4. Chapter 4

"Tenang saja sayang!" Dalam satu Minggu aku mampu menguasai manajemen perusahaan ini." Nikita meneruskan membaca lagi di laptopnya dengan wajah serius.

"Bos, sebentar lagi kita akan mengadakan meeting setelah makan siang, apakah anda mau makan di sini atau di luar?" Tanya Meilan.

"Di luar saja Mei, seperti biasa kita tetap mengutamakan selera dari pada terlalu fokus pada kerjaan. Menjaga mood itu penting, supaya kita tetap semangat." Sambung Nikita.

Keduanya keluar mencari makanan yang bisa menyenangkan hati mereka. Bagi Meilan, ia tidak begitu mempersalahkan jenis makanan yang di pilih oleh Nikita. Tapi Nikita selalu menyicipi makanan hanya sedikit setelah itu ia yang selalu menghabiskannya. Makanya tubuhnya kelihatan sangat padat berisi.

"Ngomong-ngomong, apa kamu tahu tentang perjodohan mantan suamimu itu dengan wanita lain?"

"Aku tidak peduli!"

Aryo bukan milik aku lagi." Nikita melahap makanannya, seakan melahap mantan suaminya.

"Tumben kamu sangat rakus makan nona Nikita Celia, biasanya kamu selalu mencobanya saja dari pada menghabiskannya." Meilan tersenyum senang melihat wanita tangguh ini menikmati pesanannya sehingga ia tidak perlu menghabiskan makanan Nikita.

"Aku sedang lapar dan makanan di sini sangat enak." Puji Nikita.

Tidak jauh dari mereka duduk, Kenzo sedang mengamati wajah cantik Nikita. Ia sangat merindukan gadis yang telah membuatnya mengerang nikmat berkali-kali.

Nikita bukanlah gadis yang baru ia kenal di Club malam itu. Ia sudah melihat Nikita sejak gadis itu menjadi bos di restoran mantan suaminya Aryo.

Kenzo adalah pelanggan restoran tetap milik Nikita. Bukan karena makanannya yang enak tapi karena ingin melihat wajah cantik Nikita yang setiap kali melintas di depannya ketika ia sedang makan malam maupun makan siang. Ia tidak menyangka gadis yang merupakan istri orang itu sekarang telah bercerai. Yang lebih gilanya lagi ia telah menghabiskan waktu semalaman bercinta dengan Nikita.

"Nikita kamu harus dengar ini!"

Tuan Aryo akan menikahi Sinta Minggu depan. Kamu tahu siapa Sinta bukan?" Lanjut Meilan yang geram dengan sikap tenang Nikita.

"Aku harus bagaimana?" Bukankah status aku adalah janda dari Aryo Dwisasono?" Mana mungkin aku harus melabrak si pelakor itu?" Aku tahu selama ini ia selalu mencari perhatian suamiku, saat ia tahu rumah tangga kami mulai retak.

Andaipun aku marah menanggapi laporan darimu tentang pernikahan mereka, apakah ada pintu bagiku untuk bisa rujuk kembali dengan mas Aryo. Aku di buang karena mandul Meilan. Mengapa kamu tidak ingat itu?"

Isak tangis Nikita terdengar hingga ke telinga Kenzo. Lelaki tampan ini mengepalkan kedua tangannya dengan mengatupkan rahangnya hingga mengeras.

Hatinya tidak tega mendengar Isak tangis itu, ingin rasanya ia menghampiri Nikita dan memeluk gadis itu, namun ia tahu Nikita belum sepenuhnya mengenal dirinya kecuali namanya.

"Benar juga Nikita, dia adalah mantan suamimu. Kamu tidak punya hak untuk mengatur hidupnya, apa lagi ia ingin mulai membuka lembaran baru bersama gadis lain. Tapi aku sangat sangsi, apakah tuan Aryo sangat mencintai Sinta seperti cinta Aryo kepadamu?" Gumam Meilan lirih.

"Terserah apa yang mereka lakukan Meilan. Aku hanya ingin menata masa depanku tanpa ingin melihat ke belakang. Aku tidak ingin terjebak pada masa lalu yang tidak lagi berpihak kepadaku.

Mas Aryo sudah melupakan aku, bahkan dia tidak mau tahu lagi bagaimana keadaan hidupku pasca aku bercerai dengannya.

Dulu dia berubah menjadi suami posesif yang tidak bisa melihat aku ngobrol dengan lelaki manapun. Sekarang dia tidak pernah menghubungi aku sekedar bertanya keadaanku saja.

Aku benar-benar dibuang Meilan. Aku tidak lebih barang sekali pakai, habis fungsinya setelah itu dilempar ke tong sampah." Ujar Nikita dengan wajah muram.

"Nikita, apa yang kamu takutkan?" Usiamu saja saat ini masih sangat muda, kamu bahkan tidak seperti usiamu saat ini. Tubuhmu saja seperti ABG, mana orang percaya kamu sudah berusia 27 tahun." Ucap Meilan.

"Aku sangat trauma untuk berumah tangga Mei, mengingat diriku yang saat ini mandul mana ada pria yang tidak ingin memiliki keturunan." Ujar Nikita.

"Kalau begitu cari saja duda yang memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil, dengan begitu kamu merasa memiliki mereka seperti anak-anakmu sendiri." Ujar Meilan.

"Bukan masalah itu sayang, tapi akunya belum siap untuk berumah tangga lagi." Ucap Nikita.

Kenzo yang mendengar pernyataan Nikita barusan, sangat kecewa karena harapannya untuk bisa memiliki Nikita, akan kandas.

"Nikita, aku sangat yakin kamu akan menjadi milikku karena sebentar lagi, benihku akan tumbuh di rahimmu, sayang.

Kamu akan data, padaku dengan membawa kabar baik itu. Kamu tidak akan bisa menghindar dariku karena anak itu akan mengikat kita berdua." Gumam tuan Kenzo penuh percaya diri.

Sebelum Nikita dan Meilan meninggalkan restoran itu, tuan Kenzo sudah terlebih dahulu beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke mobilnya.

Ia ingin sekali melihat Nikita berjalan menuju mobil gadis itu yang terparkir di sebelah mobil miliknya.

Nikita dan Meilan terlihat berjalan santai sambil sesekali cekikikan. Entah apa yang mereka bahas, namun di lihat dari raut wajah Nikita yang saat ini ingin melupakan bebannya membuat gadis ini makin bersinar.

Tuan Kenzo tidak melepaskan momen berharga itu begitu saja. Ia merekam Nikita dengan ponsel miliknya. Dan beberapa kali ia mengambil foto Nikita saat ingin menyeberang ke tempat parkir.

Tapi, ada hal yang mengganggu tuan Kenzo ketika seorang pemuda sengaja menyenggol tubuh Nikita yang hampir membuat Nikita jatuh.

Dengan tenangnya pemuda itu menangkap tubuh Nikita dan membantu gadis itu berdiri sempurna.

"Apakah anda baik-baik saja nona?" Tanya pemuda itu santun.

"Terimakasih, saya tidak apa-apa!" Jawab Nikita datar. Nikita langsung berjalan terburu-buru menghindari kontak mata dengan pemuda yang berniat ingin berkenalan dengannya.

"Sial!" Aku kira bisa berkenalan dengan gadis itu, ternyata dia terlihat begitu angkuh." Ucap pemuda itu dengan kesal.

"Bagus sayang!" Ternyata kamu tidak mudah goyah dengan pendirianmu untuk tidak membuka pintu hatimu pada lelaki lain, kecuali aku." Ujar Kenzo memuji Nikita dari dalam mobilnya.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Waktu berlalu meninggalkan masa yang mulai buram karena kesedihan Nikita. Tidak terasa perceraian itu sudah memasuki dua bulan. Nikita yang ingin membangun kerjasama dengan agensi lain memaksanya harus bertemu dengan seorang pemilik agensi ternama yang ada di negara Paris Perancis.

"Apakah kita harus bertemu dengan agensi model itu, Meilan?"

"Tentu saja nona Nikita!"

"Bukankah kamu sudah berhasil menjalankan roda perusahaan ini dengan baik?" Jika kamu bisa melakukan pertemuan ini dengan perusahaan milik Lorenzo, tidak menutup kemungkinan perusahaan kita akan lebih maju selama di pegang oleh mantan mertuamu, nyonya Ruby." Tukas Meilan.

"Aku ingin pergi berdua denganmu Meilan. Aku memang sudah pernah ke Paris Perancis bahkan sering ke sana tapi, aku tidak pernah pergi sendirian selalu bersama dengan mas Aryo."

"Tidak, nona Niki. Kamu tahu sendiri perusahaan kita tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena baru saja diserahkan kepadamu." Meilan memberikan alasan yang masuk akal kepada Nikita yang masih kelihatan labil.

Meilan sangat tahu, kalau Nikita adalah wanita cerdas yang memiliki skill yang sangat tinggi. Gadis ini mampu melahap hal baru yang cukup rumit sekalipun bisa ia kuasai dengan mudah.

"Huhh!" Nikita menghembuskan nafasnya kasar. Ia akhirnya menyanggupi permintaan Meilan." Baik aku akan berangkat ke Paris Perancis besok. Siapkan kebutuhanku!"

"Tidak usah risau sayang!" Tiketmu sudah aku siapkan dan sudah aku cek ini, kamu hanya tinggal berangkat." Ujar Meilan.

"Kau ini!" Nikita mengambil amplop yang sudah komplit dengan tiketnya.

Meilan tersenyum senang melihat Nikita yang sedang menggerutu. Ia lalu meninggalkan ruang kerja milik bosnya menuju ruang kerjanya sendiri.

Keesokan harinya, dengan penerbangan pertama, Nikita sudah berada di pesawatnya.

Di Paris Perancis, hati Kenzo sedang berbunga-bunga karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan pujaan hatinya.

Ia membayangkan kembali wajah cantik milik Nikita yang telah mencuri hatinya hingga menyusup ke dalam ruang jiwanya. Gadis yang selalu menyapa pelanggannya dengan senyum ramahnya.

Yah, Kenzo saat itu pernah berpapasan dengan Nikita ketika ia ingin mencari toilet pria yang ada di restoran.

Karena bingung, Kenzo tanpa sengaja menabrak tubuh Nikita yang baru saja ingin ke toilet.

"Uhhgtt!" Maaf tuan!" Apakah anda baik-baik saja?"

"Harusnya saya yang minta maaf nona." Kenzo menatap wajah cantik Nikita tanpa berkedip.

"Anda mau ke mana?"

"Saya sedang mencari toilet pria."

"Kalau begitu ikutlah bersamaku karena aku juga mau ke toilet wanita." Ucap Nikita ramah.

Kenzo bersorak di dalam hatinya, karena ia ingin berkenalan secara dekat dengan Nikita.

Keduanya berjalan beriringan menuju toilet saling bertanya satu sama lain.

"Dari mana asal anda Tuan?"

"Oh perkenalkan namaku ...?" Belum saja Kenzo menyebutkan namanya, datanglah Ariyo memanggil istrinya.

"Nikita!"

"Oh sorry!" Suamiku memanggilku. Toiletnya sebelah sana Tuan!" Nikita mengarahkan tangannya ke pintu toilet.

Gadis itu berlari menghampiri suaminya lalu menggandeng lengan Aryo.

Kenzo menatap tak percaya bahwa Nikita sudah memiliki suami. Saat itu Nikita baru berusia 20 tahun itu berarti pernikahannya baru berjalan tiga tahun.

Langkah Kenzo tidak berhenti sampai di situ, ia ingin mencari tahu siapa sebenarnya Nikita dan hal-hal yang berkaitan dengan gadis itu. Mulai dari nama, alamat, hobi dan apa saja yang menyangkut keseharian Nikita.

Kenzo sudah berusaha memberitahu dirinya bahwa Nikita milik orang lain.

"Ia sudah menikah. Ia sudah menikah. Ia sudah menikah Kenzo! Kenzo!" Ucap tanpa henti.

Karena belum bisa melupakan Nikita, Kenzo sengaja tiap akhir bulan berkunjung ke Indonesia dan mampir di restoran milik Aryo hanya ingin melihat sang pujaan hati.

Setiap kali informasi yang diketahui dari informannya tentang Nikita, Kenzo selalu antusias hingga akhirnya ia mengetahui perceraian yang dialami oleh Nikita yang membuatnya sangat kegirangan karena bisa mendapatkan gadis itu setelah tujuh tahun menanti Nikita tidak sia-sia. Nasib baik berpihak kepadanya.

"Nikita..... Sayang!" Akhirnya kamu menjadi milikku." Gumamnya sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!