Setelah pak Gani sampai di sebuah toko supermarket yang cukup lumayan besar, dan halamam sangat luas.
"Ini punya kamu,?" ucap pak Gani bertanya kepada Arin.
"Bukan pak, ini milik orang tua saya," jawan Arin sambil nyengir-nyengir.
Setelah itu pak Gani dan Arin turun dari motor nmax nya, dan menuju masuk ke dalam supermarket tersebut untuk berpamittan kepada orang tua Arin.
"Mah, pah, ini kenalin guru baru di sekolah Arin," dan pak Gani, ini adalah mamah sama papah Arin, ucap Arin yang memperkenalkan kepada kedua orang tua nya.
"Kenalkan nama saya Abdul Gani, maap saya tadi memberikan tugas sekolah hingga membuat Arin terlambat pulang," ucap pak Gani yang merasa tidak enak hati kepada kedua orang tua Arin.
"Tidak apa-apa pak, seharusnya kami yang banyak berterimakasih kepada pak Gani," sudah menolong dan mengantarkan Arin, jawab Adi.
Pak Gani tersenyum saat Adi, ayah Arin mengucapka seperti itu.
"Kalo begitu saya pamit dulu, anak saya sudah menunggu di rumah," ucap pak Gani kepada Adi dan Lisa.
Setelah pak Gani ingin menaiki motor nmax nya, Arin memanggil lagi pak Gani, dan pak Gani melihat ke arah Arin dan tersenyum.
"Ada apa lagi,?" ucap pak Gani kepada Arin.
Arin menyerahkan satu kantong pelastik besar kepada pak Gani, dan sambil terseyum.
"Ini pak, buat cemilan anak bapak," dan terimakasih sudah mengantarkan Arin pulang, jika tidak ada bapak mungkin sekarang Arin belum sampai rumah, jawab Arin.
"Saya iklas Arin mengantarkan kamu pulang, dan ini tidak perlu terimakasih,!" ucap pak Gani yang merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa pak tolong terima, buat anak bapak,!" jawab Arin yang tidak ingin ada penolakkan.
"Yasudah kalo begitu terimakasih banyak," dan saya harus segera pulang, ucap pak Gani yang langsung menaiki motor nmax nya.
"Assalamu Alaikum Arin," ucap pak Gani saat ingin menjalankan motor nmax nya.
"Wa Alaikum Salam pak," hati-hati, ucap Arin kepada pak Gani.
Setelah motor pak Gani tidak terlihat lagi dari pandangan mata Arin, Arin membalikkan badan nya dan ternyata ada Lisa yang sedari tadi melihat interaksi anak nya bersama pak guru baru nya itu.
"Eh mamah, kan Arin jadi kaget," ucap Arin yang menutupi ke guguppan nya takut jika mamah nya itu mengetahui nya.
"Kaget atau apa,?" ucap Lisa yang mencoba untuk menggoda anak nya.
"Apaan sih mamah ini, Arin gerah mah mau pulang," jawab Arin dan berjalan meninggalkan mamah nya sendirian.
Saat Arin sudah pergi dari pandangan Lisa, tiba-tiba Adi datang yang menghampiri Lisa.
"Kenapa sih suka sekali godain anak sendiri,?" ucap Adi kepada Lisa.
"Tidak apa-apa mas, cuman iseng saja," pak guru Arin ganteng ya mas,? jawab Lisa yang membuat muka Adi melongo mendengar ucapan dari sang istri.
"Apa sih sayang, berarti dia lebih ganteng gituh daripada mas,?" ucap Adi yang langsung meninggalkan Lisa tanpa mendengarkan penjelasan dari Lisa.
Saat malam hari.
Perang dingin antara Adi dan Lisa masih berlanjut, sehingga membuat Adnan, Adrian, Aidan dan Arin menjadi bingung.
Sebab kedua orang tua nya tidak pernah bersikap seperti itu, saat di depan anak-anak nya.
Sedangkan ibu Adi, sedang pergi bersama keluarga Nury.
Untuk menghadiri acara anak buah almarhum ayah Lukman yang pernah bekerja di kebun teh itu juga.
Arin melirik ke arah ke tiga kakak nya itu, mencari tahu alasan kenapa ke dua orang tua nya jadi saling diam.
Namun ke tiga kakak nya saling meangkat pundak mereka mengatakan dengan isarat, bahwa mereka juga tidak mengetahui nya.
"Papah sudah selesai," Adnan jika sudah selesai cepat temui papah di ruang kerja.!
"Baik pah," jawab Adnan.
Setelah Adnan sudah selesai dengan makan malam nya, Adnan meninggalkan semua yang ada di meja makan dan langsung menemui Adi yang ada di ruang kerja.
"Mah, papah kenapa,?" ucap Adrian yang mulai kepo sedari tadi.
"Iya kok tumben sih mah, papah diam seperti itu,?" ucap Arin lagi yang juga bertanya kepada Lisa.
"Enggak tau, mungkin lagi dapet," jawab Lisa.
"Dapettttttt,?" ucap Adrian dan Arin bersamaan.
"Berisik," jawab Aidan yang sedari tadi hanya berdiam saja.
"Mah aku sudah selesai, aku ke kamar dulu ya," ucap Aidan yang meninggalkan semua orang yang masih berada di meja makan.
Di ruang kerja.
"Bagaimana hasil dalam satu bulan ini bang,?" ucap Adi kepada Adnan, yang sebutan nya adalah abang.
"Alhamdulillah baik saja pah, dan tadi juga ada seorang perempuan pah yang kemungkinan lebih tua aku satu tahun dari dia," yang ingin minta pekerjaan sebagai driver ojek online.
"Terus kamu terima, bukan nya kita tidak membuka jasa pekerja perempuan.?"
"Nama nya Hanin pah, katanya dia sangat perlu sekali pekerjaan itu," dia berhenti sekolah karena kakek nya sakit keras, dan aku juga belum menerima sih pah, kata ku mau izin dulu sama papah.
"Besok sepulang kamu sekolah, bawa dia bertemu dengan papah,!" papah mau lihat dia, dan apa saja yang dia bisa selain pekerjaan sebagai driver ojek online.
"Iya pah," jawab Adnan dan langsung meninggalkan ruang kerja papah nya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Namun Adi juga belum ada tanda-tanda masuk kamar.
Sedangkan semua anak-anak Adi pada tertidur semua di kamar mereka masing-masing.
Saat Lisa ingin menyusul ke ruang kerja suami nya, tiba-tiba hendel pintu berbunyi pertanda ada seseorang yang ingin masuk ke dalam kamar.
Lisa langsung pura-pura tertidur pulas, agar orang lain tidak mengetahuinya.
Sedangkan Adi masih merasa jengkel, saat Lisa mengatakan guru baru anak nya ganteng.
Adi pelan-pelan naik ke atas kasur, dan memunggungi Lisa.
Sedangkan Lisa merasa bingung, tidak seperti biasa nya Adi bersikap dingin seperti ini.
Dan Lisa membalikkan tubuhnya untuk memeluk Adi.
"Mas ko tidak peluk aku sih, apakah mas Adi tidak sayang lagi sama aku,?" atau mas sudah memiliki perempuan lain di belakang aku hiks hiks hiks, ucap Lisa sambil menangis pilu.
Sedangkan Adi masih mendiamkan Lisa, dalam hati nya masih terasa jengkel saat istri nya menyebut kata ganteng.
'Bisa-bisa nya dia berkata seperti itu, tidak tahukah dia selama ini aku sangat mencintai dia,' dengan mudahnya dia mengatakan ada perempuan lain di belakang aku huhhhhhh, batin Adi.
Sedangkan Lisa merasa tidak ada respon dari suami nya, Lisa tidak tinggal diam.
Lisa mengeluarkan jurus terakhirnya yang akan membuat Adi menyerah.
Lisa melepaskan semua pakaian nya tanpa tersisa, setelah selesai Lisa membalikkan tubuh Adi menjadi terlentang.
Saat Adi sudah terlentang, Lisa naik ke atas tubuh Adi, yang membuat mata Adi menjadi melotot dengan tingkah laku sang istri tanpa sehelai benang.
"Kamu kenapa mas, kenapa diamkan aku,?" apakah ada yang lain, yang lebih cantik, body yang aduhai membuat kamu lupa bahwa mempunyai istiri, ucap Lisa sambil meneteskan air mata nya.
Adi yang awal nya ingin mendiamkan Lisa, menjadi tidak tega saat melihat sang istri seperti ini.
Apalagi tubuh Lisa selalu menjadi candu Adi.
Di lain tempat.
Seorang anak kecil yang sedang merajuk kepada ayah nya, karena sang ayah tidak menepati janjinya ingin jalan-jalan saat waktu sore tiba.
"Sayang maapkan ayah ya, lain kali pasti ayah tepati," ucap Gani kepada sang anak.
"Tapi Ara mau nya sekarang ayah hiks hiks hiks,!" ucap Ara sambil menangis.
"Eh anak ayah kok nangis sih, maapkan ayah ya sayang," ayah janji nanti jika ada waktu pasti kita jalan-jalan sama nenek, jawab Gani.
Tiba-tiba Ara berhenti menangis, saat meliahat Gani membawa satu bungkus besar makanan ringan untuk anak-anak dan dewasa.
"Itu apa ayah,?" ucap Ara kepada Gani.
"Eh ini makanan ringan, Ara mau,?" jawab Gani kepada Ara.
Gani berharap malam ini Ara tidak rewel seperti pada malam-malam biasa nya.
Ara sangat kesepian, karena setiap hari nya hanya di temani sang nenek saja tanpa ada teman-teman yang lain nya.
Sebenarnya Ara sangat membutuhkan sosok seorang ibu, namun saat ini Gani tidak memikirkan ke arah sana.
Penghianattan yang di berikan sang mantan istri kepada Gani teramatlah menyakitkan.
Shila, ya itulah nama mantan istri Gani.
Dia lebih memilih bos atau lebih tepat nya selingkuhan nya daripada suami dan anak nya yang saat itu berumur dua bulan.
Flashback On.
Oek oek oek oek
"Bu bagaimana ini Tiara badan nya demam tinggi,?" ucap Gani.
"Sudah di beri obat Gani,?" jawab ibu Gani.
"Sudah bu, tapi dari tadi Tiara tidak mau berhenti menangis," di berikan susu formula pun tidak mau bu.
Tepat saat itu Shila baru pulang bekerja.
Gani meminta sebentar saja untuk memberikan asi, atau sekedar memeluk Tiara.
Biasa nya bayi akan merasa lebih aman saat berada di pelukkan sang ibu.
Namun saat ini berbeda, Shila dengan tega nya berucap.
"Mas aku capek, baru juga pulang kerja," kamu saja lah urus dia, dia kan kamu inginkan selama ini.?
"Jaga ucapan kamu shila, anak adalah anugra," ini anak kita.
"Memang benar aku yang mengandung dan melahirkan mas, tapi aku tidak pernah meinginkan dia lahir," dia musibah bagi aku, keadaan seperti ini di tambah lagi ada dia, kita jadi miskin mas miskin.
Plakkkkkkkk
Satu ta*****n keras di pipi mulus shila, sudah cukup Gani bertahan di situasi seperti ini, namun saat Shila mengatakan anak nya adalah musibah, Gani tidak dapat menerima dengan lapang dada.
"Selama ini aku sudah banyak bersabar Shila, bahkan aku rela semua uang gajih ku, kamu ambil," aku bahkan rela menghemat asalkan untuk kebahagiaan kamu.
"Hei mas, aku bahagia,?" hahahahaha, kamu pikir dengan uang gajih kamu cukup mas.?
"Terus mau kamu apa Shila,?" ucap Gani.
"Aku mau cerai mas, cerai," aku bosan hidup sama kamu yang serba kekurangan.
Saat itu juga detik itu juga, Gani menceraikan Shila.
Dan Shila malam itu juga pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa pun dan membawa Tiara.
Flashback Off
Saat Ara berhenti menangis dan mau menerima makanan pemberian dari Arin.
Gani merasa sangat senang.
'Terimakasih Arin, karena kamu, Ara berhenti menangis dan kembali ceria saat menerima makanan dari kamu,' aku janji Arin, besok akan berterimakasih untuk kebahagian sederhana yang kamu berikan, batin Gani.
Hei gaes jangan lupa Like, Komen, Vote dan Hadiah ya agar aku lebih semangat up nya 🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments