dia mengangguk mengerti atau hanya sekedar menjawab asal saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
re
Mulai
2022-09-26
1
Ayyara Alexanders punya Rayyan
mampir kak makka chan
2022-06-12
1