Bab 5. Pahlawan Kemalaman

Akhirnya selesai juga pekerjaanku hari ini. Aku pulang pukul sembilan malam, bergantian sift dengan rekanku yang lain. Memang pabrik itu harus dijaga dua puluh empat jam, bisa gawat kalau sampai tidak dijaga dan ada maling masuk. Ada banyak sekali barang berharga di dalam sana yang pasti menarik perhatian para pelaku kejahatan.

"Itu pak Heri dan pak Irwan sudah datang," kataku sedikit keras pada Roni yang sedang mendengarkan musik menggunakan headseat. Sudah beberapa kali aku peringatkan agar tidak menggunakan benda itu, bahayaa kalau ada yang masuk dan kita tidak mendengarnya kan.

"Akhinya mereka datang juga, ayo pulang." Roni begitu gesit bersiap untuk pulang.

"Kenapa buru-buru? Kamu ada janji?" tanyaku.

"Enggak, hehe..." Aku tau dia berbohong, dari tadi aku perhatikan dia beberapa kali berkirim pesan pada seseorang yang sepertinya ada janji dengannya. Tapi kalau dia tidak mau cerita ya sudah, aku tidak boleh terlalu ikut campur dengan urusan orang lain.

"Ya sudah, kau duluan saja. Hati-hati di jalan"

"Ok, kau juga nanti, apalagi rumahmu lewat kuburan angker. Hati-hati ya, buyikan klakson kalau lewat," pesan Roni padaku.

Aku terkikik geli, namanya juga kuburan ya pasti angker tapi mereka kan sudah mati dan tidak mungkin bangun lagi. Yang ada ketakutan dalam diri kita sendirilah yang akhirnya menciptakan peluang untuk bangsa setan mengelabui kita, seolah-olah mereka adalah hantu dari para mayat yang dikuburkan di sana.

Setelah menulis laporan dari beberapa tamu yang datang dan karyawan yang ijin di jam kerja. Aku pun pamit pada ke dua rekanku yang betugas jaga malam ini. "Aku pulang pak," pamitku.

"Ohh iya hati-hati Har, jalan yang ke rumah mu itu rawan begal kalau malam begini." Nah itu baru pesan yang benar, tidak seperti Roni tadi yang menyuruhku hati-hati pada makhluk halus.

"Iya pak, tenang saja. Kalau begalnya enggak bawa senjata, aku pasti bisa menghadapi mereka. Nah beda lagi ceritanya kalau mereka bawa clurit ya mending tak kasihkan aja tuh motor bututku, soalnya aku belum belajar ilmu kebal." Kedua bapak itu tertawa terbahak mendengar celotehku, entahlah padahal aku merasa tidak ada yang lucu.

"Mau ngopi dulu nggak le, bahaya kalau ngantuk juga." Pak Irwan menawariku kopi hitam seperti yang sedang mereka minum saat ini. Sebenarnya tidak enak mau menolak tapi aku paling tidak bisa minum kopi hitam, asam lambung bisa langsung meroket.

"Enggak pak, kebetulan tadi sudah ngopi sebelum kalian datang."

"Yo wis, kamu hati-hati ya. Ehh tadi si Roni kenapa, lagi bahagia benget kelihatannya sampai senyam senyum sendiri?" Ternyata pak Hari juga berpikir sama sepertiku.

"Aku juga nggak tau pak, sudah kutanya tapi nggak mau cerita ya sudah. Aku nggak bisa maksa," jawabku, Roni itu sebenarnya anaknya super polos beberapa kali ketipu sama orang makanya kami khawatir.

"Semoga saja nggak seperti yang sudah-sudah ya.. Kasihan dia, cuma pengin punya pacar tapi koh malah ketipu terus. Sudah aku jodohkan sama keponakan ku tapi dia nggak mau, seleranya terlalu tinggi." Deg! Aku merasa tersindir oleh ucapan pak Hari, apa mengharapkan tante Jelita juga termasuk ketinggian buat ku. Tapi kan jodoh nggak ada yang tau, yang penting aku nggak pernah ketipu sama perempuan.

Aku mengedarai motor bututku memecah jalanan yang cukup sepi. Kota tempat tinggalku bukanlah kota besar jadi jam sembilan saja sudah sepi, di sini juga sama sekali tidak ada tempat hiburan malam seperti kota sebelah. Kutambah kecepatan motorku karena kendaraan yang lain mulai langka, tiba-tiba aku teringat pesan pak Heri padaku tentang begal. Sebenarnya aku tidak serius mau memberikan motorku, meski butut begini tapi masih bisa aku pakai dan aku juga belum punya cukup uang untuk membeli motor baru.

"Apa itu di depan, sepertinya ada orang yang dalam masalah," gumamku saat melihat ada beberapa orang yang berhenti di pinggir jalan. Firasatku sudah buruk saat mendengar salah satu dar mereka berteriak meminta tolong.

"Apa aku ketemu begal beneran?" Aku bersiap kabur, tanganku sudah siap menarik gas. Kabur adalah jalan yang benar saat ini, jalanan itu sangat sepi dan rumah warga juga jauh dari sini. Kalau aku kenapa-napa tidak akan ada yang menolongku.

"Tolloooong...." Sepertinya itu suara perempuan. Bagaimana ini, apa aku biarkan saja atau menolongnya. Tidak Haris, saat ini bukan waktunya jadi pahlawan kemalaman, nyawa dan motor lebih penting.

"Tolooong... ada begaalll tolong...!!" Perempuan itu berteriak semakin kencang saat motorku semakin dekat, sepertinya dia mencoba meminta tolong padaku. Aku mencoba menutup telinga dan tidak memperdulikan teriakan itu.

Maaf, aku tidak bisa menolong. Ku tarik gas sekencang-kencangnya. Melewati mereka yang sedang bersitegang, aku bahkan tidak berani menoleh. Bukan aku takut tapi kalau lawan bawa senjata aku tidak begitu percaya diri.

"Huuhh akhirnya sudah jauh juga." Aku menghela nafas lega, ehh tapi kenapa aku jadi kepikiran korbannya tadi. Bagaimana kalau para penjahat itu nekat mencelakai korbanya, apa aku juga akan jadi orang jahat kalau membiarkan begitu saja kejahatan di depan matanya. Kalau begitu untuk apa aku jadi petugas keamanan kalau menolong satu orang saja tidak bisa, bagaimana aku mau melindungi pabrik dan para karyawannya.

Siaall, sepertinya aku tidak akan bisa tidur nyenyak nanti kalau tidak menolong korban.

"Hai... beraninya sama perempuan, apa kalian b*nci?!" teriakku saat tiba di lokasi.

Dua pria yang berbadan besar itu menoleh padaku, ralat badannya memang besar tapi bukan berotot tapi karena gendut. Beda denganku yang berotot dimana-mana.

"Siapa kau, apa kau sudah bosan hiduphah!! Berani sekali mengganggu kesenangan kami!"

Apa kesenangan? Kesenangan kepalamu! Aku ikut emosi saat melihat korban yang berjenis perempuan itu terlihat berantakan, kancing baju yang dia pakai sudah terlepas sebagian. Kejam sekali pria-pria itu, bukan hanya ingin menguasai hartanya tapi tubuh si korban juga, fix kalau mereka sudah berhasil menodai wanita itu pasti setelah itu mereka tidak akan segan melenyapkan nyawa korban.

"Kalian bedebah!! Apa nggak cukup bawa motornya saja, kenapa harus menodai korban kalian!" Aku menngulung lenganku sampai ke siku, ehh maaf lupa seragamku kan lengan pendek.

"Hahaha... ini namanya sekali dayung dua tida pulau terlampaui. Apa kau tidak tau peribahasa itu anak muda?" Mereka tertawa, ya nikmati saja selagi bisa tertawa. Sebentar lagi aku akan membuat kalian menangis darah.

"Hiks... hiks... tolong saya..." Aku kembali melihat si korban yang sudah beruraian air mata. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi padanya kalau tadi aku tidak kembali.

Aku akan menolongmu dan menyingkirkan dua bedebah tua bangka ini. Aku memberi isyarat pada wanita itu agar menjauh, stidaknya kalau aku kalah, dia bisa kabur dan mencari pertolongan.

Terpopuler

Comments

𝐘𝐖💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ

𝐘𝐖💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ

Jd tmbh pnasaran 🤭🤭🤭 ... Lnjtkn,Adeq 👍🌹❤️🤗😘

2022-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kehidupanku di Pagi Hari
2 Bab 2. Seperti Dejavu
3 Bab 3. Ternyata...
4 Bab 4. Pesonaku
5 Bab 5. Pahlawan Kemalaman
6 Bab 6. Mengalahkan Begal
7 Bab 7. Menjelaskan
8 Bab 8. Tanpa Jarak
9 Bab 9. Diperhatikan
10 Bab 10. Bukan Tipenya
11 Bab 11. Ingin Marah
12 Bab 12. Insiden Kecil
13 Bab 13. Kejutan di Pagi Hari
14 Bab 14. Gadis Manis
15 Bab 15. Mencoba Menjauh
16 Bab 16. Gerebeg
17 Bab 17. Keinginan Ibu
18 Bab 18. Aku sebenarnya Mengaguminya
19 Bab 19. Sesuatu yang tak terduga
20 Bab 20. Rencana dan Harapan
21 Bab 21. Ibu Bermalam di Rumah Tante Jelita
22 Bab 22. Sisi Lemah Tante Jelita
23 Bab 23. Ternyata Karena...
24 Bab 24. Mantan Suami
25 Bab 25. Akhirnya saling tau
26 Bab 26. Kebersamaan
27 Bab 27. Mencoba Pengertian
28 Bab 28. Keisengan Tante
29 Bab 29. Keisengan lagi
30 Bab 30. Dijodohkan
31 Bab 31. Banyak Pikiran
32 Bab 32. Menghadapi Istri Bos
33 Bab 33. Terpaksa berkhianat
34 Bab 34. Terjebak
35 Bab 35. Ternyata Pak Irwan...
36 Bab 36. Bertemu Pilihan Ibu
37 Bab 37. Dia Bersikeras
38 Bab 38. Tante Jelita sudah tau
39 Bab 39. Menyusun strategi
40 Bab 40. Rencana
41 Bab 41. Di Mobil
42 Bab 42. Satu Petunjuk
43 Bab 43. Berbagi
44 Bab 44. Mencari Cara
45 Bab 45. Ibu Berlebihan
46 Bab 46. Tidak Bersemangat
47 Bab 47. Detik-detik Pernikahan
48 Bab 48. Kita Pulang Bu.
49 Bab 49. Mahar Recehan
50 Bab 50. Ayah dari anak dalam kandungan?
51 Bab 51. Borok yang Terungkap
52 Bab 52. Menuai Hasil
53 Bab 53. Bertemu Mantan Ipar menyebalkan
54 Bab 54. Adik Ipar menyebalkan
55 Bab 55. Hanya pada Mas Haris
56 Bab 56. Bernyanyi
57 Bab 57. Mengurangi Beban
58 Bab 58. Kenang-kenangan
59 Bab 59. Tante Jelita
60 Bab 60. Aku Mau Kawin, Bu.
61 Bab 61. Pikirkan lagi Nak..
62 Bab 62. Ibu Setuju
63 Bab 63. Datang ke Toko
64 Bab 64. Tante Jelita dalam Bahaya
65 Bab 65. Membabi Buta
66 Bab 66. Kebaikan Tante Jelita
67 Bab 67. Cincin Warisan
68 Bab 68. Digerebeg
69 Bab 69. Mati Kutu
70 Bab 70. Tunangan
71 Bab 71. Dipingit
72 Bab 72. Jalan-jalan dengan Camer
73 Bab 73. Pembalasan Mantan
74 Bab 74. Jangan Sakiti Putriku!
75 Bab 75. Aksi Penyelamatan Sasha
76 Bab 76. Bertahanlah Mas Haris
77 Bab 77. Sudah Jalannya
78 Bab 78. Hamil Anak Siapa?
79 Bab 79. Pasrah dan Iklas
80 Bab 80. Aku Anakmu
81 Bab 81. Terbangun
82 Bab 82. Pengakuan
83 Bab 83. Mas Cepet ...
84 Bab 84. Harus bekerja keras
85 Bab 85. Sudah Sah
86 Bab 86. Tantangan
87 Season2 episode 1
88 Season2 episode 2
89 Season2 episode 3
90 Season2 episode 4
91 season2 episode 5
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1. Kehidupanku di Pagi Hari
2
Bab 2. Seperti Dejavu
3
Bab 3. Ternyata...
4
Bab 4. Pesonaku
5
Bab 5. Pahlawan Kemalaman
6
Bab 6. Mengalahkan Begal
7
Bab 7. Menjelaskan
8
Bab 8. Tanpa Jarak
9
Bab 9. Diperhatikan
10
Bab 10. Bukan Tipenya
11
Bab 11. Ingin Marah
12
Bab 12. Insiden Kecil
13
Bab 13. Kejutan di Pagi Hari
14
Bab 14. Gadis Manis
15
Bab 15. Mencoba Menjauh
16
Bab 16. Gerebeg
17
Bab 17. Keinginan Ibu
18
Bab 18. Aku sebenarnya Mengaguminya
19
Bab 19. Sesuatu yang tak terduga
20
Bab 20. Rencana dan Harapan
21
Bab 21. Ibu Bermalam di Rumah Tante Jelita
22
Bab 22. Sisi Lemah Tante Jelita
23
Bab 23. Ternyata Karena...
24
Bab 24. Mantan Suami
25
Bab 25. Akhirnya saling tau
26
Bab 26. Kebersamaan
27
Bab 27. Mencoba Pengertian
28
Bab 28. Keisengan Tante
29
Bab 29. Keisengan lagi
30
Bab 30. Dijodohkan
31
Bab 31. Banyak Pikiran
32
Bab 32. Menghadapi Istri Bos
33
Bab 33. Terpaksa berkhianat
34
Bab 34. Terjebak
35
Bab 35. Ternyata Pak Irwan...
36
Bab 36. Bertemu Pilihan Ibu
37
Bab 37. Dia Bersikeras
38
Bab 38. Tante Jelita sudah tau
39
Bab 39. Menyusun strategi
40
Bab 40. Rencana
41
Bab 41. Di Mobil
42
Bab 42. Satu Petunjuk
43
Bab 43. Berbagi
44
Bab 44. Mencari Cara
45
Bab 45. Ibu Berlebihan
46
Bab 46. Tidak Bersemangat
47
Bab 47. Detik-detik Pernikahan
48
Bab 48. Kita Pulang Bu.
49
Bab 49. Mahar Recehan
50
Bab 50. Ayah dari anak dalam kandungan?
51
Bab 51. Borok yang Terungkap
52
Bab 52. Menuai Hasil
53
Bab 53. Bertemu Mantan Ipar menyebalkan
54
Bab 54. Adik Ipar menyebalkan
55
Bab 55. Hanya pada Mas Haris
56
Bab 56. Bernyanyi
57
Bab 57. Mengurangi Beban
58
Bab 58. Kenang-kenangan
59
Bab 59. Tante Jelita
60
Bab 60. Aku Mau Kawin, Bu.
61
Bab 61. Pikirkan lagi Nak..
62
Bab 62. Ibu Setuju
63
Bab 63. Datang ke Toko
64
Bab 64. Tante Jelita dalam Bahaya
65
Bab 65. Membabi Buta
66
Bab 66. Kebaikan Tante Jelita
67
Bab 67. Cincin Warisan
68
Bab 68. Digerebeg
69
Bab 69. Mati Kutu
70
Bab 70. Tunangan
71
Bab 71. Dipingit
72
Bab 72. Jalan-jalan dengan Camer
73
Bab 73. Pembalasan Mantan
74
Bab 74. Jangan Sakiti Putriku!
75
Bab 75. Aksi Penyelamatan Sasha
76
Bab 76. Bertahanlah Mas Haris
77
Bab 77. Sudah Jalannya
78
Bab 78. Hamil Anak Siapa?
79
Bab 79. Pasrah dan Iklas
80
Bab 80. Aku Anakmu
81
Bab 81. Terbangun
82
Bab 82. Pengakuan
83
Bab 83. Mas Cepet ...
84
Bab 84. Harus bekerja keras
85
Bab 85. Sudah Sah
86
Bab 86. Tantangan
87
Season2 episode 1
88
Season2 episode 2
89
Season2 episode 3
90
Season2 episode 4
91
season2 episode 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!