2. Penolakkan Deva

"Apa papa dan mama sudah kehilangan akal? Deva baru 18 tahun pa. Deva masih mau kuliah, soal hutang nanti akan Deva lunasi setelah Deva bekerja nanti. Emang berapa sih hutang kalian?" tanya Deva sembari mondar mandir dan sesekali memegang dahinya.

"200 milyar. Kamu mati dan hidup sekali lagipun, nggak akan mampu melunasi hutang itu kalau hanya bekerja sebagai karyawan biasa." Jawab Edward.

"Du-Dua ratus milyar?" Deva syok.

"Iya. Emang kamu pikir cuma 20 juta? mana mungkin mama tega membiarkan anak kesayangan mama menikah muda hanya karena hutang sekecil itu. Sungguh mama tidak beruntung memiliki hanya dua orang putri. Coba kalau ada dua belas putri, pasti ada salah satu dari mereka yang rela berkorban." Jawab Yasmin sembari mengeluarkan air mata buayanya.

"Ma...bukannya Deva nggak mau berkorban. Tapi apa emang nggak punya jalan lain? Deva masih pengen kuliah ma," tanya Deva.

"Kamu kuliah mau bayar pakai apa? daun? lagian tujuan kuliah buat apa sih? cari duit kan? ngapain kamu susah-susah mikirin itu? kalau kamu menikah dengan cucu kakek hanggono, kamu tidurpun beralaskan duit. Tahu duit nggak kamu?" ucap Edward dengan berapi-api.

"Sekarang kita sudah bangkrut. Papa nggak bisa lagi memenuhi semua meinginanmu lagi, termasuk buat kuliah. Rumah ini akan disita sebagai pelunas hutang. Dan kita terpaksa tidur di kolong jembatan kalau itu sampai terjadi," sambung Edward dengan memasang wajah memelas.

"Sudahlah pa. Jangan paksa Deva lagi. Mungkin sudah nasib kita hidup melarat diusia tua. Bukan salah Deva juga, dia berhak hidup lebih baik dari kita dengan mengikuti jalan pikirannya sendiri," ucap Yasmin dengan wajah mendung.

"Sekarang kamu kemasi pakaianmu. Besok kita terpaksa hidup mulung dulu, agar bisa membangun rumah kardus. Kakek Hanggono memang memberikan keringanan untuk kita sampai kamu dapat ijazah. Tapi buat apa menunggu selama itu, kalau kamu tetap menolak. Toh lambat laun rumah ini akan disita, jadi kita cepat pergi saja dari rumah ini," sambung Yasmin yang kemudian beranjak dari tepi tempat tidur Deva.

Yasmin dan Edward keluar dari kamar Deva, dan melakukan TOS setelah pintu kamar itu tertutup.

"Apa papa yakin Deva akan setuju dengan melihat kesedihan kita tadi?" tanya Yasmin.

"Papa yakin. Meski terlihat keras, tapi Deva mempunyai hati yang lembut. Kita tinggal memoles akting kita sekali lagi, pasti dia akan setuju." Jawab Edward.

Sementara itu Deva yang pikirannya sedang kacau, terduduk lemas ditepi tempat tidur. Harapannya yang ingin sekolah tinggi, seperti pupus sudah. Namun dia tidak menyerah begitu saja, dia memasukkan dua lembar pakaian kedalam tas ransel dengan tujuan pergi ke ruman Leoni, kakak yang beda usia 12 tahun darinya.

"Kamu mau kemana?" tanya Yasmin yang menghentikan langkah Deva saat akan keluar pintu.

Deva menatap Yasmin yang tengah mengenakan baju daster, sembari memegang pisau dan satu siung bawang putih ditangannya. Hal yang tidak pernah dia lihat selama 18 tahun dia hidup. Deva menatap disekeliling dapur, tidak ada satupun pelayan di rumah itu yang biasa mengerjakan segalanya.

"Kamu cari apa? pelayan sudah mama pulangkan. Kita tidak sanggup lagi buat bayar mereka. Sekarang kita sudah miskin, rumah inipun menumpang sementara waktu sampai benar-benar disita," ucap Yasmin yang kembali menebar racun dipikiran Deva.

"Deva mau kerumah kak Leoni dulu. Besok Deva pulang." Jawab Deva.

Yasmin berpura-pura setuju, meskipun sebenarnya dia sangat khawatir Leoni akan mempengaruhi Deva agar menolak perjodohan itu. Setelah Deva keluar pintu, Yasmin segera naik keatas untuk memberitahu Edward tentang kepergian Deva ke rumah Leoni.

"Kenapa kamu harus khawatir. Sekarang Leoni tidak jauh berbeda dengan kita keadaannya. Suaminya juga masih nganggur sejak bangkrut. Jadi mana mungkin dia bisa menolong Deva keluar dari masalah perjodohan itu," ucap Edward.

"Iya juga ya? masalah kita cuma bisa diselesaikan jika ada uang 200 milyar itu," ujar Yasmin.

"Tapi meski ada 200 milyarpun, aku tidak akan menyiakan kesempatan berbesanan dengan orang sekaya mereka. Dasar Devanya saja yang bodoh kebanyakkan mikir. Buat apa kuliah, kalau nggak bisa membuat kaya. Sekarang sarjana banyak juga yang nganggur," ucap Edward.

"Papa benar. Mama juga lulusan sarjana, ujungnya jadi ibu rumah tangga biasa. Pokoknya bagaimanapun caranya, Deva harus setuju menikah dengan Decky," timpal Yasmin.

Dilain tempat, Deva baru saja tiba dikediaman Suwiryo. Saat ini Leoni, Ferdy dan keponakan kecilnya memang tengah menumpang dirumah mertuanya sejak Ferdy mengalami kebangkrutan enam bulan yang lalu.

"Deva?" Leoni tersenyum senang saat melihat Deva berada diambang pintu.

Deva melihat penampilan Leoni tidak secantik dulu lagi. Wajah yang kusam, dengan mengenakan daster sobek dibagian kancing bajunya.

"Kakak mau pergi?" tanya Deva saat melihat Leoni menenteng kantung plastik hitam, yang diapun tidak tahu apa isi didalamnya.

"Kakak mau buang sampah disitu." Jawab Leoni sembari menunjuk kearah tong sampah dengan bibirnya.

Deva mengikuti arah pandang Leoni, dan membiarkan kakaknya itu lewat untuk membuang sampah.

"Masuk yuk!" Leoni menggandeng lengan adiknya itu, agar masuk kedalam rumah bersamanya.

"Bu," sapa Deva pada ibu mertua Leoni yang saat ini tengah berwajah masam.

Leoni hanya bisa menelan ludahnya, karena takut ibu mertuanya itu bicara macam-macam didepan Deva. Sementara Deva yang belum tahu apa-apa, meraih tangan Sumarni dan menciumnya.

Rumah mertua Leoni memang lebih sederhana dari rumah Deva saat ini. Tapi meski begitu dia terpaksa merangkul Leoni dan Ferdy tinggal satu atap, karena tidak bisa berbuat lebih sejak kebangkrutan putranya itu.

"Kak," sapa Deva saat melihat Ferdy baru keluar dari kamar sembari bermain ponsel.

"Eh Dev. Udah lama?" tanya Ferdy yang tangannya diraih oleh adik iparnya itu untuk dicium.

"Baru datang kak." Jawab Deva.

"Oke santai saja ya? kakak mau nelpon teman dulu," ujar Ferdy yang kemudian dianggukki oleh Deva.

"Mama, papa apa kabar? apa kalian mengalami kesulitan setelah papa bangkrut?" tanya Leoni.

"Tadi kakek Hanggono datang kerumah untuk menagih hutang. Dia ingin menyita rumah kita, tapi mama, papa malah ingin menjadikan aku sebagai alat pelunas hutang." Jawab Deva.

"Pelunas hutang bagaimana?" tanya Leoni terkejut.

"Kakek Hanggono ingin aku menikahi cucunya, sebagai syarat pelunasan hutang 200 milyar yang papa pinjam." Jawab Deva dengan wajah sedih.

"Apa? kenapa papa, mama tega begitu sih?' tanya Leoni.

Sumarni yang diam-diam menguping, jadi tidak sabar ingin ikut nimbrung. Karena menurutnya itu juga sebagai peluang buat putranya.

"Tidak ada salahnya dengan orang tuamu itu. Coba kalian pikirkan nasib mereka kalau sampai rumah kalian disita. Orang tua kalian mau tinggal dimana? mama nggak mau ya rumah mama dijadikan tempat penampungan. Disini bukan panti sosial," ucap Sumarni yang membuat Deva jadi terkejut.

"Kalian sebagai anak juga tidak boleh egois. Orang tua kalian susah payah membesarkan kalian, menyekolahkan kalian. Sudah saatnya kalian balas budi. Kamu juga akan dinikahkan dengan cucu Hanggono, bukan menikah dengan Hanggono tua bangka itu. Jadi tidak ada ruginya kan?"

"Kalau kamu menikah dengan cucunya dan hidup enak, kamu juga bisa membantu orang tuamu membangun usaha kembali. Bisa bantu kakak iparmu juga. Emang kamu mau keponakkan kamu hidup melarat, baju nggak bisa ganti-ganti? maaf saja ya, bukan saya kejam. Tapi nampung orang juga nggak bisa selamanya, kami makan untuk dua mulut saja susah," sambung Sumarni.

"Astaga...kehidupan rumah tangga seperti apa yang kak Leoni jalani selama ini? apa kak Leoni tidak bahagia selama ini?" batin Deva yang melihat kearah Leoni yang sudah tertunduk.

Niat hati ingin menginap dan bercerita banyak hal dengan sang kakak, tapi Deva akhirnya kembali pulang dengan menambah beban dihatinya karena memikirkan nasib Leoni.

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

👍👍👍

2024-02-09

0

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

ada bener nya jg apa yg d katakan mertuanya kakamu itu

2022-11-11

0

Senajudifa

Senajudifa

salken dr kutukan cinta mampirlh jika berkenan sdh kufavoritkan y

2022-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Jatuh Tempo
2 2. Penolakkan Deva
3 3. Setuju Menikah
4 4. Decky Mengamuk
5 5. Tidak Ada Pilihan Lain
6 6. Perdebatan
7 7. Lamaran
8 8. Ambil Ijazah
9 9. SAH
10 10. Palsu
11 11. Mata-Mata
12 12. Pindah
13 13. Bulan Madu
14 14. Aku Merindukanmu
15 15. Istri Bodoh
16 16. Egi Pulang
17 17. Menantu Pengangguran
18 18. Kesedihan Leoni
19 19. Tawaran
20 20. Menyerah
21 21. Pulang
22 22. Kemesraan Palsu
23 23. Koma
24 24. Mencari Tempat Ternyaman
25 25. Oleh-Oleh Buat Kayla
26 26.Tidak Tahan Lagi
27 27. Bahagia
28 28. Dinobatkan
29 29. Kesepakatan
30 30. Terkejut
31 31. Terang-Terangan
32 32. Sepakat
33 33. Resmi Bercerai
34 34. Kabur
35 35. Riki Murka
36 36. Jalan-Jalan Ke Pantai
37 37. Dipecat
38 38. Ulang
39 39. Pingsan
40 40. Jadi Pelayan
41 41. Lezat
42 42. Merawat Bocil
43 43. Mengecewakan
44 44. Pamit
45 45. Merindukan Dia
46 46. Menyerahlah
47 47. Menemui Hanggono
48 48. Surat Cerai
49 49. Pria Tua Tidak Berguna
50 50. Resmi Bercerai
51 51. Kembali
52 52. Kabar Baik
53 53. Semakin Dekat
54 54. Cari Kandidat Lain
55 55. Menuruti Perjodohan
56 56. Om Tua?
57 57. Bulan Madu
58 58. Terlanjur Basah
59 59. Berubah
60 60. Merasa Aneh
61 61. Menjalankan Misi
62 62. Cemburu
63 63. Gagal
64 64. Nguntit
65 65. Syok
66 66. Berubah
67 67. Kenyataan
68 68. Patah Hati Terhebat
69 69. Tidak Ada Celah
70 70. Kangen
71 71. Terkejut
72 72. Ungkapan Vino
73 73. Bertemu
74 74. Mas Kangen
75 75. Menerimamu Apa Adanya
76 76. Mencari Deva
77 77. Rencana Gila
78 78. Undangan Resmi
79 79. Deva Bingung
80 80. Syarat
81 81. Damai
82 82. Swiss
83 83. Gol
84 84. Susah Jalan
85 85. Cinta Tanpa Syarat
86 86. Ganas
87 87. Gonjang Ganjing
88 88. Kecewa
89 89. Kenyataan
90 90. Pembalasan Awal
91 91. Runtuh
92 92. Kesedihan Hanggono
93 93. Kejutan Untuk Hanggono
94 94. Neraka Dimulai
95 95. Talak
96 96. Ustad Dadakkan
97 97. Hari Bahagia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Jatuh Tempo
2
2. Penolakkan Deva
3
3. Setuju Menikah
4
4. Decky Mengamuk
5
5. Tidak Ada Pilihan Lain
6
6. Perdebatan
7
7. Lamaran
8
8. Ambil Ijazah
9
9. SAH
10
10. Palsu
11
11. Mata-Mata
12
12. Pindah
13
13. Bulan Madu
14
14. Aku Merindukanmu
15
15. Istri Bodoh
16
16. Egi Pulang
17
17. Menantu Pengangguran
18
18. Kesedihan Leoni
19
19. Tawaran
20
20. Menyerah
21
21. Pulang
22
22. Kemesraan Palsu
23
23. Koma
24
24. Mencari Tempat Ternyaman
25
25. Oleh-Oleh Buat Kayla
26
26.Tidak Tahan Lagi
27
27. Bahagia
28
28. Dinobatkan
29
29. Kesepakatan
30
30. Terkejut
31
31. Terang-Terangan
32
32. Sepakat
33
33. Resmi Bercerai
34
34. Kabur
35
35. Riki Murka
36
36. Jalan-Jalan Ke Pantai
37
37. Dipecat
38
38. Ulang
39
39. Pingsan
40
40. Jadi Pelayan
41
41. Lezat
42
42. Merawat Bocil
43
43. Mengecewakan
44
44. Pamit
45
45. Merindukan Dia
46
46. Menyerahlah
47
47. Menemui Hanggono
48
48. Surat Cerai
49
49. Pria Tua Tidak Berguna
50
50. Resmi Bercerai
51
51. Kembali
52
52. Kabar Baik
53
53. Semakin Dekat
54
54. Cari Kandidat Lain
55
55. Menuruti Perjodohan
56
56. Om Tua?
57
57. Bulan Madu
58
58. Terlanjur Basah
59
59. Berubah
60
60. Merasa Aneh
61
61. Menjalankan Misi
62
62. Cemburu
63
63. Gagal
64
64. Nguntit
65
65. Syok
66
66. Berubah
67
67. Kenyataan
68
68. Patah Hati Terhebat
69
69. Tidak Ada Celah
70
70. Kangen
71
71. Terkejut
72
72. Ungkapan Vino
73
73. Bertemu
74
74. Mas Kangen
75
75. Menerimamu Apa Adanya
76
76. Mencari Deva
77
77. Rencana Gila
78
78. Undangan Resmi
79
79. Deva Bingung
80
80. Syarat
81
81. Damai
82
82. Swiss
83
83. Gol
84
84. Susah Jalan
85
85. Cinta Tanpa Syarat
86
86. Ganas
87
87. Gonjang Ganjing
88
88. Kecewa
89
89. Kenyataan
90
90. Pembalasan Awal
91
91. Runtuh
92
92. Kesedihan Hanggono
93
93. Kejutan Untuk Hanggono
94
94. Neraka Dimulai
95
95. Talak
96
96. Ustad Dadakkan
97
97. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!