MENGANDUNG ANAK CASSANOVA
Seorang wanita tengah berlari ketakutan di bawah langit gelapnya malam. Berulang kali ia menengok ke arah belakang untuk memastikan apakah orang yang tengah mengejarnya itu masih ada.
Dan ternyata, seorang pria tua dengan postur tubuh gemuk nan pendek yang memakai topi laken berwarna krem tengah mengejarnya.
"Lily.. Jangan pergi, sayang...! Puaskan juragan dulu.." teriak pria itu memanggil nama wanita yang sedang berlari dengan jarak sepuluh meter di depannya.
Berulang kali wanita itu jatuh, bahkan lututnya sampai terluka. Tetapi ia berusaha untuk bangkit guna menghindar dari kejaran pria tua itu.
"Tidak.. Aku tidak mau.." lirihnya sembari menggeleng ketakutan.
Lily terus berlari dengan sekuat tenaga yang masih tersisa. Sialnya, jalanan itu cukup sepi dan jauh dari pemukiman warga. Sehingga jika ia berteriak meminta pertolongan sekalipun, tidak akan yang akan menolongnya.
"Ya Tuhan.. Selamatkan aku..!"
Hanya itu kalimat yang sedari tadi Lily rapalkan selama lari. Tubuhnya terasa lelah sekali, ia ingin berhenti tetapi pria itu terus saja mengejarnya.
Lily melihat ada sebuah gerobak sampah di depannya, ia menengok ke arah belakang. Pria tua itu tidak kelihatan, lalu ia memutuskan untuk masuk ke dalam gerobak sampah tersebut untuk bersembunyi.
Lily berusaha mengatur posisi tubuhnya agar tidak sampai terlihat ketika pria tua itu melewatinya. Ia juga membungkam mukutnya akibat suara deru napas yang memburu. Ia berharap Tuhan akan menyelamatkan dirinya dari pria tua yang hendak berbuat kurang ajar padanya.
"Lily.. Dimana kamu, Ly?" teriak pria tua itu ketika Lily sudah tidak lagi terlihat di depannya.
Sebut saja namanya juragan Mongol. Dia merupakan juragan terkaya di kampung Lily. Lily datang kepadanya untuk meminjam uang demi membayar biaya rumah sakit ayahnya yang sedang kecelakaan. Lily sudah sangat senang ketika juragan Mongol akan memberinya pinjaman, pria tua itu lantas meminta Lily untuk ikut dengannya ke tempat dirinya menyimpan uang. Tapi ternyata, juragan Mongol membawa Lily ke sebuah tempat terpencil yang jauh dari keramaian. Dan naasnya, Lily akan di jadikan wanita yang hendak ia tiduri.
Tentu saja Lily tidak mau di jadikan wanita seperti itu, terlebih juragan Mongol sudah memiliki istri dan empat orang anak. Lily langsung kabur begitu juragan Mongol hendak berbuat tidak senonoh padanya.
"Lily.. Juragan tahu kau bersembunyi. Keluarlah, sayang.. Jangan takut dengan juragan..!" teriak pria itu lagi.
Lily semakin ketakutan, pada saat langkah juragan Mongol semakin dekat ke arah gerobak. Ia membekap mulutnya sendiri, kedua matanya terpejam. Tubuhnya bergetar menahan rasa takut.
Setelah cukup lama meringkuk di dalam gerobak sampah, kini sudah tidak lagi terdengar teriakan maupun langkah juragan Mongol. Perlahan Lily membuka matanya, telinganya ia pertajam untuk mendengar sekitar. Sepertinya keadaan sudah aman, ia mulai memberanikan diri untuk bangun dan keluar dari gerobak sampah tersebut.
"Doooorrr..!" seru jurangan Mongol tentunya membuat Lily terkejut bukan main.
Juragan Mongol memberi senyum yang menakutkan. Lily selangkah berjalan mundur sembari menggelengkan kepalanya.
"Jangan mendekat..! Pergi..! Jangan dekati aku, juragan. Ku mohon..!" pinta Lily lirih.
Keadaan cukup menegangkan, ketakutan Lily semakin menjadi pada juragan hendak menyentuh tangannya. Sialnya, tubuh Lily terpentok ke sebuah pohon besar. Ia sulit untuk kabur.
"Hahaha... Juragan bilang juga apa, Ly? Menyerahlah. Jangan takut.. Juragan tidak akan kasar asalkan kamu jangan meronta, sayang.." ucap juragan Mongol yang terdengar mengerikan di telinga Lily.
"Tidak..! Pergiiii..!" usir Lily, ia menggelengkan kepalanya cepat.
Selangkah lagi juragan Mongol akan sampai tepat di hadapan Lily. Pria tua itu sudah tidak sabar untuk mencicipi perawan bahenol seperti Lily. Ia meraih lengan Lily cukup kasar, tangan yang satunya ia gunakan untuk menarik tengkuk wanita tersebut.
Duuuggg...
Gerakan juragan Mongol kalah cepatnya dengan kaki Lily yang saat ini sudah berhasil menendang benda pusakanya.
Melihat juragan Mongol yang menunduk kesakitan, itu menjadi peluang Lily untuk melarikan diri. Ia melangkah pergi dari sana, tapi sayang, juragan Mongol tak menyerah untuk mendapatkan Lily. Pria tua itu menarik pakaian Lily hingga robek dan membuat pemiliknya sampai terjatuh.
"Semakin kamu memaksa kabur, semakin juragan penasaran denganmu, Lily!" seru juragan Mongol terdengar menakutkan.
Pria tua itu hendak menindih berjalan dan langkahnya berhenti tepat di depan Lily yang saat ini jatuh terlentang di tanah. Sepertinya Lily sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk kabur dari pria tua tersebut. Ia memejamkan mata saat juragan Mongol hendak menindih tubuhnya.
"Toloooooooongg...."
Teriakan histeris seorang wanita itu terdengar oleh seorang pria yang sedang melewati jalanan tersebut. Pria tersebut menghentikan mobilnya di tepi jalan.
"Siapa yang meminta tolong di tempat sepi ini?" gumamnya.
Pria itu lekas turun dari mobilnya, mencari sumber suara minta tolong wanita yang baru saja ia dengar.
"Tolong jangan sakiti aku, juragan! Ku mohon.. " lirih Lily.
Tidak ada belas kasihan, juragan Mongol tetap kukuh pada keinginannya. Ia membuka satu persatu kancing kemejanya di atas tubuh Lily, lalu melempar kemeja tersebut ke sembarang arah.
"Nikmati saja, ya, Ly..!" ucap juragan Mongol.
Sebelah tangan pria itu kini meremas payuudara Lily dengan kasar.
"AAAAAARRRHHHH..."
Buuugghh..
Tiba-tiba saja tubuh juragan Mongol terlempar kebelakang. Lily menengok ke arah belakanh untuk mengetahui kaki milik siapa yang baru saja menendang tubuh juragan Mongol. Begitu menoleh, seorang pria menggunakan stelan kemeja putih dan spatu kantoran tengah berdiri di belakangnya.
"Ikut aku!" ajak pria itu seraya mengulurkan tangannya pada Lily.
Tak punya waktu banyak, Lily pun menjabat tangan pria itu kemudian bangkit berdiri. Sebelum juragan Mongol bangkit, ia harus segera pergi dari sana.
"Wooooyyy.. Siapa kamu?" teriak juragan Mongol sembari menahan sakit di bagian dadanya.
Pria tadi membawa Lily ke mobilnya. Kemudian membawanya pergi dari tempat tersebut. Terlepas siapa pria yang menolongnya, Lily tidak perduli, yang terpenting ia aman sekarang.
"Terima kasih sudah menolongku," ucap Lily.
Pria itu tak membalas ucapan terima kasih Lily. Lily jadi merasa canggung berada di dalam mobil dengan pria itu. Seketika, pria itu menghentikan mobilnya di tepi jalan. Lily merasa sedikit takut, sebab tempat tesebut sepi dan sepertinya masih jauh dari pemukiman warga.
"Mmm.. Sepertinya sudah aman, juragan itu sudah tidak bisa mengejarku lagi. Aku turun di sini saja, sekali lagi aku berterima kasih padamu," ucap Lily dan lagi-lagi tidak mendapat balasan.
Ia memutuskan untuk keluar dari mobil tersebut, tetapi keningnya tiba-tiba berkerut begitu pintu mobil tidak bisa di buka alias di kunci.
Mmmm.. Aku harus memanggilnya apa, ya? Batin Lily.
"Tuan, bisakah kau membuka kunci pintunya? Aku akan keluar sekarang," pinta Lily.
Pria di sampingnya itu sama sekali tidak merespon, seakan kehadirannya tidaklah di anggap.
"Tuan, aku mau-"
"Kau pikir semudah itu keluar dari mobilku?" ucap pria itu dingin.
Wajah Lily seketika menegang. Mengapa pria itu berubah menakutkan?
"Maksudmu?" Lily bertanya balik.
Pria itu menoleh ke arah Lily sekilas, sebelum kemudian pandangannya kembali menatap lurus ke depan.
"Sekarang ceritakan kenapa pria tua tadi akan melakukan hal itu padamu?"
Lily menghela napas lega, ia pikir pria di sampingnya akan meminta imbalan padanya.
"Oh, itu, aku tadi berniat untuk meminjam uang padanya. Dia juragan terkaya di kampungku. Dia menjebakku, dia mengajakku untuk pergi ke tempatnya menyimpan uang, tapi ternyata aku di bawa ke tempat dimana dia ingin merenggut kehormatanku," jelas Lily.
Pria di sampinya tak mengatakan apapun lagi, mungkin sekarang Lily sudah boleh pergi.
"Aku sudah menceritakannya padamu, bisakah aku pergi sekarang?"
"Kenapa kau meminjam uang padanya?" tanya pria itu lagi, Lily mengerutkan alisnya sejenak, sebelum akhirnya ia mengatakan yang sejujurnya.
"Aku butuh uang untuk biaya rumah sakit ayahku karena kecelakaan," jelas Lily lagi jujur.
Pria itu tampak mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian menatap tubuh Lily untuk beberapa saat.
"Aku bisa memberimu pinjaman uang," cetus pria itu.
"Ah, benarkah?" tanya Lily dengan semangat.
"Hm," jawab pria itu.
"Apa kau tidak sedang bercanda?" tanya Lily lagi.
"Sebutkan saja berapa yang kau butuhkan!"
"Banyak," jawab Lily.
Pria itu menoleh lagi ke arah Lily. "Katakan yang benar!" pintanya.
"Seratus juta."
"Itu sedikit."
"Banyak," sahut Lily. "Makanya aku memilih pinjam."
Pria itu terdengar menghela napas mendengar jawaban Lily. "Ya sudah, sebutkan nomer rekeningmu!"
"Aku tidak punya rekening."
Lagi-lagi pria itu menghembuskan napas. "Kalau begitu, nanti ikut aku ke Bank."
"Ok," jawab Lily senang.
"Tapi semua ini tidak gratis."
Binar kebahagiaan di wajah Lily seketika memudar. Ia menatap pria di sampingnya dengan seribu pertanyaan di kepalanya.
"Aku sudah menyelamatkanmu tadi. Dan aku akan memberimu pinajam, tentunya syaratnya sama dengan juragan yang kau maksud."
"Maksudmu apa?"
"Aku tahu kau pasti mengerti akan maksudku. Jika kau menolak syarat dariku, kau akan rugi besar. Sebab aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini, dan mungkin kau pun akan kehilangan banyak waktu untuk masalah biaya operasi ayahmu itu."
Mendengar penjelasan pria itu barusan membuat Lily berpikir, ternyata tidak ada orang baik yang tulus di dunia ini. Lily menyesal sudah menceritakan kronolgis mengenai apa yang terjadi di antara dirinya dengan juragan itu.
"Bagaimana, deal?"
Lily menatap tangan pria itu yang terulur.
Tidak, aku tidak boleh menjabat tangan pria. Aku tidak akan menerima syaratnya.
"Jika kau diam, itu artinya kau sama saja dengan mengorbankan keselamatan ayahmu. Katakan deal sekarang juga, jangan pikirkan dirimu, tapi pikirkan nasib ayahmu!"
Ucapan pria itu membuat Lily ibarat buah si malakama. Jika ia menerima syarat pria tersebut, itu artinya sama saja ia mengorbankan kehormatan serta harga dirinya yang ia pertahankan mati-matian selama dalam pengejaran juragan Mongol. Tetapi jika ia menolak, pria itu tidak akan pernah membiarkannya pergi. Dan bisa jadi, pria itu akan melakukan sesuatu yang lebih buruk daripada yang ia bayangkan.
Semua terasa berat, sulit untuk memutuskan sesuatu dalam waktu terdesak seperti ini. Akhirnya, setelah beberapa saat memilih diam, Lily memilih untuk mengorbankan dirinya. Meski syaratnya sama, tapi setidaknya Lily masih punya kesempatan untuk kabur dari juragan Mongol. Berbeda dengan situasinya saat ini, ia tidak bisa pergi dari genggaman pria tersebut.
"Jangan terlalu lama berpikir, cepat putuskan sesuatu!" seru pria itu.
Dengan berat hati, Lily menjabat tangan pria itu secara perlahan dengan tangan gemetar. Lantaran tangan Lily lama untuk menjabat tangan seperti itu saja, akhirnya pria itu yang menjabat tangan Lily sebelum kemudian menariknya lalu membawanya ke dalam pelukan.
"Aaahhh.." Lily berteriak refleks.
"Jangan mengeluarkan suara apapun kecuali dessahaan!" bisik pria itu sebelum akhirnya mereka memulai semuanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Wiwin Wiwin
klhtny bagus
crt ny
2023-03-09
1
Trisnawati Ilyas
"Lolos dari mulut harimau tp masuk ke mulut buaya buntung"🤣🤣🤣
baru aja mampir tp langsung greget pengen komen.....👌👌👌
2022-11-02
2
Uthie
coba mampir 👍♥️
2022-06-25
1