Islam Teman Sepiku
Tiga belas tahun Silam!
*Ciiiitttt ...
Braakkk!!!
Mobil putih itu terguling dan terpelanting jauh. Seorang anak laki-laki terlempar keluar dan terjatuh ke dalam sungai. Bersamaan dengan itu. Tiga orang lainnya terhempas keluar mobil.
'Mom_my! hiks hiks mommy.' gadis kecil itu, merangkak ke arah ibunya yang bersimbah darah.
Tidak ada respon. Wanita paruh baya itu, hanya mampu memeluk tubuh putrinya lalu, hembusan nafasnya pun berakhir. Sedang ayah gadis kecil itu, memang sudah tak bernafas sejak tadi.
Dari, kejauhan. Anak laki-laki di dalam mobil hitam itu. Mengintip adegan di depan sana dari selah jarinya.
'Mah, dia menangis. Darah mah, mereka berdarah,' ucap anak laki-laki itu. Ia meminta sang ibu yang tampak syok, untuk menolong orang di depan sana. Tapi, sang ibu malah menggeleng. Dia begitu takut. Sebab, mobil yang suaminya kemudikan lah yang menyerempet mobil putih tersebut.
'Tolong pah. Kalau kamu menyayangi kami. Tinggalkan tempat ini. Mama tidak mau papa masuk penjara. Bagaimana nasib kami nantinya?' ucap wanita itu.
Ragu! Namun, pada akhirnya suaminya pun menginjak pedal gasnya. Meninggalkan seorang gadis kecil seorang diri. Menangis dan ketakutan*.
...
Tiga belas tahun setelah insiden itu. Di dalam sebuah kamar. Seorang pemuda, mengalami mimpi buruk yang sejak kecil menghantuinya. Dia melihat insiden kecelakaan tersebut di dalam tidurnya. Bahkan, ia juga melihat jika gadis kecil yang keluarganya tinggalkan begitu saja waktu itu, datang menuntutnya.
Keringat membasahi wajah pemuda itu. Di dalam tidurnya, ia begitu ketakutan.
'Maafkan aku. Aku tidak berniat meninggalkan kalian begitu saja. Tolong, maafkan aku.' pintanya di dalam mimpi tersebut.
'Bohong! Kalian menabrak mobil kami. Kalian membuat aku menjadi sebatang kara. Kalian pembunuh!' ucap gadis kecil dalam mimpinya.
Mata gadis kecil itu memancarkan kemarahan yang teramat besar. Membuat tubuh anak laki-laki itu gemetar.
...
"Sam ... Samuel ... Bangun sayang!"
Rosa, ibu Samuel. Pria yang sedang bermimpi buruk itu mengguncang tubuh anaknya.
Jangaaaaaaaannnn!!!
"Sayang kamu bermimpi lagi yah?"
Rosa, mengelap keringat di wajah anaknya yang tampak gemetar itu.
"Mah, Sam ingin melupakan kejadian itu. Tapi, semua adegan itu terus terulang seperti film dalam setiap tidur Samuel mah."
Samuel bangun dan bersandar di pundak ibunya. Peluh, masih keluar dari pori-porinya.
"Maafkan mama yah sayang. Mama yang telah membuatmu mengalami ini selama tiga belas tahun belakangan."
Rosa merasa bersalah dan bertanggung jawab atas yang putranya alami. Rasa trauma campur rasa bersalah harus putranya tanggung karena keputusannya tiga belas tahun lalu.
Sebenarnya Rosa pun merasa bersalah pada keluarga yang berada dalam mobil putih itu. Namun, mau bagaimana lagi? Dia sangat takut waktu itu. Takut jika saja suaminya yang saat itu menyetir mobil, harus masuk penjara. Lalu, bagaimana nasib dirinya dan putranya.
...
Seorang gadis cantik berbalut pakaian syar'i mengendarai mobilnya ke sebuah kampus.
Semua mata tertuju padanya. Dia merupakan bintang di kampusnya.
"Ra, tunggu aku."
Melati berlari kecil menuju gadis itu. Zahra!
"Waw Ra, Waw... Kamu tahu? Hari ini, kampus kita akan diguncang oleh pria tampan. Dari London Ra, London! Aku tidak sengaja mendengarnya tadi."
Melati bicara heboh sambil ngos-ngosan.
"Pria tampan lagi. Emangnya di otak kamu selain pria tampan nggak ada yang lain apa?"
Zahra merasa bosan dengan tingkah sahabat bar-barnya itu.
"Tapi benar Ra, mahasiswa baru hari ini benar-benar tampan. Aku dengar dia pindahan dari London."
Melati membela dirinya.
"Terus kalau tampan kenapa? Pria yang kemarin kamu gebet itu mau kamu apakan?"
Ejek Zahra.
"Sultan tampan, akan selalu di hati. Tapi yang lain, boleh dong disimpan dalam pikiran, hehe."
Melati mulai menunjukkan sifat centilnya. Sangat tidak cocok dengan pakaian syar'i yang membalut tubuhnya itu.
"Ya sudah, berdiri saja disitu. Dan tungguin tuh pria tampan kamu."
Zahra, berbalik dan hendak pergi.
"Eh, Ra! Kamu mau kemana?" tanya Melati.
"Mau ke toilet! Kenapa? Mau ikut?"
"Iuh, ogah! Mendingan aku lakuin hal yang lebih berfaedah. Nungguin, mahasiswa baru yang super duper tampan, hihi." Melati cekikikan sendiri di tempatnya berdiri.
Zahra tak menghiraukannya lagi. Gadis itu berlalu dan memasuki toilet yang terletak di sisi kanan kampusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Dyah Cahya
lanjut
2023-08-04
1