Tiga bulan kemudian.
Braaakk..
Dua orang yang berada di sana terlonjak kaget begitu pak Tio menggebrak meja ruang tamu. Wajahnya merah padam menahan gejolak amarah yang meluap-luap. Ia sangat syok ketika putrinya yang saat ini duduk menunduk di hadapannya mengungkapkan jika dirinya tengah mengandung, padahal dia belum menikah.
"Katakan, siapa pelakunya?! Ayah akan menghajar laki-laki itu!" seru pak Tio.
"Istighfar, ayah," ucap bu Hesti-istrinya berusaha menenangkan, meski ia juga sangat syok mendapat berita yang begitu menyesakan ulu hatinya.
Sementara putrinya menangis sesenggukan, ia merasa sangat bersalah sekali. Ia tidak bisa menjaga kehormatannya sebagai perempuan.
"Apa kata tetangga nanti, kalau mereka dengar jika kami memiliki anak yang hamil di luar nikah?" seru pak Tio lagi, ia sudah tidak bisa menahan amarah yang terus bergejolak.
Orang tua mana yang tidak marah dan kecewa mendengar anak perempuannya di hamili oleh laki-laki di luar nikah? Semua pasti merasa demikian, dan tentunya merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
"Ayah kecewa, Lily!" ucap pak Tio penuh penekanan, ia bangkit berdiri dan beranjak ke kamarnya.
Dan sekarang, hanya ada bu Hesti dan Lily di sana. Sebagai seorang ibu, bu Hesti tentunya yang paling terluka di sini. Meski demikian, seburuk apapun Lily, dia tetap putri kandungnya.
Bu Hesti menggeser duduknya mendekat pada putrinya. Ia memberi pelukan hangat, berusaha menerima apapun yang sudah terjadi. Lily menumpahkan tangisnya di pelukan sang ibu.
"Maafin Lily, bu! Maafin Lily.." ucap perempuan itu di antara isak tangisnya.
Bu Hesti melepaskan pelukannya secara perlahan, kemudian menangkup kedua pipi Lily seraya memberi tatapan meyakinkan agar Lily tidak perlu takut untuk mengatakan siapa pelakunya.
"Sekarang ceritakan pada ibu, nak! Siapa orang yang sudah tega melakukan hal keji itu padamu?"
Lily menatap ibunya dengan perasaan takut. Ia tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya terjadi.
"Lily.. Ceritakan saja, nak!" bujuk bu Hesti sekali lagi, ia berharap putrinya akan mengatakan yang sebenarnya.
Lily menarik napas panjang, mengatur deru napasnya yang sempat tersengal akibat lama menangis sesenggukan. Ia berusaha mengontrol diri, memejamkan matanya untuk beberapa saat. Mungkin ini waktunya ia menceritakan semuanya. Ia tidak akan menutupi apa yang selama ini terjadi.
"Aku meminjam uang pada seseorang untuk biaya rumah sakit saat ayah kecelakaan, bu. Orang itu mau memberi aku uang seratus juta, asal aku mau tidur dengannya," jelas Lily.
"Astaghfirullahal'adziim... nak. Kamu melakukan semua itu untuk.."
"Iya, bu. Kalau Lily tidak melakukannya, maka dari mana lagi Lily mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit ayah."
Sekujur tubuh bu Hesti terasa lemas, ia tidak menyangka jika putrinya melakukan itu semua demi sang ayah. Dan yang sangat ia sayangkan, kenapa Lily harus memilih cara itu. Padahal masih banyak cara lain.
"Maafin, Lily, bu! Lily tahu, Lily salah. Lily minta maaf," Lily bersimpuh di kaki sang ibu, ia tidak tahu harus bagaimana sekarang.
Air mata bu Hesti tidak bisa di bendung lagi, kini air matanya mengalir deras. Semuanya sudah terjadi, dan ia tidak bisa mengubah keadaan seperti semula. Yang bisa ia lakukan menerima semua ini, meski rasanya begitu sakit.
"Kita bicarakan lagi nanti bersama ayah, sayang. Kita cari jalan keluar terbaik," tutur bu Hesti.
Lily mengangguk setuju. Meski ia tahu, jika satu-satunya jalan keluar adalah dengan menikah bersama pria yang sudah menghamilinya.
***
Leonard Bagaskara.
Pria beparas tampan berusia dua puluh enam tahun itu merupakan seorang pemimpin perusahaan termana di kota yang saat ini ia tinggali. Dengan ketampanannya, ia kerap kali menggoda dan merayu wanita manapun untuk memenuhi permintaannya.
Ia seringkali mendapat julukan sebagai 'Cassanova', sebab ia mampu merayu wanita dan berakhir tidur dengannya. Selain secara cuma-cuma, ia pun membayar beberapa wanita yang memang mampu memuaskan dirinya.
Leon merupakan putra tunggal dari pasangan Xander dan Emely. Mereka berasal dari keluarga terpandang dan juga sombong. Mereka bisa melakukan semuanya dengan uang. Tentu saja, pergaulan bebas Leon tak terlepas dari didikannya yang salah sejak masih usia dini.
Bisa di katakan Leon ini kurang kasih sayang orang tua. Kedua orang tuanya lebih memberikan uang daripada cinta kasih. Sebab mereka terlalu di sibukan oleh pekerjaan, sehingga tidak ada waktu untuk mengurus maupun memberi didikan yang baik untuk putra mereka.
Pria itu sekarang baru saja selesai meeting dengan perusahaan yang tentunya setara dengan perusahaannya. Ia berjalan masuk ke dalam ruangannya. Ia tersenyum begitu ada wanita yang menyambutnya dengan senyum yang mengembang sempurna.
"Sudah selesai, honey?" tanya wanita itu sembari menghampirinya.
"Sudah," jawab Leon membalas ciuman singkat yang baru saja wanita itu daratkan di bibirnya.
Lantaran sudah tidak sabar untuk segera bermain dengan pria tampan seperti Leon, wanita yang bernama Anya itu mulai memainkan aksinya.
"Aaahhh... Ooohhh.. Mmmhhh.." Anya mendesah pada saat Leon memasukan jemarinya ke dalam lubang surgawi.
Sepertinya Anya wanita yang sering melakukan perihal begitu, sebab tiga jari Leon masukan saja muat bahkan longgar.
"Aaahh.. Yeesss.. Umhh.."
Keduanya sudah tampak panas, sehingga sudah tidak sabar lagi untuk melakukan bagian inti. Leon melucuti pakaian yang di kenakan oleh Anya, sedikit lagi ia akan memasukan barang miliknya pada milik Anya.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu ruangannya. Keduanya bangun dan memakai pakaian dengan tergesa. Anya merasa kecewa lantaran Leon belum sempat memberi sesuatu yang ia inginkan.
"Kau bersembunyi saja di toilet!" ujar Leon dan mendapat anggukan dari wanita itu.
Pria itu berjalan ke arah pintu, ia membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan. Begitu pintu terbuka, sekretsrisnya muncul di balik pintu.
"Ada apa, Drew?" tanya Leon pada sekretarisnya.
"Ada orang yang memaksa ingin bertemu denganmu, tuan," kata Drew, sekretaris laki-laki Leon.
"Siapa? Usir saja! Jika perlu, kau bisa menggunakan cara kasar!" titahnya.
"Baik, tuan." Drew mengangguk patuh.
Setelah itu Leon kembali ke dalam ruangannya. Tapi entah kenapa hal barusan sedikit menggangguk pikirannya.
Leon berjalan ke arah jendela, ia melihat ke bawah gedung untuk melihat siapa orang yang sudah berani memaksa ingin bertemu dengannya. Orang itu di seret paksa oleh kedua security, tapi orang itu malah menerobos masuk melewati gerbang.
"Siapa dia?" gumam Leon.
Leon bergegas melangkahkan kaki guna menghampiri orang yang dengan beraninya masuk tanpa di beri izin. Awas saja jika orang itu membuat kekacauan di perusahaannya, ia tidak akan segan-segan memberi pelajaran yang membuatnya jera.
"Lepaskan saya, pak! Saya ingin bertemu dengan tuan Leon," ucap seseorang yang sedang meronta agar bisa terlepas dari pengamanan security.
"Lepaskan dia!" seru pemimpin perusahaan tersebut, yakni Leon.
Semua orang yang berada di sana menoleh, kemudian beberapa karyawan yang sempat berkerumun kini membubarkan barisan.
Begitu melihat wajah orang yang memaksa dan bersikeras ingin bertemu dengannya membuat Leon tercengung.
"Kau.."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Novia
apa yang akan terjadi ya?
2022-06-25
1
Zazkia Zazkia
.
2022-06-23
1
Eva Karmita
kasihan kamu Lily 😞
2022-06-06
2