"Tatapan apa itu?"
Zahra mengusap mata Melati yang menatap horor padanya.
"Sejak kapan?" tanya Melati dengan mata memicing.
"Apa yang sejak kapan?" Zahra balik nanya, sambil berjalan menuju kelas. Dia tidak mengerti apa yang sahabat konyolnya itu tanyakan.
"Sejak kapan kamu dan Samuel ... ?"
Tanya Melati lagi sambil mengikuti Zahra.
"Apaan sih?"
Zahra semakin tidak mengerti arah bicara Melati.
"Ich, sejak kapan kamu dan Samuel mulai berkencan?"
Melati yang gregetan tak sengaja teriak. Membuat semua orang yang lewat di sekitarnya menengok secara serempak ke arah mereka.
"Hah, kamu ini bicara apa sih Mel?"
Zahra menjitak kepala Melati yang bicaranya ngasal itu karena merasa malu pada orang-orang yang kini menatapnya.
Yang benar saja sahabatnya ini bertanya dan berpikir kalau dia yang tidak sengaja numpang pada Samuel dikira sedang kencan.
Benar-benar pikiran yang konyol, dan sekarang membuat semua orang disana mendengarnya, lalu apa yang akan orang pikirkan. Haduuuhhh!
"Terus tadi itu apa? Kalian datang bersama."
"Melati? otakmu ini mending di servis dulu deh. Kemarin ban mobilku bocor dan kamu sudah pulang duluan. Aku menghubungi montir tapi dia tidak bisa datang. Sam lewat dan menawariku tumpangan jadi aku ikut karena hari sudah sangat sore dan sepi. Dan pagi tadi aku baru ingat kalau aku belum menyuruh montir memperbaiki mobilku. Saat aku menghubungimu, kamu sudah ke kampus duluan. Bertepatan dengan itu, aku melihat Sam yang entah sejak kapan berdiri di depan gerbang. Katanya tahu kalau mobilku masih di kampus, makanya dia menungguku."
Zahra harus sabar menjelaskan panjang lebar kepada sahabatnya yang o_on itu.
"Oh begitu!" Melati mengangguk mengerti. Namun, sesaat kemudian dia berseru. Tidak, tepatnya teriak. "Hah Samuel sengaja berdiri di depan gerbang rumahmu dan menunggumu?"
Melati refleks teriak lagi yang membuat Zahra menutupi wajahnya karena malu. Semua orang kembali menatap Zahra dengan pikirannya masing-masing.
Dan parahnya ternyata Melati dan Zahra sudah berjalan sampai depan kelas. Samuel tentu mendengar suara Melati.
Entah apa yang akan Samuel pikirkan.
Zahra benar-benar ingin masuk lobang sekarang untuk bersembunyi.
"Ra, tungguin!"
Melati yang baru sadar kalau dia sudah membuat malu sahabat baiknya itu berlari kecil menyusul Zahra ke dalam kelas.
Zahra duduk di sebelah Samuel sambil terus menutupi wajahnya yang memang sudah tertutupi dengan cadar. Tapi rasanya, malunya tidak akan berkurang.
"Hehe selamat pagi Samuel."
Sapa Melati cengengesan pada Samuel lalu duduk di kursinya yang berada di antara Samuel dan Zahra.
Zahra baru merasa sedikit rileks karena saat ini ada Melati yang menutupinya dari pandangan Samuel.
"Aoch."
Jerit Melati saat Zahra mencubit pinggangnya.
Samuel kembali menatap mereka berdua sambil tersenyum.
"Kamu ini, tidak bisa yah memelankan suaramu. Setidaknya jika kamu tidak bisa mengendalikan pikiran konyol mu itu tapi kamu harusnya bisa mengendalikan mulutmu."
Zahra benar-benar kesal pada Melati. Entah bagaimana caranya bersikap saat bertemu Samuel nanti. Dan sekarang semua orang di kelas itu sedang saling bisik seperti sedang membicarakannya. Huffh ulah Melati ini.
...
Saat jam istirahat, Melati memaksa Zahra menemaninya ke kantin.
"Aku tidak mau kemana pun. Aku malu, semua ini karena kamu."
Zahra merasa malu keluar dari kelas dan bertemu orang-orang yang kini mungkin sedang menimbang-nimbang perkataan Melati tadi pagi.
"Yaach maaf Ra, tidak lagi deh, please maafin aku."
Melati memasang wajah sok gemesnya.
"Kamu pergi saja sendiri aku beneran malu untuk keluar. Lagian otakmu itu benar-benar yah, bagaimana mungkin kamu bisa berpikir kalau aku akan berkencan dengan Sam? Meskipun katamu Sam itu setampan pangeran dan meskipun dia sebaik malaikat, aku juga tidak mungkin bisa bersamanya kan? Kamu ingat? Dia non_muslim!"
"He'eh, sayang sekali pria setampan Samuel terlahir beda keyakinan dengan kita. Kamu benar Ra, semoga saja aku tidak akan mengalami kisah menyedihkan dengan jatuh cinta pada pria yang berbeda agama dengan kita. Karena itu merupakan kesedihan terbesar di dunia yang sangat sulit di atasi."
Samuel yang baru akan masuk kelas melangkah mundur saat mendengar perbincangan Zahra dan Melati. Ada perasaan gunda mendengar topik mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments