Setelah itu, Riz pun membantu ibunya memasak, dan setelah membantu memasak Riz dan ibunya pun makan malam bersama berdua.
Setelah makan malam, Riz kembali ke kamarnya untuk kembali belajar, sedangkan ibunya berada di dapur dan sedang mencuci piring. Tepat setelah ibunya selesai mencuci piring, ayahnya Riz kembali ke rumah dengan keadaan mabuk. Ayahnya Riz kembali ke rumah dengan keadaan mabuk dan marah karena ia kalah judi.
"Siiiaaallll......!! kalau saja aku tadi dapat kartu yang lebih bagus, bisa saja aku dapat duit itu..... puah......" ucap ayahnya Riz sambil minum bir di tangannya. Saat berjalan ke arah dapur ayahnya Riz melihat ibunya Riz yang baru saja selesai mencuci piring. Ibunya Riz melihat ke arah ayah Riz karena ayahnya Riz mabuk.
"Hah.....?! ada apa kau melihatku.....?! ngajak berkelahi kau ******.....!! mood ku sangat buruk karena kalah tadi" ucap ayah Riz. "Buuuuaaakkk...... buuukk.....buuakk.... bukkk...." ayah Riz langsung memukuli ibunya Riz hingga berkali-kali. Setelah puas memukul, ayahnya Riz pergi ke kamarnya dan kemudian ia tertidur.
"Hiks..... hiks.... hiks..." ibunya Riz menangis sambil tersungkur di dapur. Riz yang mendengar ibunya menangis dari kamarnya, Riz menutup kedua telinganya dan sambil bersandar di tembok. "Sialan.......!! sialan......!! aku harus secepatnya pindah bersama ibu, dan meninggalkan bajingan itu......!!" batin Riz dengan amarah.
Dan beberapa saat kemudian Riz pun tertidur sambil bersandar di tembok. Keesokan harinya, ibunya sudah keluar untuk bekerja dan ayahnya keluar untuk minum dan judi. Riz pun yang baru bangun pun segera mandi dan membersihkan rumah. Setelah membersihkan rumah ia pun keluar untuk bekerja.
Riz bekerja dengan sangat keras dan saat waktu istirahat, ia mendapatkan hasil yang lebih banyak dari kemarin. "Hmm.... hasil yang ku dapatkan lebih banyak dari kemarin, tapi ini masih belum cukup" ucap Riz. "Belum cukup.....? kau mau membeli apa....?" ucap pak Cardi. "Oh, pak Cardi, saya mau membeli sesuatu yang bisa membahagiakan orang yang sangat aku sayangi" ucap Riz.
"Hmm..... begitukah....." ucap pak Cardi yang sambil tersenyum tipis mendengar jawaban dari Riz. "Semoga kau bisa mendapatkan uang yang cukup dan membahagiakan orang yang kau sayangi itu" ucap seorang yang umurnya lebih tua dari pak Cardi yang tiba tiba muncul di belakang Riz.
"Uuaaaggg......!!!" ucap Riz yang terkejut pak tau itu tiba tiba muncul. "Anak mudah, maaf kalau aku mengagetkan mu" ucap pak tua itu. "Ya.... maafkan dia, dia memang seperti itu terkadang aku juga sedikit kesal tapi dia orang tua yang baik kok" ucap pak Cardi. "Hey.... sialan.....!! siapa yang kau panggil tua.....?" ucap pak tua itu.
"Hah.... siapa lagi kalau bukan kau.....? pak tua....." ucap pak Cardi. "Ngajak baku hantam kau, Cardi sialan.....!!" ucap pak tua itu. "Sudah sudah..... kalian ini seperti anak kecil saya yang suka bertengkar, di sini juga anak kecil apakah kau ingin mengajarkan anak kecil bertengkar.....?" ucap orang yang paruh baya.
"Hey, bocah, maaf kalau sifat kedua kakek ini seperti ini, emang kakek Cardi ama Kakek Lucas suka tidak akur tapi kadang sangat akur kok" ucap orang yang paruh baya itu. "Siapa yang kau panggil kakek hah.....?!!" ucap pak Cardi dan pak Lucas secara bersamaan. "Heh.... mau aku ambil semua isi dompet kalian kemudian aku gunakan untuk membeli makanan" ucap orang paruh baya itu.
"Cih, Robert sialan, si pencopet" ucap pak Cardi. "Ya..... meski sudah tidak menjadi pencopet masih saja suka bercanda dengan cara mencopet dompet temannya" ucap pak Lucas. "Hmm.... jadi pak Robert adalah mantan pencopet.....?" ucap Riz. "Ya.... bukan pencopet biasa, dia adalah pencopet profesional bahkan bisa mengambil uang tanpa bisa di rasakan" ucap pak Cardi.
"Aku kadang sangat tidak menyukainya" ucap pak Lucas. "Hahaha...... bisa saja teman teman ku di sini...." ucap pak Robert sambil merangkul pundak pak Lucas dan pak Cardi. "Kalau pak Robert adalah pencopet profesional, kalau pak Lucas apa......?" ucap Riz.
"Hahahaha..... kau penasaran bukan, ini aku Naku Lucas seorang pesulap profesional yang terlupakan" ucap pak Lucas dengan pose yang cukup aneh. "Ih.... pose mu selalu membuatku merinding Lucas" ucap pak Cardi. "Ya.... benar sekali kata pak Cardi" ucap pak Robert. "Ah.... sorry sorry, aku masih energi seperti dulu, btw.... Riz kan namamu" ucap pak Lucas.
"Ya.... benar sekali pak Lucas, ada apa.....?" ucap Riz. "Jadi apakah kau ingin mempelajari sulap.....? siapa tau bisa kau gunakan untuk suatu hari nanti.....?" ucap pak Lucas. "Apa....? benarkah anda mau mengajarkan saya trik sulap....?" ucap Riz. "Ya.... tentu saja, aku juga ada waktu senggang saat istirahat, jadi bagaimana.....?" ucap pak Lucas. "Ya.... saya mau mempelajari tentang sulap pak Lucas" ucap Riz.
Dan pak Lucas pun memperlihatkan beberapa macam trik sulap dan kemudian mengajarkan satu persatu trik sulap setelah Riz bisa menguasai satu persatu. Dan waktu istirahat pun hampir selesai, dan Riz pun hanya bisa mempelajari sekitar lima trik sulap. "Maaf pak Lucas, saya hanya bisa mempelajari lima trik saja" ucap Riz. "Tidak apa, itu sudah banyak dan kau sangat berbakat bisa menguasai lima dalam waktu singkat, besok kita pelajari lagi, bagaimana.....?" ucap pak Lucas.
"Ya...... tentu saja, saya akan belajar lagi besok" ucap Riz dengan wajah tersenyum lebar karena senang. "Oh ya, Riz bagaimana kalau aku juga mengajarkan cara mencopet......? siapa tau juga bisa berguna" ucap pak Robert. "Berguna pantat kau....?! katanya tidak akan mengajarkan hal hal buruk pada anak kecil, tapi kau ingin mengajarkan anak kecil tentang mencopet, parah sekali kau ini, Robert" ucap pak Cardi.
"Coba pikir kembali pak Cardi, bagaimana dunia luar sana......? banyak pencopet, jambret, dan masih banyak lainnya, kalau jambret atau yang lainnya memang bukan spesialis ku, tapi kalau aku mengajarkan mencopet bisa saja, bocah ini bisa mengetahui gerak gerik ketika ada yang mau mencopet dirinya, bagaimana......?" ucap pak Robert.
"Iya.... ada benarnya juga, tapi bagaimana ya.... aku setuju dan tidak setuju" ucap pak Cardi. "Ya.... aku juga sama, seperti yang di katakan Cardi" ucap pak Lucas. "Jadi bagaimana bocah.....? keputusan berada di tangan mu bukan di tangan kedua pak tua itu" ucap pak Robert. "Baiklah pak Robert, saya ingin mempelajarinya agar aku bisa terhindar dari pencopet saat pergi" ucap Riz yang masih polos.
"Yosh..... baiklah sekarang aku hanya akan mengatakan semua yang berhubungan tentang pencopetan, besok baru aku ajarkan caranya" ucap pak Robert. "Baik pak Robert" ucap Riz. Dan pak Robert pun menjelaskan tentang copet hingga waktu istirahat habis, setelah itu mereka pun kembali bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments