Sarah mendengar penjelasan, Bu Rina tetang kurikulum mata pelajaran baru. fokus Sarah teralih kan, pada Pak Tatang berdiri di depan pintu kelas. Ibu Rina mendatangin Pak Tatang, Sarah hanya melihat, gak mungkin dengar apa yang di bicara kan Bu Rina dengan Pak Tatang.
Pak Tatang pergi, Bu Rina mendatangi Sarah. " Sarah kamu di minta keruangan kepala sekolah !" Bu Rina balik ke depan, Sarah merapikan buku sebelum meninggal kan kelas.
" ada apa sih " batin Sarah bertanya, selama ini ia tidak pernah melakukan kesalahan.
di depan ruangan kepala sekolah , ada bangku panjang. Sarah gugup , hingga apa yang ada di bangku terlewat begitu saja. Ifan melihat Sarah dari awal datang , ingin menyapa tapi Sarah kayak nya terlalu fokus, hingga tidak melihat Ifan ada di situ.
" tok, tok , " Sarat mengetuk pintu dengan hati cemas. " masuk , " suara dari dalam mempersilah kan Sarah masuk. Sarah menarik nafas dalam sebelum masuk, tak luput dari perhatian Ifan . " huf gak liat sama sekali " Ifan menggerutu, kesal seakan Sarah menganggap nya tunggul.
baru saja Ifan kesal, kepala Reka nyembul dari balik pintu . " Fan sini masuk , " Ifan memutar bola mata malas. gak seharus nya ia ikut, ninggalin pekerjaan, tapi mau gimana sudah terlanjur. dengan malas Ifan masuk juga.
Ifan gak ingin di anggap gak sopan, masuk karena menghargai Bapak kepala sekolah, " bantu teman biar sukse gak papa lah " batin Ifan.
" duduk Ifan , " kepala sekolah persilah kan Ifan duduk. " Sarah itu satu lagi kenalin , " Sarah bangun dari duduk untuk menyalami Ifan. sesaat Sarah terpaku senyum Ifan, tidak pernah ia lupakan. " Kak Ifan," desis Sarah, Ifan dan lain nya dapat mendengar suasana hening saat itu.
" ya ini saya , " Ifan gak ingin Sarah salah mengenali orang. dua mata mereka bertemu, Ifan melihat kerinduan di mata Sarah.lama meraka berjabat tangan, Reka usil mendahem sekeras-keras nya. Sarah malu buru-buru menarik tangan nya, begitu juga Ifan kikuk sesaat menggaruk kepala yang tak gatal.
" nah udah kenal kan semua, " ucap kepala sekolah mengulum senyum. " ya pak " jawab Sarah dan Ifan serentak, jadi pusat perhatian yang lain tentu nya. " Sarah bapak mintak kamu bantu, abang-abang kamu ini selama mereka di sekolah kita , " Sarah bingung, tapi yaudah lah ikutin aja ntar juga ngerti" fikir Sarah.
Sarah kembali ke kelas untuk mengambil tas yang masih tertinggal di laci meja . " hhmm " suara daheman membuat Sarah menoleh, " kak Ifan " desis Sarah. Ifan melangkah masuk mumpung sepi satu kesempatan pikir Ifan , Sarah merasa detak jantung nya gak bisa dia atur , " huff tenang tenang " Sarah menenangkan debar jantung nya . Ifan langsung duduk, Sarah menunduk tidak berani besitatap. " Sarah mau pulang ya?" Ifan memulai percakapan. " i... iya kak " jawab sarah menunduk dalam .
Sarah gak tau harus berbuat apa Ifan kini terlalu dekat. " boleh Kakak antar ya!? " Ifan ingin bicara lebih bebas lagi. Sarah diam nampak berfikir.
" aduh gimana ini harus kah kak Ifan tau aku tinggal di panti, " Sarah monolok sendiri. Ifan menunggu jawaban Sarah , Ifan coba menelisik wajah di depan nya, seakan tau Sarah sungkan, ifan memutus kan untuk tidak memaksa Sarah.
" yaudah kalau kamu keberatan gak papa " Ifan bangkit ingin meninggal kan Sarah. " tunggu Kak " panggil Sarah gak guna malu fikir nya. Ifan menghentikan langkah seperti trik nya berhasil Ifan hampir jingkrak kalau gak malu dengan Sarah.
Ifan dan Sarah berjalan bersisian walau belum ada percakapan nampak mereka begitu dekat. Rian hanya mampu berdecak geram, kenapa Ifan bisa segampang itu dekat dengan Sarah, sedang Rian sudah lumayan lama mengejar Sarah selalu dapat ketusan.
" huh kenapa dia suka yang lebih dewasa, apa kurang nya aku " Rian berkaca di kaca spion mobil nya. Sarah dan Ifan melewati Rian yang kini berada di parkiran.
semakin geram Rian, Sarah tidak menoleh untuk melihat nya ," apa aku kasat mata hingga segini besar bisa gak nampak " Rian ngedumel sendiri.
" Sarah kita ngobrol sebentar boleh!?" pinta Ifan penuh harap, Sarah pun mengangguk tanda setuju.sekali lagi Ifan senang meninju udara sambil berteriak yess dalam hati.
mereka duduk sangat dekat, harum maskulin Ifan terhirup Sarah sangat menenangkan batin nya. Ifan mengatur detak jantung nya dengan bekali-berkali tarik nafas buang perlahan.
" Sarah" panggil Ifan ingin mulai ngobrol. " iya kak" jawab Sarah menoleh, sesaat mata mereka bertemu, saling menyelami kerinduan masing-masing. hingga Ifan gak tahan untuk bertanya tentang rindu Sarah untuk nya.
" kamu gak kangen sama kakak," Ifan merasa dirinya sangat konyol bertanya seperti itu.
" kangen kak" jawab Sarah dengan suara pelan nyaris hampir tidak dapat di dengar. Ifan terlonjak senang, " boleh kakak peluk kamu" pinta Ifan spontan gak mikir kalau mereka lagi di taman kota. Sarah malu sebenar nya tapi perasaan rindu yang sudah menahun, membuat Sarah mengiya kan permintaan Ifan.
Ifan langsung merangkul Sarah, walau kaget Sarah juga gak nolak karena mereka memang sama-sama rindu.
lama mereka saling menyalur kan kerinduan walau cuma lewat pelukan dari samping, Ifan beberapa kali mencium kepala Sarah. " kak apa kakak gak takut pacar nya marah," pertanyaan tak terpikir tapi begitu saja lolos dari mulut Sarah.
"DEGGG..." Ifan sadar dengan pertanyaan Sarah, perlahan Ifan mengendur kan pelukan nya. sungguh Ifan lupa kalau ia sudah punya Jovanka. Sarah lemas diam nya Ifan dan tidak memeluk nya lagi, sudah sebagai jawaban kalau laki-laki yang selama ini dia rindukan sudah milik orang lain.
Ifan menyusuri hati nya siapa yang paling sangat dia ingin kan Sarah atau Jovanka waktu begitu cepat. Sarah merasa udah gak mungkin meraih Ifan apa lagi usia mereka berbeda "tentu kak Ifan udah menikah" batin Sarah .
Ifan belum bisa temukan jawaban siapa yang punya posisi dominan di hati nya.
" Kakak udah menikah ya?" pertanyaan konyol keluar begitu saja dari bibir tipis Sarah. " menurut kamu" Ifan merasa tidak suka dengan pertanyaan Sarah. " Sarah kan cuma tanyak kalau memang benar.....Sarah sakit hati, " ucapan Sarah terbata tapi ujung ucapan Sarah tidak dapar di dengar Ifan.
" kalau memang benar kenapa Sarah" Ifan minta Sarah melanjut kan omongan nya. Sarah diam membenahi duduk nya agar lebih bisa menatap Ifan, " kakak dari sejak kita berpisah Sarah selalu merindukan kakak" ucap Sarah dengan mata mulai panas. Ifan terpaku senang ternyata Sarah sama seperti diri nya." kakak juga selalu merindukan kamu " ucap Ifan di liputi haru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments