Ulah Ica

Dalam perjalanan menuju kediamannya Zalfa merenungi apa yang dilakukan oleh pak kondektur tadi. Zalfa juga sempat tertawa kecil sendiri mengingat bagaimana exspresi dari kondektur itu. Zalfa tak tau mungkin ini adalah pertama kalinya ada seorang laki-laki yang membuatnya begitu bisa tertawa lepas seperti ini setelah rasa sakit yang diberikan oleh Edo padanya.

Zalfa geleng-geleng sendiri karena memikirkan pak Kondektur yang dengan baiknya mengembalikan cincin yang sengaja ia buang.

Suasana perjalanan yang terasa tentram dalam area tempat tinggalnya bersama Mamanya turut menemani tawa dan senyum yang nampak dari wajah cantik Zalfa dibalut pasmina hitam saat ini.

...----------------...

~Kediaman Zalfa di kota M~

Zalfa keluar lebih dulu dari mobil Grab kemudian secepat mungkin beranjak membantu Mamanya untuk keluar dan berjalan. Sopir Grab yang baru saja akan keluar hendak membantu malah termenung sendiri melihat betapa cepat gerakan dari Zalfa saat itu.

Sopir Grab yang masih berada di dalam mobil menerima ongkos yang Zalfa berikan dengan senang hati. Zalfa pun memberikan dengan senang hati dan mengucapkan terimakasih atas jasa yang telah diberikan. Zalfa merasa kalau naik transportasi seperti Grab ataupun kereta lebih mengasyikkan karena bersamaan dengan itu ada berjuta kebaikan yang diberikan antara satu sama lain (pengantar dan penumpang).

Zalfa dan Mamanya berjalan pelan memasuki kediaman mereka. Terlintas sesuatu yang tak seperti biasanya dalam rumah mereka. Seingat Zalfa penerangan rumahnya seharusnya tidak menyala karena tidak ada yang menempati. Tapi dimalam ini, malam ia pulang bersama Mamanya. Bagaimana bisa penerangan di rumahnya menyala semua seperti ditempati oleh seseorang?

Zalfa dan Mamanya saling memandang seolah-olah mempertanyakan bagaimana bisa penerangan di rumah mereka menyala seperti ini? Dan masing-masing dari keduanya hanya menggelengkan kepala dan mengangkat kedua bahu pundaknya.

Zalfa yang tak terlalu suka berfikir yang bukan-bukan ia lebih memilih cuek dan langsung masuk saja tanpa memikirkan hal-hal seram yang bisa saja terjadi di depannya.

Dan benar saja dalam hitungan 1, 2, 3 ...

hal yang tidak pernah terfikir dalam benak Zalfa terjadi tepat di depan Zalfa dan Mama Zalfa.

Zalfa hampir saja terkaget-kaget karena sosok di depannya saat ini, "Ica? Kamu itu ya?" Zalfa cukup kesal dengan ulah sepupunya satu itu.

"Selamat datang kembali di rumah Kak Zalfa!

Selamat datang kembali di rumah Tante!" Ica mengucapkan kalimat sambutan itu dengan begitu santai dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Keponakan cantik Tante rupanya sudah pulang dari kuliahnya di luar kota?" ucap Mama Zalfa yang tau akan kesibukan keponakan cantiknya itu. Kesibukan kuliah universitas favorit diluar kota hebatnya lagi Ica juga memperoleh beasiswa.

"Alhamdulillah sudah Tante, makanya Ica sengaja kasih kejutan ke Tante sama Kak Zalfa."

"Ica! Kak Zalfa tegasin ke kamu Ca, kembalinya Kak Zalfa dan Tante ke rumah itu bukan karena habis jalan-jalan ataupun yang lainnya tapi habis dari rumah sakit Ica ...!" Zalfa sedikit geregetan atas ulah sepupunya yang tidak lagi anak-anak itu.

"Tenang saja Kak! Ica tau itu kok,"merayu dengan tujuan mencari pembelaan dari Tantenya,"iyakan Tante?"

Dan Ica begitu beruntung karena Tantenya itu yaitu Mamanya Zalfa malah menganggukkan kepala sebagai tanda membela Ica. Zalfa semakin kesal namun ia berusaha menahan emosinya agar tidak marah.

Yang Zalfa tau meskipun Ica itu usil tapi Ica itu akan selalu penuh misterius dibalik ulah-ulah yang segaja dibuatnya.

"Sudah Ica, sudah! Cukup dramanya! Sekarang langsung pada pointnya saja yaitu sesuatu yang sudah kamu siapkan untuk kita dibalik rencana usil kamu ini."

Gadis yang baru masuk dunia perkuliahannya di Universitas favorit di luar kota itu, ia tersenyum malu dengan mata sipit yang tercetak jelas pada kedua sudut matanya.

"Kak Zalfa, tau aja sih? Kalau dibalik ulah Ica ini ada sesuatu yang begitu indah yang sengaja Ica siapkan untuk kalian." Ica meringsut merasa tertangkap basah atas ulahnya. Ulah yang selalu bisa ditebak oleh Zalfa.

"Iya donk! Kamu itukan adik terbaik dan termanis Kakak." Puji Zalfa mencubit gemas pipi Ica dan tak lama setelahnya mereka saling berpelukan melepas kerinduan karena cukup lama tidak berjumpa.

Begitu moment melepas kerinduan antara Zalfa, Mama Zalfa dengan Ica sudah terpenuhi, Ica langsung menggiring Zalfa dan Tantenya itu ke meja makan dan membuka tudung saji yang menutup hidangan makan malam yang sengaja ia siapkan untuk Kak Zalfa dan Tantenya itu. Semua itu dilakukan Ica sebab Ica sayang kepada mereka tentu saja Ica sayang kepada mereka sebab mereka adalah kerabat Ica sekaligus keluarga Ica. Tapi lebih dari itu, Ica melakukan semua itu sebab Ica tak ingin Kak Zalfa nya akan semakin capek karena harus memasak untuk makan malam sesudah perjalanan yang cukup jauh dan mungkin juga melelahkan.

"Wah!" Zalfa terperangah dengan makanan lezat yang tersaji di atas meja makannya.

"Makasih banyak Ica kamu sudah repot mempersiapkan semua ini untuk Tante dan Kak Zalfa." Mama Zalfa senang dengan apa yang telah Ica lakukan untuknya.

"Makasih banyak loh Ca." Zalfa juga ikut terharu dan senang atas perlakuan yang Ica berikan padanya dan Mamanya.

"Sama-sama Tante dan sama-sama Kak Zalfa," Ica membalas seraya tersenyum begitu manis ikut senang karenanya, "Ica melakukan semua ini karena Ica enggak mau, kalau Kak Zalfa maupun Tante harus semakin capek karena harus memasak untuk makan malam kalian padahal kalian baru saja melakukan perjalanan yang lumayan jauh."

"Ma keponakan Mama yang cantik ini keliatannya udah bener-bener dewasa deh, Ma." Zalfa kagum dengan pemikiran Ica yang menurutnya sudah tidak lagi manja dan kekanak-kanakan.

Mama Zalfa setuju dengan perkataan Zalfa dan menegaskan kalau di era digitalisasi sekarang ini mau makan saja sudah sangat mudah tinggal klik saja, "Benar Zalfa. Padahal kita bisa memesan makanan secara online saja."

"Tante! Tante itu harus jaga pola makanan tante! Karena itu Ica siapin makanan sehat dan bergizi buat Tante dan Kak Zalfa, juga." Ica menyangkal dan menegaskan juga alasan ia menyiapkan makanan untuk Tantenya itu.

Zalfa memundurkan kursi makan untuk Mamanya, untuk Ica dan untuk dirinya. Moment makan malam pun mereka lalui dengan suasana yang begitu hangat.

Sesudah moment makan malam dengan suasana hangat yang membalutnya, mereka berkumpul sebentar di ruang tengah menghabiskan waktu bersama Ica sebelum Ica kembali ke rumahnya sendiri. Rumah Ica berada tak jauh dari rumah Zalfa, hanya saja Ica sering kesepian karena Mama dan Papanya yang jarang di rumah karena sibuk bekerja. Oleh karena itu juga Ica begitu dekat dengan Zalfa dan Mamanya Zalfa.

"Ca bagaimana kamu bisa masuk rumah Tante?" Mama Zalfa yang ingat kalau rumah mereka kan terkunci rapat.

"Itu Tante ... Dulu kan Ica sudah sering masuk ke rumah Tante diam-diam dan otomatis Ica punya kunci serepnya deh." Ica cukup malu mengatakan itu tapi itu semua Ica lakukan yaa karena Ica mau kasih berbagai kejutan untuk Tante dan Kakaknya itu. Kejutan makanan adalah hal yang paling sering Ica lakukan untuk Zalfa dan Tantenya karena Ica hobi memasak begitu juga dengan Zalfa dan Mamanya.

"Mama lupa Ca, maklumin saja mungkin karena faktor U." imbuh Zalfa

"Faktor U?" Faktor apa itu Zalfa?" Ibu Ambar pura-pura tidak tau.

"Faktor usia Mama sayang," Zalfa menjawab itu dengan hati-hati takut menyinggung hati Mamanya.

Sejenak Mamanya Zalfa menampilkan raut wajah sedih atas penjelasan Zalfa barusan.

"I'm just kidding, Mom. I'm so sorry." Zalfa merasa bersalah melihat Mamanya yang jadi sedih karena ucapannya.

"Who is angry with you?" Mama Zalfa dengan nada yang dibuat-buat.

"Mom ...?" Zalfa merasa malu karena salah menduga.

Suasana tawa kembali menghiasi malam mereka hari itu. Terutama suara tawa dari Ibu Ambar Wati dan Ica.

😁😉🤫.

Berbicara tentang kerabat manusia sebagai mahluk sosial memang akan identik dengan yang namanya keluarga, kerabat ataupun tetangga. Kerabat tak kalah jauh hubungannya dengan keluarga. Dengan adanya kerabat akan ada pula yang namanya keluarga besar. Keluarga besar yang terdiri dari kakek, nenek, tante, om, keponakan, cucu dan yang lainnya apabila ada acara kumpul bersama menjadikan dunia itu terasa tentram, nyaman dan damai saat sesama kerabat saling memahami, mengerti dan melengkapi.

Yuk yang punya kerabat, tetangga ataupun teman seperjuangan, yuk dijalin dengan lebih erat selalu hubungan yang sudah terjalin!🙏😇😊.

Salam manis dari saya untuk tetap menjalani hidup ini dengan semangat dan bahagia. 🤗🙏

Terpopuler

Comments

VLav

VLav

wah bole ya punya kunci serep bgitu ica 🤭

2022-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kejadian diluar Dugaan
2 Lihatlah!
3 Cuma Masa Lalu yang Kurang Menguntungkan
4 Surat Undangan
5 Ulah Ica
6 Kue Pandan Coklat
7 Mereka Mirip?
8 Hilang Konsentrasi Karena Rindu
9 Cegukan
10 Cepat Carikan Mama Menantu!
11 Pertemuan
12 Pak Dimas baik-baik saja kan?
13 Kejadian yang Mendebarkan
14 Hanya Mengungkapkan Kriteria
15 Mandiri dan Dewasa
16 Cincin Pengganti
17 Ingin Menatap Masa Depan
18 Kejutan Lain
19 Cincin dan Kebimbangan
20 Menceritakan dan Menelfon
21 Menyusun Rencana
22 Ini dari Pak Dimas?
23 Jadi, maksud kamu Zalfa?
24 Cintai, Miliki dan Sayangi Karena Allah
25 Zalfa bangun, bangun Zalfa!
26 Harus Yakin!
27 Keadaan Zalfa
28 Akan Kuat!
29 Dibalik Permintaan Maaf
30 Kbahagiaannya Dimas itu cuma kamu Zalfa!
31 Sebenarnya Merindu
32 Semakin Membaik
33 Zalfa Seorang
34 Kabar untuk Dimas
35 Sadarkan Diri
36 Dimana Pak Dimas?
37 Ini Benar-benar Kamu!
38 Permintaan
39 Penyesalan Meta
40 Dilema
41 Malam Panjang
42 Sah
43 Menceritakan
44 Keadaan Bu Ambar
45 Kejutan untuk Dimas
46 Menghabiskan Waktu Bersama
47 Moment Hujan Deras Cokelat Hangat
48 Saat Kamu Rindu, Sebut Aku dalam Do'a Kamu!
49 Berjauhan
50 Berat
51 Siapa dia?
52 Sempurna!
53 Udah Jadi Suami Orang
54 The wedding of Dimas dan Zalfa?
55 Bertemu Kembali
56 Ngunduh Mantu
57 Baiklah, Ayo Fasya!
58 Mas Adi
59 Enggak Salah Milihin Menantu
60 Cantik Luar dan Dalam
61 Satu Hati Satu Jiwa
62 Siapa Orang itu?
63 Menjaga Sebaik Mungkin
64 Cinta di Stasiun Kereta
65 Tujuh Bulanan
66 Bertaubat
67 Secarik Kertas
68 Perjuangan Dimas
69 Putri Humaira Adityama Wijaya
70 Akhir Bahagia "Keluarga Kecil Dimas"
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Kejadian diluar Dugaan
2
Lihatlah!
3
Cuma Masa Lalu yang Kurang Menguntungkan
4
Surat Undangan
5
Ulah Ica
6
Kue Pandan Coklat
7
Mereka Mirip?
8
Hilang Konsentrasi Karena Rindu
9
Cegukan
10
Cepat Carikan Mama Menantu!
11
Pertemuan
12
Pak Dimas baik-baik saja kan?
13
Kejadian yang Mendebarkan
14
Hanya Mengungkapkan Kriteria
15
Mandiri dan Dewasa
16
Cincin Pengganti
17
Ingin Menatap Masa Depan
18
Kejutan Lain
19
Cincin dan Kebimbangan
20
Menceritakan dan Menelfon
21
Menyusun Rencana
22
Ini dari Pak Dimas?
23
Jadi, maksud kamu Zalfa?
24
Cintai, Miliki dan Sayangi Karena Allah
25
Zalfa bangun, bangun Zalfa!
26
Harus Yakin!
27
Keadaan Zalfa
28
Akan Kuat!
29
Dibalik Permintaan Maaf
30
Kbahagiaannya Dimas itu cuma kamu Zalfa!
31
Sebenarnya Merindu
32
Semakin Membaik
33
Zalfa Seorang
34
Kabar untuk Dimas
35
Sadarkan Diri
36
Dimana Pak Dimas?
37
Ini Benar-benar Kamu!
38
Permintaan
39
Penyesalan Meta
40
Dilema
41
Malam Panjang
42
Sah
43
Menceritakan
44
Keadaan Bu Ambar
45
Kejutan untuk Dimas
46
Menghabiskan Waktu Bersama
47
Moment Hujan Deras Cokelat Hangat
48
Saat Kamu Rindu, Sebut Aku dalam Do'a Kamu!
49
Berjauhan
50
Berat
51
Siapa dia?
52
Sempurna!
53
Udah Jadi Suami Orang
54
The wedding of Dimas dan Zalfa?
55
Bertemu Kembali
56
Ngunduh Mantu
57
Baiklah, Ayo Fasya!
58
Mas Adi
59
Enggak Salah Milihin Menantu
60
Cantik Luar dan Dalam
61
Satu Hati Satu Jiwa
62
Siapa Orang itu?
63
Menjaga Sebaik Mungkin
64
Cinta di Stasiun Kereta
65
Tujuh Bulanan
66
Bertaubat
67
Secarik Kertas
68
Perjuangan Dimas
69
Putri Humaira Adityama Wijaya
70
Akhir Bahagia "Keluarga Kecil Dimas"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!