Siang itu Revan baru saja selesai meeting bersama Regan dan papa Anton. Mereka bertiga masuk ke ruangan papa Anton untuk membahas lebih lanjut tentang proyek baru mereka .
Revan, Regan dan papa Anton kini berada di ruangan papa Anton. Namun terdengar bunyi ponsel Revan, mereka pun sejenak menghentikan percakapan mereka. Revan melihat panggilan dari Hendra merasa bingung, kenapa tiba-tiba Hendra menelepon bukankah saat ini dia sedang bersama dengan Yura ,karena takut ada hal penting yang akan di sampaikan Revan pun mengangkat telepon dari Hendra, apalagi saat ini mertuanya itu pasti sedang bersama dengan istrinya.
"Hallo, ada apa ?" tanya Revan
"Nak Revan maaf tapi aku mau bilang ijinkan Yura bertemu denganku walau hanya sebentar aku sangat merindukannya tolonglah " ucap Hendra.
"Aku tidak pernah melarangnya untuk bertemu denganmu, bukankah dia sudah berangkat dari tadi untuk bertemu denganmu, harusnya Yura sudah sampai " jawab Revan, mendengar Yura belum sampai Regan menjadi ikut cemas, pasalnya istrinya juga sedang bersama dengan Yura, apa yang terjadi pikir Regan.
"Kau jangan bercanda " Revan semakin cemas istrinya belum sampai di sana, pasti karena macet ya karena macet Revan menghibur pikirannya sendiri.
Di saat yang sama Regan mendapat telepon entah dari siapa, namun setelah menerima telepon Regan terlihat shock dia hanya diam saja, kemudian Revan pun bertanya dan jawaban Regan membuat hati Revan terasa remuk.
"Bira dan Yura mengalami kecelakaan keduanya kritis Revan " ucap Regan dengan merasa sesak mengatakan hal itu.
Bagai di hantam palu godam kabar itu itu membuat hati Revan remuk seketika, istri dan anaknya kecelakaan bagaimana nasib mereka.
"Yura...." ucap Revan perlahan
"Ayo kita semua bergegas ke rumah sakit " ucap pak Anton. Mereka bertiga bergegas ke rumah sakit. Langkah yang di ambil secepat mungkin, Regan dan Revan merasa hampa saat melangkah, hatinya tidak karuan pikiran buruk terus menerpanya kini, bagaimana keadaan istrinya saat ini semoga semuanya baik-baik saja . Hanya doa yang ia panjatkan dalam setiap langkahnya.
Mereka pergi dengan satu mobil dan papa Anton yang menyetir. Kedua anaknya sedang tidak baik-baik saja. Saat perjalanan Regan melihat mobil yang Bira pakai bersama Yura dan juga sopir mereka, Regan mengenali mobil itu. Mobil itu menajadi sangat hancur dengan darah bercecer di mana-mana, membuat nyali Regan semakin menciut saja melihatnya.
Tak lama mereka pun sudah sampai di rumah sakit. Regan dan Revan segera masuk dan berlari menanyakan keberadaan istri mereka. Suster pun langsung memberi tau keberadaan istri mereka. Saat ini Yura dan Bira tengah berada di ruangan IGD . Saat ada dokter yang keluar Regan langsung bertanya.
"Dokter bagaimana keadaan istri saya " tanya Regan dokter itu terlihat sedang buru-buru.
"Anda keluarga korban yang tadi mengalami kecelakaan ?" dokter balik bertanya.
"Iya dok saya suaminya, bagaimana keadaan istri saya sekarang ?"
"Maaf pak, keadaan pasien keduanya mengalami kritis, korban kehilangan banyak darah dan juga mengalami benturan salah satu korban juga mengalami patah tulang, perbanyaklah berdoa kami akan melakukan operasi saat ini juga , permisi " ucap dokter sambil berlalu.
Pak Anton berusaha menenangkan kedua putranya, tadi dia sempat memberikan kabar kepada mamah Rita dan juga orang tua Bira di desa. Orang tua Bira sangat terkejut mendengar anaknya kecelakaan dan mereka langsung berangkat hari itu juga untuk melihat keadaan putri mereka. Begitu pun dengan Hendra papa nya Yura, papa Anton langsung menelponnya untuk mengabari keadaan putrinya.
Sudah tiga jam lebih Revan menunggu kabar tentang keadaan istrinya, namun belum ada satu dokter pun yang keluar dari ruang operasi. Mereka semua di sana menunggu dengan keadaan panik dan tak berhenti berdoa.
Dokter pun akhirnya keluar, Revan langsung menghampiri dokter itu dan bertanya keadaan istrinya.
"Dokter " panggil Regan
Setelah dokter menjelaskan keadaan Bira, kini dokter pun menjelaskan keadaan Yura.
"Maaf pak Kami terpaksa melakukan operasi caesar dengan mendadak kepada istri bapak, demi meyelamatkan ibu dan bayinya, bayi anda selamat namun lahir dalam keadaan prematur hingga butuh perawatan khusus, hingga kondisi bayi anda membaik bayi anda akan kami tempatkan dalam inkubator, karena berat badan yang kurang karena terpaksa di lahirkan sebelum waktunya.Istri anda akan segera kami bawa ke dalam ruang perawatan "
"Apa boleh aku melihatnya dokter ?" tanya Revan karena saat ini ia ingin sekali melihat Yura. Revan merasa bersyukur karena anak mereka berhasil di selamatkan.Namun hati Revan belum tenang karena kondisi keduanya sedang tidak baik-baik saja.
Setelah mendapat ijin dari dokter Revan pun langsung menemui istrinya di ruang rawat. Betapa sakit hatinya melihat tubuh kecil itu terbaring lemah tak berdaya dengan berbagai alat yang di pasangkan di tubuhnya. Yura sangat takut akan jarum suntik ,namun kini berbagai alat di pasangkan di tubuhnya itu pasti sangat sakit. Air mata pun menetes di pipi Revan dia tidak kuat melihat keadaan istrinya yang penuh luka di tubuhnya.
"Yura sayang " panggil Revan namun Yura masih menutup matanya.
"Sayang bangunlah, lihat anak kita kita sudah lahir dengan selamat, apa kamu tidak ingin melihatnya. Apa kamu juga tidak ingin melihatku sayang. Bangunlah Yura, aku tidak kuat melihatmu seperti ini. Kau adalah hidupku Yura kau segalanya untuku,aku tidak bisa hidup tanpamu sayang bangunlah " Revan pun menangis tersedu melihat keadaan istrinya. Berbeda dengan Bira yang tidak memberi respon apa pun. Yura terlihat meneteskan air matanya dan juga ada pergerakan kecil di tangan Yura. Revan yang melihat itu langsung memanggil dokter. Dokter pun langsung datang dan memeriksa keadaan Yura .
Revan menunggu dengan sangat cemas, semua orang sedang berada di luar ruangan termasuk Regan. Tak lama setelah itu dokter pun keluar. Revan langsung menghampiri dokter dan menanyakan keadaan istrinya.
"Dokter bagaimana keadaan istriku " tanya Revan tidak sabar.
"Syukurlah ,nona Yura sudah melewati masa kritisnya, saya sudah memberikan obat untuknya. Untuk malam ini biarkan dia beristirahat agar kondisi tubuhnya bisa stabil " ucap dokter. Setelah memberi tau keadaan Yura dokter itu pun pergi meninggalkan mereka semua.
Betapa leganya Revan mendengar kabar itu, berbanding terbalik dengan keadaan Bira yang koma. Yura berhasil melewati masa kritisnya. Revan merasa bersalah atas semua kejadian ini. Andai saja Revan tidak mengijinkan Yura dan Bira pergi, Mungkin saat ini semuanya baik-baik saja. Namun itu semua sudah takdir Revan tidak bisa mencegahnya. Walau seribu penyesalan datang menghampiri itu semua tidak akan merubah keadaan.
Kini hanya doa yang mampu mereka panjatkan, semoga Bira dan Yura baik-baik saja .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Atik Marwati
semoga semua selamat
2023-08-05
0
Euis Nina
cepat sembuh buat bira dn juga yura 😔
2022-06-08
0
Achali Alfarizi
lanjut thor jngan lama" skaliap up yng aku dan majikan ku thor😍😍
2022-06-07
0