"Kenapa kita dipanggil kesini Pa? apa ada sesuatu yang gawat?" tanya Rizwan sembari menjatuhkan bokongnya di salah satu sofa.
"Tidak juga. Malah ini sesuatu yang membahagiakan menurutku." Jawab Hanggono sembari bersandar didinding sofa.
"Membahagiakan apa? apa papa dan mama tahu? kakek ingin menjodohkan aku dengan gadis yang sama sekali tidak aku kenal," ucap Decky dengan wajah kesal.
"Apa itu benar pa? kita nggak bisa loh pa maksain kehendak kita pada anak. Kasihan Decky. Soal jodoh biarkan Decky yang nentuin sendiri," bela Rina.
"Apa saat aku memaksa kamu menikahi Rina, kamu akhirnya tidak bahagia?" tanya Hanggono pada Rizwan.
"Awalnya kalian saling tolak menolak, tapi bagaimana akhirnya?" sambung Hanggono.
"Papa hanya ingin Decky mendapatkan gadis yang terbaik. Bukan gadis murahan, yang kerjanya cuma pandai bersolek dan mengahabiskan uang putra kalian," ucap Hanggono.
"Tapi Oliv nggak gitu kek," Decky masih berusaha menyangkal.
"Apa kamu pikir kakek ini anak kemarin sore? tapi yah itu terserah sama kamu. Aku cuma ngasih kamu jalan saja, kalau tidak mau ya tidak apa-apa."
"Aku sudah mengatakan pada Decky. Kalau dia tidak mau menikah dengan gadis pilihanku, maka seluruh aset dan perusahaan akan aku limpahkan pada putra keduaku," ucap Hanggono dengan lantang.
"Papa lihat itu? lihat apa yang kakek lakukan? bahkan papa yang seorang putra kandung saja tidak berarti apa-apa bagi kakek," ujar Decky.
"Dasar bodoh. Justru karena kalian sangat berarti bagiku, makanya aku ingin yang terbaik buat kalian. Aku sudah memberikan pilihan terbaik buat kamu, tinggal kamunya saja yang harus bijak memutuskan," ucap Hanggono.
"Kamu boleh pikirkan dulu matang-matang. Kakek tunggu keputusanmu sampai gadis itu lulus sekolah dan mengambil ijazah," sambung Hanggono.
"Ap-Apa? gadis itu baru lulus SMA? apa kakek sudah kehilngan akal? kenapa harus menikah dengan bocah ingusan seperti itu kek? ya Tuhan...aku bisa mati muda kalau begini," Decky sangat terkejut saat mendengar calon istrinya itu gadis yang sangat belia. Padahal dia tipikal pria yang menyukai gadis yang lebih dewasa darinya. Bahkan jarak usia Olivia dan dirinya terpaut hingga 3 tahun.
"Kembali lagi kamu pikirkan baik-baik. Kalau kamu lebih memilih kekasihmu itu tidak masalah, sekarang juga aku bisa menikahkan kalian. Tapi kamu juga harus segera menandatangani berkas itu, dan serahkan padaku secepatnya," ucap Hanggono yang kemudian beranjak dari tempat duduknya.
Rizwan, Decky dan Rina hanya bisa menatap punggung Hanggono yang semakin menjauh, dengan tatapan kosong.
"Pa,"
"Hem?"
"Bolehkah aku membunuh kakek tua itu?" tanya Decky kesal.
"Tutup mulutmu anak kurang ajar! biar begitu dia tetap orang tuaku, kakek kandungmu. Sekali lagi kamu bicara sembarangan, aku patahkan lehermu itu." Jawab Rizwan berang.
"Ya habis kakek begitu. Bisa-Bisanya dia berbuat semau jidatnya. Aku juga punya hak buat nentuin kemauan aku pa. Apaan aku mau dinikahkan dengan bocah ingusan itu?" ucap Decky.
"Decky sayang, tenangkan dirimu. Kenapa kamu harus bingung dan khawatir. Kamu nikahi saja bocah itu. Tapi kan kamu nggak bisa menjamin diluar bisa berhubungan dengan wanita lain, termasuk Olivia. Kenapa kamu ambil pusing sih?"
"Maaf salah-salah kata nih ya. Umur kakek tinggal berapa tahun lagi sih? tingkat kewarasan alias tanda-tanda kepikunan juga sebentar lagi datang. Saat itu tiba, kamu bisa menceraikan bocah itu dan menikahi Olivia," sambung Rina.
"Benar apa yang mama kamu bilang. Kamu cuma perlu bersabar dan menjadi cucu yang baik didepan kakekmu. Setelah perusahaan berada dalam genggamanmu, kamu nanti bisa berbuat apa saja termasuk menyingkirkan bocah ingusan itu," timpal Rizwan.
"Benar juga. Kenapa aku harus panik berlebih begini ya? kalau aku berontak, tingakat kepercayaan kakek akan semakin berkurang padaku. Dan dia pasti akan mencari-cari alasan buat mengalihkan perusahaan ini atas nama anak angkatnya itu," batin Decky.
"Baiklah aku akan menurut. Lagipula tidak ada pilihan lain bukan?" tanya Decky.
"Bersabarlah nak. Kamu hanya perlu memberi Olivia sedikit pengertian. Kalau dia memang mencintaimu, dia pasti setuju dengan semua rencanamu itu. Mama yakin tidak ada wanita yang tidak menyukai uang," ujar Rina.
"Decky mengerti." Jawab Decky.
"Sekarang mending kita pulang kerumah," ujar Rizwan.
"Emm," Decky mengangguk.
🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️
"Apa kamu bisa pulang bulan depan?" tanya Hanggono.
"Maaf pa. Bulan depan produsen ****** terbesar di dunia akan mengirim barang dalam jumlah besar. Papa kangen aku? nanti aku belikan tiket buat kesini ya?" tanya Egi.
"Kamu memang tidak perduli dengan papa. Papa kesepian disini. Seharusnya diusia senja seperti ini, papa diurus oleh anak-anak dan cucu papa. Tapi ini malah meninggalkan papa sendiri di rumah sebesar ini,"
"Kandang papa merasa nggak guna punya harta banyak. Toh nggak bisa membeli kebahagiaan. Apa karena papa bukan papa kandungmu, jadi kamu nggak sayang papa lagi?" tanya Hanggono.
"Papa kok ngomongnya gitu sih pa? papa tahu sendiri, tangan papalah yang terulur saat Egi dalam keadaan hidup terhina. Tangan papa juga yang mengajari Egi banyak hal, hingga Egi bisa sukses seperti sekarang ini. Bahkan papa juga yang rela memberikan nama belakang Hanggono untuk aku sandang. Jadi papa jangan pernah berpikir kalau Egi nggak sayang papa. Egi sangat sayang sama papa." Jawab Egi.
"Kalau kamu sayang papa, papa ingin kamu pulang bulan depan. Decky akan menikah, kamu harus hadir," ujar Hanggono.
"Apa dia menikahi Olivia?" tanya Egi.
"Tidak. Dia papa jodohkan dengan cucu dari sahabat papa." Jawab Hanggono.
"Papa hoby sekali menjodohkan orang. Aku yakin dia pasti tidak bersedia. Jangan memaksanya pa," ujar Egi.
"Setidaknya aku ingin menyelamatkan cucuku dari wanita pengeruk harta," ucap Hanggono sembari terkekeh.
"Baiklah akan aku usahakan ya pa. Tapi Egi nggak janji bisa pulang. Soalnya barang harus cepat didistribusikan keempat negara,"
"Kali ini negara mana permintaan paling banyak?" tanya Hanggono.
"Amerika, inggris, china dan Jepang." Jawab Egi.
"Papa do'akan kamu selalu sukses. Apa kamu belum ada rencana ingin menyaingi negara tetangga? papa ingin negara kita yang menjadi produsen ****** terbesar di dunia. Dengan begitu kamu akan menjadi distributor terhebat didunia juga bukan?" tanya Hanggono.
"Amiin pa. Meski usahaku ini masih dipandang rendah oleh sebagian kalangan, tapi aku tidak perduli. Aku ingin agar para wanita didunia tidak mengalami nasib serupa dengan ibuku." Jawab Egi.
Hanggono terdiam. Dia tahu betul apa maksud dari ucapan Egi tersebut.
"Ya sudah papa istirahat ya? jaga kesehatan, dan jangan lupa minum vitaminnya," ujar Egi.
"Egi. Kapan kamu ada rencana menikah? usiamu sudah 30 tahun, apa perlu papa mencarikan kamu juga seorang gadis?" tanya Hanggono yang sengaja mengalihkan pembicaraan.
Hanggono sedikit khawatir dengan Egi. Sejak putus dari Leoni, putranya itu sama sekali tidak tertarik lagi untuk menjalin hubungan dengan wanita manapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fenty Dhani
sepertinya Egi lebih baik dari decky
2024-02-10
0
Siti Muhtarom
selalu setia dan selalu suka dengan karya mu Thor😘😘😘
2022-11-12
0
Elisabeth Ratna Susanti
full dukungan sampai sini dulu 😘🤗
2022-07-11
0