Bab 2

Pagi ini Revan masih di sibukan dengan permintaan Yura yaitu makan sop buah pagi-pagi. Mungkin karena perutnya yang mual jadi Yura ingin makan sesuatu yang segar, meskipun awalnya Revan menolak karena itu masih pagi namun karena Yura yang terus merengek akhirnya Revan mengabulkan keinginan istrinya. Setelah lama berkutat untuk membuatkan keinginan sang istri , akhirnya selesai juga sop buah buatan Revan khusus untuk Yura. Revan dengan senang lanngsung membawanya ke kamar. Langkahnya sangat riang. Sejak kehamilan Yura hari-hari Revan selalu penuh dengan senyuman.

"Yura...." panggil Revan

Namun yang di panggil malah tertidur, Revan tersenyum melihat istri mungilnya yang sedang terlelap . Revan mengerti usia istrinya masih sangat muda di tambah selalu merasakan kekurangan kasih sayang membuatnya selalu ingin di manja oleh Revan dan tentu saja Revan senang melakukannya. Ciuman lembut Revan daratkan di kening dan bibir Yura, seandainya tidak akan menyakitinya Revan ingin sekali menggigit pipi Yura yang mulus itu karena terlihat menggemaskan di mata Revan. Sebucin itu kah ? jawabannya adalah iya, Revan terlihat seperti remaja yang tengah jatuh cinta yang selalu berbunga-bunga jika melihat istrinya di tambah dengan kehamilannya membuat kabahagiaan Revan kian membuncah.

Merasa ada yang menyentuhnya Yura mengggeliat dan membuka matanya dan pandangannya langsung mengarah pada wajah tampan suaminya yang sedang tersenyum melihat ke arahnya.

"Mas Revan...." panggilnya dengan suara serak dan wajah yang memerah karena merasa malu kini, karena suaminya sedang terus menatap kepadanya.

"Bangunlah sayang, pesananmu sudah siap " ucap Revan lembut sambil mengelus rambut Yura dengan lembut. Revan selalu memperlakukan Yura dengan lembut membuat Yura merasa jadi wanita yang paling di cintai di dunia ini.

Yura pun langsung duduk di tempat tidurnya dan Revan pun memberikan sop buah yang sudah dia buat tadi untuk Yura. "Cantik banget tampilannya sayang banget buat di makan " ucap Yura tersenyum

"Aku sudah membuatnya dengan susah payah, aku akan sedih jika kau tida memakannya " ucap Revan pura-pura sedih

Yura malah tersenyum menanggapinya melihat raut wajah Revan membuatnya menjadi sangat gemas kepada suami tampannya. "Yura makannya..." sambil menyuapkan satu sendok sop buah kedalam mulutnya. Rasa buah yang manis di tambah dengan campuran bahan yang Revan buat tadi dengan sensasi dingin dari es membuat terasa segar dan enak di mulut Yura.

"Ini enak bangeeetttt, pinter banget sihh bikinnya " puji Yura sambil terus memakan sop buah buatan Revan. Revan senang melihat istrinya sangat menyukai apa yang dia buat. "Yura habisin boleh ?" ucapnya dengan mulut penuh

"Tentu saja habiskan, aku senang kau menyukainya " Yura pun mengangguk senang dan tidak lama sop buah buatan Revan pun sudah tandas. Revan langsung mengambil wadah yang kosong dan menyimpannya di meja di kamar itu.

"Jadi apa hadiahnya, aku sudah memberikan keinginanmu Yura ?" tanya Revan, Yura bingung mendengarnya memangnya suaminya ini mau hadiah apa.

"Emangnya mas Revan mau hadiah apa, uang aja Yura minta sama mas Revan " ucapnya polos.

Revan hanya tersenyum mendengarnya, "aku tidak ingin hadiah yang di beli, emmm...." Revan pura-pura terlihat berpikir, Yura hanya memandangnya bingung membuat Revan menjadi gemas saja.

"Cium aku...." ucap Revan yang membuat Yura menjadi tertawa dan....

Cup....

Satu kecupan pun mendarat di pipi Revan "udah " ucap Yura . Revan memberenggut " kenapa di pipi ?" tanyanya.

"Terus ?" Revan pun menunjukan bibirnya dengan telunjuknya , Yura pun tersenyum dan langsung mengecup bibir Revan.

"Hey anak manis kenapa hanya di kecup saja " ucap Revan. "Yura malu kalau Yura duluan " ucapnya sambil menutup mukanya dan Revan pun tertawa.

"Baiklah, biar aku saja yang menciummu " Revan pun mendaratkan ciuman yang lembut di bibir Yura, bibir yang selalu membuatnya candu. Hingga ciuman itu pun berlangsung lama. Setelah puas mencium istrinya Revan langsung memeluk tubuh kecil Yura. Namun kini tangan Revan tidak mau diam dan meraba kemana-mana.

Yura mengerti yang di inginkan suaminya. "mas Revan ini masih pagi loh, emang mas Revan ga kerja " tanya Yura karena tangan suaminya terus saja tidak mau diam, dan kini Revan tengah asik bermain di leher Yura yang putih itu.

"Kita sudah menikah dan bebas melakukannya kapan saja, hari ini aku kerja makanya berilah suamimu ini semangat sebelum berangkat kerja " ucap Revan

"Semangatnya aneh " Yura tertawa, mendapat persetujuan istrinya Revan pun tidak menyia-nyiakannya dan langsung menerkam istrinya dengan perlahan mengingat istrinya sedang hamil.

Di ruang makan kini semuanya tengah berkumpul untuk sarapan kecuali Revan dan Yura. Melihat kakak iparnya tidak ikut berkumpul Bira pun bertanya.

"Kok A Revan sama Yura ga ada, mereka kemana ?" tanya Bira

"Mereka masih di kamar Bira, mungkin Revan sedang menunggui Yura karena biasanya kalau pagi Yura mengalami morning sickness " jawab mamah Rita. Bira hanya mengangguk karena Bira pun merasakan hal yang sama dan Regan selalu menemaninya dengan sabar walau ujung-ujungnya selalu berakhir dengan ritual aye-aye karena suami kanebonya sangatlah mesum.

"Bira juga waktu awal kehamilan juga gitu mah, pusing sama mual banget " ucap Bira

"Iya, semua ibu hamil pasti merasakannya sayang " jawab mamah Rita.

"Iya mah, untung mas Regan selalu nemenin Bira pas di fase kaya gitu, Bira jadi seneng dapet perhatian dari mas suami " ucapan Bira membuat si kanebo menjadi bangga karena dia merasa menjadi suami siaga.

"Syukurlah...." ucap papa Anton sambil meminum kopinya.

"Iya pah Bira seneng walau ujung-ujungnya mas suami suka minta jatah pagi " ucapn Bira membuat semua orang di meja makan menjadi tersedak.

"Astaga ratu ubur-ubur, hari ini kau membuatku ingin menjadi si Gerry agar bisa bersembunyi di cangkangnya " Regan merasakan malu yang luar biasa di hadapan orang tuanya. Ingin sekali Regan menjitak kepala istrinya namun dia tidak mungkin melakukannya. Namun si ratu ubur-ubur hanya cuek saja dengan makanannya tanpa menyadari apa yang dia ucapkan tengah membuat suaminya merasa malu di hadapan orang tuanya.

******

Di kediaman Hendra

Pagi ini Hendra tengah bersiap akan pergi ke bank, dia akan mengajukan pinjaman dengan jaminan rumahnya. Dia tidak bisa berdiam diri bagaimana nasib perusahaan dan keluarganya jika dia hanya diam saja. Meskipun Sandra menolak karena takut tidak bisa membayar cicilannya dan juga dana yang akan ia dapat belum sepenuhnya memenuhi dan perusahaannya , setidaknya dia sudah mencoba.

"Papa yakin ?" tanya Sandra

"Iya mah " jawab Hendra

"Pah nanti kalo cair uangnya Kiara minta ya " ucapan Kiara langsung mendapat tatapan tajam dari Hendra.

"Apa di otakmu tidak ada hal lain selain uang ?" tanya Hendra marah. Melihat suaminya yang akan marah Sandra pun berusaha menjadi penengah.

"Kiara, untuk saat ini jangan dulu membahas uang kau mengerti " pinta Sandra Kiara hanya mendelik mendengarnya karena dia mengerti tatapan mamahnya yang menyuruhnya untuk diam. Melihat suaminya yang akhir-akhir ini menjadi pemarah Sandra lebih mencoba untuk menahan diri. Namun putrinya yang bodoh tetap saja tidak mengerti.

Terpopuler

Comments

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

Kiara mah otak ketuker Ama panci

2022-11-03

0

Viona Viona

Viona Viona

i love you fuulllll cinta yura 😘

2022-08-20

0

Rohani Rudi

Rohani Rudi

A Revan suami idaman para istri".. lanjuttt......

2022-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!