Novi mulai terbiasa menghadapi perlakuan mertua kepadanya.mertua selalu menyuruh dia mengerjakan pekerjaan rumah,walau hatinya sedih ,ia turuti juga perintah mertuanya,seperti saat ini.
"Novi,bersihkan kamar wulan dan Nia,jangan lupa ganti seprai,,setelah itu pel!."
"Iya ma,saya selesaikan mengepel yang ini dulu,setelah itu baru saya kekamar ,Nia dan Wulan".
Mama hanya mendehem , mendengar ucapan Novi.Kedua adik Remon kerjanya hanya nonton tv.ia tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah,Sejak kecil,mertuanya selalu menyuruh novi mengerjakan pekerjaan rumah ,walau ada pembantu, mertuanya tak pernah menyuruh pembantu untuk membersihkan dan mengepel kamar merekaNovi di perlakukan seperti pembantu.ketika anak dan mamanya duduk di muka tv mereka berbincang bincang.
"Ma,mama kok menyuruh kakak ipar membersihkan kamar kita,kalau Mas Remon tahu,bisa bisa kita berdua kena marah ."
Mama tersenyum,ia tampak tidak menyukai Novi.
"Jangan sampai Remon tahu ,Remon tahunya kita baik sama istrinya."
"Ma,kok mama masih benci sekali sama kakak ipar." Adiknya masih penasaran,
"Ia menjebak masmu,mama yakin sekali,mama sakit hati Remon nikah grebek sama wanita yang tak tahu asal usulnya ,mama tidak akan membiarkan ia ke enakan di rumah ini"
Kedua wanita itu,akhirnya mengerti kenapa mamanya sangat tidak suka dengan kakak iparnya dan mengerjainya,setahu mereka mamanya tidak sejahat itu.
"Ma!,kemarin mas Remon berkata,saya harus menghormati kakak ipar kalau tidak ia tak jadi membuatkan rumah untuk kami berdua."
Mama tampak kesal pada Novi.
"Pasti wanita itu yang menghasut Remon,heran ,katanya awalnya tak saling kenal,tapi perhatiannya seperti sepasang kekasih yang sudah lama bersama saja,saya heran dengan Remon,mungkin ia di pelet sama wanita itu.".
Kedua anaknya saling pandang mereka diam,mendengar ucapan mamanya.
Novi sibuk dengan pekerjaanya,setelah pekerjaan nya selesai jam tiga sore,Novi baru masuk kekamarnya dan mandi,setelah itu ia melepaskan penat, ia berbaring di kasur,tak lama ia tertidur nyenyak
Remon setiap hari sebelum pulang ia selalu menyempatkan berjalan dengan pacarnya friska, setelah mereka dari butik,mereka makan di restoran.
"Mas kapan kita jalan ke Jepang,saya ingin sekali ke sana."
Remon tersenyum mendengar permintaan Frika,ia menatap Friska,yang ditatap menatap manja padanya.
"Saya sekarang sangat sibuk Friska,lain kali kalau,sudah tidak sibuk lagi,saya akan membawa kamu ke sana."
Friska terdian mendengar ucapanRemon,ia nampak kecewa.Melihat hal itu Remon tersenyum.
"Kalau wajah kamu begitu,berkurang dong cantiknya,sekarang ini saya sangat sibuk,mungkin dua bulan lagi,kesibukan saya berkurang"
Wajah Friska kembali tersenyum,ia kelihatan senang,Remon membelai rambut Friska,ia kelihatan sangat sayang padanya.
"Janji ya,dua bulan lagi saya tidak mau,setelah dua bulan, mas tidak bisa pergi kerna sibuk ,saya akan marah lho mas.."
Remon tersenyum dan menganggukan kepala.
Setelah makan, Remon mengantar Friska ke apartemen ,setelah itu Remon pulang kerumahnya.
Remon sampai di rumah jam sepuluh malam,ia tak melihat seorang pun di rumah itu Remon langsung masuk kekamarnya,ketika ia masuk,dilihatnya Novi belum tidur,ia sedang melihat hp,ia tidak melihat pada Remon,Remon mendekati Novi.
"Novi,apa yang kamu lihat,mengapa kamu belum tidur."
Novi melirik Remon sesaat ,ia masih memainkan hpnya,Remon duduk berhadapan dengan Novi,Novi melihat sebentar ,ia tersenyum tapi masih mengetik hp.Remon memperhatikan tingkah Novi yang tak mengacuhkan kedatangannya.Setelah mengetik selesai, ia meletakan hpnya di meja rias.Remon masih memandang Novi,gadis itu Grogi dan akhirnya ia tersenyum dipaksakan.
"Kamu cetting dengan siapa?,sampai sampai kamu tidak mengacuhkan saya."
Novi tersenyum manis,ia melihat Remon,
"Teman saya di kampung dulu bertanya,bagai mana kabar saya,ia tidak tahu,saya sudah tidak di kampung dan sekarang sudah menikah,teman saya itu sudah di luar negeri mengikuti orang tuanya."
"Teman kamu laki laki atau perempuan yang menghubungi kamu Novi?"
"Perempuan, ia sekarang kuliah di luar negeri ia tinggal bersama orang tuanya,teman saya kebanyakan kuliah,karna saya sebatang kara ,saya tidak mampu untuk kuliah"
Remon menatap Novi sejenak,ia seperti ingin membicarakan sesuatu,Novi menunggu ucapan Remon.
"Novi,ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu,kita berdua baru beberapa hari ini berjumpa,kita di pertemukan ,karna ada suatu peristiwa,tentu sebelumnya kita bertemu ,kita berdua mempunyai kehidupan pribadi masing masing,maksud saya,mari kita jalani kehidupan kita seperti kita belum bertemu."
Novi tampak kurang mengerti maksud Remon,Remon tampak berpikir,ia ingin menjelaskan ,dengan sejelas jelasnya agar Novi mengerti maksudnya.
"Saya mempunyai pacar,saya sangat mencintainya,saya masih ingin berhubungan dengannya.tapi saya tetap bertanggung jawab atas pernikahan kita"
Novi terdiam mendengar ucapan Remon,walau ia tidak kawin cinta,tapi hatinya terasa sakit mendengar ucapan Remon,melihat Novi tertunduk Remon merasa tak enak sama Novi.
"Novi,kita berdua tidak saling cinta,kamu bebas dengan kehidupan kamu saya bebas juga dengan kehidupan saya,kita saling menjaga saja."
"Mas Remon,bagaimana kalau kita cerai saja,tidak ada yang di rugikan di antara kita,kita hanya di paksa nikah,kita tidak melakukan perbuatan tercela."
Remon mengelengkan kepalanya,ia tidak setuju usul Novi,ia menatap tajam Novi.
"Saya tidak ingin kita bercerai kita baru menikah,apa kata warga kampungmu nanti mereka akan mentertawakan kita Novi,kita jalani saja dulu,bukankah sudah saya katakan,saya akan bertanggung jawab pada mu!."
Novi terdiam,ia menundukan kepalanya,ia membenarkan ucapan Remon,jalau ia bercerai ia pasti pulang kekampungnya,melihat ia jwmbali pasti orang kampung mentertawakannya, Remon memperhatikan Novi.
"Novi kita jalani saja pernikahan ini,kalau kita sama sama ingin berpisah, baru kita pisah,tapi harus di ingat harus sama sama,bukan salah satu ingin berpisah"
Novi heran dengan pikiran yang ada di kepala remon,
"Pernikahan apa seperti ini,enak di dia tak enak untuk saya." Novi bicara pelan sekali
"Kamu bicara apa!,saya kurang mendengar."
Novi terkejut mendengar pertanyaan Remon,ia sepontan menutup mulutnya,dan tersenyum .
"Tidak ada,pokoknya terserah mas saja,yang saya pikirkan sekarang saya ingin bekerja,saya tidak suka hanya di rumah setiap hari."
"Untuk apa kamu bekerja,saya ingin istri saya di rumah saja, menunggu saya pulang"
"Mas ini lucu,mas menganggap ,seperti kita berdua suami istri beneran lagi pula saya bukan tipe orang yang berdiam di rumah saja"
Remon heran ia berdiri,ia merasa kurang senang mendengar ucapan Novi. ia mendekati Novi,
"Kita berdua nikah lho,kita sah suami istri,apa kamu mengira kita menikah main main!."
Novi terdiam ,hatinya berkata,
"Ia masih pacaran sama pacarnya,saya tak boleh protes,jalani saja kehidupan seperti sebelum menikah,apa itu pernikahan sungguhan,dasar egois,mau enak sendiri,"
"Apa yang kamu pikirkan,pergilah tidur,saya mau mandi dulu".
Sepertinya Remon tahu jalan pikiran Novi.
Setelah berkata,Remon pergi mandi.
Novi membaringkan badannya,melihat ke bola lampu di kamarnya pikirannya tampak menerawang jauh.ia termenung,
Tak di sangkah ,hidup saya seperti ini,pernikahan tak seperti yang saya harapkan, punya suami tapi tak mencintainya,suaminya mencintai orang lain,bisakah saya bertahan ya?,ini ujian ,saya harus tabah,saya harus kuat,saya harus naik kelas,ah!,saya seperti orang gila sekarang."
Novi bicara sendiri ia meremas rambutnya,sambil menatap lampu kamar,untung Remon masih di kamar mandi tak melihat ia bicara sendiri.
Hari liburkali ini Remon berada di rumah,setelah pulang joging ia minum kopi,ia duduk di taman tempat keluarga bersantai .Ia duduk bersama ibu dan kedua adiknya.
"Mas,katanya mas mau membuatkan rumah untuk saya,kapan mas?."
Remon melihat pada adiknya
"Sudah dapat lokasi yang kamu inginkan?"
Adiknya mengangguk ia melihat pada mamanya yang mendengarkan percakapan mereka.
"Saya sudah melihat bersama mama,tinggal persetujuan mas saja".
"Kalau begitu kapan kita lihat,kalau sudah cocok nanti kita beli,dan secepatnya di bangun,sudah dapat kamu model rumahnya,kalau sudah kita bangun secepatnya."
Adik Remon merasa senang sekali mendengar ucapan Remon,Remon tersenyum melihat adiknya sangat senang.
"Tapi bicarakan juga sama suami kamu,walau mas yang membuat rumah untuk kamu,istri yang baik harus mendengarkan suaminya.
Sang adik menganggukan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
"Jangan Sebut Aku Pelakor" hadir memberi like...
2022-08-11
0
Nonheni Urupoda
Suami egois kamu Ramon dasar maunya enak di kamu sedangkan Novi?? dapat mertua dan adik ipar juga sama saja sebaiknya ayo Novi minta aja cerai dari pada sakit hati diberlakukan seperti pembantu dan punya suami egois.
2022-06-28
1