Suci memantapkan hati untuk pergi di sisi suaminya, melupakan kewajiban yang memberatkan timbangan buruk di akhirat. Hatinya tak bisa terus berbohong untuk tetap tegar, janji suci yang ternoda membuatnya tak sanggup untuk menerima. Memegang sebuah foto pernikahan mereka dan air mata kembali terjatuh.
Perjalanan dari Surabaya menuju Riau sangatlah jauh, terpaksa melakukan penerbangan untuk menipu suaminya.
Perjalanan yang begitu melelahkan, hingga akhirnya dia sampai ke Kairo. Menjejakkan kaki ke tempat itu setelah bertahun-tahun tak pernah kesana setelah pernikahannya. Menyusuri pandangan ke negeri orang, menarik nafas yang dalam dan mengeluarkannya secara perlahan sembari menyeret koper. "Aku akan memulai kehidupanku di sini, semoga saja mas Zufar tidak mengetahui lokasiku." Monolognya.
Tak lama berjalan, dia melihat seorang paruh baya yang mengenakan pakaian syar'i, tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangan. Dengan segera, Suci menghampiri wanita itu dan membalas lambaian tangan juga senyum manis yang khas. Dia memeluk tubuh wanita itu dengan sangat erat, dan tidak meninggalkan celah. Kerinduan yang begitu dalam kepada sosok ibu angkatnya. "Assalamu'alaikum, Umi." Ucapnya seraya mencium tangan keriput itu.
"Wa'alaikumsalam, bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, bagaimana dengan Umi?"
"Seperti yang kamu lihat, Umi sangat baik. Sudah lama tidak mengunjungi Umi, terakhir kali saat kalian menikah. Oh ya, dimana Zufar? Apa dia tidak ikut bersamamu?" tanya Umi Kalsum yang celingukan mencari keberadaan suami dari putri angkatnya.
Wajah Suci seakan membeku, karena dia tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ingin, jika sang ibu angkat terseret masalah rumah tangganya. "Mas Zufar tidak ikut ke sini, begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Suci sangat merindukan Umi!" ucapnya yang mengalihkan pembicaraan, menutupi alasannya untuk pergi ke Kairo.
"Hem, ya sudah. Ayo, masuk!" ucap Umi Kalsum yang mempersilahkan putri angkatnya.
Suci menganggukkan kepala dengan pelan, dia tersenyum berusaha untuk menutupi rasa sakit di hati.
Umi Kalsum sangat menyambut anak angkatnya dengan antusias, bercerita banyak di sepanjang perjalanan. Tapi Suci hanya menanggapinya dengan tersenyum, hingga akhirnya mereka sampai. "Kita sudah sampai," ucapnya yang segera membuka pintu, diikuti oleh wanita cantik yang mengenakan kerudung.
Mereka memasuki rumah yang terlihat sederhana namun terkesan nyaman, Suci tidak mempunyai tujuan lain selain tempat itu.
"Hana…Hana, lihatlah siapa yang datang!" ucap umi Kalsum yang memanggil putrinya.
"Iya, Umi." Balas seorang gadis yang segera menghampiri ke asal suara, tersenyum dengan kedatangan kakak angkatnya. "Kak Suci!" dia segera memeluk tubuh wanita itu dengan erat, melampiaskan rasa kerinduan yang mendalam.
"Hana, Kakak merindukanmu."
"Aku juga."
"Hana, ajak kakak Suci ke kamar tamu."
"Baik, Umi."
Hana merupakan gadis yang juga mengenakan gamis dan berkerudung syar'i sesuai dengan Umi Kalsum, dia sangat ceria, bercerita banyak mengenai kehidupannya selama di Kairo. Dia juga sangat merindukan kakak angkatnya yang tidak pernah bertemu setelah Suci menikah, masih tidak percaya dengan kehadiran sang kakak. "Ini kamarnya, aku tinggal dulu, mau bantu Umi di dapur." Ucapnya tersenyum.
Suci membalasnya dengan senyuman manis, dan melihat kamar yang akan ditempati, ruangan itu sangat kecil juga sederhana. "Aku akan memulai kehidupan ku disini semoga saja mas Zufar tidak menemukanku." Batinnya.
****
Sementara di tempat lain, seorang pria merasa kehilangan istrinya yang sudah berangkat ke Riau. Pikiran yang gusar, bahkan sangat merindukan sosok wanita di cintainya, segera berbaring di atas tempat tidur untuk menghirup aroma wangi yang masih tertinggal. "Sehari sudah seperti setahun, bagaimana aku menjalani hariku?" gumamnya.
Terdengar suara ketukan pintu, hingga Zufar mengalihkan perhatian ke arah suara. Terlihat seorang wanita yang tengah memegangi perut buncitnya ingin melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam kamar. "Berhenti di sana! Kamu tidak boleh masuk!" bentaknya.
Hal itu membuat membuat Siska terlonjak kaget, dia tidak menyangka jika pria yang menjadi suaminya itu berubah dengan cepat. "Ke-kenapa kamu membentakku, Mas?"
Zufar beranjak dari tempat tidur yang sangat empuk, segera menghampiri istri keduanya dengan guratan kekesalan saat tak ingin diusik. Mencengkram tangan wanita hamil itu dengan erat, tak lupa kedua mata yang melotot. "Jangan bertindak sesuka hatimu, kau hanya istri kedua yang berhak hanyalah Suci."
"Mas?" Siska sangat terkejut dengan perubahan drastis dari suaminya tidak mengerti jika Zufar memperlihatkan posisi nya sebagai istri kedua.
"Aku menghamilimu karena tak sengaja, aku tidak yakin apakah kamu tengah mengandung anakku atau bukan."
"Aku pikir kamu menjadikan aku ratumu, mana janji itu Mas? Kamu berubah setelah kepergian mba Suci." Sarkas Siska.
"Rasa cintaku hanya untuk Suci, jangan paksakan kehendakmu itu!" ucap Zufar yang berlalu pergi meninggalkan tempat itu, sedangkan Siska termenung karena tak percaya dengan perubahan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Fani Indriyani
laki² egois,giliran suci ada malah mesra²an ma istri kedua ...mdh²an aja zufar ga nemuin kamu suci,gedeg aku ma laki² model gini
2024-12-03
0
Raufaya Raisa Putri
lah... pdhl nanyain trs sm suci
2024-07-27
0
Raufaya Raisa Putri
waduh...ngg sengaja
2024-07-27
0