More Than Words
\-\- Andrea's PoV \-\-
Aku tidak pernah percaya dengan istilah 'cinta buta', sebab cinta selalu mampu menuntun hati untuk memilih apa yang terbaik bagi pemiliknya. Aku hanya percaya pada ketulusan cinta yang bisa membuatmu menyangkal diri dan melakukan sesuatu di luar batas kemanusiaanmu.
Aku, Andrea Elaine Williams telah membuktikan dengan hidupku, bahwa cinta itu kuat, hingga mampu menuntunku mengarungi sebuah pengalaman mencintai yang sulit untuk didefinisikan.
Aku hanya seorang gadis biasa dari keluarga sederhana. Papaku, Evan Williams hanyalah seorang pengajar di salah satu sekolah yang tidak terlalu populer. Sementara mamaku, Marry Anne Williams, sedikit lebih beruntung, sebab mama adalah seorang pengajar di salah satu elementary school terbaik yang ada di London. Selain mengajar di sekolah, kedua orang tuaku mencoba untuk menjalankan bisnis private course yang telah dirintis sejak 10 tahun lalu, demi menambah penghasilan mereka.
Menjadi anak pengajar membuatku memiliki beberapa keuntungan, karena aku tidak pernah mengalami kesulitan dalam hal belajar. Di sekolah, aku termasuk siswi yang cerdas dan berprestasi.
Meskipun aku bukan gadis yang cantik secara fisik menurut ukuran pada umumnya, aku cukup bangga dengan diriku karena aku memiliki banyak bakat yang membuat aku sedikit percaya diri.
Aku sangat mahir bermain cello dan aku adalah seorang penyair cinta. Meski demikian, aku tidak pernah menampilkan bakatku di sekolah. Aku menyimpannya bagi diriku sendiri dan menganggapnya sebagai alasan untuk tetap percaya bahwa aku juga istimewa.
Walaupun aku cukup beruntung karena memiliki gen cerdas dari orang tuaku, kesibukan mereka yang harus berjam-jam mengajar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami, membuat aku sedikit tidak terurus.
Papa dan mamaku banyak menghabiskan waktu untuk mengembangkan usaha private course milik mereka sehingga mau tidak mau, aku dilatih untuk selalu mandiri. Aku terbiasa untuk berpikir dan bertindak praktis sejak kecil.
Akibatnya, hingga usiaku yang sudah 18 tahun ini, aku tidak tahu bagaimana caranya berdandan. Mama tidak pernah mengajariku menjadi 'perempuan' selazimnya karena terlalu sibuk.
Bagiku menggunakan bedak tabur baby setiap kali pergi ke sekolah itu sudah disebut berdandan. Rambutku yang lurus ini pun selalu dipotong sangat pendek, sebab mama tahu aku bukan tipe anak gadis yang akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan dan mengurusi rambutku. Hal ini tentu membuat aku tidak semenarik teman-temanku yang lain.
Penampilanku yang dibilang biasa-biasa ini, membuat aku tidak pernah menjalin kasih dengan teman laki-lakiku, namun bukan berarti aku tidak pernah jatuh cinta.
Cinta pertamaku ku berikan pada seorang laki-laki yang bernama Jericho Marthen Laurent, kakak tingkatku yang kini sudah lulus dan memutuskan untuk kuliah musik di Amerika.
Aku mengaguminya karena dia cerdas, populer, berbakat, dan tampan. Meski demikian dia tidak sombong.
Dulu, sebelum dia lulus, kami pernah menjadi partner dalam beberapa lomba karya ilmiah remaja. Beberapa kali kami memenangkan perlombaan karya ilmiah itu. Selama bekerja sama dengan dia, sikapnya sangat manis dan sangat menghargai aku. Beberapa kali pendapatku sungguh-sungguh diperhatikan olehnya.
" Sorry J, menurut aku, bagian ini sedikit lompat, kurang sistematis. Harusnya penjelasan masalahnya kita kupas tuntas dulu, baru masukkan pemikiran ahli yang pernah membahas itu, atau bagaimana kalau menurut kamu?" Aku bertanya sambil sesekali melihat mata hijaunya.
"Hmm, aku rasa kamu benar. Iya, aku melewatkan part itu. Thank's sudah jeli," katanya sambil tersenyum padaku dengan manis.
Seandainya aku mampu menghentikan waktu, aku pasti membuat detik-detik dia tersenyum padaku berhenti saat itu juga. Kebaikan dan kerendahan hatinya selalu membuat hatiku luluh.
Awalnya aku pikir aku hanya mengaguminya, hingga suatu kejadian membuat aku menyadari bahwa aku, untuk pertama kalinya, merasakan jatuh cinta pada kakak tingkatku itu.
"Entah kamu sadar atau tidak, bagiku, kamu adalah gadis yang sangat istimewa. Maukah kamu jadi pacarku?" Jericho menyatakan cintanya kepada Fergie, sahabatku kala itu. Iya, sahabatku.
Sebenarnya aku tahu bahwa Fergie menyukai Jericho sejak lama. Fergie selalu terbuka padaku. Fergie menceritakan betapa ia tidak bisa mengendalikan jantungnya saat berdekatan dengan Jericho. Dia bahkan mengatakan bahwa dia tergila-gila.
Aku yang mendengar ungkapan hati Fergie, hanya tersenyum simpul dan menanggapi dengan tenang. Aku percaya bahwa mengagumi, menyukai, dan mencintai seseorang adalah hak orang itu. Bagiku tidak logis membenci Fergie hanya karena kami mencintai orang yang sama.
Sebelum Jericho menyatakan cintanya, Fergie aktif menitipkan salam untuk Jericho lewat aku.
"An, salam ya untuk Jericho! Sampaikan kalau aku fans beratnya!" Fergie berkata sambil mengedipkan sebelah matanya.
Menitipkan salam itu adalah kebiasaannya, setiap kali dia tahu aku akan bertemu dengan Jericho untuk menyelesaikan proyek kami. Dengan polosnya, aku pun menyampaikan salam itu.
Selama aku menyampaikan salam-salam Fergie, aku tidak pernah menangkap kesan yang berlebihan saat Jericho menerima salam itu. Aku bahkan berpikir bahwa Jericho tidak akan menanggapi serius salam yang dititipkan Fergie.
Sahabatku Fergie adalah gadis yang cantik dan populer. Secara fisik, dia jauh lebih unggul dariku. Fergie berasal dari keluarga yang berada. Ia tidak pernah kesulitan mendandani dirinya. Kulitnya terawat, wajahnya cantik, gayanya asik, dia juga merupakan gadis yang supel dan baik hati.
Meski aku jauh lebih pandai dan berbakat dari Fergie, tetap saja aku tidak semenarik dia. Fergie seperti berlian yang berkilauan di mata Jericho, sementara aku, mungkin lebih cocok disebut sebagai mutiara dalam lumpur, itupun kalau dia menyadari bahwa aku adalah mutiara.
Insiden pernyataan cinta Jericho ke Fergie, membuat aku hancur. Aku sadar bahwa aku sudah kalah.
Aku berusaha menepis perasaan itu sekuat tenaga.Perasaan mencintai seorang laki-laki yang mungkin hanya menjadi khayalan masa mudaku. Cinta pertamaku tidak terbalaskan. Cinta pertama ini tidak sempurna.
Ingin aku menjauh dari hadapan mereka berdua. Ingin aku menghindar dari pertemuan proyekku dengan Jericho. Namun Jericho, selalu mempunyai alasan untuk membuat aku tidak bisa mengabaikan pertemuan itu. Sialnya lagi, Fergie juga sering memintaku untuk menemaninya menemui kekasihnya. Dan lagi-lagi, aku tidak berdaya menolaknya.
Aku mematrikan dalam hatiku bahwa Fergie dan Jericho tidak boleh tahu tentang perasaanku. Aku mencintai Jericho dalam diam, dan menerima kenyataan bahwa ia telah bersama sahabatku. Selama Fergie dan Jericho saling mencintai dengan tulus, maka aku akan mendukung dan mendoakan mereka.
Aku tidak iri dengan Fergie. Aku cukup sadar dengan diriku, apa kekuatanku, kelemahanku, seberapa besar tantangan yang aku hadapi jika memaksakan ingin mendekati Jericho, dan berapa banyak peluangku untuk dekat dengannya. Bagi Jericho, aku hanya partner studinya dan sahabat dari kekasihnya, hanya sebatas itu.
Pada akhirnya, kisah kasih yang dilalui Fergie bersama Jericho ternyata tidak berlangsung lama. Setelah Jericho lulus, Fergie yang tidak bisa menjalani Long Distance Relationship memutuskan untuk berpisah dengannya.
Kepergian Jericho ke luar negeri untuk mengambil kuliah musik di Amerika, bukan hanya melukai Fergie, tetapi juga membuat sebagian diriku ikut pergi bersamanya.
Meskipun dulu aku tahu Jericho adalah milik Fergie, setidaknya aku masih bisa memandangnya dari jauh, sesekali mendengar suaranya, dan merasakan kehadirannya. Sekarang, semuanya seketika lenyap.
Seperti aku mencintainya dalam diamku, demikian juga aku menangisi kepergiannya dalam senyapku. Aku kembali merapuh.
Setelah kepergian Jericho, aku memohon kepada Tuhan, jika mungkin aku bisa bertemu kembali dengannya, meski itu hanya sebagai seorang kawan lama, aku akan sangat mensyukuri pertemuan itu.
------------
Halo, semua. Terima kasih sudah mampir membaca cerita ini. Cerita ini adalah cerita fiksi pertama saya. Semoga kalian menyukainya.
Please support saya ya! Sekali lagi, thank's and enjoy!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Evelyne
awal yang bagus...gw suka...
2023-06-05
0
Rinisa
Mampir, rekomendasi dari Author Kak Renita..
Ternyata menang bagus, gaya bahasa nya rapi...
Semangat buat Author...👍🏻👍🏻👍🏻
2023-05-26
0
Margaret R ▪︎IG margaretraegis
Bagus, cara ceritanya mengalir.. siapa tokoh utama tersampaikan dengan baik.
Semangat kak 🤗
2023-03-25
0