Sah Jadi Tuan Tajir

Oma besarkan mata tanda marah pada permintaan Adeeva yang tak masuk akal. Masa baru menikah langsung pergi. Nikahan model apa itu?

"Sayang...kita ini keluarga beradab. Bisa tidak hargai perasaan mertuamu? Mereka kan malu punya menantu kabur-kaburan."

"Apa mereka punya perasaan?" Adeeva menghina keluarga calon suaminya. Andai mereka punya perasaan tak mungkin memaksa seorang gadis muda menikahi lelaki jompo punya selir satu gudang. Kalau mau dibawa ke ajang debat umum, Adeeva akan babat mereka hingga ke akar-akarnya. Adeeva masih hargai Oma dan kedua orang tuanya maka mengalah.

"Eva...baru hari ini Oma tahu sifatmu sangat keras. Di mana cah ayu Oma yang manis?" Oma cukup terperanjat Adeeva sekeras ini menentang pernikahan dengan calon suami takdirnya.

Semula keluarga Adeeva mengira semua akan berjalan mulus karena sifat Adeeva yang penurut. Siapa sangka gadis kecil mereka telah tumbuh sayap terbang tinggi menatap mereka dari atas.

"Oma...semut itu kecil tak berdaya namun kalau ditekan terusan dia bisa menggigit. Itu syarat Eva. Mau terima atau tidak terserah. Eva bisa balik ke Bandung sekarang juga." Adeeva melangkah hendak tinggalkan ruang tamu yang ajang sidang masa depan Adeeva. Selagi masih ada kesempatan berjuang untuk kebebasan sendiri tetap Adeeva jabarkan.

"Berhenti...kalau kau keluar dari rumah ini maka selamanya kau tak perlu balik sini."

Langkah Adeeva terhenti oleh ultimatum keras dari Abah. Kelihatannya Adeeva tak diberi point untuk melawan. Vonis Abah sama saja mengusir Adeeva dari keluarga untuk selamanya.

Perlahan Adeeva memutar badan menghadap Abah yang mengeraskan wajah tak sangka putri kesayangannya berani berontak. Adeeva tidak ingin tampak lemah di depan semua orang. Ikuti saran orang tua sama saja melempar diri dalam kerangkeng besi. Di sana dia dikurung bersama selir lain menanti kapan sang maha raja menjenguk mereka. Pembodohan wanita di jaman moderen. Yang beginian harus dilawan agar jangan ada tragedi memilukan di kemudian hari.

"Baik...Eva takkan pulang lagi! Anggap saja di dunia ini tak pernah ada Adeeva Larasati. Assalamualaikum..." Adeeva keraskan hati menentang Abah kali ini. Adeeva tak berharap jadi anak durhaka tapi ingin perjuangkan masa depan. Tidak mungkin kisah hidup Adeeva berakhir tragis di tangan lelaki hidung belang.

"Eva...Oma setuju...jangan pergi! Oma setuju semua syaratmu!" Oma menahan Adeeva di detik terakhir.

Adeeva tertegun sadar tak ada jalan putar balik ke titik nol di mana dia tak pernah mengiyakan pernikahan ini. Pernikahan ini akan dilaksanakan sesuai perjanjian lisan. Terbersit rasa menyesal Adeeva telah gegabah turunkan persyaratan. Pernikahan ini tak bisa dihindari.

"Baiklah! Eva siap menikah asal semua tuntutan dipenuhi. Ingat jangan usik kerja Eva!" tegas Adeeva tak mau kecolongan lagi.

"Oma janji...tapi bersikap sopan ya nak! Kita keluarga terpandang tidak melahirkan keturunan liar." ujar Oma Uyut lembut. Nenek tua ini sadar tak ada guna bersikeras dengan Adeeva. Adeeva makan lembut tak makan kasar.

"Deal...Eva minta maaf kalau tidak sopan! Eva mohon pengertian kalian semua. Siapa tidak kaget tiba-tiba di nikahkan sama lelaki tua. Jadi selir ke enam lagi." Adeeva melunak minta maaf sadar telah kurang ajar pada orang tua. Adeeva bukan tak tahu berdosa menjadi pembangkang.

"Nah itu baru cucu Oma. Sekarang pergilah istirahat! Kau pasti lelah bawa mobil dari Bandung."

"Eva mau keluar sebentar cari busana untuk akad nanti!"

"Kak Des kawani?" Deswita menawarkan diri temani Adeeva cari busana pengantin akad besok.

"Tidak kak! Eva ada teman punya butik pakaian pengantin. Selera kak Des nggak akan sama dengan Eva. Jadi keputusannya Eva pergi sendiri."

"Pergilah asal bukan kabur! Ambil ini untuk beli keperluanmu!" Abah memberi kartu warna gold pada Adeeva. Semarah apapun Abah tetaplah seorang ayah yang sayang anak. Sikap pembangkang Adeeva memancing amarah Abah.

Adeeva tidak malu-malu terima kartu itu. Yang punya hajatan orang tuanya jadi biarlah pakai uang mereka. Adeeva bisa berhemat untuk ambil kuliah S3 di ITB. Adeeva kumpul uang untuk sambung kuliah sementara Abah merasa ilmu Adeeva sudah cukup sekian. Perempuan kodratnya melayani suami di rumah. Bukan keluyuran di luar bersaing dengan suami dulang pundi emas.

"Terima kasih ya Bah! Eva pasti balik sini selama kesepakatan kita tidak berubah. Eva pergi ya! Assalamualaikum..."

Semua menatap kepergian Adeeva dengan hati was-was. Rencana apa lagi akan mengakar di otak Adeeva. Gadis cantik itu pasti sedang susun rencana licik buat acara nikah berantakan. Deswita paling tahu sifat adik iparnya itu. Di rumah gadis itu kemayu alim bagai putri keraton. Di luar sono tak ubah singa betina punya taring dan kuku tajam.

Deswita banyak menyimpan rahasia Adeeva. Sesuai janji Deswita pada Adeeva kalau dia takkan bongkar rahasia Adeeva selama tidak menjurus ke arah negatif. Untunglah tindak-tanduk belum mengarah ke arah negatif. Masih terkendali.

"Bu...bagaimana kita sampaikan pada calon besan kalau Eva beri syarat tak masuk akal?" keluh Abah setelah suara mobil Adeeva menjauh dari rumah.

"Kita tak punya pilihan lain selain ikuti permintaan Eva. Dia syok menikah jadi isteri ke enam itu wajar. Kau pikir ibu mau Eva dijadikan bini ke enam? Kalau bukan untuk melepaskan nazar ibu tak Sudi cucu kesayangan menikah dengan Hakim. Jarak umur mereka juga jauh. Berapa tahun? Sebelas atau dua belas? Kita harus maklumi perasaan Eva." Oma Uyut berkata bijak membaca penyebab pemberontakan Adeeva.

Abah menghela nafas. Memang tak ikhlas nikahkan Adeeva pada Hakim. Tapi sekali nazar telah terucap pantang dilanggar. Ini membahayakan hidup Adeeva menjelang usia dua puluh empat tahun.

"Gini saja Om! Biarkan Eva menikah dulu! Kalau Eva tidak betah ya biarkan mereka pisah. Makanya tak usah menikah sah di hukum negara. Nikah siri saja! Gampang kita tangani bila pisah! Aku yakin Eva pandai jaga diri." Farhan selaku Abang sepupu Adeeva menyumbang pikiran.

"Pernikahan ini hanya untuk melepaskan nazar antara dua keluarga. Kurasa calon besan takkan keberatan ikuti permintaan Eva. Toh si Hakim bininya hampir setengah lusin. Ada tidaknya Eva tidak ada beda." sahut Tante Lis alias mamanya Farhan.

Abah menarik nafas gundah. Jauh di lubuk hati Abah juga tak rela anak satu-satunya menikah dengan lelaki yang punya lima isteri. Kayak hidup di jaman kerajaan tanpa hukum. Raja adalah hukum, seenak dengkul kumpulin wanita cantik jadi penghias ranjang.

"Baiklah! Sekarang kasih kabar ke pihak besan kalau Eva siap menikah. Cuma katakan kalau Eva masih terikat kontrak kerja. Mereka pengusaha pasti maklum kondisi Eva." Umi Eva berkata dengan lembut. Dalam hati umi juga sedih tak bisa menyelamatkan anaknya dari pernikahan aneh ini. Nasib Adeeva kurang beruntung harus jalani pernikahan tanpa cinta. Parahnya berada di urutan keenam.

"Semoga mereka tidak tersinggung." timpal Oma Uyut kurang enak hati. Syarat Adeeva memang jauh dari akal sehat. Mana ada pengantin baru langsung pergi selesai menikah. Nikah kaburan apa?

Begitulah cerita Adeeva menjadi isteri dari Hakim Dilangit. Akad dilaksanakan di rumah Hakim yang super mewah. Delapan bangunan mewah berdiri di atas lahan dua hektar agak jauh keluar kota. Seluruh lahan di kelilingi tembok setinggi tiga meter menutupi tatapan mata dari luar.

Adeeva mana mau menyerah dinobatkan sebagai selir keenam. Kata orang isteri paling muda akan mendapat kasih sayang paling banyak dari sang raja. Boleh meminta segalanya sepuas hati.

Bagi Adeeva pernikahan ini bencana besar dalam hidupnya. Tapi Adeeva terlanjur berjanji pada Oma Uyut dan Abah jadi kelinci manis bagi semua orang. Untuk saat ini doang. Setelah akad nikah Adeeva tidak janji akan patuh.

Adeeva kenakan busana muslim menutupi seluruh tubuh termasuk wajah. Adeeva sengaja pilih busana muslim menutupi sosok aslinya dan memakai cadar niqab agar suaminya tidak melihat wajah aslinya. Adeeva sudah perhitungkan semua dengan tepat agar tak jadi batu sandungan di kemudian hari.

Deswita dan Umi yang dampingi Adeeva tak bisa berkata-kata lihat pakaian pilihan Adeeva dalam acara ijab kabul. Apa rencana di balik semua ini hanya dia yang tahu.

Di luar sana Hakim telah selesai ucapkan ijab kabul serta di sahkan oleh saksi. Dada Adeeva bergemuruh kuat tak rela menjabat bini lelaki songong tak berotak. Setua gini masih mau punya bini muda. Kemampuan ranjang masih jadi pertanyaan.

"Eva..ayok kita keluar!" ajak Umi untuk jumpakan Adeeva dengan suami.

Adeeva betulkan pakaian dan niqab di wajah sambil bercermin. Satu sosok wanita berbusana muslim tinggi semampai terpantul dari kaca cermin. Yang nampak hanyalah sepasang mata yang indah berbulu mata lentik. Adeeva tak butuh bulu mata palsu untuk perindah mata Adeeva. Mata itu sudah sangat indah.

"Kak Des...mana kacamataku?"

"Kacamata mana?"

"Lha? Yang aku titip dari rumah."

"Oalah...tertinggal di kamarmu! Gimana nih?" Deswita merasa bersalah telah lalai menjaga amanah Adeeva.

"Eva ngak mau keluar tanpa kacamata!" Adeeva merajuk duduk kembali ke bangku busa meja rias.

"Hanya kacamata kamu merajuk lagi nak! Jangan persulit orang tua!" bujuk Umi lembut tanpa amarah.

"Gimana kalau kacamata Oma Uyut? Ini dititip pada kakak tadi." Deswita menyodorkan kacamata gagang hitam model Charlie Chaplin.

"Boleh juga...barang antik banget!" Adeeva menerima kacamata Oma Uyut dengan suka cita. Tanpa ragu kacamata frame hitam itu bertengger di hidung yang bangir milik Adeeva."Buset..kok kabur?"

Adeeva meraba-raba mencari jalan. Kacamata rabun Oma dipakai tentu saja kabur. Anak seumuran Adeeva disuruh pakai kacamata orang tua yang min ntah berapa. Bukan jelas melihat jalan malah tak dapat melihat nyata. Hanya ada bayangan samar-samar di depan mata.

"Kau bisa Va?" tanya Deswita kuatir Adeeva kesandung jalan.

"Kakak pegangin dong! Antar sampai ke depan orang songong itu! Malu kalau terjatuh!"

Deswita dan Umi membimbing Adeeva keluar dari kamar untuk salaman dengan suami spektakuler Adeeva. Penampakan Adeeva asli berantakan. Jauh dari pengantin umum yang berlomba-lomba merias wajah agar cantik. Adeeva justru sengaja bikin suaminya ilfil agar cepat jatuh talak.

Kehadiran Adeeva membuka mata keluarga Dilangit. Di luar dugaan semua pengantin Hakim yang satu ini sungguh luar biasa. Yang lain licin mulus bak bintang artis sinetron, mengapa mendadak muncul makhluk aneh bin ajaib. Kelima isteri Hakim tersenyum simpul senang melihat madu mereka yang berantakan. Hakim pasti akan malu menggandeng wanita aneh menurut mereka.

Adeeva pede saja lewati semua orang. Toh dia tidak melihat tatapan sinis dari deretan isteri-isteri Hakim. Kacamata Oma Uyut menyelamatkan Adeeva dari amarah. Adeeva pasti kesal dianggap remeh oleh gundik Hakim. Mereka belum kenal Adeeva yang asli. Batu bata tiga susun sanggup dia patahkan dalam sekali pukul.

Adeeva di antar persis di depan Hakim. Samar-samar Adeeva melihat bayangan tinggi cuma wajahnya blur gara-gara kacamata Oma Uyut. Wajah Hakim tidak jelas dalam pandangan Adeeva. Peduli amat batin Adeeva berkata.

Adeeva diarahkan menyalami Hakim barulah dipasangkan cincin kawin yang bentuknya tak diketahui Adeeva. Adeeva memasang cincin ke tangan lakinya dengan susah payah. Sumpah mati Adeeva tak dapat melihat jelas mana jempol mana jari manis. Pokoknya asal masukan. Yang mana masuk itulah dia!

Tak ada protes dari laki itu artinya sudah pas. Setelahnya Adeeva merasa ada orang mengecup keningnya. Untung Adeeva kenakan kerudung menutupi aurat. Kalau tidak Adeeva akan gosok kening pakai kertas amplas paling kasar untuk hilangkan bekas kecupan manusia mesum.

Seujung rambut Adeeva tidak ikhlas disentuh manusia menjijikkan. Celup sana sini. Celup saos tomat, saos nenas, ntah saos apalagi. Yang penting tidak main celupan dengan Adeeva. Najis bagi Adeeva.

"Maaf semuanya! Hari ini aku harus berangkat ke Swedia! Acara telah selesai maka aku minta ijin berangkat! Kuharap kalian semua akur di rumah. Semua masalah dibicarakan bersama." Adeeva mendengar pidato lelaki yang baru saja ijab kabul dengannya.

Hati Adeeva bersorak gembira manusia songong itu akan berangkat jauh. Jika perlu tak usah balik lagi. Tinggal saja di Swedia bangun kastel baru piara lusinan cewek lain.

Kalau tak ada orang ingin sekali Adeeva goyang tik tok suarakan kemerdekaan. Doa anak Sholeha dijabar oleh Allah. Adeeva bersyukur tak perlu berduaan dengan makhluk songong perampas kebahagiaan orang.

"Antar nyonya kecil ke rumahnya! Dia pasti capek!" Adeeva dengar suara wanita agak serak. Didengar dari suaranya pasti tidak muda lagi. Bisa jadi itu mertuanya. Adeeva jadi buta sesaat berkat bantuan kacamata Oma Uyut.

Adeeva hanya bisa patuh digiring keluar dari rumah mewah yang menurutnya itu rumah induk. Rumah di sebelah merupakan tempat tinggal para selir-selir Hakim. Kini Adeeva akan mendapat jatah satu rumah di belakang rumah induk. Besarnya nyaris sama dengan rumah lain. Catnya berwarna pink campur maron.

Orang yang merancang rumah ini pasti pencinta pinky. Selera kaum wanita umum, namun itu bukan Adeeva. Adeeva pencinta warna hitam. Warna misteri lambang keangkuhan.

Deswita dan Umi mengikuti pembantu keluarga Dilangit mengantar Adeeva ke rumah barunya. Jaraknya lumayan jauh bila jalan kaki.

Terpopuler

Comments

momy hafiz

momy hafiz

bengek.. 🤣🤣

2023-08-05

0

Eroh Maesaroh

Eroh Maesaroh

lanjut

2023-05-19

1

Nur Mei

Nur Mei

ngakak Thor!!!

2022-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Mimpi buruk
2 Sah Jadi Tuan Tajir
3 Rumah Baru
4 Bekerja
5 Kena Skak Mental
6 Rahasia Adeeva
7 Adeeva Bersedih
8 Asisten Pribadi
9 Mutasi
10 Tugas Baru
11 Lawan Bos Tirani
12 Klub
13 Ban bocor
14 Mengenal Adeeva
15 Cari Kecurangan
16 Sport Ringan
17 Pembangkang
18 First Kiss
19 Tragedi Sosis
20 Menuntut Nikah
21 Dukun Sakti
22 Galau
23 Adeeva Terjebak
24 Menikah
25 Menikah
26 Jago Kandang
27 Suami Palsu
28 Cari Kebebasan
29 Pertolongan
30 Kembali
31 Maju Perang
32 Talak Idaman
33 Ancaman
34 Sogokan Ikan Bakar
35 Tidur Bareng
36 Pagi Heboh
37 Makin Dekat
38 Insiden Pagi
39 Pulang
40 Poni Liar
41 Jumpa Konco
42 Terciduk
43 Wanita Amanah
44 Kabur Lagi
45 Tuan Mabuk
46 Melawan
47 Kecelakaan
48 Ezra Buta
49 Urus Ikan Paus
50 Yang Mana Buta
51 Mulai Akting
52 Kumpulan Selir
53 Mulai Bergerak
54 Mengobrol
55 Terulang
56 Test Mental
57 Persaingan
58 Ngelindur
59 Pembasmi Hama
60 Drama Kecurangan
61 Liburan
62 Villa
63 Kumpulan Selir
64 Misi
65 Malam Pertama
66 Canggung
67 Rencana Talak
68 Dua Kuda
69 Kesempatan Datang
70 Di mana Adeeva
71 Kiamat Sonya
72 Ketahuan
73 Kehancuran
74 Kabur Jauh
75 Ketemu Calon
76 Pelajaran Berharga
77 Test Stamina
78 Main ke Peternakan
79 Ayah Penjahat
80 Penyesalan
81 Ikan Baru
82 Ke pesta
83 Ketahuan
84 Jumpa
85 Bantuan Akbar
86 Kabur Lebih Jauh
87 Rumah Eyang Supono
88 Eyang Bijak
89 Oma Sakit
90 Tawaran CEO
91 Sandiwara Untuk Oma
92 Limpahan Kekayaan
93 Bos Baru
94 Sapu Bersih
95 Rasa Iba
96 Menguak Masa Lalu
97 Berdua Lagi
98 Paus Sakit
99 Ikut Rapat
100 Pelajaran
101 Pemimpin Kecil
102 Nostalgia
103 Kecurangan
104 Ezra Sakit
105 Kabar Baik
106 Pembersihan
107 Ketegasan Ezra
108 Terbongkar Sedikit
109 Morning Sick
110 Pak Jul Kolaps
111 Bangkrut
112 Kaget
113 Aksi Ika
114 Cari Penyakit
115 Berdamai
116 Penculikan
117 Pendarahan
118 Selamat
119 Contoh Baik
120 Kuatir
121 Talak Dan Talak
122 Talak Sempurna
123 Kabar Baik
124 Dalang
125 Cari Kebenaran
126 Bongkar
127 Kuliti Rani
128 Incaran
129 Ancaman
130 Terciduk
131 Adaptasi
132 Rekrut Supono
133 Konflik lagi
134 Kabar Duka
135 Kuasai Istana
136 Mencoba Damai
137 Game Over
138 Trik Jahat
139 Kupas Desi
140 Penyesalan Ika
141 Kondusif
142 Tenteram
143 Adeeva Syok
144 Adeeva Sakit
145 Si Kembar
146 Petik Pelajaran
147 Nama Si Kembar
148 Pelita Ezra
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Mimpi buruk
2
Sah Jadi Tuan Tajir
3
Rumah Baru
4
Bekerja
5
Kena Skak Mental
6
Rahasia Adeeva
7
Adeeva Bersedih
8
Asisten Pribadi
9
Mutasi
10
Tugas Baru
11
Lawan Bos Tirani
12
Klub
13
Ban bocor
14
Mengenal Adeeva
15
Cari Kecurangan
16
Sport Ringan
17
Pembangkang
18
First Kiss
19
Tragedi Sosis
20
Menuntut Nikah
21
Dukun Sakti
22
Galau
23
Adeeva Terjebak
24
Menikah
25
Menikah
26
Jago Kandang
27
Suami Palsu
28
Cari Kebebasan
29
Pertolongan
30
Kembali
31
Maju Perang
32
Talak Idaman
33
Ancaman
34
Sogokan Ikan Bakar
35
Tidur Bareng
36
Pagi Heboh
37
Makin Dekat
38
Insiden Pagi
39
Pulang
40
Poni Liar
41
Jumpa Konco
42
Terciduk
43
Wanita Amanah
44
Kabur Lagi
45
Tuan Mabuk
46
Melawan
47
Kecelakaan
48
Ezra Buta
49
Urus Ikan Paus
50
Yang Mana Buta
51
Mulai Akting
52
Kumpulan Selir
53
Mulai Bergerak
54
Mengobrol
55
Terulang
56
Test Mental
57
Persaingan
58
Ngelindur
59
Pembasmi Hama
60
Drama Kecurangan
61
Liburan
62
Villa
63
Kumpulan Selir
64
Misi
65
Malam Pertama
66
Canggung
67
Rencana Talak
68
Dua Kuda
69
Kesempatan Datang
70
Di mana Adeeva
71
Kiamat Sonya
72
Ketahuan
73
Kehancuran
74
Kabur Jauh
75
Ketemu Calon
76
Pelajaran Berharga
77
Test Stamina
78
Main ke Peternakan
79
Ayah Penjahat
80
Penyesalan
81
Ikan Baru
82
Ke pesta
83
Ketahuan
84
Jumpa
85
Bantuan Akbar
86
Kabur Lebih Jauh
87
Rumah Eyang Supono
88
Eyang Bijak
89
Oma Sakit
90
Tawaran CEO
91
Sandiwara Untuk Oma
92
Limpahan Kekayaan
93
Bos Baru
94
Sapu Bersih
95
Rasa Iba
96
Menguak Masa Lalu
97
Berdua Lagi
98
Paus Sakit
99
Ikut Rapat
100
Pelajaran
101
Pemimpin Kecil
102
Nostalgia
103
Kecurangan
104
Ezra Sakit
105
Kabar Baik
106
Pembersihan
107
Ketegasan Ezra
108
Terbongkar Sedikit
109
Morning Sick
110
Pak Jul Kolaps
111
Bangkrut
112
Kaget
113
Aksi Ika
114
Cari Penyakit
115
Berdamai
116
Penculikan
117
Pendarahan
118
Selamat
119
Contoh Baik
120
Kuatir
121
Talak Dan Talak
122
Talak Sempurna
123
Kabar Baik
124
Dalang
125
Cari Kebenaran
126
Bongkar
127
Kuliti Rani
128
Incaran
129
Ancaman
130
Terciduk
131
Adaptasi
132
Rekrut Supono
133
Konflik lagi
134
Kabar Duka
135
Kuasai Istana
136
Mencoba Damai
137
Game Over
138
Trik Jahat
139
Kupas Desi
140
Penyesalan Ika
141
Kondusif
142
Tenteram
143
Adeeva Syok
144
Adeeva Sakit
145
Si Kembar
146
Petik Pelajaran
147
Nama Si Kembar
148
Pelita Ezra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!