Impressed

 

\-\- Jericho's PoV \-\-

 

"J, dapat salam dari Fergie. Dia bilang, dia fans beratmu," ucap Andrea saat kami sedang mendiskusikan proyek karya ilmiah kami waktu itu.

"Fergie, yang mana?" Aku menanggapi ucapan Andrea.

"Yang biasa sama-sama aku, yang anaknya cantik, matanya bulat. Dia sahabatku," kata Andrea menjawab pertanyaanku.

Seringkali aku mendengar Andrea menyampaikan salam dari seorang gadis yang bernama Fergie. Sebenarnya aku sering melihat Fergie. Aku hanya ingin memastikan bahwa Fergie yang dimaksud Andrea adalah Fergie yang sama di dalam benakku.

Fergie memang cantik. Aku yakin setiap laki-laki tentu menginginkan memiliki kekasih yang cantik dengan perawakan yang enak dipandang mata, dan semua itu ada dalam diri Fergie.

Aku tentu juga mengagumi kecantikan Fergie, sebagaimana banyak temanku mengaguminya. Fergie sering menjadi topik pembicaraan hampir seluruh laki-laki yang ada di sekolah, bahkan banyak temanku mendamba ingin menjadi kekasihnya. Bisa menjadi kekasih Fergie tentu akan memberikan prestige tersendiri.

Naluri bersaing sangat kental dalam darahku. Aku yang terbiasa berkompetisi dan menang dalam berbagai ajang perlombaan, merasa tertantang untuk menjadikannya sebagai kekasihku. Jika aku berhasil mendapatkannya bertambahlah rasa banggaku di hadapan kawan-kawanku.

Sejak kecil, aku dididik oleh kedua orang tuaku untuk selalu berhasil memenangkan persaingan dalam hidup. Papaku, David Alexander Laurent, yang adalah seorang Direktur bagian marketing, terbiasa memotivasiku dengan memberikan target-target yang harus kupenuhi. Orang tuaku bersepakat untuk mendidik aku dan kakakku dengan keras, bukan dengan bermanja-manja.

Saat aku sudah lebih dewasa dan memahami dunia, aku memberi target sendiri atas setiap hal yang aku lakukan, termasuk memberi target dengan menetapkan kriteria perempuan yang layak menjadi kekasihku.

Fergie adalah sosok ideal pada umumnya, yang tentu juga memenuhi kriteria kekasih idaman. Itu sebabnya aku memutuskan untuk memintanya menjadi kekasihku.

Sebenarnya Fergie bukan satu-satunya perempuan yang aku kagumi di sekolah. Andrea sempat menarik perhatianku dengan kepandaiannya. Aku sadar akan hal itu. Dia bukan hanya pintar, dia benar-benar cerdas.

Andrea adalah perempuan yang sangat logis. Dia adalah seorang pemikir. Ide-idenya yang kaya dan tidak terduga, caranya mengungkapkan dan membahasakan idenya, membuat aku menyadari bahwa dia bukan perempuan biasa-biasa.

Satu-satunya yang biasa dalam dirinya adalah penampilannya. Sorry to say, penampilannya benar-benar menggangguku. Aku tidak menyukai rambut pendeknya. Aku tidak tahu, apakah dia sadar atau tidak, potongan rambut itu benar-benar tidak cocok untuknya. Dia bahkan terlihat tidak punya kemauan untuk membuat dirinya menjadi menarik.

Aku sungguh heran pada Andrea. Gadis itu bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca buku dan menulis, tetapi untuk sedikit mendandani diri, sepertinya ia tidak punya waktu. Padahal aku yakin, kalau mau berdandan sedikit saja, dia pasti kelihatan lebih menarik.

Selain tertarik dengan kecerdasannya, aku sebenarnya penasaran dengan soft skill-nya. Beberapa kali aku mendengar dia bersenandung. Aku pernah mendapati dia menyenandungkan Nocturne Chopin Op. 9 no. 2, Fur Elise, dan Moonlight Sonata. Sungguh pilihan yang langka untuk disenandungkan.

Aku sangat memahami musik. Bisa dikatakan bahwa kecerdasan musikku di atas rata-rata. Musik adalah sisi lain dari hidupku yang tegang dan penuh persaingan. Aku selalu menemukan kedamaian dalam musik-musik yang aku mainkan. Aku juga menguasai beberapa alat musik seperti piano, biola, dan gitar.

Beberapa kali aku membuat konser musik classic sederhana untuk acara amal di sekolah. Musik classic sangat digemari di London, terutama bagi mereka kaum bangsawan. Cukup mudah bagiku mengumpulkan dana lewat konser classic seperti ini.

Diriku yang aktif dalam menyelenggarakan berbagai acara amal ternyata membuat aku cukup dikagumi banyak gadis. Mereka bahkan tidak enggan menyerukan namaku saat aku memainkan alat musikku. Bukankah itu sebuah keuntungan?

Mendekati masa kelulusanku, sekolah menawarkanku sebuah beasiswa untuk kuliah musik di Amerika. Guruku mengatakan bahwa itu merupakan penghargaan atas kreatifitas dan keaktifanku dalam kegiatan-kegiatan sosial di sekolah.

Awalnya orang tuaku tidak setuju. Mereka tidak mau menerima bahwa anak yang dibesarkan dengan berbagai target dan tantangan harus berakhir hanya menjadi seorang musisi.

Aku tentu tidak dengan mudah menyerah dengan jawaban orang tuaku dan melewatkan kesempatan ini. Aku membuat penawaran kepada mereka dengan mengambil double degree.

Aku berencana mengambil kuliah jurusan Ekonomi-Management seperti keinginan orang tuaku dengan biaya dari mereka sembari aku menjalani kuliah musik di kampus yang sama namun tentunya dengan beasiswa.

Awalnya orang tuaku meragukan apakah aku bisa menyelesaikan keduanya atau tidak. Tapi aku meyakinkan mereka dan menantang diriku bahwa dua-duanya akan selesai tepat waktu dengan nilai yang memuaskan. Pada akhirnya merekapun menyerah dan membiarkan aku menjalani pilihanku.

------

"Baby, sepertinya aku jadi mengambil tawaran scholarship itu. Kamu akan mendukungku kan?" Aku bertanya kepada Fergie saat dinner, sehari sebelum pengumuman kelulusanku.

"Kenapa harus jauh, honey? Sepertinya aku tidak bisa jika kita LDR," balas Fergie kepadaku sembari meletakkan sendok dan garpu yang dipegang di atas piringnya, dan menatapku dengan kecewa.

"Orang tuaku sudah setuju. Mereka bisa support, apakah kamu juga mau melakukannya?" Aku bertanya kembali padanya penuh harap.

"Mereka setuju? Aku rasa, aku tidak bisa J. Sorry, mungkin kita sampai disini saja. Aku bisa membayangkan betapa sibuknya kamu nanti dan mengabaikanku. Aku yakin orang tuamu itu setuju karena ide double degree-mu kan? Aku yakin mereka sebenarnya juga sama denganku, tidak rela kamu pergi," ucap Fergie kepadaku tanpa melihat mataku.

"Aku pikir meyakinkan orang tuaku akan lebih sulit dari pada meyakinkanmu, tapi ternyata aku salah. Aku berharap kamu akan terus di sisiku dan ternyata aku juga salah. Nampaknya memang banyak yang tidak aku pahami tentang kamu. Mungkin keputusan untuk mengakhiri hubungan kita adalah keputusan yang tepat," balasku padanya sambil menaruh beberapa lembar uang di atas meja dan pergi ke luar meninggalkan Fergie di restaurant.

Kami mengakhiri hubungan kami tanpa drama, tanpa air mata. Aku juga bingung, kenapa aku tidak terlalu merasa kehilangan dan mungkin Fergie juga begitu.

Aku menghubungi Andrea sesaat setelah aku meninggalkan Fergie di restaurant. Aku mengajak Andrea menemuiku di sebuah danau buatan di dekat kompleks perumahannya. Aku berniat menceritakan kekesalanku padanya.

📱'Hai An, bisakah menemuiku di danau yang ada di belakang rumahmu sebentar? Aku butuh teman untuk bercerita.' - Jericho

📱'Ok, two minutes.' - Andrea

Dua menit kemudian dia datang dengan berlari-lari sambil mengenakan kaos putih polos dan celana jeans pendek di atas lutut. Sebuah pemandangan yang aneh buatku, mengingat pakaiannya yang selalu sopan di sekolah.

Aku baru menyadari satu hal, Andrea punya bentuk tubuh yang sangat indah. Semuanya pas di mataku. Aku berpikir, seandainya dia memanjangkan rambut lurusnya itu, dia pasti akan lebih terlihat sangat manis dengan mata coklatnya.

"J, apakah aku terlalu lama membuatmu menunggu?" Andrea bertanya kepadaku. Aku tersadar dan menghentikan lamunanku tentangnya.

"Tidak, aku tidak lama menunggumu," kataku kepadanya.

"An, apakah Fergie pernah menceritakan kepadamu bahwa aku akan kuliah di Amerika?" Aku bertanya lagi kepada Andrea.

"Kamu, mau ke Amerika? benarkah?" Aku melihat Andrea sedikit terkejut dengan pertanyaanku. Aku juga sempat melihat ada raut sedih di mata coklatnya itu.

"Iya, aku akan kuliah di Amerika, An. Aku mau kuliah musik di sana. Aku bahkan berencana ambil double degree. Aku tahu ini berat bagi Fergie untuk LDR, dan mungkin nantinya aku juga akan kurang punya waktu untuknya, karena kesibukan kuliahku yang sangat padat. Meski begitu, aku tetap akan menyediakan waktu untuknya. Aku sebenarnya berharap dia terus mendampingiku, walau kita jauh. Namun sepertinya dia tidak bisa mengabulkan keinginanku. Kita baru saja putus," jelasku pada Andrea.

"Kamu sudah putus,J?" Andrea menatapku dan aku menganggukkan kepala tanda membenarkan. Andrea terdiam sejenak dan berbicara kembali.

"J, hidup itu sebuah pilihan. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Kamu hanya harus lebih peka untuk menentukan apa yang terbaik. Tanyakan pada hatimu, apa yang terbaik. Kadang kala, hati mampu menjelaskan lebih dari apa yang dapat dijelaskan oleh akal," ucapnya seraya menatap mataku dalam-dalam.

"Setelah kamu memutuskan, jalani pilihanmu dengan bahagia, cintai apa yang sudah kamu pilih. Jangan pernah menyesal!" Andrea melanjutkan ucapannya lagi sambil tersenyum padaku. Walau dia tersenyum, aku merasa aneh dengan sorot matanya yang terlihat sendu.

Pada waktu itu juga, aku menyadari bahwa Andrea memiliki satu lesung pipi yang membuat senyumnya terlihat lebih manis. Kemana saja aku selama ini, kenapa aku baru saja menyadarinya.

Aku selalu terpukau dengan cara Andrea menyampaikan argumentasinya. Dia tidak pernah menggurui, dia selalu membuat aku memikirkan kembali apa yang ada di dalam kepalaku.

" Thank's An. Kamu selalu bisa kuandalkan saat otakku buntu," jawabku kepadanya.

Tidak lama setelah itu aku mengantar Andrea kembali ke rumahnya. Akupun segera bergegas pulang ke rumah, karena nampaknya hujan akan turun.

Hari itu adalah pertemuan terakhirku dengan Fergie dan Andrea sebelum aku pergi ke Amerika. Aku memilih untuk pergi mengejar mimpiku, dan seperti kata Andrea, aku telah memilih, aku mencintai pilihanku, dan aku tidak pernah menyesal.

--------------

Jangan lupa vote dan tinggalin jejak ya. Thank's all.

Terpopuler

Comments

Rinisa

Rinisa

Next read...🤗

2023-05-27

0

lili

lili

bgs bgt ceritanya 👍👍👍

2023-02-23

0

Fitri Lin

Fitri Lin

aku rasa baik j maupun Fergie sama sama tidak merasakan cinta.. mereka hanya tertantang utk mendapatkan pasangan yg "wah" dimata orang lain... jadi segampang itulah mereka mengakhiri hubungan...

2021-06-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!