Arjuna.

Langit pagi cuaca cukup cerah, matahari bersinar hangat menembus kaca jendela besar di rumah itu.

Adis turun dari tangga dengan wajah di tekuk, semalam Ibra juga mengambil ponsel nya.

"mana ponsel Adis kak...!"

ucap Adis berdiri di samping Ibra yang tengah melahap roti bakar nya.

"Duduk....!"

ucap Ibra memberikan perintah pada Adis yang langsung menurut.

"sarapan...! setelah itu kamu berangkat ke sekolah...!"

ucap Ibra tak ingin di bantah.

"oke tenang Adis, turuti saja dulu...!"

ucap Adis dalam hati Lalu mengambil roti dengan telur setengah matang.

"untuk kedepannya Kamu akan berangkat ke Sekolah dengan kakak, dan pulang di jemput supir...!"

ucap Ibra membuat Adis terperangah.

"tapi kak....!"

ucap Adis cemberut karena Ibra menaikkan alisnya, biasa nya Adis akan berangkat dan pulang sendiri dengan kendaraan roda dua nya.

"Adis bawa motor seperti biasa aja kak...!"

ucap Adis tanpa menoleh pada Ibra yang langsung melotot.

"kamu harus nurut sama kakak, atau kamu tidak akan pernah memegang benda ini lagi..."

ucap Ibra menunjukkan ponsel Adis.

kalau sudah seperti Adis hanya bisa pasrah sambil menghela nafas panjang.

"satu hal lagi, kamu tidak boleh berhubungan lagi dengan Rey, weekend ini kakak akan mengenal kan kamu dengan teman kakak...!"

ucap Ibra membuat Adis tertegun sejenak.

"Adis enggak mau di jodohkan kak.....!"

"kenapa? kamu mau seperti itu, pacaran? apa kamu tidak tahu jika hal itu mengarah pada dosa? kamu itu tanggung jawab kakak di dunia dan akhirat....!"

ucap Ibra menghela nafas berat.

"kakak tidak ingin berdebat, ayo berangkat.....!"

ucap Ibra menarik tangan Adis untuk masuk ke dalam mobil.

"pulang sekolah langsung pulang, nanti supir akan jemput kamu"

ucap Ibra di tanggapi Adis dengan memalingkan wajahnya.

"apa jika masih ada ayah akan seperti ini keadaan nya?"

tanya Adis tanpa menoleh.

"jangan berharap pada pria yang tak bertanggung jawab, kamu pikir dia menyayangi kita?

cobalah untuk mengerti Adis...!"

ucap Ibra membuat Adis bungkam seketika mengingat seseorang yang pergi begitu saja meninggalkan mereka.

tak lama mobil sampai di depan gerbang sekolah, gerak Adis tertahan saat hendak keluar dari mobil.

"kakak harap kamu mengerti, bahwa semua yang kakak jalani bukan lah hal mudah...."

ucap Ibra kemudian Adis keluar dari mobil.

Ibra memperhatikan Adis yang masuk ke gerbang sekolah, tak mengetahui jika Rey sudah menunggu di samping sekolah.

"Adis.....!"

ucap Rey senyum saat melihat Adis kembali keluar sambil melihat ke arah mobil Ibra yang menjauh.

"kangen....!"

ucap Rey menggenggam tangan gadis itu.

"maaf ya semalam....!"

ucap Adis menatap lekat wajah tampan kekasih nya itu.

"aku telpon kamu, tapi enggak aktif...!

kakak kamu pasti marah" ucap Ibra menatap wajah Adis lekat.

"ya, kakak marah dan ponsel nya di ambil kak Ibra..."

"oh gitu ya udah kamu pegang handphone aku aja biar kita bisa komunikasi...."

ucap rey memberikan ponsel nya.

Adis tertegun menatap benda pipih yang di sodorkan oleh Rey.

"nanti kamu gimana Rey?"

"aku ada satu lagi, kamu tenang aja!"

"ya udah, aku masuk dulu ya, Nanti kamu kesiangan!"

ucap Adis menerima ponsel itu.

"ya udah nanti aku hubungi Kamu ya!"

ucap Rey memberikan paper bag berwarna coklat.

"ini apa rey?" tanya Adis menengok ke dalam paper bag itu.

"sweater rajut untuk kamu nanti pulang nya pakai ya...!" ujar Rey senyum lalu naik ke motor nya.

"terima kasih Rey tapi nanti pulang nya aku di jemput supir..!"

"bisa enggak kamu cari alasan, pulang sekolah nanti aku mau ketemu kamu!"

ucap Rey penuh harap.

"aku enggak janji..."

"apa kedepannya kita akan backstreet...?"

"aku juga enggak tahu....!"

ucap Adis teringat ucapan Ibra semalam.

"ya sudah aku berangkat ya...!" ucap Rey mengusap pucuk kepala gadis itu.

"hati hati ya Rey...!"

Rey mengangguk sambil senyum lalu melaju pergi.

Gadis itu berjalan di koridor sekolah sendiri, Beberapa teman menyapa nya dengan ramah, selain cantik Adis juga selalu bersikap ramah hingga ia banyak di sukai teman teman nya.

"hai, dis....!"

ucap Rena saat Adis sampai di kelas, menghampiri tempat duduk nya. ketiga temannya sudah datang.

"bawa apa?"

tanya Rena lagi.

"ini dari Rey, sweater rajut... kemarin lihat di online shop, aku kira dia enggak beliin..!"

ucap Adis senyum menatap sweater rajut berwarna Lilac itu.

"wah...keren loh si Rey itu baik banget..."

ucap Cika duduk di samping Adis.

"ya aku juga mau dong di ajak shopping online..."

ucap Rena terkekeh.

"aku juga mau lah..." ucap rindu yang duduk di samping Rena.

"tapi aku lagi bingung...."

"kenapa?" tanya Cika menatap wajah Adis tampak sendu.

"nanti aku ceritakan pas istirahat...."

Ucap Adis dan di angguki oleh ketiga sahabat nya itu.

bel berbunyi tanda pelajaran akan segera di mulai.....

ke empat gadis itu berteman sejak putih biru, mereka tak pernah berpisah kelas hingga keduanya duduk di kelas tiga SMA, dan sebentar lagi mereka akan menempuh ujian Nasional.

tak terasa dua jam berlalu, bel istirahat berbunyi.

"kamu bingung kenapa dis?"

ucap Rena, kini mereka duduk berhadapan.

"Aku di jodohin sama kak Ibra dan kak Ibra minta aku tidak berhubungan lagi dengan rey........!"

ucap Adis menceritakan kejadian semalam.

"oh gitu..... terus kamu mau menerima perjodohan itu?" tanya rindu.

"enggak tahu, sebenarnya aku enggak mau nikah muda, karena kalau nikah aku pasti punya anak, sementara aku masih mau kuliah, kerja, bebas main.

handphone ku juga di ambil, ini punya rey.."

ucap Adis dengan tatapan sendu.

"ya, sih aku juga enggak mau nikah muda!

kamu yang sabar ya dis"

ucap Cika mengusap punggung sahabat nya itu.

"sekarang aku di antar jemput sama kakak ku, jadi enggak bisa ketemu Rey, sementara dia minta ketemu aku pulang sekolah ini..."

ujar Adis.

"gini aja dis, bilang aja mau kerja kelompok di rumah Ku...!"

ucap Rena memberi saran.

"benar, bilang aja ada tugas sekolah.nanti kamu telpon aja rey suruh ke rumah Rena..!"

"boleh ren....?"

tanya Adis.

"boleh.... kenapa enggak?"

ucap Rena senyum.

"ya udah aku hubungi Rey dulu..."

ucap Adis, lalu meminjam ponsel Cika untuk menghubungi Ibra.

"ya sudah, kamu enggak bohong kan...!"

ucap Ibra di telpon.

"ya kak, enggak kok...!"

"nanti hubungi kakak kalau Mau pulang ya!"

"ya kak....!" ucap Adis menutup telponnya.

****

pulang sekolah...

"kamu yang bawa mobil ku dis..."

ucap Rena memberikan kunci mobil nya pada Adis.

dalam perjalanan mereka banyak ngobrol dan bercanda hingga tiba tiba Adis menghentikan laju mobil nya.

"kenapa dis...?" tanya Rena.

"coba lihat ban yang di belakang, benar enggak kempes?"

ucap Adis menyuruh Rena.

"sebentar....."

"ya benar ban nya kempes...!"

ucap rindu menoleh ke arah ban belakang.

mendengar hal itu, dengan ceroboh nya Adis keluar membuka pintu mobil tanpa menoleh ke belakang membuat seseorang pengemudi kaget karena Adis yang tiba-tiba membuka pintu mobil nya, Adis terperangah lalu menjerit melihat mobil hendak menabrak nya.

"ah......!"

teriak Adis terperanjat saat melihat mobil membanting ke arah pembatas jalan.

"ah syit......!"

ucap pria itu geram memukul stir kemudian bersandar pada kursi mobil.

Arsan begitu kaget karena tiba-tiba saja gadis itu keluar dari mobil tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

Arsan menepikan mobilnya lalu keluar sembari menutup pintu mobil dengan keras membuat Adis dan ke tiga temannya terperanjat.

"kamu enggak apa apa kan dis?"

tanya Cika.

Adis menggeleng kan kepalanya sambil menatap pria tampan dengan postur tubuh tegap tengah berjalan mendekati nya.

"hai kamu kalau mau keluar dari mobil itu lihat ke belakang dulu...!"

ucap Arsan membuat gadis gadis itu terpaku menatap wajah Arsan yang begitu tampan.

"maaf....!"

ucap Adis masih terkesima dengan penampilan pria itu.

"maaf kamu bilang...!"

ucap Arsan tegas membuat Adis terperanjat.

Arsan menatap wajah cantik gadis itu tampak takut melihat nya.

"aku udah minta maaf, apa lagi Om..?"

ucap Adis menutup mulutnya dengan tangan.

"kamu kira aku Om kamu..."

ucap arsan geram menatap gadis yang memakai rok pendek berwarna abu-abu itu.

"kalau terjadi kecelakaan gimana, atau kamu sampai tertabrak dan kamu..."

ucap Arsan terhenti saat melihat Adis melotot.

"kalau aku mati orang pertama yang aku datangi itu pasti anda..."

ucap Adis melipat tangan di bawah dada.

"kamu tuh ya...."

ucap Arsan menunjuk namun kembali menarik tangan nya saat ponsel nya berdering lalu pergi dari hadapan Adis saat melihat seseorang menelpon nya.

"cakep banget dis, Arjuna dari mana tuh...."

ucap Cika masih memperhatikan Arsan yang masuk ke dalam mobil nya.

"syukur deh udah pergi...."

ucap Adis melihat ban yang kempes.

"bukan nya agak lama ngobrol sama tuh Om Om ganteng dis....

hidung nya mancung, alis nya udah kayak samurai, wangi nya masih tercium sampai sekarang" ucap Cika mengagumi pria itu.

"bukan ngobrol, tapi berdebat Cika..."

ucap rindu menepuk keningnya sendiri melihat tingkah sahabatnya itu.

bersambung.

terimakasih sudah mampir..😍😍😍

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!