Polaris
Semua orang mengatakan waktu akan membuatku melupakanmu,
Waktu akan menyembuhkanku.
Namun nyatanya waktu semakin membuatku larut dalam kenangan bersamamu.
Seandainya ku bisa memutar waktu, akan ku ubah cerita tentang kita.
Namun waktu terlalu jumawa, tak ingin melangkah mundur walau hanya sesaat.
Pergi kemanapun kamu mau pergi,
Lakukan apapun yang mau kamu lakukan.
Ketika kamu sudah mulai merasa lelah dan ingin kembali,
Lihatlah ke atas langit.
Selama bintang utara masih bersinar
Ikuti sinarnya … Polaris akan menuntunmu untuk kembali padaku.
(Asoka Danubrata)
****
Arunika menengadah menatap langit malam.
Di sana! Polaris masih bersinar, tetap setia menemaninya selama lebih dari seribu malam.
Ada perasaan hangat bercampur dengan kerinduan yang mendera, hingga dadanya terasa sesak setiap melihat bintang yang tetap bersinar menemaninya seolah mengingatkan untuk tak berpaling pada yang lain, karena ada seseorang nun jauh di sana yang menunggunya pulang.
Namun kali ini ada yang berbeda ketika Polaris bersinar lebih dekat dan lebih terang dari biasanya. Jantungnya berdebar kencang bahkan tangannya sedikit gemetar hingga berkeringat dingin. Beberapa kali dia menghela napas berusaha menenangkan diri sendiri.
Polarisnya terlalu dekat, terlalu bersinar terang, hingga membuatnya lupa untuk kembali berlari dan bersembunyi.
Di dalam mengalun lembut lagu it’s you milik Sezairi yang dinyanyikan kembali oleh salah satu penyanyi jebolan salah satu ajang pencarian bakat di dalam negri. Di sekelilingnya para tamu undangan duduk di kursi dengan meja-meja bundar yang telah ditutup kain satin putih dengan aksen merah muda, di setiap meja terdapat sebuah rangkaian bunga yang dibentuk setengah lingkaran, perpaduan antara bunga baby breath dan mawar merah yang menemani para tamu bercengkrama sambil menikmati makanan hasil racikan chef hotel bintang lima.
Di satu sisi ballroom hotel yang menampung seribu undangan terdapat pelaminan yang dihias elegan denga bunga berwarna-warni yang menguarkan harum ke segala penjuru ruangan. Sepasang pengantin diapit oleh kedua orangtua yang tersenyum bahagia setiap menerima ucapan selamat dari para tamu yang hadir malam ini.
Arunika terlihat cantik dengan kebaya modern berwarna rose gold model sabrina yang memerlihatkan kulit putih mulus pundak dan leher jenjangnya. Rambutnya ditata sederhana begitupun dengan make upnya yang terkesan natural, hanya dipertegas dibagian mata saja yang membuat matanya terlihat semakin indah. Dengan kecantikan seperti itu seharusnya dia berada di dalam ruangan berbaur dengan saudara, kerabat juga tamu undangan yang mengenakan pakaian terbaik mereka.
Namun di sinilah Arunika berada, di balkon yang sepi dan dingin bertemankan semilir angin malam, bersembunyi dari seseorang yang dia tinggalkan empat tahun lalu, seseorang yang membuatnya merasakan cinta pada pandangan pertama. Asoka Danubra, sang Polaris.
Empat tahun sudah Arunika melarikan diri, empat tahun sudah dia bersembunyi, empat tahun sudah dia mencoba menahan rindu, empat tahun sudah dia berusaha menahan diri untuk tidak pulang dan berlari ke dalam pelukannya, empat tahun sudah dia mencoba berdiri di kakinya sendiri, berusaha sekuat tenaga memantaskan diri.
Dan sekarang dia sudah kembali. Namun … apakah semua sudah terlambat? Apakah Oka telah melupakannya? Apakah Polaris telah menjadi petunjuk jalan pulang bagi perempuan lain?
Arunika masih berdiri, berselimut kegelapan malam, seolah menjadi bayangan dalam gemerlapnya pesta di dalam ruangan yang hanya dibatasi pintu kaca, di mana kini Oka berada.
Ya, jarak yang memisahkan dirinya dengan Oka kini bukan lautan dan benua, hanya sebatas pintu kaca namun rasanya begitu sulit untuk ditembus. Kakinya terpaku di sana dengan jantung berdegup kencang, matanya tak bisa lepas dari sosok yang dirinya rindukan selama ini.
Oka masih terlihat sama seperti saat pertama Arunika melihatnya dan masih memberi efek yang sama bagi jantung Arunika yang selalu berdebar lebih cepat setiap melihatnya. Sosok pria yang dia rindukan selama ini kini terlihat semakin dewasa, tubuhnya tak sekurus dulu membuatnya terlihat semakin gagah juga luar biasa tampan dengan aura maskulin yang menguar kuat. Wajahnya masih saja irit senyum, walaupun terlihat sesekali dia tersenyum sambil menatap perempuan yang berdiri di sampingnya.
Arunika terus memerhatikan Oka di tempat persembunyiannya, bibirnya ikut tersenyum ketika melihat Oka tersenyum. Sesekali Oka terlihat menyisir seisi ruangan, memerhatikan para tamu undangan yang hadir, sampai akhirnya mata mereka saling mengunci.
Hening … tiba-tiba ruangan itu terasa hening bagi keduanya yang tak berani untuk memutus pandangan, takut salah satu dari mereka akan kembali menghilang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
YuWie
bagus sptnya... apa itu polaris..rasi bintangkah?
2024-11-20
0
Raufaya Raisa Putri
dah lm pengen bc cerita otor ini....tp kok br skrg y
2024-09-21
0
Raufaya Raisa Putri
hemm....andai bisa
2024-09-21
0