"Kamu tidak jadi menginap di rumah kakak kamu?" tanya Yasmin saat melihat Deva yang pulang dengan menggendong tas ranselnya.
"Nggak." Jawab Deva singkat sembari menaiki anak tangga dengan sedikit tergesa-gesa.
"Sepertinya apa yang papa katakan benar. Deva tidak menemukan solusi, dan tidak punya pilihan lain selain menerima perjodohan itu. Kami hanya tinggal menunggu dia mengatakan iya saja," Yasmin senyum-senyum sendiri saat membayangkan semua kemungkinan itu.
Deva melempar tas ranselnya kelantai karena kesal. Gadis itu berbaring tengkurap sembari menangis. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah sangatlah besar, tapi sepertinya dia tidak berdaya menghadapi situasi saat ini.
"Apa aku harus benar-benar berkorban sendirian? apa memang tidak punya jalan lain selain menikah dengan cucu kakek Hanggono? kenapa harus aku mengalami nasib seperti ini? hiks...." Deva terisak.
Deva jadi teringat dengan sosok Rizky yang sedang gencar mendekatinya akhir-akhir ini. Deva sudah berjanji akan memberikan jawaban saat akan mengambil ijazah nanti. Mereka juga sudah sepakat akan kuliah ditempat yang sama, dengan jurusan yang sama pula. Deva sudah memiliki jawaban atas ungkapan perasaan Rizky terhadapnya. Namun mengingat tentang perjodohan itu, tentu saja jawabannya menjadi berbelok arah.
Deva akhirnya meraih ponsel yang berada didalam ransel miliknya, dan membuat panggilan untuk Rizky. Rizky yang sedang menonton tv, wajahnya berseri-seri karena Deva membuat panggilan untuk dirinya.
"Ya Dev?" tanya Rizky.
"Ki. Aku mau bicara penting soal jawaban itu," ucap Deva dengan berat hati.
"Ada apa? bukannya kamu mau kasih jawaban pas kita ngambil ijazah nanti?" tanya Rizky.
"Maaf Ki. Sepertinya tidak perlu menunggu selama itu. Aku minta maaf karena mungkin seperti memberikan harapan buat kamu. Tapi aku tidak bisa menerima perasaan kamu," ujar Deva dengan suara hampir tercekat.
"Kenapa? apa kamu tidak menyukaiku? tapi kenapa aku merasa kalau kamu juga menyukaiku?" tanya Rizky.
"Setelah mengambil ijazah nanti, aku akan menikah." Jawab Deva.
"Ap-Apa? menikah? tapi kenapa? kamu masih sangat muda," tanya Rizky.
"Aku dijodohkan oleh kedua orang tuaku. Orang tuaku sedang terlilit hutang saat ini. Jadi sebagai jaminannya, aku harus menikah sebagai pelunas hutang." Jawab Deva.
"Maaf ya Dev. Tapi aku rasa orang tuamu sudah gila. Aku kira kisah seperti itu cuma ada disinetron doang, tapi ternyata aku bisa mendengarnya langsung. Bukankah menurutku orang tuamu itu keterlaluan? secara tidak langsung kamu sudah dijual oleh mereka," ucap Rizky.
"Mereka tidak punya pilihan lain selain mengambil jalan itu. Kalau tidak rumahku akan disita, dan kami akan tinggal dikolong jembatan," ujar Deva.
"Emang berapa sih hutang orang tuamu? kalau aku ada, aku pasti akan bantu," tanya Rizky.
Deva terkekeh saat mendengar ucapan Rizky. Bukan maksud hati ingin merendahkan, tapi dia tahu Rizky tidak akan mampu membayar hutang orang tuanya, hanya dengan mengandalkan sisihan uang jajan dari orang tuanya itu.
"200." Jawab Deva.
"200 ribu?" tanya Rizky.
"Kamu kalau mau menghina orang tuaku yang beneran dikit dong. Masak orang tuaku mau nikahin aku sama orang hanya karena hutang 200 ribu," ucap Deva.
"200 juta? 200 juta juga bisa dicicil kali Dev bayarnya. Aku rasa nilai rumahmu bisa lebih dari 3 M, jadi nggak harus nikahin kamu sama aki-aki juga kan?"
"Sok tahu kamu. Lama-Lama ngobrol sama kamu nyebelin tahu nggak? bukannya ngehibur, malah bikin aku tambah stres," ucap Deva.
"Ya ampun sayang. Kok marah-marah sih? harusnya aku yang marah, kan aku yang dikecewakan?" ujar Rizky.
"Orang tuaku juga sudah tahu kalau rumahku nilainya segitu. Masalahnya jumlah hutangnya bukan 200 ribu, bukan 200 juta. Tapi 200 milyar." Jawab Deva.
"Ap-Apa?" Rizky terkejut.
"Lagipula aku bukan dinikahkan dengan aki-aki, tapi nikah dengan cucunya," ujar Deva.
"Pantas aja kamu tidak keberatan dan nerima perjodohan itu. Itu karena kamu mendapat pria yang lebih segalanya dari aku kan?" tanya Rizky.
"Nerima matamu picek. Kamu kalau ngomong jangan asal. Apa kamu pikir aku ini cewek matre?" tanya Deva kesal
"Ya kita realistis aja lah Dev. Aku memang nggak sebanding dengan dia. Kalau kamu benar-benar nggak mau, pasti kamu milih kabur dari rumah. Terus...."
"Terus biarin orang tuaku jadi gembel dijalanan, sementara masih punya anak tapi nggak guna. Maaf ya Ki. Ketimbang aku tidak berguna untuk keluargaku, aku lebih memilih perjodohan itu. Setidaknya keluargaku bisa bahagia, meskipun caranya memang tidak dibenarkan."
"Aku tidak tahu kedepannya nanti aku bisa bahagia atau tidak. Tapi aku tidak mau egois dengan menyenangkan diri sendiri, sementara keluargaku susah didepan mataku," sambung Deva.
"Maaf ya Dev. Tapi aku rasa keputusanmu itu memang bijak, meskipun sangat mengecewakan aku. Aku tahu mungkin cinta kita ini tergolong cinta monyet, tapi aku serius sama kamu."
"Tapi kalau melihatmu yang gigih ingin berkorban demi keluargamu, aku rasa aku tidak ada hak untuk menahanmu karena hubungan kita tidak seintim itu,"
"Deva. Apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu terlepas kita jodoh atau tidak. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, aku benar-benar sayang dan sangat mencintaimu," sambung Rizky.
Deva tidak sanggup lagi mendengarkan ungkapan Rizky lebih dari itu. Deva langsung mengakhiri percakapan itu secara sepihak dan kemudian terisak. Sementara diseberang telpon, Rizky tidak mencoba membuat panggilan kembali. Karena dia tahu perasaan gadis yang dia cintai itu.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!" ucap Deva sembari menyeka air matanya.
Ceklekkk
Yasmin menekan handle pintu, dan memasuki kamar putrinya itu.
"Ayo kita makan malam sama-sama sayang," ujar Yasmin.
"Emm. Mama duluan saja. Sebentar lagi Deva nyusul. Ada yang Deva ingin bicarakan," ujar Deva.
"Baiklah. Mama tunggu kamu dibawah ya?"
"Emm." Deva mengangguk.
Yasmin kemudian keluar dari kamar itu, sementara Deva mencuci wajahnya ke dalam kamar mandi. Setelah selesai Deva turun kebawah dan makan malam bersama orang tuanya.
Tidak ada percakapan saat dimeja makan. Deva yang biasanya ceria mendadak murung seketika. Edward dan Yasmin hanya bicara lewat alis mereka.
"Sayang. Apa kamu sudah mengemasi pakaian kamu?" tanya Yasmin.
"Belum. Kita tidak perlu kemana-mana. Karena Deva sudah memutuskan akan menerima perjodohan itu." Jawab Deva.
"Ap-Apa?" Yasmin dan Edward berpura-pura terkejut secara bersamaan.
"Ya. Mama dan papa nggak salah dengar. Aku setuju menikah dengan cucu kakek Hanggono." Jawab Deva.
Yasmin dan Edward kompak berhambur kearah Deva dengan air mata palsu mereka. Padahal tanpa sepengetahuan Deva, mereka berbicara lewat alis dan senyuman mereka.
"Mama tahu kamu anak baik dan berbakti. Mama sayang kamu nak," ujar Yasmin.
Deva hanya membalas ucapan Yasmin dengan senyuman hambar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fenty Dhani
orang tua macam apa dia??😔
2024-02-09
0
Tiah Sutiah
ada ya orang tua yg serakah seperti yasmin dan edward
2022-07-05
0
☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜
astaga tu orang tua modelan apa seh😏😏
2022-06-18
0