merelakan nya.

Arsan menoleh pada Adis yang sejak tadi bungkam.

"kamu kenapa?"

tanya arsan senyum sambil fokus mengemudi.

"kenapa sih harus pagi pagi ke rumah?"

tanya Adis ia masih merasa malu dengan kejadian tadi.

"kamu tiap hari seperti itu, bangun Siang dan langsung keluar dari kamar dengan keadaan seperti itu?"

tanya arsan tanpa menoleh.

"ya aku memang begitu, banyak hal lain yang mungkin lebih buruk, sebaiknya berpikir ulang untuk menikah dengan ku..."

"benarkah, aku rasa aku bisa membenahi nya nanti..."

ucap Arsan menoleh mengelus pucuk kepala Adis pelan sambil tersenyum membuat Adis terpaku.

"untuk ke depannya panggil aku Abang ya"

ucap Arsan lalu menghentikan laju mobilnya karena mereka sudah sampai di gerbang sekolah.

"terimakasih...."

ucap Adis tanpa menoleh.

"Adis....!"

ujar Arsan menghentikan gerakan nya yang hendak keluar dari mobil.

"aku minta nomor handphone mu, nanti siang aku jemput kamu!"

ucap Arsan memberikan ponsel nya,

Adis mengernyit heran saat melihat potret wanita cantik menggunakan hijab menjadi wallpaper layar ponsel nya.

"siapa perempuan ini!?"

"oh..itu kakak perempuan Ku.."

ucap Arsan lupa mengganti wallpaper hand phone nya, wajah cantik salsa menghiasi layar ponsel nya.

"Pria ini memang tampan, tapi benar kah dia baik...?"

gumam Adis dalam hati.

Arsan memperhatikan Adis yang mengetik nomor di handphone nya.

apa yang akan terjadi nanti adalah dia yang akan membuat luka, ia terpaksa menerima kerja sama itu.

masihkah bisakah ia mundur sementara dana sudah tercairkan ke perusahaan nya, dalam hati ia menolak kerja sama itu.

"ini handphone nya....aku akan mengaktifkan ponsel ku setelah selesai ujian..."

ucap Adis dan di angguki oleh Arsan.

"semangat ya...!"

ujar Arsan.

Adis mengangguk lalu keluar dari mobil.

tak ada lagi yang menunggu nya di samping seperti beberapa waktu lalu, semua itu akan menjadi kenangan di memori ingatan.

**

Adis masuk ke dalam kelas, terlihat Cika melambaikan tangan nya, karena tengah ujian nasional mereka terpisah kelas untuk sementara waktu namun hal itu menguntungkan bagi Adis sendiri karena ia tak perlu bertemu dengan Rena.

beberapa jam berlalu, Adis tersenyum menatap lembar soal yang sudah selesai ia kerjakan. gegas Adis menghampiri guru memberikan soal ujian tersebut.

"tungguin dong dis..."

Adis tersenyum menunjukkan jempol nya tanda mengiyakan.

Adis duduk di depan menunggu Cika sambil memainkan ponselnya,tadi pagi ibra memberikan ponsel nya yang beberapa hari di sita nya.ponsel nya berdering terlihat Arsan melakukan panggilan telepon.

"halo Adis.....!"

"ya, halo...."

"kamu sudah selesai mengerjakan tugas ujian nya...?"

"sudah, sekarang lagi nunggu teman dulu!"

"Abang jemput ya...!"

"HM ..ya sudah kalau memang Abang enggak Sibuk...!"

"ya udah kamu tunggu ya!"

ucap Arsan lalu mematikan panggilan telepon nya.

"aku berharap waktu lambat berjalan agar aku bisa menikmati masa masa ini, karena setelah ini aku akan terikat....!"

gumam Adis sendiri sambil bersandar.

"dis......"

ujar Cika duduk di samping.

"udah selesai.....?"

tanya Adis.

"udah, kamu duluan aja enggak ngasih contek kan..."

ucap Cika terkekeh.

"enggak boleh nyontek tahu...."

ucap Adis lalu datang rindu menghampiri.

"hai..... kemana Rena?"

"enggak tahu, kirain udah duluan nyamperin..!"

ucap rindu duduk di samping Adis, kedua nya tak tahu permasalahan yang terjadi antara Rena dan Adis.

"ya sudah kita ke depan yuk"

ucap Cika mengajak kedua nya melangkah.

"pulang Sama siapa dis, di jemput Rey...?" tanya rindu.

"enggak...!"

ucap Adis, pandangan nya tertuju pada Rey dan Rena yang berada di depan gerbang.

"itu Rena sama Rey kan?"

tanya Cika, dan rindu yang langsung menoleh pada Adis.

"dis, ada yang enggak kamu ceritain sama kita!"

"aku udah putus sama Rey, dan sekarang mereka udah jadian...!"

ucap Adis membuat Cika dan rindu menganga.

"kok bisa...?"

"bisa aja, nih tolong kasih handphone ini ke Rey ya ka..." ucap Adis tak berani menghampiri mereka, rasa kecewa berkecamuk di dalam dada mengingat semua itu meski Adis tak tahu yang sebenarnya tapi sikap Rena memang menunjukkan bahwa ia memang menyukai Rey.

"astaga, kok mereka biasa aja sih...!

keterlaluan banget sih mereka!"

ucap Cika, rindu menggeleng kan kepalanya.

"kamu sabar ya dis..."

Adis mengangguk.

terlihat kedua nya masih bicara namun mata Rey sekilas melirik Adis.

"kamu putus sama Rey Karena Rena?"

"bukan aku kan emang di jodohkan Sama teman kakak ku...jadi ya buat apa lanjut lagi?"

ucap Adis Menoleh kearah mobil yang berhenti di sebrang jalan.

"Dis....."

ucap Arsan senyum menghampiri mereka,membuat Cika terbelalak melihat pria yang kemarin di kagumi nya berada di hadapan nya.

"astaga, si Om...." ucap Cika membuat Adis dan rindu terkekeh.

"Om ini calon suami kamu dis?" tanya Cika langsung memberikan kesimpulan bahwa pria itu yang di jodohkan dengan teman nya.

Adis mengangguk.

"kenapa enggak cerita....!"

"mau tahu aja...."

ucap Adis kembali terkekeh membuat Cika merengut sementara Arsan hanya senyum.

"kenalin aku Cika...!" ucap cika mengulurkan tangannya Pada Arsan.

"Arsan, jangan manggil om lagi ya"

ucap Arsan membuat Cika terkekeh, sementara rindu hanya tersenyum menanggapi.

"mau pulang bareng?"

Cika mengangguk menarik tangan rindu.

"ayo masuk..."

ucap Arsan membuka pintu, Adis Menoleh pada Rey dan Rena yang memperhatikan mereka.

Cika dengan senang hati masuk ke dalam mobil Arsan bersama rindu, arsan menoleh pada Rey dan Rena yang memalingkan wajahnya. pantas gadis itu tampak muram mungkin hal itu yang membuat Adis murung.

tak ada percakapan di antara mereka, arsan juga Fokus pada jalan.sesekali Menoleh pada Adis yang fokus melihat ke arah jalanan.

"rumah kalian dimana?"

tanya arsan.

"kita ke rumah Adis aja, mau belajar bareng!" ucap Cika senyum.

"ya sudah....!"

ucap Arsan lalu melajukan mobilnya menuju rumah gadis itu.

tak lama mereka sampai, Cika dan rindu turun lebih dulu.

"dis...."

ucap Arsan menahan tangan Adis saat hendak membuka mobil.

"kenapa bang?"

ucap Adis menatap wajah Arsan yang juga tengah menatap nya.

"enggak apa-apa, kamu semangat belajar nya yah!"

ucap arsan mengusap pucuk kepala Adis.

"ya Terima kasih!" ucap Adis lalu keluar dari mobil meninggalkan arsan dengan perasaan tak menentu.

*

"dis... kamu harus cerita Sama Kita, kok bisa sih itu Abang cakep jadi calon suami kamu"

ucap Cika mengajak Adis duduk di sofa.

"ya dis gimana ceritanya, kita juga mau tahu apa sebenarnya yang terjadi antara kalian..."

"bang Arsan itu teman kakak Ku, dan aku dijodohin sama dia..."

"astaga, Rezeki itu mah dis..."

ucap Cika Terkekeh.

"entah lah...."

ucap Adis lalu menceritakan tentang malam itu.

"aku enggak ngerti mereka kok tega sih sama kamu dis..."

"aku juga enggak tahu hubungan mereka tuh gimana, tapi ya udah lah.aku udah merelakan nya...."

Cika dan rindu diam lalu merangkul bahu Adis, keduanya tahu jika Adis kecewa karena hal itu.

"kamu yang sabar ya dis, dengan kejadian ini kita tahu kalau Rey emang bukan yang terbaik untuk kamu..."

"ya aku tahu tapi ya udah biar kan saja aku juga enggak bisa menolak perjodohan ini" ujar Adis mendesah.

"sabar ya dis.... semoga bang Arsan bisa menjadi ganti yang lebih baik untuk kamu"

ucap rindu memeluk sahabatnya itu.

"ya keterlaluan banget si Rena, pantesan kemarin aku pergoki mereka lagi saling pandang. mungkin sebelum nya juga udah ada perasaan...." ucap Cika menggeleng kan kepalanya.

"masa sih?" tanya rindu mengernyitkan dahi nya.

Cika Mengangguk.

"kayaknya si Rena deh yang ganjen..."

"udah, walau bagaimanapun Rena teman kita..."

ucap Adis mencoba untuk menerima hal itu.

bersambung..

terimakasih yang sudah mampir 😍

Terpopuler

Comments

Winnaurah Ashari Ashari

Winnaurah Ashari Ashari

semoga

2022-06-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!