Aida masuk ke dalam rumah. Ia mencari dan mengambil semua obat milik Tono. Ia persiapkan, dan Ia bg taruh di dalam tas dengan rapi dan membawanya kembali keluar.
"Ai...." panggil seorang pria, dan cukup mengagetkan Aida.
"Amrul?" tolehnya sedikit takut. "Ngapain kamu kesini, Rul?"
"Sengaja, mau ketemu kamu, Da. Aku... Aku masih menginginkan kamu."
"Aku udah nikah, Rul. Bukankah kamu juga menyaksikan, kamarin?"
"Ngga, itu ngga sah, Da. Pernikahan mendadak, apa bagusnya?"
"Itu sah, Rul. Tono udah ijab qabul ke aku. Kalian saksinya."
"Bahkan Mas kawin aja pinjeman Tantemu. Apa bagusnya dia? Nama aja katrok." cibir Amrul, yang membuat Aida semakin melotot padanya.
"Apa urusanmu, Rul? Apa kamu membela aku ketika kejadian kemarin? Engga kan? Kamu cuma bengong, lalu pingsan. Apa bagus nya kamu?" tukasnya.
Amrul tampak marah dengan cibiran itu. Ia menangkap lengan Aida, dan menyeretnya pergi ikut dengannya. Aida berteriak, tapi Amrul justru menghempaskan tubuh itu ke dinding rumah nenek Mis.
" Aakkhhh! Sakit Amrul!" pekik Aida dengan memegangi bahunya. Tapi, Amrul justru menatapnya nyalang, dan semakin mendekatkan wajah pada gadis itu.
"Rul, kamu mau apa?"
"Kamu harusnya milikku, Da. Kamu harusnya sudah menjalani malam pertama dengan ku. Kegadisanmu, harusnya punyaku."
"Gila kamu, Rul! Aku punya suami!" tampar Aida. Tapi Amrul justru menyambar bibir Aida dan ********** dengan ganas.
Aida mengerang, mencoba melawan sekuat tenaganya. Tapi kalah dengan tubuh Amrul yang besar dan berotot.
"Lepas, Rul. Kamu jahat sama aku!"
"Kamu yang jahat, Da!" Amrul membalik tubuh Aida ke dinding, dan menggeranyangi nya dengan brutal. Air mata Aida tak tertahan lagi keluar membasahi pipinya.
"Aku tahu, kamu belum melakukan itu, Da. Tetap aku yang akan mendapatkannya." bisik Amrul dengan tawa jahatnya. Mengecupi tengkuk Aida dengan begitu bernapsu.
Syuuutzzz! Buuughhhh!
Seseorang menarik kerah baju Amrul, dan langsung menghujamnya dengan sebuah bogem mentah. Amrulpun tersungkur di tanah dengan wajah langsung membiru. Sudah dapat dibayangkan, betapa keras pukulan itu padanya.
"Bangsaaat! Siapa kalian?" pekik Amrul.
"Nona tak apa?" seseorang meraih tubuh Aida dan merapikan rambutnya.
"Tak apa, terimakasih. Anda siapa?"
"Saya? Saya hanya kebetulan lewat disini. Mendengar teriakan anda, saya langsung datang." jawabnya.
Pria itu tampan, tinggi, berkaca mata dan penuh dengan karisma. Rambutnya memang sedikit panjang tapi tampak tetap rapi dan mempesona. Tono mungkin akan seperti itu, jika lebih rapi.
" Hey, saya akan laporkan kalian karena telah merundung dan mengeroyok saya!" teriak Amrul, membela diri.
"Kau fikir kami bodoh! Kami merekam videomu melecehkan dia. Apa kau masih berani lapor?" tantang seseorang yang memukul Amrul tadi.
Amrul tampak gugup, lalu bergerak pergi meninggalkan mereka semua. Lari seperti anak kecil, yang ketahuan mencuri sebuah permen diwarung.
"Bapak, darimana?" tanya Aida, yang telah merapikan dirinya.
"Saya dari kota, untuk mengecek proyek baru kami. Kami, yang akan mengambil alih Rumah sakit di dekat sini."
"Oh, iya. Saya tahu. Kebetulan, Om saya yang menjadi arsiteknya. Om Edo, namanya."
"Wah, dunia sempit rupanya. Perkenalkan, saya Davish. Panggil Dev."
"Iya, saya Aida." balasnya ramah."Maaf, saya harus Pergi. Suami saya sudah menunggu obatnya."
Aida beranjak meninggalkan Dev, pergi dengan cepat menuju Tono dan Nenek Mis.
"Sudah menikah, rupanya." gumam Dev, yang diam-diam mengagumi sosok Aida yang manis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Mariana Frutty
hadeh
✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️
2022-12-14
0
Julio Stevaning
ciuman pertama semprul eh Amrul yang dapat dong
2022-07-27
1
Ernadina 86
hahh tak bisa jaga diri..penjaga pantai kok gak ada tenaga
2022-07-17
2