Adis menatap potret nya bersama Rey, sempat tidak percaya tapi itulah yang ia lihat tadi.
"aku Arsan....!"
ucap Arsan senyum mengulurkan tangannya. Adis sedikit tercengang tak percaya jika Pria yang kemarin sempat berseteru dengan nya adalah Pria yang akan di jodohkan dengan nya.
"kak enggak salah orang?"
tanya Adis menoleh ke arah Ibra yang mengulum senyumnya.
"tidak, Arsan ini teman kakak...."
ucap Ibra menarik tangan Adis untuk memperkenalkan diri.
"Adis....!"
ucap Ibra membuat Adis membeku seketika saat tangan nya bersentuhan dengan tangan Arsan yang begitu hangat berbanding terbalik dengan tangan nya yang justru begitu dingin.
"Arsan ini teman kakak yang kemarin kakak cerita kan sama kamu, kakak menjodohkan kalian, tapi ngomong ngomong apa kalian pernah bertemu...?"
tanya ibra membuat Adis langsung memucat, kebohongan yang lain nya akan terungkap jika Arsan bicara soal kemarin.
"sebelumnya kita pernah bertemu karena suatu insiden, dan saya tidak menyangka bahwa ternyata kamu itu calon istri saya!"
"calon istri.....?"
gumam Adis membuat jantung nya berdetak lebih cepat.
"insiden apa?"
"bukan apa-apa, ketemu apa di jalan Waktu itu mobil nya Rena ban nya kempes lalu dia ini....."
ucap Adis terhenti karena Arsan terkekeh kecil melihat nya bicara seperti ketakutan.
"apa Adis.....?" tanya Ibra.
"tidak apa-apa...!"
ucap Arsan menatap wajah yang langsung kaku.
"sebentar....!"
ucap Ibra beranjak dari duduknya menerima panggilan telepon.
"jadi kamu adik nya Ibra?"
tanya Arsan melipat tangannya di dada mengamati gadis itu.
"aku tidak tahu apa yang membuat kak Ibra ingin menjodohkan ku dengan Anda....."
ucap Adis membuat Arsan terkekeh.
ternyata gadis ini cukup berani dan menantang.
"kenapa tidak, aku mapan, Tampan dan aku juga baik...!"
ucap arsan dengan percaya diri.
"benar kah seperti itu!?" ucap Adis menggeleng kan kepalanya.
"tentu saja Adis, aku tidak ingin banyak berjanji tapi aku akan berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga ku..."
ucap Arsan meyakinkan gadis belia itu.
"aku masih mau kuliah, meraih gelar sarjana dan bekerja. aku tidak mau menikah...!"
"kamu akan tetap meraih gelar sarjana dan keinginan mu meski pun sudah menikah, aku yang akan mendukung hal itu..."
"menikah lah dengan ku....." ujar Arsan membuat Adis terperangah sementara seseorang di sana menangis mendengar hal itu.
"Adis, Arsan. aku ada urusan penting. kalian makan malam berdua saja..."
arsan mengangguk.
"nanti tolong antar Adis pulang ya Ar..!"
"oke....!"
ucap Arsan senyum sementara Adis diam membisu menghadapi orang asing yang tiba-tiba mengajak nya menikah.
"pikirkan saja Adis, yang pasti Ibra sudah memilih ku menjadi bagian keluarga kalian..."
ucap Arsan lalu mengajak Adis keluar dari restoran itu setelah mereka selesai makan.
"Adis.....!" ucap Rey dan Rena menghentikan langkahnya yang hendak keluar dari restoran.
"kalian.....!"
ucap Adis menganga lalu menatap tajam ke arah tangan Rena yang menggandeng tangan Rey namun cepat rena melepaskan tangan nya dari Rey.
"oh.... jadi seperti ini?"
ucap Adis mengangguk. sementara Rey dan Rena menoleh pada Arsan yang juga memperhatikan mereka.
"kamu jangan salah paham dulu dis, aku tuh sama Rey enggak sengaja ketemu...?"
"oh gitu......!" ucap Adis tak percaya dengan penuturan sahabat nya itu.
"yang di katakan oleh Rena itu benar..."
ucap Rey kembali Menoleh pada Arsan yang berada di samping Adis, Rena juga memperhatikan Arsan karena pria itu tak asing lagi.
"aku tidak percaya, tidak akan ada pengkhianat yang berkata jujur....!"
ucap Adis lalu pergi meninggalkan mereka berdua, namun cepat Rey mengejar nya.
"lalu siapa Pria itu? kenapa kamu enggak pernah cerita kalau kamu udah di jodohkan dis, kamu merahasiakan hal itu dari aku"
ucap Rey membuat Adis membeku.
"maaf kan aku Rey, aku enggak cerita karena aku....."
ucap Adis melihat Arsan berjalan mendekati mereka berdua.
"aku enggak bisa melanjutkan hubungan ini, mungkin Rena memang lebih baik dari ku, kita putus!"
ucap Adis membuat Rey membeku, Arsan sendiri dengan santai melewati Rey yang mematung sendiri, bagi Arsan keadaan seperti ini adalah situasi yang menguntungkan bagi nya, karena akan lebih mudah menarik simpati Adis saat ia tengah kecewa pada kekasih nya itu.
'drama anak muda yang memilukan..'
gumam Arsan dalam hati.
"ayo masuk.....!"
ucap arsan membukakan pintu mobil, sementara Adis diam membisu menoleh ke arah Rey yang mematung menatap nya.
"dia pacar kamu?"
tanya arsan saat mobil sudah melaju.
"bukan......!"
ucap Adis tanpa menoleh.
"Adis percaya lah bahwa Tuhan akan memberikan mu ganti yang lebih baik saat seseorang yang kamu harapkan mengecewakan mu...."
ucap Arsan, entah kenapa ia merasa tidak tulus mengatakan hal itu.
"semoga saja!"
ucap Adis lalu menutup mata nya tak ingin menangis di hadapan seseorang yang baru saja ia kenali.
tak lama mereka sampai di depan rumah, Adis langsung membuka pintu mobil namun langkah nya tertahan saat Arsan menahan tangan nya.
"Besok pagi aku jemput kamu ya, kita pergi main?"
ucap Arsan membuat Adis tertegun.
"maaf aku tidak bisa, aku harus belajar karena Minggu depan Aku akan menghadapi ujian nasional..."
ucap Adis membuat Arsan mengangguk.
"baik lah kalau begitu, aku akan mengantar mu ke sekolah nanti.....!"
ucap Arsan dan di angguki oleh Adis.
***
seperti tak percaya dengan apa yang terjadi tadi, kemarin semua baik baik saja. tapi sejak malam itu seakan mengawali permasalahan dalam hidup nya.
"kita putus....."
ucapan nya terngiang di telinga, lalu kenapa rey diam saja.
Adis menghapus semua Potret saat bersama pria itu, tak ingin lagi mengingat masa indah yang berujung pahit.
**
ke esok kan hari nya....
"gimana dis....? kamu mau kan sama Arsan?"
tanya Ibra saat mereka sedang sarapan.
"ya sudah kak Ibra juga enggak kasih Adis pilihan yang lain kan...!" ucap Adis tanpa menoleh.
"ya, semoga pilihan kakak tidak salah!"
ucap Adis lagi.
"kakak juga berharap seperti itu, Arsan pria yang mapan, dia juga sederhana dan tidak banyak yg tingkah...."
"benarkah begitu, Semoga saja perkiraan kakak itu tidak salah!"
ucap Adis lalu beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Ibra yang duduk di kursi.
Adis duduk di tepi kolam dan memasukkan kedua kakinya ke dalam kolam renang.
mengayunkan nya pelan dengan tangan menyentuh air.
"mengikuti alur cerita yang sudah Allah tentukan.......!"
ucap Adis dalam hati sambil menikmati sinar matahari pagi.
siang ini ia berencana untuk berziarah ke makam ibunya.
"Bu benar kah itu wasiat dari ibu? Adis akan menerima nya jika hal itu membuat ibu tenang, Adis begitu merindukan ibu dan ayah yang entah dimana? Adis yakin ayah punya alasan kuat mengapa dia meninggal kan kita?"
Ucap Adia menyeka air matanya lalu berdoa untuk ibu nya.
***
Pagi pagi sekali Arsan datang ke rumah itu untuk mengantar Adis ke sekolah.tentu saja Ibra menerima nya dengan senang hati.
Arsan memperhatikan sekeliling rumah itu, rumah yang cukup besar dan luas.
terdapat Poto besar yang menampakkan keluarga mereka namun tanpa seorang ayah yang entah kemana.
"ayo sarapan dulu Ar, seperti nya Adis belum bangun. dia memang selalu seperti itu. kamu jangan kaget ya nanti...!"
ucap Ibra lalu pergi meninggalkan arsan sendiri untuk memanggil Adis.
baru saja hendak mengetuk pintu Adis sudah keluar dengan masih menggunakan piyama tidur nya.
"apa kak....!"
ucap Adis melewati Ibra begitu saja dan turun ke bawah untuk mengambil air minum.
Ibra menggeleng kan kepalanya melihat tingkah Adik bungsu nya itu.
"Adis .....!"
panggil Ibra namun Adis terus melangkah turun ke bawah, kerongkongan nya kering minta di basahi.
Arsan tersenyum memperhatikan seorang gadis dengan piyama pendek nya, menampakkan kaki nya putih dan mulus.
tentu saja hal itu membuat jantung Arsan berdetak kencang, Adis dengan santainya mengambil Air minum yang berada di kulkas tanpa sadar Arsan tengah memperhatikan nya.
"HM....!"
suara itu membuat Adis membeku lalu mata nya terbelalak melihat Arsan yang duduk di kursi meja makan tersenyum melihat tingkah nya.
"kak Arsan.....!"
ucap Adis tercengang, wajah nya langsung memerah karena malu.
"sejak kapan dia di situ?"
tanya Adis dalam hati.
"Adis ...kamu tuh ya...!"
ucap Ibra menggeleng kan kepalanya.
"kenapa kak Ibra enggak bilang.....!"
ucap Adis bersembunyi di balik tubuh Ibra.
"kamu yang main nyelonong, sana mandi !"
titah Ibra lalu Adis berlari kecil Menaiki tangga.
"astaga, malu.......!"
ucap Adis menutup wajahnya dengan tangan.
bersambung...
terimakasih sudah mampir..😍😍😘👍
jangan lupa like and komentar nya.😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
guntur 1609
mimpimu gak sesuai kenyataan ibra. akhirnya adikmu afis hancur kau buat
2024-10-05
0
Winnaurah Ashari Ashari
menarik,lanjut kak
2022-06-15
1
Mike
mana lanjutannya Thor... semangat yach....
2022-06-12
1