Jangan panggil Abang!

Bekerja sebagai karyawan yang berkantor di Jakarta Selatan sedangkan tinggal di pinggiran timur Jakarta yang berbatasan dengan Jawa Barat, tentu saja perjuangan menuju kantor setiap paginya penuh perjuangan. Selain jarak tempuh yang cukup jauh, kemacetan Jakarta di pagi hari boleh dibilang parah. Berebut jalanan dengan metro mini dan angkot, para pencari nafkah, ditambah pelajar yang berangkat sekolah menambah sesak jalanan Ibu Kota, membuat Oka harus pergi lebih pagi kalau tidak ingin terlambat.

Seperti biasanya dari jalan Gatot Subroto yang padat dengan kendaraan juga gedung-gedung tinggi yang membuat cuaca semakin terasa menyengat walaupun pagi hari, Oka membelokkan si bujang ke arah kiri, dimana kini jalanan mulai terasa teduh dengan banyak pepohonan dengan rumah-rumah besar berpagar tinggi dan penjagaan ketat. Komplek rumah para Mentri yang biasa dipakai oleh sebagaian orang untuk memotong jalan menuju jalan Jendral Sudirman seperti halnya yang Oka lakukan setiap pagi. Setelah berbelok kiri tak lama kemudian Oka kembali membelokan motornya memasuki area perkantoran elit di daerah Jakarta Selatan.

Gedung-gedung pencakar langit berjajar memenuhi area itu, dari mulai gedung perkantoran, bursa efek Jakarta, apartemen-apartemen mewah sampai dengan mall kelas atas, temasuk E-World, tempat Kirana dulu sempat bekerja yang merupakan salah satu retail terbesar di Indonesia milik group Mahesa.

Oka memarkirkan si bujang di parkiran motor E-World yang gedungnya berada di seberang gedung BUMI berada. Kantor BUMI menempati 3 lantai di salah satu gedung perkantoran berlantai 30 yang berada di SCBD. Tak seperti E-World yang memiliki area parkir motor untuk para karyawannya, gedung tempat BUMI berada tidak menyediakan tempat parkir untuk motor seperti gedung-gedung lainnya di SCBD.

Para karyawan maupun pengunjung SCBD yang menggunakan motor biasanya memarkirkan motornya di underpass SCBD yang memuat lebih dari 2000 motor, namun jarak yang lumayan jauh dari kantor membuat Oka malas untuk memarkirkan motornya di sana.

Dengan kekuatan koneksi kekerabatan dengan sang pemilik E-World, maka Oka pun diperbolehkan parkir di E-World menggunakan abudemen parkir layaknya karyawan E-World lainnya, dan karena pertemanan yang erat, atau lebih tepatnya karena ancaman dari Kemal yang mengancam akan membongkar status Oka kalau dia tidak dapat tempat parkir di E-World juga, maka akhirnya Oka kembali merayu sang kakak untuk memberi izin parkir untuk Kemal, dan karena faktor kasihan Oka pun memberikan fasilitas itu kepada Hendra.

“Kopi hitam buat Mas Oka.”

“Makasih, Den.”

Setiap pagi ketika sampai di mejanya, Deden akan langsung datang dengan secangkir kopi hitam untuk Oka.

“Buat nemenin ngopi.” Deden menyerahkan tempat makan dengan senyum lebar.

“Apa nih?” Oka membuka tempat makan yang ternyata berisi bakwan dan tahu isi. “Enak, beli dimana?” tanya Oka setelah mengigit bakwan yang masih hangat.

“Istri yang bikin, Mas.”

“Enak, bisa buat jualan ini.”

“Beneran, Mas?”

“Iya.”

“Apa yang enak?” Secepat kilat Kemal mengambil tahu isi dan mulai memakannya. “Iya enak, Den.”

“Apalagi gratis,” ujar Oka sambil menyuap potongan bakwan.

“Itu yang penting!”

“Hehehe, nanti saya bilangin istri deh biar dia titipin gorengan ke mpok Nimih yang jual nasi uduk.”

“Nah, cakep tuh idenya.”

“Kenapa tidak jualan nasi uduk sekalian, Den,” ujar Kemal sambil kembali mengambil bakwan dan memakannya.

“Waaaah, bisa habis istri saya diomelin keluarganya mpok Nimih, Bang.”

“Kenapa?” tanya Oka dengan pipi menggembung karena tahu isi.

“Saya kasih tahu, Mas, persaingan bisnis itu bukan hanya terjadi di perusahan besar seperti BUMI saja, tapi persaingan penjual nasi uduk dan gorengan juga ngeri, Mas, bisa tawuran masal sekampung itu gara-gara rebutan pelanggan.”

“Hahaha.”

“Selamat pagi, Mas Oka, Bang Kemal,” sapa seorang gadis mungil dengan senyum cerah.

“Pagi, Tiara.”

Tiara, staff administrasi Oka, berwajah bulat dengan kulit sawo matang berbalut hijab membuatnya terlihat cantik, pemilik senyum ramah yang membuat hati Kemal ketar-ketir setiap berada di dekatnya, seperti saat ini Kemal langsung kabur ke mejanya yang berada di bagian kiri di mana tim drafter berada, Deden pun kembali ke pantry setelah Kemal membisikan secangkir kopi ketika kabur tadi.

“Mas, jangan lupa jam 10 ada meeting proyek Kalimalang ya,” ucap Tiara sambil duduk di mejanya yang berada tak jauh dari Oka.

“Sip!” Oka menyalakan PC nya. “Gus, MTO buat Kalimalang sudah selesai kan?”

“Sudah, Mas, saya kirim ke email Mas Oka sekarang.”

“Print saja, Gus, buat meeting nanti.”

“Siap!” Seru Agus, salah satu staff Oka dari mejanya.

Itulah keseharian Oka yang dikenal sebagai seorang hard worker, walau terkesan santai namun para staffnya sangat menghormati Oka bukan hanya karena jabatannya, tapi karena kemampuan juga kepribadiannya yang humble.

Selain karena ketampanan dan kemampuannya, Oka juga dikenal karena tidak suka dipanggil abang oleh siapapun. Dia membebaskan semua orang memanggilnya dengan panggilan mas, kakak, aa, akang, atau hanya nama saja, tidak jadi masalah baginya, kecuali abang. Dan itu sempat menjadi misteri bagi semua karyawati BUMI.

“Cukuplah Kemal yang dipanggil bang Ke, jangan sampai saya juga dipanggil bang Ka, saya masih muda bukan orangtua, apalagi mie ayam.”

“Hahaha, tua bangka.”

“Nah kan, masa masih muda dan ganteng gini dipanggil bang Ka.”

“Tapi mie ayam bangka enak lho, Mas … jadi pengen,” ucap Tiara dengan mata menerawang membayangkan mie ayam bangka yang nikmat.

Hari itu Oka menjelaskan alasannya kepada Tiara, dan seperti yang dia duga dalam sekejap semua karyawan tahu alasan kenapa Oka tidak suka dipanggil abang. Pengalaman memiliki seorang ibu dan dua kakak perempuan cukup mengajarinya kalau kekuatan gossip perempuan itu lebih cepat daripada sinyal 5G. Tapi ternyata gossip laki-laki soal perempuan cantikpun tak kalah cepatnya dari 4G.

Para karyawan di gedung itu sedang dihebohkan dengan penghuni baru di lantai 14, kantor sebuah perusahaan perhiasan ternama dunia yang berkantor pusat di Austria.

“Gila, bukan hanya perhiasannya saja yang cakep, karyawannya saja cakep-cakep, Bro.” Angga berkata dengan heboh.

Seperti biasa ketika makan siang Oka, Kemal, Hendra, Angga dan Doni akan makan di food court yang berada di lantai B1.

“Kayak yang pernah bertemu saja,” ujar Kemal sambil menyuap nasi dengan ayam bakar, sambal dan lalapan.

“Gue pernah pulang dari proyek terus satu lift sama mereka. Beuh, cantik, wangi, pokoknya … beuh!”

Yang lain hanya tertawa mendengar kehebohan Angga dengan bahasa yang hanya dimengerti dirinya sendiri.

“Itu-itu!”

Mereka berlima menatap ke arah beberapa perempuan yang berjalan dengan nampan di masing-masing tangannya. Seperti yang dikatakan Angga, mereka memang cantik, terlihat berkelas, mungkin karena mereka bekerja di perusahaan perhiasan dunia, jadi selain skill, penampilan juga diutamakan. Entahlah.

“Kalau karyawan BUMI seperti itu betah deh lembur di kantor,” ucap Angga sambil kembali melanjutkan makannya.

“BUMI juga tidak kalah sama mereka, cuma depertemen kita saja yang gersang.”

“Hahaha.”

“Nasib gini amat ya, waktu kuliah dulu jurusan teknik, mayoritas cowok, sekarang kerja di operasional sama saja, isinya laki semua.”

“Sekalinya ada cewek lumayan cakep, eh elo nya mendadak jadi gagap, Ke,” ujar Oka sambil meneguk air mineral, membuat keempat temannya tertawa. Sudah menjadi rahasia mereka berlima kalau Kemal menyukai Tiara.

“Gue nggak ngerti, kenapa setiap ketemu dia, gue mendadak gugup ya.”

“Yaelah, Ke, kayak yang pertama jatuh cinta saja, lo!”

“Sama yang dulu-dulu kayak gini juga?” tanya Dody penasaran.

“Sama yang dulu-dulu mah dia lancar, kayak rapper kalau ngomong, eh kecuali sama Kayas deh. Lo juga mendadak gagu kalau ketemu Kayas.”

“Hahaha.”

“Nah, aneh kan gue?”

“Lo memang aneh dari dulu juga, Ke.”

“Hahaha, sialan!”

“Stt, Ka! Tania tuh.”

Mereka berlima kini menatap ke arah tiga orang perempuan yang baru saja memasuki area food court, mereka adalah para sekretaris direksi dan salah satunya adalah Tania, perempuan yang cukup terkenal di antara karyawan BUMI.

“Hei!” Sapa Tania setelah berpisah dengan kedua temannya.

“Baru turun?” tanya Oka yang membuat Tania tersenyum.

“Tidak, tadi diajakin makan pak Hadi sama yang lainnya di PP. Pak Hadi ulang tahun.”

“Mantap deh, yang habis makan enak,” ujar Angga membuat Tania tertawa.

“Lumayan, gratis lagi.”

“Nah, itu yang penting, gratis, apa lagi tanggal tua seperti sekarang,””

“Betul!”

Tania tertawa mendengar para pria itu.

“Duduk, Ta!” Oka hendak berdiri tapi bahunya di tahan Tania.

“Tidak usah, cuma mau nyapa saja kok sambil nunggu Dewi sama Elsa.”

“Ehm! Senangnya disapa sama mantan finalis Abang None,” ujar Angga membuat Tania kembali terkekeh.

“Bukan nyapa elo!” seru Kemal.

“Bukan nyapa elo juga!”

“Yang jelas bukan nyapa kita berempat.”

“Hahaha.”

“Nyapa semuanya kok!”

“Aseeeeek, hahaha.”

“Ya sudah, aku ke atas duluan ya, Dewi sama Elsa sudah selesai tuh.”

Oka mengangguk sambil tersenyum.

“Bye!”

“Bye, Tania!” Seru Angga dan Kemal sambil dadah-dadah dan kiss bye, membuat Tania tertawa sambil menggelengkan kepala.

“Ka, yakin tidak mau sama Tania?” tanya Hendra tak percaya.

“Iya, Ka, mau nyari yang bagaimana lagi sih? Tania lho ini, Tania!” ujar Doni yang membuat Oka tersenyum.

“Gue jadi curiga, Ka … lo … suka sama cewek kan bukan?” tanya Angga yang langsung mendapat lemparan tisu bekas dari Oka.

Bersamaan dengan itu terdengarnya nada panggilan dari ponsel Oka. Tak ada nama yang muncul di layar ponsel, hanya sebuah hati berwarna ungu.

“Assalamualaikum. Sudah ... iya, hahaha, wa’alaikumsalam.”

Oka mengakhiri panggilannya dengan senyum masih menghiasi wajahnya.

“Siapa?” tanya Kemal penasaran begitu pula dengan yang lainnya yang menatap Oka sama penasarannya.

Oka hanya tersenyum sambil menaik turunkan alisnya yang membuat teman-temannya semakin penasaran dengan sosok si hati berwarna ungu.

****

*MTO (Material Take Off): Daftar bahan dengan jumlah dan jenis yang diperlukan untuk membangun struktur bangunan yang dirancang.

** PP (Pacific Place): Mall yang berada tak jauh dari gedung BUMI berada.

Terpopuler

Comments

✨️ɛ.

✨️ɛ.

bukan Bu Mega ah.. ngapain juga nelp anaknya pas jam kantor kalo gak ada hal penting.. Bu Mega gak seposesif itu.. pasti dari ayang beb lah.. 💜

2024-11-16

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

ha....?siapa nih...potek hati ini bang...

2023-12-07

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

PP tempat kidzania berada, fav anakku >_<

2023-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!