Celine terus berjalan sambil membawa koper miliknya melewati jalan aspal yang hanya bisa dilewati satu mobil saja. Di sisi kanan dan kiri jalan ditumbuhi semak belukar yang tinggi.
Celine merasa kalau jalan ini baru dibuka, karena hanya ada satu bangunan saja disini yaitu Villa mewah milik pria sombong itu di ujung jalan ini.
Untuk sampai ke jalan besar, Celine harus berjalan menaiki dan menuruni bukit kecil, karena tidak ada satu pun kendaraan yang lewat di jalan ini.
Tiba-tiba, Celine merasa takut jalan sendirian di tempat sepi seperti ini. Seperti tidak ada kehidupan disini. Hanya semak belukar yang tinggi dan beberapa pohon besar yang rindang.
Sudah setengah jam lebih Celine berjalan dan dia masih belum sampai ke jalan besar. Cahaya matahari mulai sirna dan langit mulai gelap.
Hari ini, Celine merasa tersiksa. Dia juga tidak bisa menghubungi siapa-siapa karena ponselnya tertinggal di kantor tadi. Nasibnya hari ini benar-benar malang.
Malam mulai tiba dan langit semakin gelap. Tidak ada satupun lampu jalan di sepanjang jalan ini. Celine merasa lelah, kakinya sangat lemas. Dia berjongkok untuk beristirahat sejenak.
Air matanya tiba-tiba menetes membasahi pipi karena hatinya merasa cemas dan ketakutan. Celine benar-benar takut sendirian di tempat sepi dan gelap seperti ini.
Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk kepadanya?
Tiba-tiba, ada cahaya yang begitu terang menyinarinya dari belakang. Seketika, Celine berdiri dan membalikkan badan sambil menyipitkan matanya karena terkena sorot cahaya yang menyilaukan mata.
Ada seseorang yang turun dari mobil dan melangkah menghampirinya. "Nona Celine..."
Mendengar suara itu, Celine seperti mendapatkan sebuah harapan. Celine langsung menghempaskan tubuhnya pada dada bidang pria itu.
Dia menangis sambil memeluk erat tubuh pria itu dan tanpa sadar memanggil nama yang selalu terlintas di pikirannya. "Kenzo..."
Pria itu hanya diam membiarkan Celine menangis sambil memeluknya erat. Sesaat kemudian, pria itu mengeluarkan suara memecahkan keheningan. "Masuklah ke mobil, aku antar kamu pulang."
Pria itu membukakan pintu mobil untuk Celine. Setelah Celine masuk, kemudian dia masuk ke sisi lain mobil di bagian kemudi.
Seketika, Celine tersadar saat dia masuk dan duduk di dalam mobil. Melihat interior yang tidak asing lagi baginya, dia menoleh dan melihat pria yang duduk dibelakang kemudi.
Astaga! Aku bertemu dia lagi?! Pekik Celine dalam hati.
Dia baru menyadari kalau pria yang sudah menolongnya malam ini adalah pria sombong yang tadi telah mengusirnya? Tidak hanya malam ini dia membantu Celine, tapi beberapa hari belakangan ini selalu bertemu dan membantunya.
Kenapa aku selalu bertemu dengan dia sih?!
"Kamu tinggal dimana?" Tanya pria itu dengan santai.
"Antar aku ke kantorku saja." Jawab Celine dengan wajah datar tanpa menoleh. "Terimakasih, sudah membantuku beberapa hari ini."
Pria itu hanya diam tidak bicara lagi dan terus menatap ke depan mengendarai mobilnya dengan tenang. Berbeda dengan siang tadi, suasana di dalam mobil terasa lebih hangat dan tenang. Hanya terdengar suara mesin mobil yang menderu dan sesekali pria itu mengetukkan jarinya pada setir mobil. Tidak tau apa yang sedang dipikirkan olehnya.
Celine menatap ke arah luar jendela. Dia merasa sangat malu dan juga bersalah, karena bisa-bisanya dia memeluk dan memanggil nama orang lain pada pria yang sedang duduk disampingnya ini.
"Aku minta maaf..." Ucap Celine memberanikan diri untuk menoleh ke arahnya dan meminta maaf.
"Untuk apa?" Tanya pria itu.
"Karena sikapku yang lancang dan memanggilmu dengan nama orang lain." Jawab Celine.
"Apa pria itu sangat berarti bagimu?" Tanya pria itu lagi membuat Celine kembali memalingkan wajahnya menatap ke arah luar jendela tanpa memberi jawaban kepadanya.
Melihat Celine sepertinya enggan menjawab, pria itu pun tidak lagi bicara.
Sekuat tenaga Celine menahan agar air matanya tidak jatuh. Tapi, tanpa seijin darinya, airmatanya lolos begitu saja membasahi pipi.
Celine masih dengan pikirannya sendiri dan termenung, sampai tidak memperhatikan mobil yang ditumpanginya sudah melaju sampai mana.
Celine teringat dan terbayang saat dia berada dalam kegelapan, orang pertama yang dia ingat adalah Kenzo.
Dulu, saat dia menemukan kegelapan selalu ada Kenzo yang menemani. Mungkin karena kenangan masa lalu itu yang masih terus terlintas di hati dan pikirannya, Celine tanpa sadar memanggil nama Kenzo pada pria asing yang tadi tiba-tiba datang di saat Celine merasa ketakutan dalam kegelapan.
Dulu,saat usia Celine sepuluh tahun, dia pernah hampir celaka dalam kegelapan.
Saat itu, dia sedang bermain petak umpet bersama Kenzo di halaman belakang rumah kakeknya. Kenzo adalah teman masa kecilnya, dia anak dari sahabat ayahnya. Setiap hari, Kenzo selalu datang ke rumah untuk bermain bersama dengannya.
Saat mereka bermain petak umpet, Kenzo yang kalah menutup matanya. Sedangkan Celine yang menang mencari tempat untuk bersembunyi.
Celine menemukan sebuah lubang di tanah belakang rumah kakeknya. Dia yang masih kecil, merasa kalau lubang itu sangat dangkal. Berniat ingin bersembunyi disana, dia tanpa ragu melompat ke dalam lubang tersebut.
Tapi, semua diluar perkiraannya. Lubang yang berukuran dua kali tubuhnya dengan kedalaman kurang lebih tiga meter, tentu saja sangat dalam untuk anak seusianya.
Celine yang terjebak didalam lubang itu berusaha berteriak sekencang mungkin. Tapi, tidak ada orang yang mendengar teriakannya.
Lubang itu sangat gelap dan lembab, permukaannya sedikit tertutup oleh rerumputan liar. Celine yang sudah kehabisan tenaga karena terus berteriak, akhirnya hanya bisa meringkuk dan menangis karena ketakutan hingga malam hari.
Tiba-tiba, ada sebuah cahaya yang masuk dari permukaan lubang. Seketika, Celine mendongak ke atas melihat ke arah cahaya itu berasal.
"Celine? Apa kamu baik-baik saja?" Terdengar suara seorang anak laki-laki dari atas sana. "Tunggu sebentar, aku akan turun membantumu untuk naik."
Celine yang mendengar suara seorang anak laki-laki itu, seperti mendapatkan sebuah harapan. "Ken! Kenzo!" Panggilnya.
Kemudian, Kenzo kecil pun turun ke dasar lubang dengan tali yang menjulur ke dalam lubang.
Setelah Kenzo kecil turun sampai ke dasar lubang, dia berjongkok dan menyuruh Celine untuk naik ke punggungnya.
Tubuh Kenzo lebih besar darinya, karena usia mereka terpaut tiga tahun, dan usia Kenzo lebih tua darinya.
Tanpa ragu, Celine naik ke atas punggung Kenzo dan dengan kuat Kenzo naik ke atas lubang.
Celine tau, itu pasti sangat sulit baginya. Di usianya yang masih tiga belas tahun, dia menggendong seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun sepertinya. Tapi nyatanya, Kenzo bisa naik sampai ke permukaan dengan menggendongnya. Kenzo berhasil menyelamatkannya.
Dengan nafas yang terengah-engah, Kenzo memeluknya erat. "Kamu baik-baik saja kan? Kamu pasti takut ya?" Tanya Kenzo sambil mengusap kepala Celine untuk menenangkannya.
Celine hanya mengangguk lemas. Dia benar-benar sangat takut. Bahkan dia merasa hampir mati berada di dalam lubang itu.
Lubang yang sangat gelap, lembab dan udara di dalam sana juga sedikit. Celine hampir saja mati karena lemas. Beruntung, Kenzo datang tepat waktu untuk menyelamatkannya. Kalau tidak........?
"Tidak usah takut. Setelah ini, aku berjanji akan selalu menjagamu lebih baik lagi. Aku tidak akan membiarkanmu terluka ataupun ketakutan lagi seperti ini."
Celine kembali mengangguk dan tersenyum.
Kenzo kemudian melepaskan pelukannya dan membantu Celine berdiri lalu memapahnya. "Sudah, ayo kita pulang. Kamu haris membersihkan tubuhmu sebelum kakekmu pulang dan memarahi kita."
Semenjak peristiwa buruk itu, Celine menjadi sangat takut dengan kegelapan hingga sekarang.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
aku sama kayak Celine, takut gelap🙈
2022-07-18
1