2. Meminta Maaf

Hal selanjutnya yang diketahui oleh Ryu adalah dirinya yang membuka mata dengan mendapati dirinya yang tengah berbaring di tempat tidur rumah sakit atau lebih tepatnya sebuah klinik.

Saat dia mencoba untuk bangun, Yumi memasuki ruangan tempat dia tertidur dengan membawa segelas air dan beberapa jenis obat di atas sebuah nampan.

"Wah, bagus sekali. Kau akhirnya bisa bangun. Apakah kau sudah merasa lebih baik sekarang?" Yumi menaruh nampan itu di atas meja yang berada di samping tempat tidur Ryu dan tersenyum ke arahnya.

"Iya, aku merasa lebih baik sekarang. Terima kasih, ku ucapkan padamu. Ngomong-ngomong, apakah kau yang membawaku ke rumah sakit ini?"

"Aku memang ingin membawamu ke rumah sakit ketika kau jatuh pingsan. Tapi karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, jadi aku membawamu ke tempat terdekat. Jadi aku membawamu kemari, ke klinik ku."

"Klinik mu?" Ryu terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Yumi.

'Kenapa kau bahkan mempunyai klinik mu sendiri?'

"Iya benar. Ini adalah klinik ku, dan jarak nya hanya beberapa langkah saja dari toko serba ada yang tadi tempat dimana kau jatuh pingsan. Sebenarnya klinik ini hanya untuk anak kecil saja. Tapi aku percaya, bahwa aku bisa mengobati mu yang hanya terkena flu dengan keahlian yang aku miliki."

"Jadi maksud mu, kau ini seorang dokter?"

"Iya, dan lebih tepatnya seorang dokter anak." Ucap Yumi memegang jubah putih yang ia kenakan dimana Ryu tidak menyadarinya sejak awal.

Ryu termenung sesaat, dia tidak pernah berpikir bahwa dirinya sudah mengatakan hal yang bodoh kepada seseorang yang usianya lebih tua darinya beberapa saat yang lalu. Ryu pikir Yumi adalah gadis yang seusia dengannya. Jadi dia bertingkah sesuai dengan instingnya sendiri dan bertindak seolah tidak sopan pada Yumi.

"Aku minta maaf karena bertingkah sok kenal denganmu dan tidak sopan padamu. Aku tidak pernah berpikir bahwa kau lebih tua dariku, tolong maafkan aku Kak Yumi." Ucap Ryu meminta maaf dan mulai berbicara dengan sopan pada Yumi.

"Tidak apa-apa. Kau tidak perlu minta maaf dan lagipula aku tidak memperkenalkan diriku dengan baik jadi ayo kita mulai saling mengenal satu sama lain lebih dulu."

"Kalau begitu biarkan aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Aku Ryuga Oliver, 20 tahun kuliah semester 2 di universitas negeri di daerah sini, jurusan kesenian."

"Aku Amanda Yumi, 28 tahun, seorang dokter anak. Aku hanya orang biasa, jadi aku tidak bisa mengatakan hal yang lebih banyak tentang diriku." Yumi tersenyum dan menjabat tangan Ryu.

"Usia kita terpaut 8 tahun. Apakah kau yakin ingin berteman dengan seorang bocah sepertiku?"

"Pffftttt.... Kau tahu, terkadang aku tidak tahu jika para anak muda sekarang memang begitu bodoh atau hanya mencoba untuk bertingkah konyol. Kau adalah orang yang sejak awal mencari dan mengejar ku, lalu bertanya kepadaku. Apakah kita bisa berteman, tapi sekarang kau sendiri yang bersikap begitu membingungkan dengan situasi yang seperti ini." Yumi tertawa menatap Ryuga.

"Maaf, aku hanya mengikuti insting ku sejak kemarin. Jadi aku mencari mu."

'Wah, kenapa aku selalu mempermalukan diriku sendiri di hadapannya.'

"Kenapa? Apakah aku menarik perhatian mu?"

"Apa? Serius saja, seseorang yang melihat orang lain selalu membawa payung hitam akan merasa penasaran tentang orang itu. Kau terlihat seperti memiliki suatu keajaiban atau apapun itu." Ryuga mulai berbicara seperti anak kecil yang menjelaskan sesuatu yang tidak masuk akal.

"Jadi kamu hanya penasaran padaku?" Kali ini suara Yumi terdengar dingin.

"Iya, eh maksudku tidak. Aku melihat bagaimana menakjubkan nya dirimu dan aku ingin berteman denganmu."

"........" Yumi tidak lagi menjawab.

Hal itu terlihat seperti Ryuga telah menyinggung dirinya.

"Kak Yumi, aku tidak bermaksud untuk...." Sebelum Ryuga bisa meminta maaf, ucapannya terhenti ketika seorang pria memaksa masuk ke dalam ruangan itu. Dia terlihat seperti seseorang yang lebih tua atau mungkin seusia dengan Yumi.

"Yumi, kemarin kau bilang kepadaku bahwa kau akan pulang lebih cepat hari ini. Tapi kenapa sekarang kamu masih ada disini, sibuk bekerja."

"Maaf Henry, di sini sedang ada hal yang mendesak."

"Hmmmm.... Seorang pasien dalam keadaan darurat?" Pria bernama Henry itu menatap kearah Ryuga. "Hei, dia bukan anak kecil lagi. Kenapa kau ada disini, di dalam klinik anak-anak? Apakah kau tidak melihat tanda di luar sana?" Pria itu tiba-tiba menjadi agresif dan mulai menarik Ryuga.

"Hei.... Hentikan. Aku lah orang yang membawanya kemari, karena dialah pasien darurat itu."

"Jadi kau mengenal berandal ini. Apakah dia ini temanmu atau sesuatu?"

Pria itu terus saja memanggil Ryuga dengan sebutan anak kecil, dan menjadi begitu bising dengan mulai mengganggu Ryuga.

"Aku hanya melihatnya jatuh pingsan di luar."

Ryuga tanpa terkejut mendengar ucapannya Yumi yang berbohong tentang bagaimana sebenarnya mereka bertemu. Ryuga merasa sedikit sedih menyadari bahwa Yumi tidak lagi berpikir untuk ingin berteman dengannya.

'Apakah aku memang mengatakan sesuatu yang buruk dengan tidak sadar?'

"Kak Yumi, aku minta maaf..." Ucapan Ryuga kembali terhenti saat Yumi menatap dirinya.

"Aku pikir kau sudah lebih baik sekarang. Bawa obat ini dan jangan lupa untuk meminumnya dua kali sehari."

"Eh, tapi aku masih..."

Yumi mulai mendorong Ryuga keluar dari ruangan itu dengan memegang beberapa bungkus obat yang dia bawa dengan nampan tadi.

"Jangan pikirkan masalah bayarannya, ini gratis. Jadi kau bisa pergi sekarang, selamat tinggal..."

Dan pada akhirnya Ryuga diusir keluar dari dalam klinik.

************

Setelah memikirkan tentang semua yang terjadi sepanjang malam, Ryuga memutuskan untuk pergi dan mencoba berbicara bagi dengan Yumi satu kali lagi di hari berikutnya. Dan jadilah, hari ini dia pergi langsung menuju ke depan klinik Yumi secepat mungkin pada siang hari setelah mata kuliahnya selesai.

Ryuga masih ragu untuk masuk ke dalam karena dia merasa gugup untuk berbicara dengan Yumi. Tapi suara dari dalam kepalanya terus memintanya untuk masuk ke dalam dan menjadi lebih berani. Ryuga menggala napas dan berdiri di depan pintu hendak masuk ke dalam sampai seseorang menyadari kehadirannya.

"Hei, apakah kau bocah yang tadi malam itu? Apakah kau berencana untuk mengganggu pekerjaan Yumi lagi? Apakah kau ini seorang penguntit?"

Suara itu berasal dari pria yang semalam begitu bising dan terus mengganggu Ryuga.

"Tidak. Kau salah tentang aku. Aku disini bukan untuk mengganggu dan membuat masalah. Aku datang kemari hanya untuk berterima kasih sekaligus meminta maaf pada Yumi."

"Kalau begitu, kau tidak perlu berbicara secara langsung padanya. Aku akan memberitahukan pesan mu padanya. Jadi kau bisa pergi dan berhentilah mengganggu nya."

"Tapi aku ingin meminta maaf dengan benar dan membuat semuanya menjadi lebih jelas."

"Kau tahu bocah, bisakah kau menghentikan tingkah kekanak-kanakan mu ini. Berhentilah terlibat dengan kehidupan orang dewasa dan pulanglah ke rumah mu dan belajarlah dengan baik"

"Bisakah kau berhenti untuk memperlakukan aku seperti bocah berusia 5 tahun. Usiaku hanya sedikit di bawah dirimu dan tolong berhentilah bicara seolah kau mengetahui sesuatu antara aku dan Kak Yumi."

"Hah? Antara kau dan dia? Maksudmu, bagaimana putus asanya dirimu ingin berteman dengan dia karena kau berpikir bahwa dia itu spesial? Aku sudah mendengar semuanya dari Yumi tadi malam dan tebak saja. Dia sangat terluka karena hal itu."

"Aku tidak bermaksud untuk melukai nya dengan kata-kataku dan disamping itu aku benar-benar datang kemari untuk meminta maaf. Jadi tolong biarkan aku masuk dan berhentilah menghalangi langkahku untuk masuk ke dalam."

"Tidak, aku tidak akan membiarkan mu membuat Yumi merasa buruk lagi. Menjauh lah berandal kecil." Henry terus menghalangi langkah Ryu untuk bisa melewati pintu.

Mereka terus membuat keributan di depan pintu masuk klinik dan mereka tidak menyadari bahwa mereka sudah mengundang perhatian dari orang-orang yang lewat termasuk polisi yang tengah berpatroli yang langsung membawa mereka berdua ke kantor polisi.

Setelah beberapa saat, Yumi tiba di kantor polisi dengan wajah yang kebingungan.

"Aku pikir ada keributan apa yang terjadi di depan klinik ku. Tapi kenapa kau ada disini Henry? Masalah apa lagi yang kau lakukan saat ini?"

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

El

El

bagus ceritanya thor 👍

2022-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!