Semakin hari kelakuan Farhan semakin mencurigakan. Farhan juga menjadi jarang menghabiskan waktu bersama Ana dan Rania. Farhan akan memilih untuk sendirian di pondok kecil yang dibangun di belakang rumah. Hal ini membuat Ana semasemakin merasa ada yang aneh dan mencurigakan mengenai Farhan.
Hal yang semakin membuat Ana curiga adalah bahwa Farhan menggunakan pola untuk mengunci ponselnya. Farhan biasanya tidak melakukan hal ini sebelumnya. Ponsel Farhan akan dibiarkan tanpa kunci dan ditinggalkan begitu saja. Ana juga sering membuka ponsel dan chat Farhan karena sebagian besar teman Farhan, Ana juga mengenal mereka.
Ana sudah menanyakan alasan Farhan mengunci ponselnya. Tetapi Farhan beralasan itu karena Rania sering memainkan ponselnya dan menghabiskan pulsanya. Jadi Ana menanyakan pola kuncinya tapi Farhan berkata tidak perlu.
Suatu hari, saat Ana sedang memasak, kompornya tiba-tiba bermasalah dan dia meminta bantuan Farhan yang saat itu sedang libur untuk memperbaikinya.
Di saat Farhan sedang memperbaiki, Ana diam-diam memeriksa ponsel Farhan dan menemukan ponsel itu masih dikunci pola. Tetapi Ana melihat jejak pola yang tergambar. Ana pun mengikutinya dan berhasil membuka ponsel itu.
Aplikasi WhatsApp Farhan langsung dibuka oleh Ana. Di urutan teratas, ada pesan dari nomor yang disimpan dengan nama 'Yang'. Ana mengernyitkan alisnya. Sebelumnya tidak ada nomor yang tersimpan dengan nama itu di ponsel Farhan.
Karena penasaran Ana pun membuka pesan itu dan menemukan sesuatu yang membuat hatinya sakit. Semua chat merupakan chatingan mesra antara Farhan dan orang itu meskipun itu hanya beberapa chat saja. Ana menduga Farhan pasti akan menghapus chat begitu ia selesai. Ana membuka ponselnya dan mencocokkan nomornya dan menemukan jika itu adalah nomor milik Yuni. Ana sebelumnya tidak mengetahuinya karena frofilnya sudah diganti dengan gambar mawar kuning.
Ana pun memiliki ide, ia membuka kontak dan mengganti nama untuk menyimpan nomornya di ponsel Farhan dan menggantinya dengan nama 'Yang' ia juga mengirim chat yang sama agar Farhan tidak curiga sebelum ia menghapus chat dari Yuni.
Setelah menjalankan rencananya, Ana mengembalikan ponsel Farhan dan kembali melanjutkan pekerjaannya tepat setelah Farhan juga selesai memperbaiki kompor.
Ana melirik Farhan yang lagi-lagi mengambil ponselnya dan pergi ke pondok belakang rumah.
Tidak menunggu waktu lama, ponsel Ana berdering. Dan itu berasal dari Farhan. Hati Ana sakit. Tentu saja. Ia tidak menyangka saat dirinya sedang sibuk bekerja demi keluarga, Farhan malah bermain api di belakangnya alih-alih membantunya memikirkan cara untuk menutupi kekurangan biaya sekolah dan rumah tangga.
Dengn air mata yang mengalir di pipinya Ana mengangkat telepon itu. Ia mendengar Farhan memanggil mesra Yuni.
"Halo sayang." Hati Ana bergetar. Farhan benar-benar memanggil wanita lain dengan sangat mesra. Farhan bahkan telah berhenti memanggilnya sayang sejak putri pertama mereka lahir, hampir delapan tahun yang lalu. Selanjutnya, Farhan akan memanggil Ana dengan panggilan Bunda seperti anak-anaknya.
Ana menguatkan hatinya. Ia hanya diam dan mendengar suaminya terus memanggil sayang pada orang di seberang telepon yang ia kira adalah orang lain. Ana berjalan mendekat dengan hati-hati. Berhenti di belakang Farhan tanpa disadari dan membuka mulutnya dengan getir.
"Sayang siapa yah?" Nada suara Ana jelas meskipun sedikit bergetar. Ana menggertakkan giginya saat ia memberanikan diri untuk mendekati Farhan saat itu.
"Bunda. Kenapa bisa?" Farhan terkejut saat ia mendengar suara yang dia dengar di ponselnya sama dengan suara yang ia dengar di belakangnya. Ia berbalik dan menemukan Ana ya gak tengah menahan tangis di belakangnya.
"Apa maksudnya ini yah? Kenapa? Kamu bingung karena nomor Yuni tiba-tiba bisa jadi nomor aku? Heh! Jika tidak begitu, aku tidak akan tahu apa yang kamu lakukan dibelakangku kan?" Ucap Ana sinis. Ia benar-benar kecewa. Inilah suami yang selama ini ia tutup Aibnya di depan semua orang. Inilah suami yang selama ini dia banggakan karena rasa sayangnya terhadap keluarga. Sungguh mengecewakan.
"Bunda, dengarkan penjelasanku...." Farhan panik. Ia segera meletakkan ponselnya setelah melihatnya dengan menyesal.
"Apa yang ingin kamu katakan yah? Alasan apa yang bisa membenarkan tindakanmu ini?" Ana memandang kecewa Farhan.
"Kita bicara di kamar." Farhan menarik tangan Ana dan dibawa ke kamar mereka. Mengunci nya dari dalam agar Rania tidak masuk karena kamar mereka masih menjadi satu dengan Rania.
"Sekarang katakan dengn jelas yah." Ana sudah menghentikan tangisnya. Ia menatap Farhan dengan tajam.
"Aku tahu kamu akan marah padaku. Aku tahu kamu kecewa. Tapi aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu." Ucap Farhan. Ia memegang tangan Ana, tetapi langsung ditepis oleh Ana.
"Kamu tidak perlu memiliki niat karena kamu langsung melakukannya yah. Ini lebih dari sekedar bermaksud." Ana memalingkan wajahnya. Ia benar-benar kecewa.
"Dengarkan aku dulu bun. Aku juga terpaksa." Ucap Farhan. Ana hanya diam mendengarnya. Ia tidak tahu harus berkata apa.
"Kamu ingat kan kalau Yuni dulu pernah menyukaiku?" Ya. Ana tahu. Farhan sudah menceritakannya padanya. Itu terjadi belasan tahun yang lalu. Sebelum Yuni menikah dengan Tomi.
Yuni dulunya adalah teman adik perempuan Farhan, Rahma di pondok. Dan mereka pernah bertemu beberapa kali. Suatu saat, Rahma meminta dijemput bersama dengan Yuni. Karena itu Farhan mengajak Tomi yang memang sahabat dekat untuk menjemput mereka.
Dari sanalah awal semuanya. Tomi langsung jatuh cinta pada Yuni karena memang Yuni cantik. Selain itu dia juga pandai mengaji. Setelah itu Tomi langsung mengatakan bahwa ia menyukai Yuni pada Farhan dan menanyakan semua hal mengenai Yuni. Terutama apa dia sudah memiliki pasangan.
Kala itu, Farhan sendiri belum siap untuk berkomitmen. Ia juga tidak yakin dengan perasaannya pada Yuni. Jadi dia mengatakan Yuni adalah gadis yang bebas pada Tomi.
Tomi pun mulai mengejar Yuni. Bahkan melamar Yuni pada orang tuanya. Yuni tidak ingin dinikahinya Tomi, jadi dia mendesak Farhan untuk segera melamarnya. Farhan tidak ingin menikah dengan Yuni. Jadi dia pergi ke luar kota untuk bekerja di sana. Demi menghindari Yuni. Akhirnya, Yuni menikah dengan Tomi setelah dipaksa oleh kedua orang tuanya.
"Lalu kenapa? Apa sekarang tiba-tiba kamu menyesal karena telah melewatkan nya?" Sinis Ana. Ia benar-benar marah.
"Bunda, dengarkan dulu. Aku tidak pernah menyesal. Tetapi aku tidak tahu jika Yuni masih menyimpan perasaannya padaku sampai saat ini. Bahkan saat Yuni mendengar kabar bahwa kamu hamil, dia menangis semalaman."
"Itu bukan masalahku yah. Juga bukan masalah kamu. Mereka memiliki rumah tangga mereka sendiri. Kita juga memiliki rumah tangga kita sendiri. Tidak ada hubungannya sama sekali."
Jika seorang wanita menyukai suami kita, itu bukanlah salah kita. Dan juga bukan masalah kita. Yang menjadi masalah adalah ketika wanita itu mengganggu rumah tangga kita. Tapi selama itu tidak menganggu, kita bisa mengabaikannya dan menganggapnya sebagai angin lalu. Tidak perlu merasa bersalah.
"Jangan seperti itu bunda."
"Lalu bagaimana hah?" Ana tidak percaya. Ini artinya suaminya telah memihak wanita lain yang akan merusak rumah tangga mereka.
"Sebelum kamu marah-marah lagi dengarkan aku."
"Apa lagi yang perlu aku dengar yah?" Ana menatap Farhan sekali lagi. Tatapan nya masih nyalang.
"Saat itu, saat Yuni diusir oleh kakaknya, dia hampir tertabrak bus. Jika aku tidak memegangnya erat, dia masih akan melompat lagi dari mobil. Dia kalap bun." Farhan menatap Ana serius. Melihat Ana diam,Farhan melanjutkan ceritanya.
"Lalu aku bertanya Apa yang dia mau agar dia bisa tenang. Dan apa kamu tahu apa jawabannya?" Farhan menatap Ana. Kali ini ada rasa penyesalan di mata itu.
"Dia berkata padaku, jika dia bercerai dengan Tomi apakah aku mau menerimanya menjadi istriku?" Ana melotot. Apa suaminya begitu bodoh? Dia jelas dimanfaatkan oleh Yuni. Farhan baik hati dan mudah tersentuh. Ia akan tidak tega melihat wanita yang menyedihkan seperti Yuni.
Jika Yuni tidak memiliki niat sebelumnya, dia tidak mungkin akan mengatakan hal itu pada Farhan. Mungkin awalnya Yuni memang tidak memiliki keberanian, tetapi saat memiliki kesempatan, bukankah ia akan mengambil kesempatan yang datang padanya?
*
*
*
Terima kasih sudah mampir •~♤《 *;*》♤~•
Jangan lupa like, komen, Vote dan share ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sulati Cus
nyebelin pk si farhan kasian sm wanita lain tp g nyadar klu istri tersakiti
2022-10-15
0
Ndhe Nii
bejek bejek aj suaminya.... tak tau diri😁😁😁
2022-09-28
0
rifa chustoni
hebat za ayah fardan,, belum bisa bahagiain anak istri minta kawin lagi... ana bukanya kamu buka jasa catering kenapa ngak terong suamimu aja dimasak.. kok q jadi ikutan gemes.
2022-06-07
2