"Aida sudah sangat mengecewakan Om. Om tahu, jika kamu menolak perjodohan, dan Om berusaha untuk memahami maunya Aida," tatap Om Edo dengan wajah yang amat kecewa.
"Tapi Aida ngga ngapa-ngapain. Aida cuma nolong dia. Dan Dia pun amnesia," Aida mencoba menjelaskan. tapi tampaknya Om Edo sudah terlanjur salah faham dengannya. apalagi, Tante Rum yang begitu parah menjadi kompor diantara mereka.
para warga datang. Mereka berbondong bondong menyaksikan keributan antar paman dan keponakan itu. Diantaranya Amrul dan Ayah nya, yang di gadang-gadang akan menjadi calon suami Aida esok hari. Kedatangan mereka, makin memperkeruh suasana disana. Sayangnya Tono hanya bisa diam, karena memang Ia tak tahu apa-apa disana. Bicara pun, tak akan mungkin mereka dengar.
"Pak Edo, ini bagaimana? Katanya mau dijodohin sama Amrul, kenapa malah kumpul kebo sama pria asing? Buat malu saja. Aib ini," Sang juragan menambah kegaduhan yang ada.
"Zina!!! Pantas di arak keliling kampung." teriak salah satu warga.
Aida tersentak, begitu juga Tono yang tampak cemas. Bahkan untuk membela diri pun, Ia merasa tak mampu saat ini. Om Edo, dengan rahang menegang dan tampak pelik untuk mengambil sebuah keputusan.
"Saya, sebagai Paman sekaligus Wali dari Aida. Merasa sangat tercoreng dengan kelakuannya saat ini. Dan saya... Memutuskan bahwa, kalian berdua harus menikah , saat ini juga." ucap Om Edo, yang membuat Aida semakin menitikan air mata.
"Loh? Ngga bisa. Aida itu calon istri saya. Jangan sembarangan di nikahin sama orang. Saya mau, terima Aida apa adanya." potong Amrul.
"Gila kamu!! Gadis sudah rusak begitu, mau dijadikan istri. Malu-maluin." sergah Ayah Amrul, bernada hinaan.
Tatapan mata Tono menajam, terutama pada Amrul dan Ayahnya. Hingga akhirnya Ia berdiri, untuk membela Cahanyanya yang terhina di depan mata.
"Nur Aida bukan gadis kotor. Nur Aida adalah gadis yang baik, dan pantas di perjuangkan. Kenapa kalian yang mengenalnya, justru menjatuhkan harga dirinya begini? Bukankah, kalian yang lebih mengenal dia?" tanya dan tatap Tono pada semua orang yang ada disana.
Semua tertunduk, apalagi menatap mata tajam yang tampak mengerikan itu. Meski Tono, sebenarnya orang asing disana. Tapi, mereka seolah begitu segan dengannya.
" Lalu, apa yang bisa kamu perbuat untuk dia? Melindungi harga dirinya? Bagaimana?" tantang Tante Arum padanya, dengan mata yang melotot, sebesar biji jengkol.
Tono berbalik, Ia meraih tangan Aida dan menggenggamnya dengan erat. Membawa tubuh Aida tepat di hadapan Om Edo.
" Nikahkan kami. Bukankah, Anda adalah walinya?" pinta Tono.
Mata Aida terbelalak, tak menyangka ketika Tono melakukan itu padanya, "Mas Tono! Apa-apaan? Nikah bukan hal main-main."
"Saya tidak mengenal Anda. Kenapa Anda berani memintanya pada saya?" tanya Om Edo, pada Pria asing itu.
"Anda tak mengenal saya, tapi Anda mengenal Aida. Pantaskah, seorang yang berstatus wali justru menuduh keponakannya tanpa mau mendengar penjelasannya lebih dulu?"
"Saya....."
"Ya, jika Anda tak mampu menjadi pelindung bagi Aida. Maka saya, yang akan mengambil alih tugas itu." potong Tono.
"Nikahkan kami, sekarang." pinta Tono, sekali lagi.
Suasana menegang, ketika wajah Tono semakin serius. Om Edo tampak ragu, tapi Ia sudah terlanjur berkata buruk untuk mereka berdua. Ucapan itu, tak serta merta dapat Ia cabut, karena banyaknya saksi yang ada.
"Nikahin aja, biar beres." teriak beberapa warga disana. Bahkan, seseorang nekat menerobos masuk, untuk mengambil selendang sang Nenek, dan di pakaiakan untuk Aida.
"Udah, begini aja. Yang penting sah dulu. Kalau mau ada acara lagi, urusan belakangan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Raehan Adit
aq ikuti terus seru kyky
2022-10-28
0
Lina Lina
cocok itu bagus tono..aku padamu 😘😘😘
2022-10-25
0
Neneng Hodijah
yea...kawin kawiiiinnnn kawiiiiiinnnnn hahaa
2022-09-09
0