Setelah kejadian yang tidak disangka-sangka itu Ana menjalani hidup seperti biasanya. Ia membuka jasa cetering untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Farhan yang bekerja sebagai buruh pabrik memiliki gaji yang pas-pasan dan sering tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga. Belum lagi dengn dua orang anak yang mulai bersekolah.
Hari itu Ana menerima pesanan untuk memasak nasi kotak sebanyak tiga puluh kotak dan akan diambil sore harinya karena acara akan diadakan malam harinya. Ana sudah mulai memasak pagi hari. Sedangkan untuk berbelanja, sesudah solat subuh Ana pergi ke pasar untuk membeli semua keperluan.
Saat itu siang hari, Farhan baru saja pulang dari bekerja. Dan Ana sudah hampir selesai menyelesaikan pekerjaannya. Hanya tinggal menunggu nasi matang dan siap untuk ditata sebelum diambil oleh pemesan.
Biasanya setelah bekerja Farhan akan menemui Ana meskipun hanya sekedar menanyakan apakah pekerjaan sudah selesai, tetapi siang itu Farhan bukan hanya tidak menemuinya, ia bahkan tidak melihatnya di dapur sama sekali. Sebaliknya, Farhan pergi ke belakang rumah untuk menerima telepon.
Beberapa hari ini, Ana sudah memperhatikan perilaku Farhan yang aneh seperti ini. Biasanya Farhan tidak akan repot-repot pergi ke belakang rumah yang merupakan kebun hanya untuk menerima telepon. Ana tidak bisa untuk tidak curiga mengenai sesuatu.
Ana melihat ke arah kompor yang dia gunakan untuk memasak nasi. Nasi itu masih membutuhkan beberapa waktu untuk matang, jadi dia dengan hati-hati pergi mencari Farhan di belakang rumah.
Dari jauh Ana mendengar Farhan serang berbicara dengan seseorang di telepon. Ia juga akan sesekali tertawa dengan renyah. Ana tidak bisa tidak mengernyitkan alisnya. Siapa yang sedang berbicara dengan Farhan hingga membuat suaminya itu tertawa dengan begitu bahagia?
Seketika, ingatan tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh sepupunya terlintas di Ingatannya. Semua tahun yang lalu, sepupu iparnya juga mengalami hal yang sama. Sepupunya selalu menelepon seseorang setiap hari dengan menjauh dari istrinya. Itu berjalan cukup lama hingga membuat semua tetangga yang masih terhitung saudara memberi tahu pada sepupu iparnya jika suaminya mungkin mulai berselingkuh. Hal ini karena tidak sedikit orang yang sama-sama mendengar suara seorang wanita dari seberang telepon.
Tetapi, Sebagai seorang istri, sepupu iparnya mempercayai tanpa syarat suaminya hingga ia mengabaikan ucapan semua orang dan mengatakan pada mereka bahwa itu adalah rekan bisnisnya.
Namun pada akhirnya kebenaran terbongkar. Sepupunya terbukti selingkuh dan bahkan selingkuhannya sampai hamil.
Rumah tangga mereka pun berantakan dan berakhir dengan perceraian. Kedua anak mereka pun menjadi korban. Anak sulung yang laki-laki sudah mengerti kelakuan sangat ayah dan sangat membencinya. Sering mengatakan hal-hal kasar pada ayahnya. Sedangkan anak kedua yang seorang gadis kecil berusia tujuh tahun memilih ikut ayahnya karena merasa ayahnya baik karena selalu memberikannya barang-barang yang bagus.
Mengingat semua itu, Ana menekan dadanya sendiri. Ia tidak mau mencurigai suaminya.
Saat Ana tenggelam dalam lamunan nya sendiri, Farhan mengetahui kedatangannya dan bertanya.
"Ada apa bun? Kok kemari?" Ucap Farhan sambil menutup sisi bawah ponselnya.
"Aku...aku ingin meminta bantuan untuk mengangkat panci yah." Ana mengerahkan mencari alasan yang bagus agar Farhan tidak curiga bahwa ia telah mencurigai nya.
"Oh baiklah. Aku akan segera datang. Kamu matikan saja kompornya dulu." Farhan mengangguk.
"Iya." Ana mengangguk ragu-ragu dan berbalik. Tapi ia tidak bisa menahan rasa penasarannya dan berbalik kembali.
"Ada apa bun?" Farhan yang masih memandang Ana heran dan bertanya.
"Emmm.... siapa yang telepon? Kenapa ke sini?" Ana bertanya dengan hati-hati.
"Oh ini Yuni."
Mendengar jawaban Farhan, Ana mengernyitkan alisnya. Kenapa istri sahabat Farhan ini menghubungi suaminya dengan cara sembunyi-sembunyi?
"Kenapa dia telepon?"
"Ceritanya panjang. Nanti aku akan ceritakan padamu." Farhan berdiri. Ia kemudian berkata pada Yuni yang ada di seberang bahwa ia kanan membantu Ana dan akan menelpon lagi nanti. Ana semakin curiga di dalam hatinya.
Ini Aneh kan? Kenapa masih mau menelpon lagi?
Setelah seharian bekerja, Ana lelah. Ia membaringkan dirinya di depan televisi bersama dengan Farhan dan Rania, putri keduanya karena putri pertamanya tinggal bersama dengan Zubaidah. Ketiganya menonton televisi bersama sambil sesekali bercanda.
Namun di tengah waktu bersama keluarga itu, lagi-lagi ponsel Farhan berbunyi dan Farhan mengangkatnya di tempat lain. Ana meliriknya semakin curiga. Ia tidak berani memikirkan apa yang terjadi jika suaminya benar-benar selingkuh. Meskipun Farhan tidak banyak membantu, peran Farhan sebagai seorang ayah dan suami tidak bisa diabaikan.
Akhirnya, setelah Rania tidur, Ana memberanikan diri untuk bertanya pada Farhan mengenai apa yang terjadi pada Yuni sehingga ia terus menelpon Farhan.
"Rumah tangga mereka berantakan bun." Ucap Farhan langsung saat ia ditanya.
"Maksudnya bagaimana yah? Apa masalah kemarin masih berlanjut? Bukankah kemarin sudah dijelaskan kalau semua ini adalah kesalahpahaman?" Ana jelas mendengar jika masalah ini sudah diluruskan. Jadi bagaimana bisa rumah tangga mereka malah berantakan?
Farhan menghela napasnya sebelum bercerita. "Aku juga tidak tahu pasti apa yang terjadi." Sejak kejadian itu, Farhan memang sudah tidak pernah lagi pergi ke rumah Tomi.
"Yuni sudah satu minggu lebih dipulangkan ke rumah orang tuanya." Ucap Farhan selanjutnya. Ana tentu saja terkejut.
Jika itu satu minggu lebih, bukankah itu hanya beberapa hari setelah Yuni dan Farhan kembali dari kota S? Ini artinya masalah tidak sesederhana yang ia kira. Masalah ini lebih serius.
"Memang apa yang sebenarnya terjadi yah? Kenapa sampai mereka bisa begini?" Bukankah mereka sebaiknya baik-baik saja? Pertanyaan terpenting adalah, kenapa saat itu Yuni pergi ke rumah kakaknya tanpa suaminya?
Farhan kemudian menceritakan bahwa ketika ia dan Ridwan pergi ke sana, mereka kerap mendengar Tomi mengucapkan hal yang tidak pantas dan juga kasar pada Yuni. Awalnya Farhan dan Ridwan hanya bisa menutup telinga dan mata mereka berpura-pura mereka tidak mendengar. Lalu, belakangan terungkap dari Yuni bahwa Tomi bahkan tidak hanya melakukan kekerasan verbal, tetapi juga kekerasan fisik.
Yuni mencoba untuk bertahan. Jika tidak, bagaimana bisa rumah tangga mereka bisa mencapai sepuluh tahun?
Masalah yang sering mereka perdebatkan adalah masalah anak yang belum juga mereka dapatkan setelah sepuluh tahun menikah. Membuat Yuni merasa kalau keluarga Tomi pilih kasih dengan istri adik iparnya yang sudah memiliki anak hanya dalam satu tahun menikah.
Sebenarnya Yuni pernah hamil. Tetapi pada usia enam bulan bayi itu tiba-tiba hilang dan diganti oleh jin yang bersarang di dalamnya. Selama beberapa tahun mereka menyangka bayi itu masih ada di dalam karena memang ada orang tang akan mengandung selama beberapa tahun. Apalagi Yuni dan Tomi sama sekali tidak bisa pergi ke dokter untuk memeriksa karena setiap mereka akan menjadi pergi, akan selalu ada halangan yang menyebabkan mereka tidak bisa memeriksakan kandungan itu.
Siapa yang sangka setelah beberapa tahun mereka percaya jika di dalam kandungan Yuni masih ada bayi ternyata salah besar dan menemukan adanya jin yang dikirim oleh seseorang. Setelah perjuangan, perut Yuni yang awalnya besar seperti orang hamil akhirnya kempis seperti sedia kala.
Setelah itu, Yuni juga beberapa kali hamil lagi. Tetapi selalu keguguran tidak sampai tiga bulan.
Hal ini membuat Yuni tertekan. Apalagi menghadapi Tomi yang sering berbicara kasar dan berlaku kasar padanya.
Sebagai puncaknya, hari itu mereka bertengkar hebat dan kejadian itu pun terjadi. Yuni meminta Tomi untuk mengantar nya ke rumah kakaknya untuk menenangkan diri. Tetapi Tomi tidak mau mengantar nya sehingga Yuni pun meminta bantuan Ridwan. Namun Yuni tidak mengira Tomi akan memperketat suasana dengan mengatakan pada kakak Yuni bahwa Yuni telah pergi bersama laki-laki lain dan bahkan mengancam akan melaporkan Ridwan ke kantor polisi jika Yuni tidak diantarkan kembali.
"Lalu kenapa Yuni meneleponmu yah?" Bukankah ini tidak pantas? Sebagai seorang wanita yang sedang mengalami masalah rumah tangga, akan sangat tidak pantas untuk menghubungi laki-laki lain untuk bercerita kan? Namun Ana tidak mengatakan semuanya. Dan menyimpannya sendiri di dalam hatinya.
"Itu karena Yuni ingin meminta tolong untuk membantunya mencarikan surat cerai."
"Mencari surat cerai? Bukankah ia memiliki banyak saudara yang bisa membantunya? Kenapa harus meminta bantuan?"
"Itu karena keluarganya tidak setuju."
Yah. Hampir semua keluarga tidak akan mengizinkan ada rumah tangga yang bercerai.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir •~♤《 *;*》♤~•
Jangan lupa like, komen, Vote dan share ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Fitri Kurnia Sari
lanjutt thor
2022-06-06
0
Nani kusmiati
mungkin clbk si farhan sama si yuni, author berhasil membuat pembaca kesal dengan tingkah si farhan 🤬🤬,semangat lanjut 👍👍👍
2022-06-06
2