Bab 5

Semalaman ini Revan menjaga Yura berharap istrinya itu akan bangun dan melihatnya bagaimana Revan sangat mengkhawatirkannya , semalam Revan melihat bayi kecilnya di dalam inkubator .Hatinya teriris melihat anak istrinya tidak berdaya.

Harusnya Revan tidak mengijinkan Yura pergi, karena selain dirinya yang terluka, Revan secara tidak sengaja juga sudah membuat semua orang terluka terutama Regan. Sabira kini terbaring koma, perasaan bersalah kian membuncah di hati Revan. Meskipun semua ini karena takdir dan Regan pun tidak menyalahkanya , tapi tetap saja lubuk hatinya yang terdalam Revan selalu menyalahkan dirinya sendiri.

Karena kelelahan Revan pun ketiduran di ruangan yang sama dengan Yura, begitu pun dengan Regan tidur di ruangan yang sama dengan Bira. Semua orang sudah pulang karena dokter meminta tidak boleh banyak orang di rumah sakit, apalagi Reby kini sedang membutuhkan orang untuk menjaganya.

Tak terasa pagi pun menjelang, cahaya sang surya mulai masuk melewati jendela-jendela kamar di ruangan dimana Yura di rawat. Revan terbangun berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi, namun itu tidak mungkin terjadi semua adalah kenyataa, kenyataan yang pahit untu Revan . Dia melihat istrinya masih betah menutup matanya. Revan kemudian menghampiri istrinya yang masih terlelap

Wajah cantik istrinya kini terlihat sangat pucat, " cepat bangunlah sayang, lihatlah aku di sini, lihatlah bagaimana aku sangat mengkhawatirkanmu Yura, kau adalah hidupku, dan juga jiwaku ada bersamamu, hidupku hancur melihatmu seperti ini sayang " ucap Revan sedih dan mencium kening istrinya yang terasa dingin.

Saat Revan mencium kening Yura terlihat ada pergerakan di tangan Yura, dan Yura juga mencoba membuka matanya. Perlahan mata cantiknya terbuka, Revan yang melihatnya sangat bahagia .

"Yura, Yura sayang kamu bangun sayang, kamu sudah sadar " ucap Revan bahagia, namun Yura masih diam dan melihat ke arah Revan.

"Kepala Yura sakit banget mas " lirih Yura

"Yang mana yang sakit, sebentar aku panggilkan dokter dulu " Revan pun memencet tombol di sana berharap dokter segera datang dan memeriksa istrinya.

"Yura ada dimana ?" tanyanya pelan

"kamu ada di rumah sakit sayang, kamu kemarin mengalami kecelakaan " ucap Revan

"kecelakaan ?" tanya Yura

Yura masih mengumpulkan kepingan ingatannya kemarin. Kemarin dia sangat senang karena akan bertemu dengan papanya, dia berangkat bersama Bira .Mereka berdua mengobrol dengan senangnya tertawa dan bercanda bersama .Lalu kemudian dia melihat mobil dari arah berlawanan menabrak mobil yang ia tumpangi bersama Bira. kejadiannya sangat cepat hinngga tidak bisa menghindar. Yura ingat kalau Bira melindunginya dengan memeluknya, Bira melindungi dirinya dan juga kandungannya. Hingga Bira menjerit beberapa kali karena kesakitan, tapi Bira tidak melepaskan pelukannya kepada Yura saat mobil mereka terguling beberapa kali. Terakhir Yura ingat Bira bersimbah darah kemudian tidak sadarkan diri begitupun dengan dirinya yang juga tidak sadarkan diri karena merasakan sakit yang luar biasa.

Yura kemudian meraba perutnya yang sudah rata, kenapa ? Yura sangat terkejut kemana anaknya dan juga Bira kemana. Yura langsung melihat ke arah Revan.

"Bayi Yura mana ?" tanyanya sambil menangis pikiran buruk kini menerpa Yura, apakah anaknya tidak selamat dalam kecelakaan kemarin. Tidak ,Yura tidak akan sanggup jika itu sampai terjadi.

"Kamu tenang sayang anak kita selamat, dia ada di dalam inkubator karena dia lahir prematur tapi tidak apa-apa para dokter bisa menyelamatkannya" ucap Revan membuat agar Yura tenang.

"Terus kak Bira gimana ?" Revan menghela nafas kasar sebelum mengatakannya kepada Yura, Revan ragu untuk mengatakannya kepada Yura takut mempengaruhi keadaan Yura sekarang apalagi Yura baru sadar.

Namun Yura terus memaksa Revan untuk mengatakannya. Dengan berat hati Revan mengatakan kondisi Bira saat ini.

"Bira koma " ucap Revan tertunduk, jelas saja Bira koma, luka yang di alami Bira sangat banyak akibat melindungi dirinya. Yura merasa sangat bersalah, jika saja waktu itu Yura tidak memaksa ingin bertemu papanya mungkin ini semua tidak akan terjadi kepadanya dan juga Bira.

"Ini semua salah Yura, kalau aja Yura ga maksa mau pergi ketemu papa, pasti ga bakal ada kejadian kaya gini, ini semua salah Yura , ini semua salah Yura " Yura histeris dan terus menangis, akibat gerakannya luka Yura terbuka lagi. Revan mengumpat kenapa dokter belum sampai juga. Sedangkan Yura terus menangis histeris di sana.

Revan akan memanggil dokter lagi untuk melihat kondisi istrinya, namun di saat yang sama dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan Yura.

Revan yang kesal langsung membentak dokter dan perawat yang ada di sana karena datang terlambat.

"Apa yang kalian lakukan dari tadi , kenapa lama sekali !!!! " bentak Revan

"Maaf pak kami tadi sedang ada di lantai bawah pak untuk melakukan visit, maaf " ucap dokter itu

Para dokter dan perawat pun memberikan obat penenang pada Yura, agar kondisinya lebih tenang dan tidak berontak, yang akan mengakibatkan lukanya terbuka lagi apalagi Yura baru saja di operasi caesar, lukanya masih basah.

Yura pun akhirnya tenang setelah perawat menyuntikan obat penenang di infusnya. Dokter pun segera mengobati luka Yura yang sempat terbuka karena kejadian barusan.

"Maaf pak, kejadian ini mungkin mengakibatkan trauma kepada pasien, berikannlah kabar baik atau hal-hal yang membuatnya tidak tertekan karena itu tidak baik untuk kesembuhannya " ucap dokter kepada Revan, dan Revan pun mengangguk mengerti, mungkin karena mendengar Bira koma, Yura menjadi histeris dan menyalahkan dirinya sendiri.

Karena mendengar ada keributan Regan pun keluar dari kamar Bira. Karena kamar mereka berdampingan. Dia menghampiri kamar Yura karena melihat ada dokter dan perawat yang keluar dari ruangan Yura, karena penasara Regan pun langsung masuk dan menghampiri Regan.

"Ada apa Revan ? " tanya Regan

"Yura tersadar dan histeris, dia menyalahkan dirinya sendiri akibat kecelakaan ini, Yura bilang Bira melindungi dirinya san juga kandungannya, karena itulah luka yang di alami Bira sangatlah parah ,Yura tidak terima dengan semua ini,akibat memberontak barusan luka-lukanya terbuka lagi " jawab Revan

"Kecelakaan seperti ini pasti menyisakan trauma,Bira melindungi Yura karena instingnya seorang ibu, Bira tidak akan membiarkan Yura yang sedang hamil terluka juga Bira tidak akan membiarkan bayi yang ada dalam kandungannya terluka, untuk itu mungkin dia melindungi Yura "Regan sangat tahu sifat Bira yang selalu mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri.

"Aku hampir terlupa sesuatu karena khawatir dengan keadaan Bira dan Yura ?"

"Apa...?" tanya Revan penasaran

"Siapa yang sudah menabrak mobil yang di naiki Bira dan juga Yura " jawab Regan

Revan pun baru tersadar jika mereka belum mengusut siapa yang menyebabkan istri mereka mengalami kecelakaan.

Terpopuler

Comments

Sus Susyla

Sus Susyla

pasti sandra biang y

2022-11-02

0

Euis Nina

Euis Nina

kak anaknya A revan sama bira perempuan/laki-laki yah🤔
smoga cepat pulih kembali seperti semula😌😌

2022-06-08

0

Eka

Eka

next thor

2022-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!