Bab 5 - Kemarahan Zufar

Terdengar suara vas bunga yang dilempar ke lantai hingga pecah, begitu banyak serpihan kecil bertaburan. Zufar sangat marah dengan informasi yang didapatkan dari asistennya, melampiaskan seluruh perasaan yang menggebu-gebu. "Ini kali pertama Suci berbohong padaku, dia berpamitan pergi ke Riau, tapi ternyata dia ada di Kairo. Apa dia berniat untuk pergi meninggalkanku? Tapi mengapa?" begitu banyak pertanyaan yang terbesit dipikirannya saat ini. 

Dia melampiaskan kemarahan lewat para pelayan yang melakukan sedikit kesalahan, membentak semua orang dan mengeluarkan watak asli yang tidak pernah diperlihatkan di hadapan Suci, semua orang berharap jika istri pertama majikan mereka segera pulang agar bisa meredam emosi Zufar yang menggebu-gebu. 

Siska sangat terkejut dengan apa yang dia ketahui, mendekati sang suami untuk meredam emosi. Dengan membawa segelas air mineral dan menyerahkannya. "Minumlah Mas!"

Semua orang tersentak kaget saat mendengar gelas yang pecah akibat Zufar yang melemparnya sembarang arah. "Tidak perlu bersikap baik, kamu bukan Suci."

"Tapi aku juga istrimu, Mas."

"Ya, kamu hanya istri di atas kertas. Suci istriku yang sesungguhnya, karena ulahmu membuat istriku itu kabur dari rumah." Bentak Zufar yang mendorong tubuh Siska, untung saja wanita itu bisa menahan tubuhnya agar tidak jatuh yang bisa berakibat fatal.

"Karenaku?" Siska menunjuk dirinya, tatapan lemah tak berdaya dengan celaan dari sang suami. Dia menangis sesegukan, tak tahan dengan cercaan Zufar yang selalu bersikap buruk padanya. 

"Aku tahu kamu menjebakku di malam itu, jika saja tidak ada benihku di sana, aku tidak akan bertanggung jawab." Bentak Zufar dengan meninggikan suara satu oktaf.

"Apa yang kamu bicarakan, Mas? Kesalahan bukan semuanya dariku, kamu sendiri yang tiba-tiba datang dan menodaiku." Ungkap Siska terlanjur kecewa.

"Jika bukan karena janin di dalam perutmu itu, tidak sudi membawamu kesini." Zufar berlalu pergi meninggalkan istri keduanya dalam kemarahan. Dia sangat mendambakan seorang anak, tapi itu tidak bisa di dapat dari Suci yang dinyatakan mandul, dan tidak akan bisa memiliki anak. 

Siska terdiam dan menerima bentakan dari suaminya, sudah terbiasa mendengar celaan Zufar yang selalu membentak dan bertindak kasar. Menatap kepergian sang suami yang menghilang dari balik pintu, dia menangis dengan sesegukan seraya mengelus perutnya yang membuncit. "Begitu besarnya cinta mas Zufar untuk kakak maduku? Mengapa ini terjadi padaku Tuhan…ini sangat tidak adil, aku juga istrinya." Monolognya yang tak tahan dengan bentakan sang suami. 

Siska melihat seluruh ruangan itu yang sudah berantakan, seluruh perabotan yang berjatuhan berserakan di lantai. Dia menangis sesegukan karena sudah menderita selama setahun bersama dengan Zufar. "Aku sudah melakukan apapun untuk bisa bersamanya, tapi mengapa cukup sulit untuk mendapatkan seluruh hatinya." Batinnya yang terduduk diam.

Zufar tak bisa berpikir jernih, karena keberadaan dari istri pertamanya belum diketahui dengan pasti. "Aku sangat yakin, pasti Suci berada di rumah Umi Kalsum. Tapi aku tidak tahu alamatnya dimana!" racaunya sangat kesal, menarik rambut melampiaskan rasa kemarahan. 

Keesokan harinya, Zufar segera menyusul kemana istrinya pergi, meninggalkan semua pekerjaan kantor dan menyerahkannya pada asisten. Tidurnya tak bisa nyenyak saat sang istri berniat untuk kabur dengan membohonginya, untung saja hal itu secepatnya diketahui. Wajah yang sangat marah terlihat begitu nyata, rasa emosi yang tak ingin ditinggalkan oleh istri pertama. "Pergilah sejauh yang kamu bisa, tapi aku akan tetap menemukanmu." Batinnya dengan penuh tekad. 

****

Suci baru saja selesai sholat, menghadap sang pencipta. Mengatakan keluh kesahnya yang tidak bisa dibagikan pada siapapun terutama ibu dan adik angkatnya. Cairan bening di saat doa dipanjatkan, mendoakan semua orang terutama suaminya. "Ya Tuhanku, berikan aku kekuatan dalam menghadapi cobaan. Ampuni hamba yang meninggalkan suami, karena hati ini belum siap menerima hadiah itu." Air mata kembali berderai menetes di atas sejadah, mengingat cinta suami yang terbagi dengan wanita lain. Istri baru Zufar yang selalu mendapatkan perhatian, seakan dirinya tidak terlihat. 

Usai sholat dan berdoa, Suci melangkahkan kakinya keluar dari kamar, menangkap sesosok wanita paruh baya tengah mengadon kue. "Umi mau buat kue? Aku bantu ya!" tawarnya yang menyunggingkan senyuman.

"Tidak, istirahat saja. Kamu pasti sangat capek, biarkan Umi yang menyelesaikannya." 

"Tapi Umi__." Suci merengek berharap ibunya memberikan izin untuk membantu.

"Kamu boleh bantu, tapi besok. Sekarang duduk dan jadi teman mengobrol!" 

Suci tersenyum menyetujui perkataan wanita paruh baya itu, segera menarik kursi dan duduk berhadapan. "Oh ya…Hana dimana, Umi?" celingukan mencari keberadaan sang adik di ruangan itu.

"Ada di kamarnya, sedang belajar. Setiap subuh, dia pasti menyempatkan waktu untuk belajar setelah menunaikan sholat." Penjelasan dari Umi Kalsum hanya dibalas dengan manggut-manggut kepala.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

jangan blngbkalau zufarnya yg sebenarnya mandul

2024-12-02

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

yaelah..istri yg nemenin 8thn diselidiki.istri muda mlh engg.y kl emng ngg yakin anak mu knp dinikahi

2024-07-27

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

pake nanya kenapa....eh suami ngg ad otak enng

2024-07-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Kabur berkedok
3 Bab 3 - Perubahan
4 Bab 4 - Pulanglah
5 Bab 5 - Kemarahan Zufar
6 Bab 6 - Memutuskan ke Palestina
7 Bab 7 - Menjadi relawan
8 Bab 8 - Rasidha
9 Bab 9 - Awal baru
10 Bab 10 - Komandan Simon
11 Bab 11 - Rencana
12 Bab 12 - Hamil
13 Bab 13 - Dua tentara
14 Bab 14 - Siska
15 Bab 15 - Sindrom Couvade
16 Bab 16 - Terlalu cepat menyimpulkan
17 Bab 17 - Rebutan mangga muda
18 Bab 18 - Bimbang
19 Bab 19 - Beri aku waktu
20 Bab 20 - Teman baik
21 Bab 21 - Sisi hitam
22 Bab 22 - Menerima takdir
23 Bab 23 - Perpisahan
24 Bab 24 - Mertua somplak
25 Bab 25 - Kebahagian Zufar
26 Bab 26 - Bersikap romantis
27 Bab 27 - Bukan aku
28 Bab 28 - Panggil aku kakak ipar
29 Bab 29 - Berbagi
30 Bab 30 - Hubungan Mirza dan Suci
31 Bab 31 - Nasi kangkang
32 Bab 32 - Kebenaran Siska
33 Bab 33 - Terkuak
34 Bab 34 - Luntur
35 Bab 35 - Anak laki-laki!
36 Bab 36 - Masalah jenis kelamin
37 Bab 37 - Ternyata
38 Bab 38 - Rencana licik
39 Bab 39 - Mobil mogok
40 Bab 40 - Pertemuan
41 Bab 41 - Kemarahan yang mereda
42 Bab 42 - Kerjasama Zufar dan Simon
43 Bab 43 - Dimana Rasidha ku?
44 Bab 44 - Zahra Cake
45 Bab 45 - Canggung
46 Bab 46 - Jebakan
47 Bab 47 - Pertarungan dua istri
48 Bab 48 - Akhir pertarungan
49 Bab 49 - Penyesalan Zufar
50 Bab 50 - Sedih
51 Bab 51 - Beri aku waktu
52 Bab 52 - Tabah
53 Bab 53 - Vonis sang dokter
54 Bab 54 - Tantang Mirza
55 Bab 55 - Perjuangan
56 Bab 56 - Kibaran bendera perang
57 Bab 57 - Amanah Zufar
58 Bab 58 - Pertemuan tak sengaja
59 Bab 59 - Alasan
60 Bab 60 - Menggoda bos
61 Bab 61 - Bos vs asisten
62 Bab 62 - Ingatan di Palestina
63 Bab 63 - Onta vs Monyet
64 Bab 64 - Mengabulkan keinginan
65 Bab 65 - Bianglala
66 Bab 66 - Kebohongan
67 Bab 67 - Janji asisten Doni
68 Bab 68 - Tolong, lepaskan aku!
69 Bab 69 - Kesedihan mendalam
70 Bab 70 - Pembagian warisan
71 Bab 71 - Kebahagiaan Rasidha
72 Bab 72 - Masih membencinya
73 Bab 73 - Penerus perusahaan Mitra Group
74 Bab 74 - Suatu kebetulan
75 Bab 75 - Kedatangan Melati
76 Bab 76 - Memutuskan ke kantor
77 Bab 77 - Pertemuan dua perusahaan
78 Bab 78 - Semoga bisa tidur malam
79 Bab 79 - Asisten Ben
80 Bab 80 - Rencana di atas rencana
81 Bab 81 - Temu janji di Bar
82 Bab 82 - Aku pria normal
83 Bab 83 - Janggal
84 Bab 84 - Simon vs Mirza
85 Bab 85 - Apakah ini waktunya?
86 Bab 86 - Terungkap
87 Bab 87 - Kebenaran
88 Bab 88 - Ketakutan Suci
89 Bab 89 - Salah bersikap su'udzon
90 Bab 90 - Keputusan besar Simon
91 Bab 91 - Rahasia asisten Doni
92 Bab 92 - Pembenaran
93 Bab 93 - Pengaruh besar Suci
94 Bab 94 - Kecelakaan
95 Bab 95 - Tindakan cepat
96 Bab 96 - Mencari asisten Doni
97 Bab 97 - Ternyata benar
98 Bab 98 - Suasana hangat
99 Bab 99 - Pertemuan haru
100 Bab 100 - Akhir kata
101 Bab 101 - Sunat
102 Bab 102 - The end
103 Pengumuman
104 Novel Terbaru author, lanjutan dari TLA
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Kabur berkedok
3
Bab 3 - Perubahan
4
Bab 4 - Pulanglah
5
Bab 5 - Kemarahan Zufar
6
Bab 6 - Memutuskan ke Palestina
7
Bab 7 - Menjadi relawan
8
Bab 8 - Rasidha
9
Bab 9 - Awal baru
10
Bab 10 - Komandan Simon
11
Bab 11 - Rencana
12
Bab 12 - Hamil
13
Bab 13 - Dua tentara
14
Bab 14 - Siska
15
Bab 15 - Sindrom Couvade
16
Bab 16 - Terlalu cepat menyimpulkan
17
Bab 17 - Rebutan mangga muda
18
Bab 18 - Bimbang
19
Bab 19 - Beri aku waktu
20
Bab 20 - Teman baik
21
Bab 21 - Sisi hitam
22
Bab 22 - Menerima takdir
23
Bab 23 - Perpisahan
24
Bab 24 - Mertua somplak
25
Bab 25 - Kebahagian Zufar
26
Bab 26 - Bersikap romantis
27
Bab 27 - Bukan aku
28
Bab 28 - Panggil aku kakak ipar
29
Bab 29 - Berbagi
30
Bab 30 - Hubungan Mirza dan Suci
31
Bab 31 - Nasi kangkang
32
Bab 32 - Kebenaran Siska
33
Bab 33 - Terkuak
34
Bab 34 - Luntur
35
Bab 35 - Anak laki-laki!
36
Bab 36 - Masalah jenis kelamin
37
Bab 37 - Ternyata
38
Bab 38 - Rencana licik
39
Bab 39 - Mobil mogok
40
Bab 40 - Pertemuan
41
Bab 41 - Kemarahan yang mereda
42
Bab 42 - Kerjasama Zufar dan Simon
43
Bab 43 - Dimana Rasidha ku?
44
Bab 44 - Zahra Cake
45
Bab 45 - Canggung
46
Bab 46 - Jebakan
47
Bab 47 - Pertarungan dua istri
48
Bab 48 - Akhir pertarungan
49
Bab 49 - Penyesalan Zufar
50
Bab 50 - Sedih
51
Bab 51 - Beri aku waktu
52
Bab 52 - Tabah
53
Bab 53 - Vonis sang dokter
54
Bab 54 - Tantang Mirza
55
Bab 55 - Perjuangan
56
Bab 56 - Kibaran bendera perang
57
Bab 57 - Amanah Zufar
58
Bab 58 - Pertemuan tak sengaja
59
Bab 59 - Alasan
60
Bab 60 - Menggoda bos
61
Bab 61 - Bos vs asisten
62
Bab 62 - Ingatan di Palestina
63
Bab 63 - Onta vs Monyet
64
Bab 64 - Mengabulkan keinginan
65
Bab 65 - Bianglala
66
Bab 66 - Kebohongan
67
Bab 67 - Janji asisten Doni
68
Bab 68 - Tolong, lepaskan aku!
69
Bab 69 - Kesedihan mendalam
70
Bab 70 - Pembagian warisan
71
Bab 71 - Kebahagiaan Rasidha
72
Bab 72 - Masih membencinya
73
Bab 73 - Penerus perusahaan Mitra Group
74
Bab 74 - Suatu kebetulan
75
Bab 75 - Kedatangan Melati
76
Bab 76 - Memutuskan ke kantor
77
Bab 77 - Pertemuan dua perusahaan
78
Bab 78 - Semoga bisa tidur malam
79
Bab 79 - Asisten Ben
80
Bab 80 - Rencana di atas rencana
81
Bab 81 - Temu janji di Bar
82
Bab 82 - Aku pria normal
83
Bab 83 - Janggal
84
Bab 84 - Simon vs Mirza
85
Bab 85 - Apakah ini waktunya?
86
Bab 86 - Terungkap
87
Bab 87 - Kebenaran
88
Bab 88 - Ketakutan Suci
89
Bab 89 - Salah bersikap su'udzon
90
Bab 90 - Keputusan besar Simon
91
Bab 91 - Rahasia asisten Doni
92
Bab 92 - Pembenaran
93
Bab 93 - Pengaruh besar Suci
94
Bab 94 - Kecelakaan
95
Bab 95 - Tindakan cepat
96
Bab 96 - Mencari asisten Doni
97
Bab 97 - Ternyata benar
98
Bab 98 - Suasana hangat
99
Bab 99 - Pertemuan haru
100
Bab 100 - Akhir kata
101
Bab 101 - Sunat
102
Bab 102 - The end
103
Pengumuman
104
Novel Terbaru author, lanjutan dari TLA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!