Hal berikutnya saat mereka membuka mata, mereka sudah ada di rumah sakit dan dokter mengatakan bahwa mereka beruntung bisa diselamatkan tepat waktu sebelum mereka kehabisan oksigen.
Hendry langsung meminta untuk melihat Yumi tapi, ketika dia melihat lebih dekat. Dia begitu terkejut karena melihat keputusasaan di wajah Yumi. Yumi menyalahkan dirinya sendiri tentang musibah yang terjadi.
"Aku membunuh mereka.... Aku yang membunuh mereka... Aku lah yang membunuh mereka... Semuanya adalah salahku... Semuanya salah ku...."
Hanya kata-kata itu yang terus diucapkan oleh Yumi, ketika semua orang memberitahukan kepadanya tentang berita yang mengejutkan itu.
Hanya ada 10 siswa dari kelas mereka yang selamat dan yang lainnya meninggal.
Pikiran Hendry juga kacau saat itu dan dia tidak tahu harus mengatakan apa pada Yumi untuk membuatnya lebih tenang. Tapi semuanya menjadi lebih buruk ketika dua orang teman kelas mereka yang juga berada di rumah sakit yang sama, bertemu dengan mereka berdua.
"Semuanya adalah salahmu. Jika kau tidak berbohong kepada kami tentang bagaimana amannya tempat itu."
"Jika saja kau memberitahu kami lebih cepat bahwa akan ada gempa bumi."
Mereka semua terus menyalahkan Yumi, dan Hendry tidak bisa menerima bagaimana mereka semua memperlakukan Yumi seperti seorang kriminal bukan sebagai korban yang benar-benar paling parah. Iya, Yumi benar-benar trauma lebih dari siapapun.
"Tapi kenapa kenapa kau menyalahkan seseorang dengan sesuatu hal yang seperti itu. Apakah kalian sudah gila? Dia tidak pernah mengatakan kepada kalian semua, tempat itu 100% aman. Dan apakah kalian berpikir bahwa seseorang dapat dengan mudah melihat apakah akan terjadi gempa bumi setiap menitnya dalam hidup mereka? Ayolah, gunakan kepala kecil kalian itu untuk berpikir sekali saja. Kenapa kalian tidak berterima kasih karena dia mencoba untuk menyelamatkan semua orang. Bahkan jika dia tahu bahwa akan terjadi gempa bumi, dia bisa saja berlari sendirian sebelum gempa bumi itu terjadi. Dan apa kalian tidak berpikir bahwa semua orang bodoh itu bahkan tidak mendengarkan dan tidak juga mencoba untuk berlari dari tenda mereka karena mereka hanya berpikir untuk tidur daripada menyelamatkan diri mereka sendiri."
Henry mencoba untuk mengatakan semua kalimat yang terus dia tahan dalam kepalanya sejak tadi, karena semua kemarahan yang dia miliki itu untuk mereka semua.
Dan di dalam hati Henry, dia tahu benar bahwa dia berharap bahwa mereka semua mati di sana daripada hidup dan mencoba untuk menyalahkan semua yang terjadi kepada Yumi yang sama sekali tidak bersalah dalam hal itu.
Setelah sembuh, orang tua Yumi dan orang tua Hendry setuju untuk memindahkan mereka dari sekolah untuk membantu mereka melupakan tragedi itu. Sejak saat itu Yumi tidak pernah mencoba untuk membicarakan tentang kemampuannya kepada semua orang kecuali kepada Hendry dan sedikit demi sedikit, dia mulai mencoba untuk tersenyum lagi. Dan Henry pikir semuanya akan kembali normal lagi.
Hari-hari yang mereka jalani saat mulai kuliah, begitu sibuk dan mereka hampir tidak mempunyai waktu untuk bertemu dan berbicara. Kecuali malam hari saat mereka berada di asrama. Jadi, Henry tidak tahu bagaimana kehidupan Yumi di dunia perkuliahan. Tapi satu minggu belakangan, Yumi mengajak Henry untuk pergi nonton ke bioskop. Dan Henry begitu terkejut melihat Yumi juga mengundang seseorang dari kelasnya. Pria itu bernama Samuel Jordan.
Henry juga begitu terkejut ketika mengetahui bahwa Yumi bisa mendapatkan teman baru dan juga memberi tahunya tentang kemampuan yang dimiliki dirinya. Mereka bertiga mulai berteman dan menghabiskan waktu mereka bersama sampai Henry tidak sengaja melihat sesuatu yang membuatnya mengetahui semuanya.
Hari itu adalah hari minggu siang, ketika mereka bersama-sama tengah mencoba untuk menonton film lainnya. Ditengah-tengah menonton film, Henry keluar untuk pergi ke toilet dan mencoba untuk membeli popcorn sebelum kembali masuk ke dalam. Jadi dia butuh agak lama sebelum dia bisa kembali ke dalam bioskop.
Dengan diam, dia berjalan perlahan masuk ke dalam ruang bioskop yang gelap. Saat tiba di bangkunya, tanpa menggunakan cahaya dari ponsel nya karena tangannya tengah memegang sebuah buket besar popcorn. Ketika dia tinggal beberapa langkah dari kursinya, dia melihat Yumi dan Jordan tengah berciuman.
Henry pikir matanya salah lihat. Tapi ketika cahaya dari layar bioskop begitu terang, semuanya semakin terlihat jelas. Mereka berdua benar-benar berciuman. Henry tanpa sengaja menjatuhkan popcorn itu ke lantai. Yumi pun kaget dan perlahan memutar kepalanya melihat kearah Henry.
Tanpa pikir panjang, Henry keluar dari ruang bioskop dan langsung kembali menuju asramanya. Setelah beberapa menit kemudian, Yumi juga tiba dan terlihat mencoba untuk menjelaskan semuanya pada Henry.
"Aku minta maaf, jika aku tidak memberitahukan mu tentang hubungan kami."
"Sejak kapan kalian mulai berkencan?"
"Aku tidak tahu."
"Kenapa kau tidak memberi tahu aku?"
"Aku takut itu akan merusak pertemanan kita."
"Hah? Tapi apakah kau melihat bagaimana masa depan pertemanan kita?"
"Tidak, aku takut untuk mengetahui hal itu."
"Yumi, kau seharusnya memberi tahu aku sejak awal. Aku begitu terkejut melihat kalian seperti itu. Tapi aku tidak akan pernah merusak pertemanan kita hanya karena kau berpacaran dengannya."
"Benarkah? Apakah kau baik-baik saja karena aku menjadi lebih dekat dengannya?"
"Tentu saja, kenapa aku harus merusak pertemanan kita karena kalian berkencan. Kau bebas berkencan dengan siapapun dan kau itu sahabatku sejak kita masih kecil. Jadi, aku harap kau berjanji untuk tidak lagi menyimpan rahasia di antara kita."
"Aku berjanji."
Setelah Yumi terbuka tentang hubungannya dengan Jordan, Henry menjadi tempat Yumi mencurahkan segala isi hatinya dan masalah yang sedang dihadapi dengan Jordan hari demi hari. Henry sudah mulai terbiasa dengan hal itu. Tapi, suatu hari Yumi kembali ke asrama dengan menangis dan memberi tahu kepada Henry bahwa dia sudah putus dengan Jordan.
"Jordan mengatakan kepadaku bahwa dia sudah muak denganku. Dia hanya ingin untuk menghilangkan rasa penasaran nya tentang kemampuan yang aku punya dan dia mengatakan kepadaku bahwa aku seharusnya bergabung bersama sirkus atau apapun itu."
Yumi kembali menangis setelah dia memberitahu semuanya kepada Henry dan itu membuat Henry menjadi begitu marah sama seperti tragedi yang terjadi saat longsor itu. Henry pun bergegas mencari Jordan untuk memaksanya meminta maaf pada Yumi.
Setelah mencari di seluruh kampus, Henry akhirnya menemukan Jordan. Seperti api yang membara, Henry langsung meluapkan kemarahan nya ketika dia melihat Jordan tengah berciuman dengan gadis lain di sebuah ruangan kosong.
Henry masuk dan langsung meninju Jordan tepat di wajahnya, sampai tangan Henry mati rasa dan Jordan sudah berbaring tidak berdaya di lantai. Henry menarik kerah baju yang digunakan Jordan dan membuatnya berlutut.
"Kenapa kau mengatakan hal yang begitu menyakitkan kepada Yumi? Apakah kau tahu bagaimana dia sangat mencintaimu dan mempercayai mu? Kenapa kau bisa sejahat itu? Minta maaf padanya sekarang."
"Hah! Kau tahu temanmu itu hanyalah orang yang berusaha menjadi manusia paling tidak bersalah di dunia ini. Bagaimana dia bisa menangis begitu berlebihan hanya karena aku mengucapkan kata-kata itu. Aku muak dengan anak gadis yang cengeng seperti itu. Lalu, kenapa kau yang malah marah? Kau juga terlalu over protektif kepadanya, kau tahu itu. Oh, jangan bilang bahwa kau diam-diam juga mencintainya dan cemburu padaku. Jangan khawatir sekarang dia sudah menjadi milikmu, karena aku sudah muak dengannya."
Henry masih ingin memukuli Jordan, ketika tiba-tiba seorang dosen datang dengan gadis yang bersama Jordan tadi. Henry lalu dibawa ke ruang dekan dan dihukum untuk tidak masuk kampus selama dua minggu. Sementara Jordan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat selama satu bulan dan setelah itu dia pindah ke universitas lain.
Meski Henry merasa menang dari kejadian itu, tapi ucapan Jordan selalu terngiang yang di kepala Henry.
"Apakah kau diam-diam mencintainya?"
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments