Tiba-tiba Celine tersadar dari lamunannya ketika dia mendengar suara deburan ombak yang sangat dekat. Ternyata, mobil yang dia tumpangi bersama pria yang duduk di sampingnya sudah berhenti di pinggir pantai.
"Mungkin kamu butuh bahu untuk bersandar."
Celine menoleh ke arah pria yang berada di sampingnya dan terdiam sejenak dengan wajah kebingungan. Kenapa pria ini membawanya ke pantai? Bukankah, Celine memintanya untuk mengantar kembali ke kantor?
"Keluarlah! Mungkin kamu butuh pelampiasan kesedihanmu."
Suara pria itu menyadarkanku lagi.
Dia kemudian membuka pintu mobil dan keluar. Pria itu duduk dikap mobilnya yang menghadap ke pantai, lalu mengisap sebatang rokok yang dia ambil dari saku celananya dan membuat kepulan asap putih.
Celine akhirnya keluar dari mobil dan menghampiri pria itu yang kemudian mematikan rokoknya ketika Celine mendekatinya. Dalam pikiran Celine, sebenarnya ada apa dengan pria ini? Kadang dia bersikap baik dan lembut, kadang bersikap dingin dan sombong. Sangat sulit bagi Celine untuk menebaknya.
'Kalau kamu ingin melampiaskan kesedihanmu, teriaklah dengan kencang. Tidak akan ada orang yang mendengarnya selain aku." Ucap pria itu kembali memecah keheningan, membuat Celine tertegun.
Bagaimana pria itu bisa tau kalau dia sedang bersedih?
Tiba-tiba, Celine dikejutkan dengan tangan pria itu yang memegang pergelangan tangannya kemudian menariknya hingga ke bibir pantai. Sepatunya menjadi basah karena terkena ombak air laut.
"Teriaklah!" Ucap pria itu lagi.
Celine menatapnya sejenak kemudian mengalihkan pandangannya ke arah deburan ombak didepannya. Tanpa berpikir lama, Celine berteriak sekuat tenaga.
Celine berteriak seperti ingin melampiaskan semua kesedihan yang dia rasakan selama ini. Tangis dan tawanya bercampur aduk.
Dia menangis karena merasakan kesedihan yang mendalam dan merindukan Kenzo, pria yang seumur hidup dia cintai. Kemudian dia tertawa karena ada rasa sedikit lega di dadanya yang selama ini tertahan.
Setelah puas berteriak melampiaskan semuanya, pria itu dan Celine menjauhi bibir pantai.
Celine berjalan dengan kaki telanjang sambil membawa sepasang sepatu basah ditangannya. Mereka berdua kembali duduk di kap mobil.
Malam semakin larut dan angin malam terasa semakin dingin, mereka masih berada di pinggir pantai dalam diam.
"Apa kamu butuh bahu untuk bersandar?" Tanya pria itu dengan menatapnya tanpa ekspresi dan sulit dimengerti.
Celine hanya diam menatapnya dengan tatapan kosong.
Tiba-tiba tangan pria itu menuntun kepalanya untuk bersandar di bahunya. "Bersandarlah sebentar." Ucapnya lagi dengan suara lembut dan begitu enak didengar oleh Celine.
Seketika, hatinya merasakan kehangatan yang sudah lama hilang dalam hidupnya. Kehangatan yang sangat dia rindukan sebagai seorang wanita yang hidup sebatang kara.
Celine merasakan kehangatan seperti yang selalu Kenzo berikan kepadanya dulu. Celine terbuai dalam kehangatan yang diberikan pria asing ini kepadanya hingga membuat Celine kembali teringat dengan kenangan masa lalunya bersama Kenzo.
Sejak kedua orangtuanya meninggal dan kakaknya menghilang, Celine diasuh oleh kakeknya. Kakeknya begitu manyayangi dan selalu memanjakannya. Tapi karena kakeknya selalu sibuk, dia sering ditemani dan jaga oleh bodyguard dan pengasuhnya.
Selain mereka, ada Kenzo yang selalu menemani hari-harinya hingga mereka tumbuh dewasa. Kenzo tidak pernah meninggalkannya meski sehari saja. Saat Kenzo tidak bisa menemuinya, Kenzo selalu menghubunginya dan menanyakan kabarnya. Kenzo begitu peduli dan perhatian kepadanya.
Hingga saat kakeknya meninggal karena penyakit jantung yang sudah dideritanya sejak lama, Kenzo yang saat itu sedang mengadakan rapat bersama kliennya di luar negeri, begitu mendengar kabar kematian kakek, Kenzo langsung membatalkan rapatnya yang mengakibatkan perusahaannya mengalami kerugian besar.
Kenzo berangkat pulang untuk menemui Celine dan selalu menemani Celine saat pemakaman kakeknya.
"Sudah, jangan menangis lagi. Kamu masih punya aku." Kenzo memeluknya saat dia menangis karena kehilangan kakeknya.
"Tapi........"
"Ssssstt!" Saat Celine ingin bicara, Kenzo mengehentikannya dengan menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. Kemudian Kenzo mengusap airmata yang membasahi pipinya dengan lembut dan menatap serius pada Celine. "Percayalah, aku akan selalu menjagamu sampai akhir hayatku. Aku tidak akan pernah membiarkanmu sendirian."
"Ayo kita pulang, karena hari sudah hampir pagi." Seketika, Celine tersadar dari lamunannya saat mendengar suara pria asing itu.
Celine mengangkat kepalanya yang bersandar di bahu pria itu kemudian mengangguk.
Pria ini, benar-benar sulit ditebak!
Pria itu mengantar Celine sampai ke depan pintu perusahaan.
Saat dia turun dari mobil dan menunggu mobilnya pergi lebih dulu sebelum dia masuk ke kantor, tapi pria itu masih tetap diam dibalik kemudinya. Celine pun bertanya dengan penasaran. "Ada apa Tuan?"
"Cepat ambil barang-barangmu, aku tunggu kamu di sini." Pria itu bermaksud ingin mengantar Celine pulang kerumahnya.
Celine yang mengerti maksud dari ucapannya, berusaha menolak dengan sopan karena tidak ingin merepotkan orang lain. "Tidak perlu, terimakasih. Tuan pulang saja."
"Tidak apa-apa. Aku akan menunggumu disini. Tidak baik seorang wanita pulang sendiri, apalagi ini sudah jam tiga pagi."
Merasa ucapan pria itu benar, Celine pun tidak lagi menolaknya. "Baiklah, tunggu sebentar."
Celine kemudian bergegas masuk ke kantor untuk mengambil barang-barangnya. Dengan cepat, Celine sudah keluar dari perusahaan dan masih melihat pria itu menunggunya di dalam mobil sambil merokok.
Saat dia melihat Celine berjalan mendekat ke mobil, pria itu segera turun dan menghentikan langkahnya. "Tunggu sebentar, asap rokoknya masih ada didalam mobil." Ucap pria itu sambil mengibas-ngibaskan tangannya mengusir asap rokok dari dalam mobilnya. "Asap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan."
Celine hanya diam dengan heran saat mendengar ucapan pria itu. Kalau tau asap rokok tidak baik untuk kesehatan, kenapa dia masih tetap merokok?
Merasa asap rokok sudah menghilang, pria itu kembali masuk kedalam mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Celine dari dalam. "Masuklah."
Celine masuk dan memberitau alamat apartemennya kepada pria itu.
Selama perjalanan menuju apartemen Celine, mereka tidak saling bicara. Hanya ada keheningan dan mereka dengan pikiran mereka masing-masing.
Kurang lebih dua puluh menit kemudian, mobil sport mewah warna hitam yang mengantar Celine, sudah berhenti di depan apartemen Celine.
"Terimakasih, untuk hari ini Tuan." Ucap Celine dengan tersenyum kecil dan sekilas menatapnya, kemudian turun dari mobil.
Pria itu hanya sedikit mengangguk menatapnya.
Celine membalikkan badan dan berjalan menuju lobby. Tapi, pria itu memanggilnya dan langkahnya terhenti lalu berbalik. "Ya?"
"Jangan lupa kopermu." Ucap pria itu mengingatkan Celine kalau koper Celine masih ada didalam bagasi mobilnya.
Sontak, Celine menepuk dahinya dan teekekeh pelan. "Astaga, aku sampai lupa. Maaf."
"Hmm." Pria itu hanya menjawab dengan deheman dan anggukan kepala saja.
Setelah Celine mengambil koper dan mengucapkan terimakasih lagi, dia segera berjalan masuk. Tapi, dia merasa kalau mobil pria itu masih belum pergi. Celine membalikkan. badannya lagi dan bertanya dengan penasaran. "O ya Tuan, siapa namamu?"
"Nicholas Emmanuel, panggil saja Nic." Jawab pria itu dengan tersenyum tipis.
Celine menganggukkan kepala kemudian dia memperkenalkan diri. "Perkenalkan, namaku Celine, Celine Yovella Wijaya."
"Aku sudah tau." Ucap pria itu dengan wajah datar. "Cepat masuk dan beristirahatlah sebentar sebelum berangkat ke kantor."
"Baiklah, sekali lagi terimakasih. Sampai jumpa." Celine kemudian berbalik dan segera masuk kedalam apartemennya.
Setelah masuk ke dalam apartemen, Celine meletakkan kopernya diruang tengah dan berjalan ke dapur mengambil segelas air putih untuk meminum vitamin.
Apartemennya terasa sangat sepi karena Chika dan Jessica sudah tidur lelap dikamarnya masing-masing.
Saat Celine ingin kembali ke kamar, dia berdiri di depan pintu kamarnya dan melihat sekeliling ruangan.
Tiba-tiba, dia melihat seperti ada seorang pria yang duduk di sofa di depan tv. Pria itu mirip sekali dengan Kenzo.
Celine segera menghampiri dan memanggilnya. "Kenzo?"
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
full dukungan sampai sini dulu ya😘 nanti aku mampir lagi😘
2022-07-18
1