Aida menitikan air matanya dengan begitu deras. Tono menatapnya, kasihan tapi Ia harus melakukan itu.
"Kamu dihina, dan aku harus melindungimu. Membarsihkan namamu, dari fikiran orang yang jahat padamu."
Dengan tangan gemetar, Om Edo mengulurkan tangannya. Ia menghela nafas begitu panjang, meraih tangan Tono yang juga sudah akan meraihnya.
"Cincin Dua gram. Ini, buat mas kawin. Tapi inget, balikin besok." ucap Tante Rum, yang melepas sebuah cincin di salah satu jarinya.
"Saudara Tono. Saya nikahkan kau, dengan keponakanku, Nur Aida Rindayani, binti Hery sudrajad. Dengan mas kawin sebuah cincin emas Dua gram, di bayar Tunai."
"Saya Terima Nikahnya Nur Aida Rindayani Binti Hery Sudrajad dengan Mas kawin tersebut Tunai!" ucapnya lantang, tanpa hambatan sama sekali.
"SAH!" pekik semua yang ada disana. Hanya Amrul, tampak lemas dan lunglai ketika san pujaan hati, menikah di depan matanya. Ia bahkan pingsan, hingga menjadi bahan lagi untuk warga disana.
"Amrul! Kenapa pingsan? Astaga, ini anak." tepuk sang Ayah padanya.
Warga pun berbondong-bondong mengangkat, dan membawanya ke puskesmas tedekat.
"Kamu, sudah sah menjadi suami Aida. Jaga Dia, dan nafkahi dia sebagaimana mestinya. Saya pergi." ucap Om Edo. Ia pergi, digandeng sang istri menuju motor yang terparkir di halaman rumah itu.
Tono hanya diam, sesekali menatap Aida yang masih dengan air matanya.
" Nur, kamu sedih?"
" Kenapa? Kenapa Mas lakuin ini sama Aida? Kita belum kenal, tapi kenapa Mas bisa nikahin Aida seperti ini? Aida belum siap." isaknya semakin menjadi.
"Aku, hanya tak terima. Tak bisa melihat kamu dihina mereka. Apalagi, yang terdekatmu justru tak sama sekali dapat membela."
Aida menjatukan dirinya dilantai. Meraung-raung menangisi nasibnya hari ini. Dalam waktu kurang dari Dua jam, Ia telah berganti status menjadi istri dari pria yang tak Ia kenal sama sekali.
" Tono, bahkan itu bukan nama aslimu. Bagaimana bisa, pernikahan kita sah?"
Tono berjongkok, mengusap bahu wanita yang telah menjadi istrinya itu. Berusaha menenangkan, meski hasilnya tak sesuai yang Ia inginkan.
"Aku, hanya ingin melindungimu. Maaf. Aku tak dapat melihat cahayaku, diperlakukan seperti itu. Aku... Hanya mau mereka diam, itu saja."
"Ngga segampang itu, Tono. Ngga segampang itu. Ini pernikahan, bukan sekedar permainan. Ini sakral, dan aku hanya ingin menikah sekali seumur hidupku. Tapi kenapa begini?" Aida terus mengelap air matanya. Tapi, berkali di lap, maka akan jatuh lagi tanpa dapat di kontrol.
Kali ini, Tono memberanikan diri untuk menyentuhnya. Ia hanya ingin mengusap air matanya, dan tak ingin cahayanya meredup.
" Bukankah, lebih baik kita lihat nenek? Aku tak tahu bagaimana reaksinya. Tapi, daripada nenek tahu dari orang lain. Apalagi, ucapan mereka yang berbau fitnah dan segala macamnya."
"Nenek pasti syok," Aida semakin khawatir.
Tono pun meraih cincin, yang Tante Rum pinjamkan sebagai Mas kawin mereka. Dengan sedikit ragu, Ia memakaikannya pada Aida.
"Maaf, aku saat ini tak punya apapun untukmu. Tapu aku akan berusaha, nanti akan memberikan yang kau inginkan." ucap Tono dengan begitu tulus.
Pernikahan tanpa pernah di duga. Bahkan seperti dua anak kecil yang sedang bermain bersama. Memakai selendang biasa, tanpa polesan make up sedikitpun. Bahkan, tak sempat sama sekali hanya sekedar berganti dengan pakaian yang lebih pantas.
Pernikahan apa, bagi seorang Aida yang bermimpi mendapat seorang pangeran tampan. Yang akan membawanya dalam kehidupan yang lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Lina Lina
wkwkwkwk 😂😂😂😂😂
2022-10-25
0
Future Wife 시원 💙
Bapaknya neng AIDA kan juga sudah meninggal Almarhum dong harusnya
2022-10-17
0
Future Wife 시원 💙
bukannya dibayar Utang kan Di Pinjemin kakak 😅
2022-10-17
1