Chapter 4. First 'Meet'

Jeanno mengutuk dirinya yang tak melihat persediaan makanan di kulkas tadi siang. Akibatnya ketika perutnya memberontak ingin diisi, tak ada bahan makanan yang bisa dimasak. Jadilah dirinya terpaksa keluar tengah malam menuju minimarket terdekat. Tidak perlu mencemaskan Aera karena Bibi yang membantunya membersihkan rumah, tengah menginap. Lagipula jarak antara apartemen dan minimarketnya dekat, Jeanno bahkan hanya menaiki sepeda untuk bisa ke tempat tujuan.

Judith mengerang kesal ketika pusing dikepalanya tak kunjung hilang. Tekanan darahnya rendah karena kurang istirahat. Tubuhnya juga lemas, ia tidak menyentuh masakan Hannah yang ditinggalkan untuknya sebelum berangkat bekerja. Sial, gara-gara sakit terpaksa harus ijin. Ijin sehari sama saja membuang rejeki. Bayangkan berapa yang ia dapatkan jika tidak melewatkan pertunjukkannya. Judith mendengus jengkel. Ia benci sakit. Ia juga benci dirinya yang menolak untuk ke dokter ketika Hannah masih disini. Sekarang ia menyesal, kalau dirinya menuruti Hannah, sudah pasti kondisinya membaik. Ke rumah sakit besok juga bukan ide bagus, semakin ia menunda pergi, semakin lama kesembuhannya. Dan itu artinya ia kehilangan banyak uang.

Tidak, tidak. Ia harus kerumah sakit sekarang. Tak apa jika harus sendirian. Toh ia biasa kemana-mana sendiri. Hanya kerumah sakit yang jaraknya tak seberapa bukanlah hal mustahil. Si cantik berambut blonde itu bangkit, mengabaikan tusukan menyakitkan dikepalanya. Diraihnya jaket dan memakainya dengan gemetar. Setelah memakai buket hat dan masker, dengan tertatih, Judith melangkah keluar apartemen mencari taksi.

Dan sepertinya keberuntungan belum berpihak padanya. Judith nyaris menangis karena taksi yang ia tunggu tak kunjung datang, sementara tubuhnya sudah semakin lemah. Netranya menangkap minimarket diujung jalan yang lampunya masih menyala. Dilihatnya beberapa kali taksi melewati tempat itu. Mungkin ia harus berjalan kesana untuk menunggu taksi.

Jeanno baru saja hendak mengambil sepedanya yang terparkir disamping minimarket ketika ia menangkap seseorang yang berjalan tertatih dengan tangan meraba tembok minimarket sebagai sandaran. Dari cara melangkahnya jelas orang itu tidak baik-baik saja.

“Hey, kau baik-baik saja?” tanyanya sedikit keras. Pria itu masih berada ditempatnya. Sisi samping minimarket begitu gelap, hanya ada cahaya temaram kekuningan dari lampu jalan. Ditambah sosok itu mengenakan topi dan masker, sehingga Jeanno tak bisa melihat dengan jelas rupanya.

Samar-samar Judith mendengar teriakan seseorang dari arah minimarket. Ia tak tau apakah itu ditujukan untuknya atau bukan karena dirinya lebih memilih menunduk. Mengangkat kepalanya membuat pandangannya semakin berkunang-kunang. Jika memang itu ditujukan padanya, ingin sekali ia meminta tolong untuk diantarkan kerumah sakit. Tapi perempuan itu begitu lemah untuk bersuara.

Jeanno, yang merasa gerakan orang itu semakin mencurigakan, mulai melangkah pelan. Dan benar saja, tak lama kemudian, orang itu pingsan! Refleks pemuda itu mendekat, membawa kepala perempuan itu ke pangkuannya.

“Hey, kau tidak apa-apa?” Jeanno menepuk lembut pipi Judith. Yang mana tak direspon, tentu saja. Suhu tubuh orang itu sangat tinggi. Sekalipun Jeanno tidak bisa melihat wajahnya, ia yakin pasti rupa orang itu sangat pucat. Pria itu membungkuk, melingkarkan tangannya di kaki dan pinggang Judith, kemudian kembali kedepan minimarket untuk mencari taksi. Mengabaikan sepeda dan belanjaannya yang teronggok begitu saja diparkiran.

*

Lucas tidak bergurau ketika menyebutkan bahwa Hannah adalah satu dari tiga penari terbaik disini. Mark akui, Hannah pantas menyandang yang terbaik dari yang terbaik. Penari itu muncul di menit-menit terakhir dan dengan lihai merebut atensinya. Membuat matanya hanya tertumbuk pada sosok menggoda itu. Bagaimana gerakannya, bagaimana tatapan seduktifnya, bagaimana tangannya membelai pole dengan gestur yang begitu sensual. Dan kulitnya.. astaga, Mark rasanya ingin memeluk Lucas karena telah mengajaknya ke tempat ini.

Ketika mereka tidak sengaja bertemu pandang, Mark merasakan pipinya memanas, begitu pula suhu tubuhnya. Hannah mengerling nakal kearahnya diiringi seringai yang menurutnya begitu seksi. Tarian itu begitu singkat, karena tau-tau lampu panggung sudah mati dan Hannah sudah tak ada disana.

“Bagaimana menurutmu?” Lucas bertanya dengan semangat, ditambah ketika ia mendengar helaan penuh kecewa dari kawannya ketika pertunjukkan selesai.

“Apa aku bisa melihatnya lagi?”

Lawan bicaranya mengangkat bahu. “Well, untuk hari ini, tidak. Pertunjukkan Hannah sudah selesai. Sesi berikutnya masih ada tapi bukan dia penari utamanya”

Lucas tau Mark tertarik pada Hannah. Setidaknya itu yang ia baca melalui bahasa tubuh kawannya ketika Haechan tampil.

“Kau bisa melihatnya besok. Atau mungkin.. kau mau membayar untuk private dance?”

Dari sekian banyak kalimat tak berfaedah yang diucapkan Lucas, kalimat terakhir menurut Mark adalah ucapan paling pintar yang terlontar dari mulut sahabatnya. Ide bagus, bukan?

*

Jeanno sampai dirumah sakit dan sedang menunggu pemeriksaan orang itu. Ditangannya terdapat dompet yang hanya berisikan beberapa kartu debet dan kredit. Tidak ada identitas disana, yang menurut Jeanno aneh untuk ukuran isi sebuah dompet. Hanya kartu bertuliskan ‘Ananta Judith’. Well, setidaknya ia tau nama perempuan tersebut.

Pemuda itu mengetukkan kakinya. Koridor rumah sakit ditengah malam bukanlah pemandangan bagus. Lorong itu hening dan dingin. Sudah jarang terlihat lalu-lalang disana. Dan rumah sakit juga bukan tempat indah untuk dikenang. Tempat itu sudah menjadi layaknya rumah kedua baginya, ketika Nayara sakit dan menjalani kemoterapi yang tidak membuahkan hasil apapun.

Jeanno menunduk, meremas kepalanya. Ingatan itu kembali muncul. Ingatan ketika Nana, dengan selang yang terpasang ditubuhnya, memandangnya nanar sekaligus berusaha tegar. Dengan senyuman yang susah payah ia sunggingkan.

“Aku.. mencintaimu, Jeanno..”

Siapa yang menyangka jika itu kalimat terakhir yang Nayara ucapkan. Karena setelah itu, matanya terlelap, selamanya.

Bayangan itu membuat matanya memanas dan hatinya berdegup tak karuan. Tangannya terkepal hingga buku-buku jarinya memutih. Tidak, ia tak akan sanggup berlama-lama disini. Persetan dengan perempuan asing itu, toh ia bukan siapa-siapanya. Jeanno lantas bangkit, menitipkan dompet Judith ke bagian informasi, setelah itu ia pergi. Tanpa ingin tau bagaimana kondisi orang yang ditolongnya.

*

“Bisakah kau hilangkan cengiran di wajahmu sebentar saja? kau terlihat bodoh karena terus menerus tersenyum sedari tadi” sungut Jeanno sembari melempar tissue bekas kearah Mark.

Bukannya mereda, senyumnya justru semakin merekah. Membuat Jeanno bergidik geli.

“Jangan-jangan kau ketempelan makhluk halus usai bermain di bar itu”

“Bukan” Mark menggeleng. “Kau tau kan kemana aku semalam? Ternyata benar kata orang-orang. Reputasi club itu benar-benar luarbiasa. Terlebih para penarinya. Astaga, kau tidak akan menyesal jika datang kesana, Jean”

“Aku pernah datang kesana. Tak ada yang istimewa, memang club itu mewah. Tapi aku pernah ke bar mewah lainnya. Kau berlebihan, Mark”

Lagi, Mark menggeleng agresif. Tidak terima dengan ‘penghinaan’ Jeanno yang menyebut Victoire sama seperti night club lainnya. “Tidak, Jean. Yang ini sungguh berbeda. Aku hanya kesana sekali, dan merasa ketagihan ingin menginjakkan kaki kesana lagi”

“Apa yang kau cari dari tempat seperti itu, Mark? Kalau bibi tau kau sering ke tempat seperti itu, pasti paman dan bibi sudah sibuk mencarikan perempuan untuk dijodohkan denganmu” goda Jeanno. Matanya menatap ke kotak pesan email, menilik barangkali ada pesan penting yang ia lewatkan.

Mark melengos. “Kau tidak akan tau kalau tidak kesana. Penari disana tidak hanya seksi, tapi juga berkelas”

“Apa ada yang menarik perhatianmu?”

Tanpa sadar, Mark mengusap bibirnya yang tersungging seringai. “Ya, ada”

“Setauku penari disana bisa ada yang disewa untuk memuaskan pelanggan. Kau tinggal bayar saja dia, dan rasa penasaranmu akan terbayarkan”

Sebenarnya pernyataan Jeanno hanya ide asal karena dirinya sudah malas menanggapi Mark yang mengagung-agungkan Victoire yang padahal menurutnya biasa saja. Namun apa daya ungkapan Jeanno justru direspon serius oleh Mark.

“Kau benar, mungkin aku hanya penasaran..”

*

Episodes
1 Chapter 1. Kami merindukanmu, Nana
2 Jeanno & Nayara
3 Chapter 2. Tiga Sahabat
4 Chapter 3. Victoire Night Club
5 Chapter 4. First 'Meet'
6 Chapter 5. Vacation
7 Jeanno & Nayara
8 Chapter 6. Second Lead
9 Chapter 7. Aera Hilang!
10 Chapter 8. One Step Forward
11 Chapter 9. Into Your Arms
12 Chapter 10. Won't Let You Go
13 Jeanno & Nayara
14 Chapter 11. Sang Penari
15 Jeanno & Nayara
16 Chapter 12. Her
17 Jeanno & Nayara
18 Chapter 13. Kesepakatan
19 Jeanno & Nayara
20 Chapter 14. Ibu Pengganti
21 Jeanno & Nayara
22 Chapter 15. Make Over
23 Chapter 16. I Ain't Worried
24 Chapter 17. Aera
25 Jeanno & Nayara
26 Chapter 18. Dongeng
27 Jeanno & Nayara
28 Chapter 19. Count on Me
29 Chapter 20. Pasta
30 Jeanno & Nayara
31 Chapter 21. Untuk Aera
32 Chapter 22. Into You
33 Chapter 23. Ren, are you okay?
34 Chapter 24. Gettin Closer
35 Chapter 25. It'll Be Okay
36 Chapter 26. Asam & Garam
37 Chapter 27. Reckless
38 Chapter 28. Seperti Kisah
39 Chapter 29. Senyap
40 Chapter 30. Sapa Pagi
41 Chapter 31. Tabu
42 Chapter 32. Let Her Know
43 Chapter 33. Meet Tyona
44 Chapter 34. A minute With You
45 Chapter 35. We ‘Talk’
46 Chapter 36. Midnight
47 Chapter 37. Kekhawatiran
48 Chapter 38. Sour
49 Chapter 39. Pinky Promise
50 Chapter 40. Curiosity
51 Chapter 41. Something Gray
52 Chapter 42. May & Lou
53 Chapter 43. Konfrontasi
54 Chapter 44. VIP
55 Chapter 45. Confess
56 Chapter 46. Cerita Pagi
57 Chapter 47. Bertaut
58 Chapter 48. Semu
59 Chapter 49. Three of Us
60 Chapter 50. Trust her
61 Chapter 51. He’s Back
62 Chapter 52. Betrayer
63 Chapter 53. An Old Friend
64 Chapter 54. Warm Hug
65 Chapter 55. Blank Space
66 Chapter 56. Untold
67 Chapter 57. Tutur Batin
68 Chapter 58. Intentions
69 Chapter 59. Rumor
70 Chapter 60. Chaos
71 Chapter 61. Night Changes
72 Chapter 62. It Has to be You
73 Chapter 63. Hutang
74 Chapter 64. Stolen Moment
75 Chapter 65. Kalut
76 Chapter 66. Friday Night
77 Chapter 67. Unexpected Meeting
78 Chapter 68. Lakon Lama
79 Chapter 69. The Truth
80 Chapter 70. Burn The Bed
81 Chapter 71. Rumah
82 Chapter 72. Leave The Door Open
83 Chapter 73. About Damn Time
84 Chapter 74. Benang Merah
85 Chapter 75. Pembuktian
86 Chapter 76. Cinta Tak Bersyarat
87 Chapter 77. Close Call
88 Chapter 78. Lean On
89 Chapter 79. Runtuh
90 Chapter 80. An Incident
91 Chapter 81. All Fell Down
92 Chapter 82. Asa
93 Chapter 83. There Will Be Tomorrow
94 Chapter 84. I Don’t Wanna Cry
95 Chapter 85. Hold You Once Again
96 Chapter 86. Unrevealed
97 Chapter 87. Prisoner
98 Chapter 88. Fades Away
99 Chapter 89. Restu
100 Chapter 90. Where Are ‘You’?
101 Chapter 91. Forgive, not Forget
102 Chapter 92. You Are Not Sorry
103 Chapter 93. Bargaining
104 Chapter 94. Good News
105 Chapter 95. A New Day Has Come
106 Chapter 96. The Values of Honesty
107 Chapter 97. New ‘friend’
108 Chapter 98. Her Rival
109 Chapter 99. Pleasure
110 Chapter 100. Make Up Our Minds
111 Chapter 101. Right Time
112 Chapter 102. What Friends Are For?
113 Chapter 103. Can’t See Clear No More
114 Chapter 104. Grow Old With You
115 Chapter 105. Tell Me It’s Real
116 Chapter 106. Someone From The Past
117 Chapter 107. Bright Future
118 Chapter 108. Teman Bahagia
119 Chapter 109. The One That Got Away
120 Chapter 110. Jealous
121 Chapter 111. Don’t Trust Them
122 Chapter 112. Stay
123 Chapter 13. Still Counting
124 Chapter 114. Truth or Dare
125 Chapter 115. I’am the Problem
126 Chapter 116. Invisible String
127 Chapter 117. Truly, Madly, Deeply
128 Chapter 118. When You Believe
129 Chapter 119. Right In Front of You
130 Chapter 120. Saddest Truth
131 Chapter 121. D-Day
132 Chapter 122. Family Reunion
133 Chapter 123. When Things Get Complicated
134 Chapter 124. ‘Good’ News
135 Chapter 125. Let The Show Begin
136 Chapter 126. The Mighty Alexander
137 Chapter 127. You Belong To Me
138 Chapter 128. Jeanno, The Businessman
139 Chapter 129. Fall Apart
140 Chapter 130. Aleta
141 Chapter 131. Unfaithful
142 Chapter 132. Kesepakatan
143 Chapter 133. Lost
144 Chapter 134. I am Sorry
145 Chapter 135. Bad News
146 Chapter 136. The Cut That Alwayas Bleeds
147 Chapter 137. Risk It All
148 Chapter 138. The Story Never Ends
149 Chapter 139. The Good Side
150 Chapter 140. Support System
151 Chapter 141. Reunion
152 Chapter 142. Second Chance
153 Chapter 143. Kilas Balik
154 Chapter 144. Hell Hole
155 Chapter 145. Bad Dream
156 Chapter 146. Rumah Maria
157 Chapter 147. She’s Broken
158 Chapter 148. Tentang Aleta
159 Chapter 149. One Last Hope
160 Chapter 150. Alana
161 Chapter 151. Let Her Go
162 Chapter 152. She Choose To Leave
163 Chapter 153. Page 01
164 Chapter 154. He Never Left
165 Chapter 155. Run To You
166 Chapter 156. Hide & Seek
167 Chapter 157. Nasehat Dari Kawan
168 Chapter 158. Gravity
169 Chapter 159. Jarak
170 Chapter 170. Uneasy
171 Chapter 161. Dying Inside
172 Chapter 162. Still The One
173 Chapter 163. Man Who Can’t Be Moved
174 Chapter 164. Guardian
175 Chapter 165. Dua Alexander
176 Chapter 166. Countdown
177 Chapter 167. Life is Still Going On
178 Chapter 168. One Step Forward
179 Chapter 169. Never Goodbye
180 Chapter 170. You Belong With Me
181 Chapter 171. Fight Back
182 Chapter 172. ‘Ours’
183 Chapter 173. Don’t Cry Anymore
184 Chapter 174. Beautiful Day
185 Chapter 175. Consideration
186 Chapter 176. He Knows
187 Chapter 177. Not That Easy
188 Pengumuman
189 Chapter 179. Bimbang
190 Chapter 180. Time Will Heal
191 Chapter 181. The Downfall
192 Chapter 182. Meant To Be
193 Chapter 183. D-Day
194 Chapter 184. Uninvited Guest
195 Chapter 185. Reunion
196 Chapter 186. Feels Like Home
197 187. Farewell
198 Chapter 188. When the Times Come
199 Chapter 190. Torn Apart
200 Chapter 191. Bitter Truth
201 Chapter 192. I’ll Stay
202 Chapter 193. One Step Closer
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Chapter 1. Kami merindukanmu, Nana
2
Jeanno & Nayara
3
Chapter 2. Tiga Sahabat
4
Chapter 3. Victoire Night Club
5
Chapter 4. First 'Meet'
6
Chapter 5. Vacation
7
Jeanno & Nayara
8
Chapter 6. Second Lead
9
Chapter 7. Aera Hilang!
10
Chapter 8. One Step Forward
11
Chapter 9. Into Your Arms
12
Chapter 10. Won't Let You Go
13
Jeanno & Nayara
14
Chapter 11. Sang Penari
15
Jeanno & Nayara
16
Chapter 12. Her
17
Jeanno & Nayara
18
Chapter 13. Kesepakatan
19
Jeanno & Nayara
20
Chapter 14. Ibu Pengganti
21
Jeanno & Nayara
22
Chapter 15. Make Over
23
Chapter 16. I Ain't Worried
24
Chapter 17. Aera
25
Jeanno & Nayara
26
Chapter 18. Dongeng
27
Jeanno & Nayara
28
Chapter 19. Count on Me
29
Chapter 20. Pasta
30
Jeanno & Nayara
31
Chapter 21. Untuk Aera
32
Chapter 22. Into You
33
Chapter 23. Ren, are you okay?
34
Chapter 24. Gettin Closer
35
Chapter 25. It'll Be Okay
36
Chapter 26. Asam & Garam
37
Chapter 27. Reckless
38
Chapter 28. Seperti Kisah
39
Chapter 29. Senyap
40
Chapter 30. Sapa Pagi
41
Chapter 31. Tabu
42
Chapter 32. Let Her Know
43
Chapter 33. Meet Tyona
44
Chapter 34. A minute With You
45
Chapter 35. We ‘Talk’
46
Chapter 36. Midnight
47
Chapter 37. Kekhawatiran
48
Chapter 38. Sour
49
Chapter 39. Pinky Promise
50
Chapter 40. Curiosity
51
Chapter 41. Something Gray
52
Chapter 42. May & Lou
53
Chapter 43. Konfrontasi
54
Chapter 44. VIP
55
Chapter 45. Confess
56
Chapter 46. Cerita Pagi
57
Chapter 47. Bertaut
58
Chapter 48. Semu
59
Chapter 49. Three of Us
60
Chapter 50. Trust her
61
Chapter 51. He’s Back
62
Chapter 52. Betrayer
63
Chapter 53. An Old Friend
64
Chapter 54. Warm Hug
65
Chapter 55. Blank Space
66
Chapter 56. Untold
67
Chapter 57. Tutur Batin
68
Chapter 58. Intentions
69
Chapter 59. Rumor
70
Chapter 60. Chaos
71
Chapter 61. Night Changes
72
Chapter 62. It Has to be You
73
Chapter 63. Hutang
74
Chapter 64. Stolen Moment
75
Chapter 65. Kalut
76
Chapter 66. Friday Night
77
Chapter 67. Unexpected Meeting
78
Chapter 68. Lakon Lama
79
Chapter 69. The Truth
80
Chapter 70. Burn The Bed
81
Chapter 71. Rumah
82
Chapter 72. Leave The Door Open
83
Chapter 73. About Damn Time
84
Chapter 74. Benang Merah
85
Chapter 75. Pembuktian
86
Chapter 76. Cinta Tak Bersyarat
87
Chapter 77. Close Call
88
Chapter 78. Lean On
89
Chapter 79. Runtuh
90
Chapter 80. An Incident
91
Chapter 81. All Fell Down
92
Chapter 82. Asa
93
Chapter 83. There Will Be Tomorrow
94
Chapter 84. I Don’t Wanna Cry
95
Chapter 85. Hold You Once Again
96
Chapter 86. Unrevealed
97
Chapter 87. Prisoner
98
Chapter 88. Fades Away
99
Chapter 89. Restu
100
Chapter 90. Where Are ‘You’?
101
Chapter 91. Forgive, not Forget
102
Chapter 92. You Are Not Sorry
103
Chapter 93. Bargaining
104
Chapter 94. Good News
105
Chapter 95. A New Day Has Come
106
Chapter 96. The Values of Honesty
107
Chapter 97. New ‘friend’
108
Chapter 98. Her Rival
109
Chapter 99. Pleasure
110
Chapter 100. Make Up Our Minds
111
Chapter 101. Right Time
112
Chapter 102. What Friends Are For?
113
Chapter 103. Can’t See Clear No More
114
Chapter 104. Grow Old With You
115
Chapter 105. Tell Me It’s Real
116
Chapter 106. Someone From The Past
117
Chapter 107. Bright Future
118
Chapter 108. Teman Bahagia
119
Chapter 109. The One That Got Away
120
Chapter 110. Jealous
121
Chapter 111. Don’t Trust Them
122
Chapter 112. Stay
123
Chapter 13. Still Counting
124
Chapter 114. Truth or Dare
125
Chapter 115. I’am the Problem
126
Chapter 116. Invisible String
127
Chapter 117. Truly, Madly, Deeply
128
Chapter 118. When You Believe
129
Chapter 119. Right In Front of You
130
Chapter 120. Saddest Truth
131
Chapter 121. D-Day
132
Chapter 122. Family Reunion
133
Chapter 123. When Things Get Complicated
134
Chapter 124. ‘Good’ News
135
Chapter 125. Let The Show Begin
136
Chapter 126. The Mighty Alexander
137
Chapter 127. You Belong To Me
138
Chapter 128. Jeanno, The Businessman
139
Chapter 129. Fall Apart
140
Chapter 130. Aleta
141
Chapter 131. Unfaithful
142
Chapter 132. Kesepakatan
143
Chapter 133. Lost
144
Chapter 134. I am Sorry
145
Chapter 135. Bad News
146
Chapter 136. The Cut That Alwayas Bleeds
147
Chapter 137. Risk It All
148
Chapter 138. The Story Never Ends
149
Chapter 139. The Good Side
150
Chapter 140. Support System
151
Chapter 141. Reunion
152
Chapter 142. Second Chance
153
Chapter 143. Kilas Balik
154
Chapter 144. Hell Hole
155
Chapter 145. Bad Dream
156
Chapter 146. Rumah Maria
157
Chapter 147. She’s Broken
158
Chapter 148. Tentang Aleta
159
Chapter 149. One Last Hope
160
Chapter 150. Alana
161
Chapter 151. Let Her Go
162
Chapter 152. She Choose To Leave
163
Chapter 153. Page 01
164
Chapter 154. He Never Left
165
Chapter 155. Run To You
166
Chapter 156. Hide & Seek
167
Chapter 157. Nasehat Dari Kawan
168
Chapter 158. Gravity
169
Chapter 159. Jarak
170
Chapter 170. Uneasy
171
Chapter 161. Dying Inside
172
Chapter 162. Still The One
173
Chapter 163. Man Who Can’t Be Moved
174
Chapter 164. Guardian
175
Chapter 165. Dua Alexander
176
Chapter 166. Countdown
177
Chapter 167. Life is Still Going On
178
Chapter 168. One Step Forward
179
Chapter 169. Never Goodbye
180
Chapter 170. You Belong With Me
181
Chapter 171. Fight Back
182
Chapter 172. ‘Ours’
183
Chapter 173. Don’t Cry Anymore
184
Chapter 174. Beautiful Day
185
Chapter 175. Consideration
186
Chapter 176. He Knows
187
Chapter 177. Not That Easy
188
Pengumuman
189
Chapter 179. Bimbang
190
Chapter 180. Time Will Heal
191
Chapter 181. The Downfall
192
Chapter 182. Meant To Be
193
Chapter 183. D-Day
194
Chapter 184. Uninvited Guest
195
Chapter 185. Reunion
196
Chapter 186. Feels Like Home
197
187. Farewell
198
Chapter 188. When the Times Come
199
Chapter 190. Torn Apart
200
Chapter 191. Bitter Truth
201
Chapter 192. I’ll Stay
202
Chapter 193. One Step Closer

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!