Bab 4 - Pulanglah

Masakan dari ibu angkat yang sangat dia rindukan, ingin sekali dia memakan dan berebutan dengan adik angkatnya. Tapi hari ini dia tak berselera makan, satu suap saja belum masuk ke dalam mulut. Memikirkan kediamannya sekarang yang belum aman, apalagi Zufar bisa melacaknya dengan mudah. "Aku tidak yakin dengan keputusanku untuk kabur, pasti mas Zufar bisa menemukanku dengan mudah. Bagaimana ini? Sebaiknya aku mencari tempat lain, semoga saja lokasiku tidak terlacak." Gumamnya di dalam hati.

"Ada apa, Nak? Apa makanannya tidak enak?" Umi Kalsum memperhatikannya sedari tadi, merasa ada sesuatu yang disembunyikan Suci. 

"Eh, bukan begitu Umi." Sahut Suci yang seketika menyuapi mulutnya dengan masakan khas sang ibu angkat.

Umi Kalsum tersenyum bahagia, melihat putri yang dia ambil dari panti asuhan dan merawatnya hingga tumbuh dengan dedikasi yang baik.

"Kemana kak Zufar? Kenapa tidak ikut kemari?" tanya Hana yang menatap Suci dengan antusias.

Suci terdiam beberapa saat, menghela nafas untuk menguatkan hatinya dalam berbohong.

"Dia tidak bisa kesini, masih banyak pekerjaan di kantor." Jawaban dari Suci berhasil membuat Hana ber "oh" ria saja. Rasa sakit di hati tak mampu diucapkan dengan kata-kata, rasa bersalah yang sangat terasa.

****

Setelah kepergian sang istri, kerinduan mendalam menyeruak di hati. Dia tidak bisa merasa tenang sebelum menghubungi dan mendengar suara lembut dari istri pertamanya.

Zufar sudah tak sabar, dan segera mengeluarkan ponsel dari saku celana. "Pasti Suci sudah sampai ke Riau." Batinnya yang tersenyum membayangi wajah Ayu dari istrinya itu, berpikir jika sang istri sudah sampai ke tujuan.

Tapi sambungan telepon tak pernah berhasil membuatnya sempat frustasi. "Kemana Suci berada? Ini kali pertama ponselnya tak bisa di hubungi, apa terjadi sesuatu?" dia kembali mencoba menghubungi istrinya itu, namun tak terhubung.

Karena rasa kesal yang menyelimuti perasaannya, Zufar melempar ponsel mahalnya ke dinding hingga layarnya retak. Pemandangan itu dilihat oleh dua orang pelayan yang berlalu lalang di sana, mereka sangat takut jika sang majikan menjadi seperti dulu. "Dimana Suci, ponselnya juga tidak aktif?" terbesit pikiran buruk mengenai istri pertamanya, takut di tinggal pergi.

"Ya Tuhan…apa tuan Zufar akan kembali ke wataknya yang asli?" gumam salah satu pelayan mengintip dari sela pintu. 

"Sepertinya begitu, kita doakan hal itu tidak terjadi." Bisik pelayan di sebelahnya.

Semua orang di rumah itu sangat khawatir jika sikap dari majikan mereka kembali seperti dulu, seorang pria iblis dan juga licik. Namun sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat jika berhadapan dengan Suci yang tidak mengetahui sifat aslinya. Dia sangat mencintai istrinya yang sholehah, tapi kecelakaan di malam itu membuatnya mengkhianati sang istri. 

Zufar bergegas keluar rumah dan menghubungi seseorang untuk melacak keberadaan istrinya yang masih belum mendapatkan kabar, dia sangat gelisah akan kepergian Suci dan enggan untuk mengizinkannya pergi ke Riau. Tapi juga memahami akan kesedihan istrinya dengan rasa kecewa. 

Segera mengeluarkan ponsel miliknya yang lain, mencari nomor kontak dan menghubungi. 

"Halo."

"Iya, tuan."

"Periksa sampai dimana istriku berada."

"Baik, tuan."

Zufar sedikit lega dengan asistennya sekaligus orang kepercayaan, hanya itu satu-satunya cara untuk melacak keberadaan Suci.

Di tempat lain, Suci duduk termenung memikirkan cara apa untuk menghindari sang suami, karena dia yakini jika nomor Indonesia tidak akan tersambung. Suatu hal yang tidak bisa dipertahankan terlalu lama, apalagi berbohong kepada Ibu angkatnya merupakan satu kesalahan yang besar. "Kebohongan ini tidak bisa berjalan dengan lama, apa yang harus aku lakukan? Umi pasti mencurigaiku." Itulah yang dipikirkan olehnya, guratan rasa bersalah yang menyelinap di hati.

Suci terlonjak kaget saat tangan menyentuh pundaknya, dia menoleh dan menatap wanita berkerudung syar'i yang tersenyum dengan tatapan teduh ke arahnya. "Apa kamu dan Zufar bertengkar? Tidak baik kabur dari rumah dengan cara seperti ini, lebih baik permasalahan ini diselesaikan."

"Bagaimana Umi bisa tahu?" 

"Karena Umi adalah ibumu, ibu yang merawatmu ketika masih kecil, jangan berbohong katakan yang sejujurnya."

Suci tak bisa menahan air mata yang keluar melalui pelupuk mata, segera dia memeluk tubuh wanita paruh baya dengan penuh haru. "Apa yang Umi katakan memang benar, aku sangat sedih dan tidak ingin kembali ke sana."

Umi Kalsum membelai kepala yang ditutupi oleh kerudung yang menutupi dada, dia tersenyum dan mencoba untuk menenangkan anak angkatnya. 

"Hatiku tidak ingin kembali, biarkan aku tinggal beberapa hari disini Umi."

"Kamu masih istrinya, kembalilah dan selesaikan permasalahan kalian, tidak baik jika terus berada di sini."

Suci mendongakkan kepala menatap wajah teduh dari wanita yang merawatnya, hatinya terlalu sakit untuk kembali ke pelukan sang suami yang telah menorehkan luka padanya. "Tidak Umi, lebih baik aku bercerai daripada harus pulang ke sana." Dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya, terlintas di otak untuk berpisah dari suaminya. Enggan untuk membicarakan permasalahan rumah tangga yang sebenarnya, tidak ingin menambah beban pikiran sang ibu.

"Astaghfirullah, tidak boleh bicara seperti itu. Pulanglah dan selesaikan permasalahan ini dengan kepala dingin, Zufar anak yang baik dan menyayangimu."

Air mata malah mengalir dengan sangat deras, dia tidak bisa menerima kenyataan, pikiran yang ingin bercerai dengan menuruti akalnya. "Umi tidak tahu, kalau mas Zufar punya istri lain karena aku tidak bisa mengandung." Batinnya terasa kelu untuk mengatakan permasalahan apa yang tengah dia lewati. Dia tersenyum, dan menganggukkan kepala. "Umi benar, aku akan pulang." 

Terpopuler

Comments

Usermaatre

Usermaatre

Duuuh andaikata Suci kaburnya tuh benar2 jauh dari org yg dikenalnya tak terkecuali ortu angkat ya..

2022-06-24

0

Kusmiati

Kusmiati

sabar suci udah bicara baik2 sama suami minta pisah aja suci kalo di tolak kabur aja yg jauh buat tu suami nyesel suci

2022-06-23

1

Q.M.19

Q.M.19

jgn plg lebih baik pergi lg

2022-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Kabur berkedok
3 Bab 3 - Perubahan
4 Bab 4 - Pulanglah
5 Bab 5 - Kemarahan Zufar
6 Bab 6 - Memutuskan ke Palestina
7 Bab 7 - Menjadi relawan
8 Bab 8 - Rasidha
9 Bab 9 - Awal baru
10 Bab 10 - Komandan Simon
11 Bab 11 - Rencana
12 Bab 12 - Hamil
13 Bab 13 - Dua tentara
14 Bab 14 - Siska
15 Bab 15 - Sindrom Couvade
16 Bab 16 - Terlalu cepat menyimpulkan
17 Bab 17 - Rebutan mangga muda
18 Bab 18 - Bimbang
19 Bab 19 - Beri aku waktu
20 Bab 20 - Teman baik
21 Bab 21 - Sisi hitam
22 Bab 22 - Menerima takdir
23 Bab 23 - Perpisahan
24 Bab 24 - Mertua somplak
25 Bab 25 - Kebahagian Zufar
26 Bab 26 - Bersikap romantis
27 Bab 27 - Bukan aku
28 Bab 28 - Panggil aku kakak ipar
29 Bab 29 - Berbagi
30 Bab 30 - Hubungan Mirza dan Suci
31 Bab 31 - Nasi kangkang
32 Bab 32 - Kebenaran Siska
33 Bab 33 - Terkuak
34 Bab 34 - Luntur
35 Bab 35 - Anak laki-laki!
36 Bab 36 - Masalah jenis kelamin
37 Bab 37 - Ternyata
38 Bab 38 - Rencana licik
39 Bab 39 - Mobil mogok
40 Bab 40 - Pertemuan
41 Bab 41 - Kemarahan yang mereda
42 Bab 42 - Kerjasama Zufar dan Simon
43 Bab 43 - Dimana Rasidha ku?
44 Bab 44 - Zahra Cake
45 Bab 45 - Canggung
46 Bab 46 - Jebakan
47 Bab 47 - Pertarungan dua istri
48 Bab 48 - Akhir pertarungan
49 Bab 49 - Penyesalan Zufar
50 Bab 50 - Sedih
51 Bab 51 - Beri aku waktu
52 Bab 52 - Tabah
53 Bab 53 - Vonis sang dokter
54 Bab 54 - Tantang Mirza
55 Bab 55 - Perjuangan
56 Bab 56 - Kibaran bendera perang
57 Bab 57 - Amanah Zufar
58 Bab 58 - Pertemuan tak sengaja
59 Bab 59 - Alasan
60 Bab 60 - Menggoda bos
61 Bab 61 - Bos vs asisten
62 Bab 62 - Ingatan di Palestina
63 Bab 63 - Onta vs Monyet
64 Bab 64 - Mengabulkan keinginan
65 Bab 65 - Bianglala
66 Bab 66 - Kebohongan
67 Bab 67 - Janji asisten Doni
68 Bab 68 - Tolong, lepaskan aku!
69 Bab 69 - Kesedihan mendalam
70 Bab 70 - Pembagian warisan
71 Bab 71 - Kebahagiaan Rasidha
72 Bab 72 - Masih membencinya
73 Bab 73 - Penerus perusahaan Mitra Group
74 Bab 74 - Suatu kebetulan
75 Bab 75 - Kedatangan Melati
76 Bab 76 - Memutuskan ke kantor
77 Bab 77 - Pertemuan dua perusahaan
78 Bab 78 - Semoga bisa tidur malam
79 Bab 79 - Asisten Ben
80 Bab 80 - Rencana di atas rencana
81 Bab 81 - Temu janji di Bar
82 Bab 82 - Aku pria normal
83 Bab 83 - Janggal
84 Bab 84 - Simon vs Mirza
85 Bab 85 - Apakah ini waktunya?
86 Bab 86 - Terungkap
87 Bab 87 - Kebenaran
88 Bab 88 - Ketakutan Suci
89 Bab 89 - Salah bersikap su'udzon
90 Bab 90 - Keputusan besar Simon
91 Bab 91 - Rahasia asisten Doni
92 Bab 92 - Pembenaran
93 Bab 93 - Pengaruh besar Suci
94 Bab 94 - Kecelakaan
95 Bab 95 - Tindakan cepat
96 Bab 96 - Mencari asisten Doni
97 Bab 97 - Ternyata benar
98 Bab 98 - Suasana hangat
99 Bab 99 - Pertemuan haru
100 Bab 100 - Akhir kata
101 Bab 101 - Sunat
102 Bab 102 - The end
103 Pengumuman
104 Novel Terbaru author, lanjutan dari TLA
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Kabur berkedok
3
Bab 3 - Perubahan
4
Bab 4 - Pulanglah
5
Bab 5 - Kemarahan Zufar
6
Bab 6 - Memutuskan ke Palestina
7
Bab 7 - Menjadi relawan
8
Bab 8 - Rasidha
9
Bab 9 - Awal baru
10
Bab 10 - Komandan Simon
11
Bab 11 - Rencana
12
Bab 12 - Hamil
13
Bab 13 - Dua tentara
14
Bab 14 - Siska
15
Bab 15 - Sindrom Couvade
16
Bab 16 - Terlalu cepat menyimpulkan
17
Bab 17 - Rebutan mangga muda
18
Bab 18 - Bimbang
19
Bab 19 - Beri aku waktu
20
Bab 20 - Teman baik
21
Bab 21 - Sisi hitam
22
Bab 22 - Menerima takdir
23
Bab 23 - Perpisahan
24
Bab 24 - Mertua somplak
25
Bab 25 - Kebahagian Zufar
26
Bab 26 - Bersikap romantis
27
Bab 27 - Bukan aku
28
Bab 28 - Panggil aku kakak ipar
29
Bab 29 - Berbagi
30
Bab 30 - Hubungan Mirza dan Suci
31
Bab 31 - Nasi kangkang
32
Bab 32 - Kebenaran Siska
33
Bab 33 - Terkuak
34
Bab 34 - Luntur
35
Bab 35 - Anak laki-laki!
36
Bab 36 - Masalah jenis kelamin
37
Bab 37 - Ternyata
38
Bab 38 - Rencana licik
39
Bab 39 - Mobil mogok
40
Bab 40 - Pertemuan
41
Bab 41 - Kemarahan yang mereda
42
Bab 42 - Kerjasama Zufar dan Simon
43
Bab 43 - Dimana Rasidha ku?
44
Bab 44 - Zahra Cake
45
Bab 45 - Canggung
46
Bab 46 - Jebakan
47
Bab 47 - Pertarungan dua istri
48
Bab 48 - Akhir pertarungan
49
Bab 49 - Penyesalan Zufar
50
Bab 50 - Sedih
51
Bab 51 - Beri aku waktu
52
Bab 52 - Tabah
53
Bab 53 - Vonis sang dokter
54
Bab 54 - Tantang Mirza
55
Bab 55 - Perjuangan
56
Bab 56 - Kibaran bendera perang
57
Bab 57 - Amanah Zufar
58
Bab 58 - Pertemuan tak sengaja
59
Bab 59 - Alasan
60
Bab 60 - Menggoda bos
61
Bab 61 - Bos vs asisten
62
Bab 62 - Ingatan di Palestina
63
Bab 63 - Onta vs Monyet
64
Bab 64 - Mengabulkan keinginan
65
Bab 65 - Bianglala
66
Bab 66 - Kebohongan
67
Bab 67 - Janji asisten Doni
68
Bab 68 - Tolong, lepaskan aku!
69
Bab 69 - Kesedihan mendalam
70
Bab 70 - Pembagian warisan
71
Bab 71 - Kebahagiaan Rasidha
72
Bab 72 - Masih membencinya
73
Bab 73 - Penerus perusahaan Mitra Group
74
Bab 74 - Suatu kebetulan
75
Bab 75 - Kedatangan Melati
76
Bab 76 - Memutuskan ke kantor
77
Bab 77 - Pertemuan dua perusahaan
78
Bab 78 - Semoga bisa tidur malam
79
Bab 79 - Asisten Ben
80
Bab 80 - Rencana di atas rencana
81
Bab 81 - Temu janji di Bar
82
Bab 82 - Aku pria normal
83
Bab 83 - Janggal
84
Bab 84 - Simon vs Mirza
85
Bab 85 - Apakah ini waktunya?
86
Bab 86 - Terungkap
87
Bab 87 - Kebenaran
88
Bab 88 - Ketakutan Suci
89
Bab 89 - Salah bersikap su'udzon
90
Bab 90 - Keputusan besar Simon
91
Bab 91 - Rahasia asisten Doni
92
Bab 92 - Pembenaran
93
Bab 93 - Pengaruh besar Suci
94
Bab 94 - Kecelakaan
95
Bab 95 - Tindakan cepat
96
Bab 96 - Mencari asisten Doni
97
Bab 97 - Ternyata benar
98
Bab 98 - Suasana hangat
99
Bab 99 - Pertemuan haru
100
Bab 100 - Akhir kata
101
Bab 101 - Sunat
102
Bab 102 - The end
103
Pengumuman
104
Novel Terbaru author, lanjutan dari TLA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!